laporan pengamatan jamur

(1)

LAPORAN PENGAMATAN BIOLOGI

TENTANG JAMUR

NAMA : RIHLAH AMIRAH

KELAS : X MIA 1

1.

Tujuan pengamatan


(2)

b. Untuk mengetahui struktur tubuh jamur.

2.

Dasar teori

Jamur adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati atau eukariotik, berbentuk benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung kitin atau selulosa atau keduanya, heterotrof, absortif dan sebagian besar tubuhnya terdiri dari bagian vegetatif berupa hifa dan generatif yaitu spora.

Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh,pertumbuhan, dan reproduksinya.

Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa (Pelczar and Reid, 1958). Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.

Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atauhifasenositik.Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.

Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat. Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari ingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya,Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS). Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.


(3)

Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.

Jamur benang yang berukuran kecil dan biasanya bersifat uniseluler dapat diamati dengan mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.

3.

Alat dan bahan pengamatan

Alat :

 Pipet tetes  Gelas beaker

 Mikroskop

 Kaca objek  Kaca penutup

 Jarum pentul Bahan :

 Air secukupnya

 Tempe  Oncom

 Roti berjamur

Nasi berjamur

4.

LANGKAH KERJA

 Siapkan alat dan bahan untuk pengamatan.

 Ambilah sedikit sampel jamur dari tempe, oncom, nasi dan roti menggunakan ujung jarum pentul. Letakkan jamur tersebut pada kaca objek yang telah disiapkan.

 Tutup kaca objek dengan kaca penutup. Perhatikan supaya tidak ada gelembung udara pada saat menutup objek kaca.


(4)

 Amati dengan menggunakan mikroskop, mulai dari perbesaran rendah sampai tinggi.

 Gambarlah hasil pengatanmu.

5.

DATA PENGAMATAN

 Jamur pada tempe

Perbesaran : 40 x 10

Jenis jamur : Rhizopus oryzae

Jamur pada tempe yang kami temukan adalah berwarna hitam, terdapat cabang- cabang yang berupa hifa-hifa yang banyak, dan diujung hifa ada sporangium yaitu sebagai kotak spora. Sayangnya jamur yang kami teliti kotak sporanya pecah.


(5)

Perbesaran : 10 x 10

Jenis jamur : Neurospora sitophila

Jamur oncom yang kami amati melalui mikroskop ini terdapat hifa yang pendek dan tipis serta sporangium yang kecil (arah jarum salah).

 Jamur pada roti

Perbesaran : 10 x 4

Jenis jamur : Rhizopus stolonifer

Kami melakukan pengamatan pada roti yang telah basi dan terlihat jamur-jamur yang telah tumbuh pada roti itu, jamur rori berwarna kehijauan dan hitam. Yang kami amati di mikroskop, jamur ini memiliki hifa tipis bercabang-cabang dan berfungsi sebagai akar (rizoid) untuk melekatkan diri serta menyerap zat-zat yang diperlukan dari substrat. Selain itu, terdapat pula sporangiofor (hifa yang mencuat ke udara dan mengandung banyak inti sel, di bagian ujungnya terbentuk sporangium (sebagai penghasil spora).


(6)

Perbesaran : 10 x 10

Jenis jamur : Aspergilus oryzae

Kami melakukan pengamatan terhadap nasi yang telah basi yang berair dan berbau. Yang kami lihat adalah serat-serat seperti benang halus yang berupa hifa serta sporangium yang berukuran cukup besar.

6.

PEMBAHASAN

 Jamur pada tempe (Rhizopus oryzae)

Rhizopus oryzae

Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe. Jamur ini aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat. Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak


(7)

kompleks menjadi trigliserida dan asam amino. Selain itu jamur ini juga mampu menghasilkan protease. Menurut Sorenson dan Hesseltine (1986), Rhizopus oryzae tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian, semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkat sampai pH 8,4, sehingga jamur semakin menurun karena pH tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur. Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air untuk jamur lebih sedikit dibandingkan dengan bakteri. Selain pH dan kadar air, jumlah nutrien dalam bahan juga dibutuhkan oleh jamur.

Ciri-ciri :

- Koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu

- Stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan,

- Sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora)

- Rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak

- Kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar

- Spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder.

Cara Reproduksi

Rhizopus bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual adalah dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan reproduksi seksualnya dengan konjugasi.


(8)

Klasifikasi jamur tempe Kingdom : Fungi

Divisi : Zygomycota Class : Zygomycetes

Ordo : Mucorales

Familia : Mucoraceae Genus : Rhizopus

Species : Rhizopus oryzae

 Jamur pada oncom (Neuspora sitophila)

Pertumbuhan jamur ini yang sangat pesat, warna jingganya yang khas, serta bentuk spora (konidia) yang berbentuk seperti tepung merupakan ciri-ciri khas kapang ini.

Dalam kehidupan sehari-hari kapang Neurospora telah memegang peranan penting terutama dalam pengolahan makanan fermentasi. Kapang Neurospora telah dimanfaatkan untuk membuat oncom yang sangat populer bagi masyarakat Jawa Barat.

Nama Neurospora berasal dari kata neuron (= sel saraf), karena guratan-guratan pada sporanya menyerupai bentuk akson. Jamur oncom termasuk dalam kelompok kapang (jamur berbentuk filamen). Sebelum diketahui perkembangbiakan secara seksualnya, jamur oncom masuk ke dalam kelompok Deuteromycota, tetapi setelah diketahui fase seksualnya (teleomorph), yaitu dengan


(9)

pembentukan askus, maka jamur oncom masuk ke dalam golongan Ascomycota.

Klasifikasi jamur oncom Kingdom : Fungi

Phylum : Ascomycota Subphylum : Pezizomycotina Class : Ascomycetes Ordo : Sordariales Familia : Sordariaceae Genus : Neurospora

Species : Neuspora sitophila

 Jamur pada roti basi (Rhizopus stolonifer)

Rhizopus stolonifer merupakan salah satu dari jenis jamur Zygomycotina. Jenis jamur ini memiliki hifa pendek bercabang-cabang dan berfungsi sebagai akar (rizoid) untuk melekatkan diri serta menyerap zat-zat yang diperlukan dari substrat. Selain itu, terdapat pula sporangiofor (hifa yang mencuat ke udara dan mengandung banyak inti sel, di bagian ujungnya terbentuk sporangium (sebagai penghasil spora), serta terdapat stolon (hifa yang berdiameter lebih besar daripada rizoid dan sporangiofor). Berikut adalah gambar dari Rhizopus Stolonifer :

Gambar 1. Rhizopus Stolonifer.

Klasifikasi dari Rhizopus Stolonifer adalah sebagai berikut : Kingdom : Fungi

Phylum : Zygomycota Class : Zygomycota Ordo : Mucorales Familia : Mucoraceae


(10)

Genus : Rhizopus

Species : Rhizopus stolonifer

Rhizopus Stolonifer mempunyai beberapa karakteristik diantaranya : dapat tumbuh pada suhu 5oC – 37oC, tetapi

pertumbuhan optimumnya yaitu pada suhu 25oC. AW berkisar pada

0,93 tetapi di laboratorium telah terjadi pertumbuhan pada MY50G agar mudah (0,89 aw) seperti beberapa lainnya mucorales, R.stolonifer dapat tumbuh di bawah kondisi anaerobik.

Rhizopus Stolonifer dapat hidup / tumbuh pada roti atau buah-buahan lunak. Dalam hal ini Rhizopus Stolonifer terutama banyak dijumpai pada roti dan menyebabkan kerusakan pada roti tersebut. Hal tersebut dikarenakan spora tersebut berada pada udara, tanah ataupun diri kita, yang kemudian apabila jatuh pada roti maka spora tersebut akan tumbuh dengan sangat cepat.

Organisme ini menyebabkan cetakan roti menjadi hitam dengan membentuk permukaan halus dari roti yang lembab menggembung ke angkasa. Miselium dari R.stolonifera adalah yang terdiri atas tiga jenis haploid yang berbeda hyphae. Bagian terbesar dari miselium terdiri dari dengan cepat bertumbuh hyphae yang bersifat senositik (multinucleate) dan takbersekat (tidak yang dibagi oleh dinding lintang ke dalam sel-sel atau kompartemen-kompartemen). Dari ini semua, cincin busur hyphae "geragih-geragih" dibentuk. Geragih-geragih dari rizoid-rizoid di mana saja ujung-ujung mereka berhubungan substrat. Sporangia membentuk di ujung sporangiofor-sporangiofor, yang bersifat cabang lurus membentuk secara langsung di atas rizoid-rizoid. Masing-masing sporangium mulai sebagai suatu bengkak ke dalam dimana sejumlah nucleus mengalirkan, dan itu adalah pada akhirnya dikerat dari sporangiofor-sporangiofor oleh pembentukan suatu sekat. Protoplasma di dalam dibelah, dan suatu dinding sel dibentuk di sekitar masing-masing spora. Sporangium menjadi hitam karena mendewasakan, memberi warna karakteristik cetakan nya. Masing-masing spora, ketika dibebaskan, dapat berkecambah untuk menghasilkan suatu miselium yang baru.

Reproduksi seksual terjadi hanya antara tegangan kawin yang berbeda, yang biasanya berlabel + dan -. Meski tegangan yang


(11)

kawin secara analisis yang tak dapat dibedakan, mereka sering ditunjukkan dalam hidup diagram siklus sebagai bendera yang berbeda. Ketika tegangan keduanya di dalamsudah dekat, menghasilkan hormone-hormon yang menyebabkan ujung hyphal memasang bersama-sama dan mengembangkan ke dalam gametangia, yang menjadi terpisah dari sisa tubuh fungal oleh pembentukan septa. Tembok kota antara keduanya menyentuh dan memecahkan gametangia, dan kedua protoplas-protoplas multinucleate datang berkumpul. + dan - nucleus bergabung untuk membentuk suatu zigospora yang muda dengan beberapa nucleus diploid. Zigospora lalu mengembangkan suatu tebal, mantel hitam keras dan menjadi tidur, sering kali untuk beberapa bulan-bulan. Meiosis terjadi pada waktu perkecambahan. Zigospora membuka dan menghasilkan suatu sporangium yang serupa menghasilkan sporangium dengan tidak berkelamin, dan daur hidup mulai kembali lagi. Berikut adalah gambar dari perkembangbiakan dari Rhizopus Stolonifer.

Gambar 2. Siklus reproduksi R. Stolonifer (Caroline Tong)

Uji luncuran yang disiapkan dari Rhizopus stolonifera sporangia, mencatat pembedaan mycelia di dalam geragih-geragih, rizoid-rizoid, dan sporangiofor-sporangiofor, sporangia dengan kolumela dan aplanospores (spora-spora tidak motil). Juga menguji material yang dipelihara dan luncuran yang disiapkan dari Rhizopus


(12)

stolonifera reproduksi seksual, mencatat berbagai langkah-langkah dari formasi zigospora.

 Jamur Pada Nasi (Aspergilus oryzae)

Dari praktikum yang telah dilakukan, jamur aspergilus hanya ditemukan pada satu sampel preparat,yakni pada nasi. Aspergilus merupakan jamur mikroskopis yang masuk kedalam divisi Ascomycotina,dimana memiliki ciri-ciri terdiri dari suatu lapisan konidiofor yang panjang – panjang yang berbaur dengan miselia aerial. Kepala konidia berbentuk bulat,berwarna hijau pucat agak kekuningan,dan bila tua menjadi coklat redup. Konidiofor berwarna hialin dengan panjang 4 – 5 mm,dan umunya berdinding kasar. Vesikula berbentuk semi bulat dan berdiameter 40-80µm,berwarna hijau,dan berdinding halus atau sedikit kasar. mempunyai hifa berseptat dan miselium bercabang, sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan merupakan hifa fertil, koloninya berkelompok, konidiofora berseptat atau nonseptat yang muncul dari sel kaki, pada ujung hifa muncul sebuah gelembung, keluar dari gelembung ini muncul sterigma, pada sterigma muncul konidium–konidium yang tersusun berurutan mirip bentuk untaian mutiara, konidium– konidium ini berwarna (hitam, coklat, kuning tua, hijau) yang memberi warna tertentu pada jamur. (Schlegel, 1994) Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa atau tunas dan menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Sporanya tersebar bebas di udara terbuka sehingga inhalasinya tidak dapat dihindarkan dan masuk melalui saluran pernapasan ke dalam paru. (Tarigan, 1991). Spesies ini termasuk kosmopolit,dan dapat ditemukan pada aneka substrat terutama pada makanan fermentasi. Namun pada pengamatan yang kami akukan jamur ini hanya ditemukan pada nasi,padahal nasi bukanlah produk dari hasil olahan fermentasi. Hal ini dikarenakan karena Aspergilus dapat berkembang biak dengan kadar gula yang cukup tinggi,begitu pula dengan nasi,nasi juga memiliki kandungan glukosa yang amat tinggi sehingga Aspergilus dapat tumbuh dengan baik pada nasi yang telah basi.

Kingdom : Fungi


(13)

Class : Eurotiomycetes Ordo : Plectascales Familia : Trychocomaceae Genus : Aspergilus

Species : Aspergilus oryzae

7.

KESIMPULAN

 Rhizopus oryzae,ditemukan pada preparat pada nasi,dan jamur

tempe. Termasuk dalam suku Mucoraceae di mana cara hidupnya sebagian besar dengan cara saprofit,pembiakan generatif hanya akan terjadi jika dua hifa yang berlainan jenis kelaminnya berjumpa dan bersatu. Koloni berwarna keputihan dan menjadi abu-abu kecoklatan dengan betambahnya usia biakan, serta berdinding halus atau agak kasar . Rhizoid berlawanan arah dengan sporangioor atau sporangiofor muncul langsung dari stolon tanpa adanya rhizoid. Sporangiofor dapat tunggal atau berkelompok hingga 5 kadang-kadang membentuk struktur seperti percabangan menggarpu.

 Neuspora sitophila merupakan jamur yang terdapat dalam oncom

dengan warna jingganya yang menjadi ciri khasnya. Jamur ini memegang peranan penting dalam pengolahan makanan fermentasi. Jamur oncom termasuk dalam kelompok kapang (jamur berbentuk filamen). Sebelum diketahui perkembangbiakan secara seksualnya, jamur oncom masuk ke dalam kelompok Deuteromycota, tetapi setelah diketahui fase seksualnya (teleomorph), yaitu dengan pembentukan askus, maka jamur oncom masuk ke dalam golongan Ascomycota.

 Rhizopus stolonifer merupakan jamur yang hidup pada roti,

biasanya berwarna biru kehitam-hitaman, mempunyai maselium yang luas, bercabang-cabang, tak bersepta, miselium yang tak bersepta dan berinti banyak disebut sonosit. Septanya dibentuk pada batas alat-alat reproduksi seperti sporangium, gametangium, juga terbentuk pada miselium tua. Miselium sering membentuk rhizoid. Sporangium dari hifa yang mendukungnya terpisah oleh satu sekat, yang menonjol kedalam sporangium; tonjolon ini dinamakan kolumela.


(14)

 Aspergilus Oryzae,hanya ditemukan pada nasi yang telah berjamur. Aspergilus merupakan jamur mikroskopis yang masuk kedalam divisi Ascomycotina,dimana memiliki ciri-ciri terdiri dari suatu lapisan konidiofor yang panjang – panjang yang berbaur dengan miselia aerial. Kepala konidia berbentuk bulat,berwarna hijau pucat agak kekuningan,dan bila tua menjadi coklat redup. Konidiofor berwarna hialin dengan panjang 4 – 5 mm,dan umunya berdinding kasar. Vesikula berbentuk semi bulat dan berdiameter 40-80µm,berwarna hijau,dan berdinding halus atau sedikit kasar.

8.

DAFTAR PUSTAKA

http://jc-aifhaaa.blogspot.com/2012/12/laporan-hasil-pengamatan-morfologi-jamur.html

http://fajarfaozathulkhikmah.blogspot.com/2012/09/pengamatan-berbagai-jamur.html

http://bioselisthebest.blogspot.com/2013/05/neurospora-sitophila.html

http://matt-stress.blogspot.com/2009/04/rizopus-stolonifer-di-roti.html

http://mentarib1ru.blogspot.com/2012/09/rhizopus-oryzae.html

https://www.translate.com/english/jamur-pada-nasi- rhizopusoligosporus-rhizopus-oligosporus-merupakankapang-dari-filum-zygomycota/55877622

http://bioyesalut.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-taksonomi-jamur.html

http://wahyutrifebriliani.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-fungi.html


(1)

pembentukan askus, maka jamur oncom masuk ke dalam golongan Ascomycota.

Klasifikasi jamur oncom Kingdom : Fungi

Phylum : Ascomycota Subphylum : Pezizomycotina Class : Ascomycetes Ordo : Sordariales Familia : Sordariaceae Genus : Neurospora

Species : Neuspora sitophila

 Jamur pada roti basi (Rhizopus stolonifer)

Rhizopus stolonifer merupakan salah satu dari jenis jamur Zygomycotina. Jenis jamur ini memiliki hifa pendek bercabang-cabang dan berfungsi sebagai akar (rizoid) untuk melekatkan diri serta menyerap zat-zat yang diperlukan dari substrat. Selain itu, terdapat pula sporangiofor (hifa yang mencuat ke udara dan mengandung banyak inti sel, di bagian ujungnya terbentuk sporangium (sebagai penghasil spora), serta terdapat stolon (hifa yang berdiameter lebih besar daripada rizoid dan sporangiofor). Berikut adalah gambar dari Rhizopus Stolonifer :

Gambar 1. Rhizopus Stolonifer.

Klasifikasi dari Rhizopus Stolonifer adalah sebagai berikut : Kingdom : Fungi

Phylum : Zygomycota Class : Zygomycota

Ordo : Mucorales


(2)

Genus : Rhizopus

Species : Rhizopus stolonifer

Rhizopus Stolonifer mempunyai beberapa karakteristik diantaranya : dapat tumbuh pada suhu 5oC – 37oC, tetapi

pertumbuhan optimumnya yaitu pada suhu 25oC. AW berkisar pada

0,93 tetapi di laboratorium telah terjadi pertumbuhan pada MY50G agar mudah (0,89 aw) seperti beberapa lainnya mucorales, R.stolonifer dapat tumbuh di bawah kondisi anaerobik.

Rhizopus Stolonifer dapat hidup / tumbuh pada roti atau buah-buahan lunak. Dalam hal ini Rhizopus Stolonifer terutama banyak dijumpai pada roti dan menyebabkan kerusakan pada roti tersebut. Hal tersebut dikarenakan spora tersebut berada pada udara, tanah ataupun diri kita, yang kemudian apabila jatuh pada roti maka spora tersebut akan tumbuh dengan sangat cepat.

Organisme ini menyebabkan cetakan roti menjadi hitam dengan membentuk permukaan halus dari roti yang lembab menggembung ke angkasa. Miselium dari R.stolonifera adalah yang terdiri atas tiga jenis haploid yang berbeda hyphae. Bagian terbesar dari miselium terdiri dari dengan cepat bertumbuh hyphae yang bersifat senositik (multinucleate) dan takbersekat (tidak yang dibagi oleh dinding lintang ke dalam sel-sel atau kompartemen-kompartemen). Dari ini semua, cincin busur hyphae "geragih-geragih" dibentuk. Geragih-geragih dari rizoid-rizoid di mana saja ujung-ujung mereka berhubungan substrat. Sporangia membentuk di ujung sporangiofor-sporangiofor, yang bersifat cabang lurus membentuk secara langsung di atas rizoid-rizoid. Masing-masing sporangium mulai sebagai suatu bengkak ke dalam dimana sejumlah nucleus mengalirkan, dan itu adalah pada akhirnya dikerat dari sporangiofor-sporangiofor oleh pembentukan suatu sekat. Protoplasma di dalam dibelah, dan suatu dinding sel dibentuk di sekitar masing-masing spora. Sporangium menjadi hitam karena mendewasakan, memberi warna karakteristik cetakan nya. Masing-masing spora, ketika dibebaskan, dapat berkecambah untuk menghasilkan suatu miselium yang baru.

Reproduksi seksual terjadi hanya antara tegangan kawin yang berbeda, yang biasanya berlabel + dan -. Meski tegangan yang


(3)

kawin secara analisis yang tak dapat dibedakan, mereka sering ditunjukkan dalam hidup diagram siklus sebagai bendera yang berbeda. Ketika tegangan keduanya di dalamsudah dekat, menghasilkan hormone-hormon yang menyebabkan ujung hyphal memasang bersama-sama dan mengembangkan ke dalam gametangia, yang menjadi terpisah dari sisa tubuh fungal oleh pembentukan septa. Tembok kota antara keduanya menyentuh dan memecahkan gametangia, dan kedua protoplas-protoplas multinucleate datang berkumpul. + dan - nucleus bergabung untuk membentuk suatu zigospora yang muda dengan beberapa nucleus diploid. Zigospora lalu mengembangkan suatu tebal, mantel hitam keras dan menjadi tidur, sering kali untuk beberapa bulan-bulan. Meiosis terjadi pada waktu perkecambahan. Zigospora membuka dan menghasilkan suatu sporangium yang serupa menghasilkan sporangium dengan tidak berkelamin, dan daur hidup mulai kembali lagi. Berikut adalah gambar dari perkembangbiakan dari Rhizopus Stolonifer.

Gambar 2. Siklus reproduksi R. Stolonifer (Caroline Tong)

Uji luncuran yang disiapkan dari Rhizopus stolonifera sporangia, mencatat pembedaan mycelia di dalam geragih-geragih, rizoid-rizoid, dan sporangiofor-sporangiofor, sporangia dengan kolumela dan aplanospores (spora-spora tidak motil). Juga menguji material yang dipelihara dan luncuran yang disiapkan dari Rhizopus


(4)

stolonifera reproduksi seksual, mencatat berbagai langkah-langkah dari formasi zigospora.

 Jamur Pada Nasi (Aspergilus oryzae)

Dari praktikum yang telah dilakukan, jamur aspergilus hanya ditemukan pada satu sampel preparat,yakni pada nasi. Aspergilus merupakan jamur mikroskopis yang masuk kedalam divisi Ascomycotina,dimana memiliki ciri-ciri terdiri dari suatu lapisan konidiofor yang panjang – panjang yang berbaur dengan miselia aerial. Kepala konidia berbentuk bulat,berwarna hijau pucat agak kekuningan,dan bila tua menjadi coklat redup. Konidiofor berwarna hialin dengan panjang 4 – 5 mm,dan umunya berdinding kasar. Vesikula berbentuk semi bulat dan berdiameter 40-80µm,berwarna hijau,dan berdinding halus atau sedikit kasar. mempunyai hifa berseptat dan miselium bercabang, sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan merupakan hifa fertil, koloninya berkelompok, konidiofora berseptat atau nonseptat yang muncul dari sel kaki, pada ujung hifa muncul sebuah gelembung, keluar dari gelembung ini muncul sterigma, pada sterigma muncul konidium–konidium yang tersusun berurutan mirip bentuk untaian mutiara, konidium– konidium ini berwarna (hitam, coklat, kuning tua, hijau) yang memberi warna tertentu pada jamur. (Schlegel, 1994) Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa atau tunas dan menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Sporanya tersebar bebas di udara terbuka sehingga inhalasinya tidak dapat dihindarkan dan masuk melalui saluran pernapasan ke dalam paru. (Tarigan, 1991). Spesies ini termasuk kosmopolit,dan dapat ditemukan pada aneka substrat terutama pada makanan fermentasi. Namun pada pengamatan yang kami akukan jamur ini hanya ditemukan pada nasi,padahal nasi bukanlah produk dari hasil olahan fermentasi. Hal ini dikarenakan karena Aspergilus dapat berkembang biak dengan kadar gula yang cukup tinggi,begitu pula dengan nasi,nasi juga memiliki kandungan glukosa yang amat tinggi sehingga Aspergilus dapat tumbuh dengan baik pada nasi yang telah basi.

Kingdom : Fungi


(5)

Class : Eurotiomycetes Ordo : Plectascales Familia : Trychocomaceae Genus : Aspergilus

Species : Aspergilus oryzae

7.

KESIMPULAN

 Rhizopus oryzae,ditemukan pada preparat pada nasi,dan jamur tempe. Termasuk dalam suku Mucoraceae di mana cara hidupnya sebagian besar dengan cara saprofit,pembiakan generatif hanya akan terjadi jika dua hifa yang berlainan jenis kelaminnya berjumpa dan bersatu. Koloni berwarna keputihan dan menjadi abu-abu kecoklatan dengan betambahnya usia biakan, serta berdinding halus atau agak kasar . Rhizoid berlawanan arah dengan sporangioor atau sporangiofor muncul langsung dari stolon tanpa adanya rhizoid. Sporangiofor dapat tunggal atau berkelompok hingga 5 kadang-kadang membentuk struktur seperti percabangan menggarpu.

 Neuspora sitophila merupakan jamur yang terdapat dalam oncom dengan warna jingganya yang menjadi ciri khasnya. Jamur ini memegang peranan penting dalam pengolahan makanan fermentasi. Jamur oncom termasuk dalam kelompok kapang (jamur berbentuk filamen). Sebelum diketahui perkembangbiakan secara seksualnya, jamur oncom masuk ke dalam kelompok Deuteromycota, tetapi setelah diketahui fase seksualnya (teleomorph), yaitu dengan pembentukan askus, maka jamur oncom masuk ke dalam golongan Ascomycota.

 Rhizopus stolonifer merupakan jamur yang hidup pada roti, biasanya berwarna biru kehitam-hitaman, mempunyai maselium yang luas, bercabang-cabang, tak bersepta, miselium yang tak bersepta dan berinti banyak disebut sonosit. Septanya dibentuk pada batas alat-alat reproduksi seperti sporangium, gametangium, juga terbentuk pada miselium tua. Miselium sering membentuk rhizoid. Sporangium dari hifa yang mendukungnya terpisah oleh satu sekat, yang menonjol kedalam sporangium; tonjolon ini dinamakan kolumela.


(6)

 Aspergilus Oryzae,hanya ditemukan pada nasi yang telah berjamur. Aspergilus merupakan jamur mikroskopis yang masuk kedalam divisi Ascomycotina,dimana memiliki ciri-ciri terdiri dari suatu lapisan konidiofor yang panjang – panjang yang berbaur dengan miselia aerial. Kepala konidia berbentuk bulat,berwarna hijau pucat agak kekuningan,dan bila tua menjadi coklat redup. Konidiofor berwarna hialin dengan panjang 4 – 5 mm,dan umunya berdinding kasar. Vesikula berbentuk semi bulat dan berdiameter 40-80µm,berwarna hijau,dan berdinding halus atau sedikit kasar.

8.

DAFTAR PUSTAKA

http://jc-aifhaaa.blogspot.com/2012/12/laporan-hasil-pengamatan-morfologi-jamur.html

http://fajarfaozathulkhikmah.blogspot.com/2012/09/pengamatan-berbagai-jamur.html

http://bioselisthebest.blogspot.com/2013/05/neurospora-sitophila.html

http://matt-stress.blogspot.com/2009/04/rizopus-stolonifer-di-roti.html

http://mentarib1ru.blogspot.com/2012/09/rhizopus-oryzae.html

https://www.translate.com/english/jamur-pada-nasi- rhizopusoligosporus-rhizopus-oligosporus-merupakankapang-dari-filum-zygomycota/55877622

http://bioyesalut.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-taksonomi-jamur.html

http://wahyutrifebriliani.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-fungi.html