Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Model modifikasi dari Theory of Planned Behavior TPB milik Beck dan Ajzen 1991 telah digunakan oleh Harding et al. 2007 dalam penelitiannya yang dilakukan pada 3 lembaga akademis yang berbeda di Amerika Serikat dengan 527 siswa yang dipilih secara acak. Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah faktor sikap, norma subjektif, dan kewajiban moral berpengaruh terhadap niat berperilaku. Sedangkan faktor persepsian kendali perilaku tidak berpengaruh signifikan terhadap niat berperilaku sehingga menyarankan untuk dieliminasi dari model. Penelitian mengenai ketidakjujuran akademik menggunakan TPB juga telah dilakukan di Indonesia, yaitu oleh Wibowo dkk. 2011. Penelitian ini dilakukan di Jepara, dengan responden sejumlah 96 mahasiswa program studi manajemen dan akuntansi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel-variabel TPB memberikan konfirmasi yang sesuai dengan teori bahwa sikap dan norma berpengaruh terhadap niat. Sedangkan persepsian kendali perilaku tidak berpengaruh terhadap niat menyontek. Namun niat berpengaruh terhadap perilaku menyontek, konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Beck dan Ajzen 1991. Dari penelitian yang dilakukan oleh Beck Ajzen 1991, Harding et al. 2007, Wibowo dkk. 2011, terlihat bahwa hasil dari penelitian tersebut berbeda-beda. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui motivasi perilaku ketidakjujuran pada mahasiswa berbasis Theory of Planned Behavior. Selain itu penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa praktis bagipihak akademik agar memperhatikan kembali faktor sikap dan norma subjektif dalam menganalisis dan menerapkan kebijakan sebagai tindakan pencegahan untuk menangani perilaku ketidakjujuran akademik. Hal-hal tersebut yang kemudian menggelitik peneliti untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini merupakan replikasi dari TPB murni yang menggunakan 3 konstruk untuk mengetahui niat intention seseorang untuk melakukan perilaku, yaitu sikap attitude toward the behavior, norma subjektif subjective norm, dan persepsian kendali perilaku perceived behavioral control. Penelitian ini tidak hanya mencakup niat intention tetapi juga perilaku behavior seseorang dalam melakukan ketidakjujuran akademik. Adapun alasan pemilihan tempat penelitian di kota Bandarlampung karena peneliti melihat banyak dari mahasiswa Bandarlampung yang merupakan penduduk pendatang dan berasal dari berbagai daerah. Artinya mahasiswa-mahasiswa ini memiliki karakteristik yang beragam, sehingga tidak menutup kemungkinan hasil penelitian ini akan berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya karena keragaman sifat dan perilaku yang dimiliki oleh sampel penelitian ini. Berdasarkan uraian di atas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Perilaku Ketidakjujuran Akademik Pada Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Negeri di Bandarlampung : Aplikasi Theory of Planned Behavior”.

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1 Apakah sikap attitude toward the behavior berpengaruh terhadap niat melakukan perilaku ketidakjujuran akademik? 2 Apakah norma subjektif subjective norm berpengaruh terhadap niat melakukan perilaku ketidakjujuran akademik? 3 Apakah persepsian kendali perilaku perceived behavioral control berpengaruh terhadap niat melakukan perilaku ketidakjujuran akademik? 4 Apakah niat intention menyontek berpengaruh terhadap perilaku ketidakjujuran akademik?

1.2.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar pembahasan ini tidak menyimpang sehingga penelitian ini dibatasi pada bagaimana ketiga konstruk yang ada di dalam TPB, yaitu sikap, norma subjektif, dan persepsian kendali perilaku akan mempengaruhi niat mahasiswa akuntansi untuk melakukan perilaku ketidakjujuran akademik. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh faktor sikap, norma subjektif, dan persepsian kendali perilaku terhadap niat melakukan perilaku ketidakjujuran akademik pada mahasiswa akuntansi. 1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Manfaat Teoritis Kontribusi atau manfaat teoritis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat memperluas ranah penelitian Theory of Planned Behavior TPB dengan menguji ketiga konstruknya dalam memprediksi perilaku ketidakjujuran akademik yang dilakukan mahasiswa akuntansi.

1.3.2.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan niat mahasiswa akuntansi dalam melakukan perilaku ketidakjujuran akademik.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS 2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Ketidakjujuran Akademik Academic Dishonesty

Salah satu bentuk kecurangan yang terjadi dibidang pendidikan dinamakan Ketidakjujuran akademik academic dishonesty. Ketidakjujuran akademik merupakan tindakan siswa yang mengakui perkerjaan orang lain sebagai pekerjaannya sendiri Jensen et al., 2002. Sedangkan Davis, Drinan dan Gallant 2009 mendefinisikan perilaku curang merupakan “Deceiving or depriving by trickery, defrauding misleading or fool anothe r”. Kalimat tersebut jika dikaitkan pada istilah kecurangan akademik menjadi suatu perbuatan yang dilakukan oleh siswa untuk menipu, mengaburkan atau mengecoh pengajar hingga pengajar berpikir bahwa pekerjaan akademik yang dikumpulkan adalah hasil pekerjaan siswa tersebut. Dari kajian literatur mengenai ketidakjujuran akademik, banyak dijumpai berbagai bentuk ketidakjujuran akademik yang berbeda-beda, antara lain menyontek, mengakui tugas orang lain sebagai tugas sendiri, plagiat, menggunakan catatan kecil pada saat ujian. Eastman et al. 2008 dalam penelitiannya menambahkan salah satu kategori perilaku ketidakjujuran akademik yaitu Electronic Cheating E-Cheating yang didefinisikan sebagai salah satu bentuk kecurangan dalam ujian dengan menggunakan teknologi sebagai media dalam mencari jawaban soal ujian. Anitsal, Anitsal, dan Elmore 2009:19 menambahkan bahwa ada dua kategori ketidakjujuran akademik yaitu kecurangan akademik pasif dan kecurangan akademik aktif. Dampak negatif akan dimiliki oleh setiap pelaku kecurangan akademik, baik individu maupun lembaga pendidikan. Siswa yang melakukan ketidakjujuran akademik juga memberikan kelemahan bagi siswa yang memiliki integritas akademik, saat proses pemilihan peluang kerja setelah menyelesaikan pendidikan di universitas Bushweller, 1999, di Mason, 2006. IPK yang dimiliki oleh para pelaku ketidakjujuran akademik mahasiswa tidak valid meskipun bernilai tinggi. Untuk lembaga pendidikan, ketidakjujuran akademik dapat menyebabkan penurunan keandalan kualitas pendidikan pada lembaga di tengah-tengah pendidikan lainnya Rangkuti, 2011. Selain itu, apabila tenaga pendidik melakukan ketidakjujuran akademik maka hal itu mengakibatkan hasil penilaian pendidikan menjadi tidak valid. Dampak negatif cheating sesungguhnya sangat sulit dilihat secara sepintas dalam waktu yang singkat, namun perlahan tapi pasti hal ini akan menyebabkan penurunan kepercyaan peserta didik. Seringnya memperoleh sesuatu dengan mudah dan cepat tanpa harus bersusah payah akan menjadi kebiasaan yang tertanam dalam diri peserta didik. Hal ini lama kelamaan akan menjadi budaya yang sangat sulit untuk dilepaskan.