Perbesaran : 10 x 10
Jenis jamur :
Aspergilus oryzae Kami melakukan pengamatan terhadap nasi yang telah basi yang
berair dan berbau. Yang kami lihat adalah serat-serat seperti benang halus yang berupa hifa serta sporangium yang berukuran
cukup besar.
6. PEMBAHASAN
Jamur pada tempe
Rhizopus oryzae Rhizopus oryzae
Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe. Jamur ini aman dikonsumsi karena tidak
menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat. Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak
kompleks menjadi trigliserida dan asam amino. Selain itu jamur ini juga mampu menghasilkan protease. Menurut Sorenson dan
Hesseltine 1986, Rhizopus oryzae tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian, semakin lama waktu fermentasi, pH tempe
semakin meningkat sampai pH 8,4, sehingga jamur semakin menurun karena pH tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur.
Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air untuk jamur lebih sedikit dibandingkan dengan
bakteri. Selain pH dan kadar air, jumlah nutrien dalam bahan juga dibutuhkan oleh jamur.
Ciri-ciri : - Koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu
- Stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan,
- Sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok hingga 5 sporangiofora
- Rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora sporangia globus atau sub globus
dengan dinding berspinulosa duri-duri pendek, yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak
- Kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar
- Spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder.
Cara Reproduksi Rhizopus bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi
secara aseksual adalah dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi seksualnya dengan konjugasi.
Klasifikasi jamur tempe Kingdom
: Fungi Divisi
: Zygomycota Class
: Zygomycetes Ordo
: Mucorales Familia
: Mucoraceae Genus
: Rhizopus Species
: Rhizopus oryzae
Jamur pada oncom
Neuspora sitophila Pertumbuhan jamur ini yang sangat pesat, warna jingganya yang
khas, serta bentuk spora konidia yang berbentuk seperti tepung merupakan ciri-ciri khas kapang ini.
Dalam kehidupan sehari-hari kapang Neurospora telah
memegang peranan penting terutama dalam pengolahan makanan fermentasi.
Kapang Neurospora telah dimanfaatkan untuk
membuat oncom yang sangat populer bagi masyarakat Jawa Barat. Nama Neurospora berasal dari kata neuron = sel saraf, karena
guratan-guratan pada sporanya menyerupai bentuk akson. Jamur oncom termasuk dalam kelompok kapang jamur berbentuk
filamen. Sebelum diketahui perkembangbiakan secara seksualnya, jamur oncom masuk ke dalam kelompok Deuteromycota, tetapi
setelah diketahui fase seksualnya teleomorph, yaitu dengan
pembentukan askus, maka jamur oncom masuk ke dalam golongan Ascomycota.
Klasifikasi jamur oncom Kingdom
: Fungi Phylum
: Ascomycota Subphylum
: Pezizomycotina Class
: Ascomycetes Ordo
: Sordariales Familia
: Sordariaceae Genus
: Neurospora Species
: Neuspora sitophila
Jamur pada roti basi
Rhizopus stolonifer Rhizopus stolonifer merupakan salah satu dari jenis jamur
Zygomycotina. Jenis jamur ini memiliki hifa pendek bercabang- cabang dan berfungsi sebagai akar rizoid untuk melekatkan diri
serta menyerap zat-zat yang diperlukan dari substrat. Selain itu, terdapat pula sporangiofor hifa yang mencuat ke udara dan
mengandung banyak inti sel, di bagian ujungnya terbentuk sporangium sebagai penghasil spora, serta terdapat stolon hifa
yang berdiameter lebih besar daripada rizoid dan sporangiofor. Berikut adalah gambar dari Rhizopus Stolonifer :
Gambar 1. Rhizopus Stolonifer. Klasifikasi dari Rhizopus Stolonifer adalah sebagai berikut :
Kingdom : Fungi
Phylum : Zygomycota
Class : Zygomycota
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus :
Rhizopus Species
: Rhizopus stolonifer
Rhizopus Stolonifer mempunyai beberapa karakteristik diantaranya : dapat tumbuh pada suhu 5
o
C – 37
o
C, tetapi pertumbuhan optimumnya yaitu pada suhu 25
o
C. AW berkisar pada 0,93 tetapi di laboratorium telah terjadi pertumbuhan pada MY50G
agar mudah 0,89 aw seperti beberapa lainnya mucorales, R.stolonifer dapat tumbuh di bawah kondisi anaerobik.
Rhizopus Stolonifer dapat hidup tumbuh pada roti atau buah- buahan lunak. Dalam hal ini Rhizopus Stolonifer terutama banyak
dijumpai pada roti dan menyebabkan kerusakan pada roti tersebut. Hal tersebut dikarenakan spora tersebut berada pada udara, tanah
ataupun diri kita, yang kemudian apabila jatuh pada roti maka spora tersebut akan tumbuh dengan sangat cepat.
Organisme ini menyebabkan cetakan roti menjadi hitam dengan membentuk permukaan halus dari roti yang lembab menggembung
ke angkasa. Miselium dari R.stolonifera adalah yang terdiri atas tiga jenis haploid yang berbeda hyphae. Bagian terbesar dari miselium
terdiri dari dengan cepat bertumbuh hyphae yang bersifat senositik multinucleate dan takbersekat tidak yang dibagi oleh dinding
lintang ke dalam sel-sel atau kompartemen-kompartemen. Dari ini semua, cincin busur hyphae geragih-geragih dibentuk. Geragih-
geragih dari rizoid-rizoid di mana saja ujung-ujung mereka berhubungan substrat. Sporangia membentuk di ujung
sporangiofor-sporangiofor, yang bersifat cabang lurus membentuk secara langsung di atas rizoid-rizoid. Masing-masing sporangium
mulai sebagai suatu bengkak ke dalam dimana sejumlah nucleus mengalirkan, dan itu adalah pada akhirnya dikerat dari
sporangiofor-sporangiofor oleh pembentukan suatu sekat. Protoplasma di dalam dibelah, dan suatu dinding sel dibentuk di
sekitar masing-masing spora. Sporangium menjadi hitam karena mendewasakan, memberi warna karakteristik cetakan nya. Masing-
masing spora, ketika dibebaskan, dapat berkecambah untuk menghasilkan suatu miselium yang baru.
Reproduksi seksual terjadi hanya antara tegangan kawin yang berbeda, yang biasanya berlabel + dan -. Meski tegangan yang
kawin secara analisis yang tak dapat dibedakan, mereka sering ditunjukkan dalam hidup diagram siklus sebagai bendera yang
berbeda. Ketika tegangan keduanya di dalamsudah dekat, menghasilkan hormone-hormon yang menyebabkan ujung hyphal
memasang bersama-sama dan mengembangkan ke dalam gametangia, yang menjadi terpisah dari sisa tubuh fungal oleh
pembentukan septa. Tembok kota antara keduanya menyentuh dan memecahkan gametangia, dan kedua protoplas-protoplas
multinucleate datang berkumpul. + dan - nucleus bergabung untuk membentuk suatu zigospora yang muda dengan beberapa nucleus
diploid. Zigospora lalu mengembangkan suatu tebal, mantel hitam keras dan menjadi tidur, sering kali untuk beberapa bulan-bulan.
Meiosis terjadi pada waktu perkecambahan. Zigospora membuka dan menghasilkan suatu sporangium yang serupa menghasilkan
sporangium dengan tidak berkelamin, dan daur hidup mulai kembali lagi. Berikut adalah gambar dari perkembangbiakan dari Rhizopus
Stolonifer.
Gambar 2. Siklus reproduksi R . Stolonifer Caroline Tong
Uji luncuran yang disiapkan dari Rhizopus stolonifera sporangia, mencatat pembedaan mycelia di dalam geragih-geragih, rizoid-
rizoid, dan sporangiofor-sporangiofor, sporangia dengan kolumela dan aplanospores spora-spora tidak motil. Juga menguji material
yang dipelihara dan luncuran yang disiapkan dari Rhizopus
stolonifera reproduksi seksual, mencatat berbagai langkah-langkah dari formasi zigospora.
Jamur Pada Nasi
Aspergilus oryzae Dari praktikum yang telah dilakukan, jamur aspergilus hanya
ditemukan pada satu sampel preparat,yakni pada nasi. Aspergilus merupakan jamur mikroskopis yang masuk kedalam divisi
Ascomycotina,dimana memiliki ciri-ciri terdiri dari suatu lapisan konidiofor yang panjang – panjang yang berbaur dengan miselia
aerial. Kepala konidia berbentuk bulat,berwarna hijau pucat agak kekuningan,dan bila tua menjadi coklat redup. Konidiofor berwarna
hialin dengan panjang 4 – 5 mm,dan umunya berdinding kasar. Vesikula berbentuk semi bulat dan berdiameter 40-80µm,berwarna
hijau,dan berdinding halus atau sedikit kasar. mempunyai hifa berseptat dan miselium bercabang, sedangkan hifa yang muncul
diatas permukaan merupakan hifa fertil, koloninya berkelompok, konidiofora berseptat atau nonseptat yang muncul dari sel kaki,
pada ujung hifa muncul sebuah gelembung, keluar dari gelembung ini muncul sterigma, pada sterigma muncul konidium–konidium
yang tersusun berurutan mirip bentuk untaian mutiara, konidium– konidium ini berwarna hitam, coklat, kuning tua, hijau yang
memberi warna tertentu pada jamur. Schlegel, 1994 Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa atau tunas dan
menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Sporanya tersebar bebas di udara terbuka sehingga inhalasinya tidak dapat
dihindarkan dan masuk melalui saluran pernapasan ke dalam paru. Tarigan, 1991. Spesies ini termasuk kosmopolit,dan dapat
ditemukan pada aneka substrat terutama pada makanan fermentasi. Namun pada pengamatan yang kami akukan jamur ini
hanya ditemukan pada nasi,padahal nasi bukanlah produk dari hasil olahan fermentasi. Hal ini dikarenakan karena Aspergilus dapat
berkembang biak dengan kadar gula yang cukup tinggi,begitu pula dengan nasi,nasi juga memiliki kandungan glukosa yang amat tinggi
sehingga Aspergilus dapat tumbuh dengan baik pada nasi yang telah basi.
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Class : Eurotiomycetes
Ordo : Plectascales
Familia : Trychocomaceae
Genus : Aspergilus
Species :
Aspergilus oryzae
7. KESIMPULAN