meningkatkan tingkat ketimpangan antar daerah. Hal ini akibat pembangunan yang terkonsentrasi daerah-daerah yang sudah maju dibandingkan daerah yang
masih tertinggal, karena daerah yang maju memiliki fasilitas lebih baik dari daerah yang belum maju.
B. Saran
1. Pemerintah Provinsi Lampung dan pemerintah kabupaten dan kota
diharapkan dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya di wilayah kabupaten dan kota Provinsi Lampung dengan cara promosi yang
dilakukan oleh pemerintah provinsi baik dalam mengikuti pameran di berbagai daerah, berkunjung ke luar negeri untuk mempromosikan potensi
investasi dari Provinsi Lampung, serta mengundang langsung para investor datang ke Lampung agar mereka lebih yakin menanamkan modalnya di
Provinsi Lampung. 2.
Peningkatan jumlah angkatan kerja harus diimbangi dengan kesempatan kerja yang lebih banyak. Tentunya dengan kegiatan investasi di atas dapat
meningkatkan kesempatan kerja. Kesempatan kerja sebaiknya juga diciptakan pada semua daerah kabupaten dan kota di wilayah Provinsi Lampung dan
tidak mementingkan daerah tertentu seperti dengan cara menyelenggarakan kursus-kursus keterampilan, membantu dan mendorong usaha wiraswasta,
membangun proyek-proyek padat karya, dan meningkatkan pembangunan di pedesaan.
3.
Adanya ketimpangan pembangunan antar daerah memberikan indikasi bahwa dana alokasi bantuan pembangunan dari pemerintah pusat sangat penting.
Dana alokasi bantuan pembangunan yang diberikan pemerintah pusat kepada
kabupatenkota hendaknya disesuaikan dengan situasi dan kondisi di daerah masing-masing sehingga diharapkan daerah yang tertinggal mampu mengejar
daerah yang sudah maju.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan bisa menambahkan variabel lain yang
diduga berpengaruh terhadap ketimpangan pembangunan ekonomi seperti indeks pembangunan manusia, perbedaan kandungan sumber daya alam,
perbedaan konsentrasi kegiatan ekonomi antarwilayah, perbedaan kondisi geografis, dan mobilitas barang dan jasa.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Said Zainal. 2002 Perspektif Baru Dalam Sistem Pengelolaan Pemerintahan, Jakarta, Milliunium Pess,
Achmad, Rozany Nurmanah. 1999. Kesejangan Pengeluaran Pembangunan Antar Wilayah dan Propinsi di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Keuangan
Indonesia. Volume XLVII, Nomor 4. Afrizal, Fitrah. 2013. Analisis Pengaruh Tingkat Investasi, Belanja Pemerintah
Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2001-2011.Skripsi Jurusan Ilmu Ekonomi. Universitas Hasanudin. Makassar
Aldilla, Rezza. 2011. Analisis pengaruh tenaga kerja dan output Terhadap indeks ketimpangan penyerapan Tenaga kerja industri manufaktur di
Kabupatenkota di wilayah provinsi jawa Tengah. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang
Amijaya, Deny Tisna. 2008, Pengaruh Ketidakmerataan Distribusi Pendapatan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Pengangguran terhdap tingkat Kemiskinan di
Indonesia tahun 2003-2004. Kumpulan Skripsi UNDIP: Semarang. Amirudin, Ardani. 1992. Analysis of Regional Growth and Disparity The Impac
Analysis of the INPRES Project on Indonesia Development, a Doctor desertasion, USA : University of Pennsylvania Philadelphia.
Arsyad, Lincolin, 1999, Ekonomi Pembangunan, Ed. 3, Yogyakarta : STIE YKPN BPFE.
Baiquni, M. 2004. Membangun Pusat-Pusat di Pinggiran-Otonomi di Wilayah Kepulauan. Yogyakarta : Ide As dan PKPEK.
BPS. Lampung Dalam Angka Tahun 2008 sampai dengan 2013. Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung.
Budiarto, Bambang. 2007. Pengukuran Keberhasilan Pengelolaan Keuangan Daerah. Seminar Ekonomi Daerah. Surabaya.
Barro, Robert J. 1999. Inequality, Growth and Investment, National Bureau Of Economic Research, Working Paper No. 73038, JEL No. 0413. Availabel :
http:www.nbr.orgpaperw708. Dumairy, 1999, Perekonomian Indonesia, Yogyakarta : Bagian Penerbitan
Erlangga. Glasson, John, 1997, Pengantar Perencanaan Regional, diterjemahkan
Paul Sitohang, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Fadila. Maharani Lia, 2008, Analisis Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten
Pemekaran di Sumatera Utara. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Gujarati, Damodar, 2003, Basic Econometric, Fourth edition, USA, Mc Graw- Hill Internatonal.
Gujarati, Damodar. 2006. Basic Econometrics. McGraw-Hill Halim, Abdul. 2007. Bunga Rampai: Manajemen Keuangan Daerah. Edisi 3.
UPP AMP YKPN. Yogyakarta: Hamzah, Ardi, 2007. Analisa kinerja keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi,
pengangguran dan kemiskinan: pendekatan analisis jalur studi pada 29 kabupaten dan 9 kota di provinsi Jawa Timur. Simposium Nasional
Akuntansi X.
Hartono, Budiantoro, 2008, Analisis Ketimpangan Pembangunan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah, Tesis S.2 Program Pasca Sarjana. Undip. Semarang.
Hastarini, Tantian, 2002, Analisis Kesenjangan Pembangunan Ekonomi di Propinsi Jawa Tengah 1980-2000, Tesis S.2 MIESP Undip. Semarang tidak
dipublikasikan. Kuncoro, Haryo. 2007. ”Fenomena Flypaper Effect pada Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten di Indonesia”. Simposium Nasional
Akuntansi X. Makassar. Kuncoro, Mudrajat. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Erlangga. Jakarta.
Mahsun, Mohamad. 2006, dalam Suyana, Utama M. 2007. Pengaruh Kinerja
Keuangan Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada KabupatenKota di Provinsi Bali Tahun 2001
– 2006. Studi Kasus Pada 9 KabupatenKota di Provinsi Bali. tidak dipublikasikan.
Mardiasmo. 2011. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi: Yogyakarta