berpartisipasi dalam peningkatan mutu pendidikan. Wadah partisipasi masyarakat melalui lembaga otonom yakni komite sekolah. Keberadaan lembaga ini harus dapat
berfungsi semaksimal mungkin sesuai Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044U2002. Komite sekolah diharapkan mampu menjawab dan mencari solusi
permasalahan pendidikan pada satuan pendidikan sehingga dapat memacu peningkatan mutu layanan pendidikan. Kerangka pikir dalam penelitian ini meliputi: 1
memberdayakan sekolah; 2 memberdayakan peran komite sekolah secara maksimal, yaitu peran pemberi pertimbangan, peran pendukung, peran pengawas, dan peran
mediator; 3 memberdayakan masyarakat; 4 pemberdayaan sekolah, komite sekolah, dan masyarakat menghasilkan pelayanan pendidikan yang bermutu.
Kerangka konseptual peran komite sekolah pada SMA Negeri 2 Tumijajar dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini.
Gambar: 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut di atas bahwa peran komite sekolah sangat strategis dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu
Sekolah Peran Komite Sekolah
1. Advisory Agency
2. Supporting Agency
3. Controlling Agency
4. Mediator Agency
Layanan Pendidikan Yang Bermutu
Masyarakat
BAB III METODE PENELITIAN
Bagian ini akan membahas tentang 1 Pendekatan dan Rancang Penelitian, 2 Kehadiran Peneliti, 3 Sumber Data Penelitian, 4 Teknik Pengumpulan Data, 5
Analisis Data, 6 Pengecekan Keabsahan Data, 7 Tahapan Penelitian.
3.1 Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif. Pemilihan
metode ini didasarkan pada pertimbangan bahwa data yang memberikan gambaran dan melukiskan realita sosial yang lebih kompleks sedemikian rupa menjadi gejala sosial
yang konkrit.
Moleong 2013:6 penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan
lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah. Sedangkan Bogdan dan Taylor dalam Basrowi dan Suwandi 2008:21 mendefinisikan metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
Fungsi penelitian pendidikan khususnya dan sosial pada umumnya adalah membantu manusia meningkatkan kemampuannya untuk menginterprestasikan fenomena-
fenomena masyarakat yang kompleks dan kait-mengait, demi kemajuan dan eksistensi manusia itu sendiri. Rancangan penelitian adalah sebagai usaha merencanakan
kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsurnya masing-masing Moleong,
2013:385
Ada sepuluh unsur rancangan penelitian kualitatif yaitu: 1 fokus penelitian; 2 kesesuaian paradigma dengan fokus; 3 kesesuaian paradigma dengan teori substantive
yang membimbing studi; 4 sumber data; 5 tahapan penelitian; 6 teknik penelitian; 7 pengumpulan data; 8 analisis data; 9 perlengkapan penelitian; 10 pemeriksaan
keabsahan data. Moleong, 2013:385. Berdasarkan uraian tersebut, rancangan penelitian pada dasarnya merencanakan suatu kegiatan sebelum dilaksanakan, kegiatan
merencanakan itu mencakup komponen-komponen penelitian dan perlengkapan yang diperlukan.
3.2 Kehadiran Peneliti
Penelitian dengan pendekatan kualitatif ini menuntut adanya kehadiran peneliti di lapangan, karena peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian dan sekaligus
pengumpul data. Hal ini juga dikemukakan oleh Sugiyono 2010:222 bahwa instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri, akan tetapi ketika
fokus penelitian menjadi lebih jelas, maka akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data