Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik

(1)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH ANDISOL PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK AKIBAT PENGOLAHAN TANAH

DAN PEMBERIAAN PUPUK ORGANIK

SKRIPSI

OLEH :

SRI NATALLIA KETAREN 040303018 / ILMU TANAH

DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2 0 0 8


(2)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH ANDISOL PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK AKIBAT PENGOLAHAN TANAH

DAN PEMBERIAAN PUPUK ORGANIK

SKRIPSI

OLEH :

SRI NATALLIA KETAREN 040303018 / ILMU TANAH

Skripsi Merupakan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

( Ir.Posma Marbun, MP ) ( Ir.Razali, MP

2 0 0 8

)

Ketua Anggota

DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat dan Anugerah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun judul dari skripsi ini yaitu “Perubahan Beberapa Sifat Kimia

Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk Organik.” Yang merupakan salah satu syarat untuk

dapat gelar sarjana di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Posma Marbun, MP selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ir. Razali, MP

selaku Anggota Komisi pembimbing. Dan tak lupa kepada semua pihak yang telah banyak memberikan masukan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2008 Penulis


(4)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

Judul Skripsi : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk Organik.

Nama : Sri Natallia Ketaren

Nim : 040303018

Departemen : Ilmu Tanah

Program Studi : Konservasi Tanah dan Air

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

(Ir. Posma Marbun, MP) (Ir. Razali, MP) Ketua Anggota

Mengetahui :

(Dr. Ir. Abdul Rauf, MP) Ketua Departemen

Tanggal Lulus :


(5)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N 2 0 0 8

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk Organik.“ yang bertujuan untuk mengetahui perubahan beberapa sifat kimia tanah Andisol pada sistem pertanian organik akibat pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik. Penelitian ini dilakukan di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo pada bulan Febuari sampai Mei 2008. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan, dengan faktor pertama yaitu pengolahan tanah yang terdiri dari 3 taraf yaitu control/no tillage (To), pengolahan minimum (T1), dan pengolahan maksimum (T2) dan faktor kedua pemberian pupuk organik

yang terdiri dari 5 taraf yaitu control (Po), pupuk kandang lembu (P1), pupuk

kandang ayam (P2), limbah sayuran (P3), kompos mabar (P4). Data yang diperoleh

dianalisa dengan menggunakan analisa sidik ragam dan tingkat signifikasinya dengan Uji Jarak Duncan (UJD).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pengolahan tanah berpengaruh nyata meningkatkan C-organik tanah Andisol dan produksi basah tanaman sawi pada sistem pertanian organik. Pemberian pupuk organik kompos mabar berpengaruh nyata menaikkan pH, N-total, P-tersedia tanah Andisol pada sistem pertanian organik. Sedangkan interaksi antara pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik berpengaruh nyata meningkatkan P-tersedia tanah Andisol dan produksi berat basah tanaman sawi (Brassica juncea L.).

Kata kunci : Pengolahan Tanah, Pupuk Organik, Sifat kimia tanah Andisol, Pertanian Organik, Tanaman Sawi.


(6)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Entitle research “The Change of Several Andisol Soil Chemical Property on The Organic Agriculture System Effluence of Soil Preparation and Organic Fertilizing” that purpose to know the cChange of several Andisol soil chemical property on the organic agriculture system effluence of soil preparation and organic fertilizing. This research conducted in Desa Lingga, Simpang Empat, Karo on Febuary until May 2008. This research used Random Device Group Methode (RDG) factorial consist of two treatments and three restartings, with first factor that is soil preparation that cosist of three treatments that is No Tillage (To),

Minimum Tillage (T1), and Maximum Tillage (T2) and the second factor is

organic fertilizing that consists of five treatments thai is Control (Po), manure of

cow (P1), manure of chicken (P2), vegetables waste (P3), mabar`s compost (P4).

The data has obtained analyzed by using analysis of Sidik Manner and Significant level with Ducan Mean Range Test (DMRT).

Result of research indicated that treatment of soil preparation have an effect on significant to increase Andisol soil C-organic and the wet production of mustard (Brassica juncea L). on the organic agriculture system. Giving of mabar compost have an effect on significant to increase pH, N-total, P-Supply of Andisol soil on the organic agriculture system. While interation of soil preparation and organic fertilizing have an effect on significant to increase Andisol soil P-supply and the production of wet weight of mustard (Brassica juncea L.)

Key word : Soil Preparation, Organic Fertilize, Andisol Soil Chemical Properties, Organic Agriculture Mustard (Brassica juncea L.).


(7)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Sri Natallia Ketaren, lahir di Medan 19 Januari 1986, putri kedua dari pasangan Ayahanda M.Ketaren dan Ibunda N.Br.Ginting merupakan putri kedua dari lima bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah di tempuh penulis adalah : 1. SD Methodiht 4 Medan lulus tahun 1998

2. SLTP Dharma Pancasila Medan lulus tahun 2001 3. SMU Dharma Pancasila Medan lulus tahun 2004

4. Masuk USU tahun 2004 melalui jalur SPMB di Fakultas Pertanian Departemen Ilmu Tanah dengan minat studi Fisika dan Konservasi Tanah dan Air

Adapun kegiatan yang pernah diikuti penulis pada masa perkuliahan adalah :

1. Anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA) Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Anggota Ikatan Mahasiswa Karo (IMKA).

3. Asisten Kartografi dan Ilmu Ukur Tanah pada tahun 2005-2008. 4. Asisten Interpretasi Citra dan Penginderaan Jauh tahun 2005-2008.


(8)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

5. Asisten Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia (UMI) tahun 2008.

6. Asisten Pedologi Regional pada tahun 2008.

7. Membuka Klinik Tanaman di Pajak Singa Kecamatan Kabanjahe

Kabupaten Karo.

8. Peserta Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-MM) Tingkat Nasional tahun 2008.

9. Penulis melakukan penelitian di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo.

10.Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juli 2008 di PTP.Nusantara II (Persero) Kebun Tanjung Garbus Pagar Marbau Tanjung Morawa.


(9)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat dan Anugerah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun judul dari skripsi ini yaitu “Perubahan Beberapa Sifat Kimia

Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk Organik.” Yang merupakan salah satu syarat untuk

dapat gelar sarjana di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Posma Marbun, MP selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ir. Razali, MP

selaku Anggota Komisi pembimbing. Dan tak lupa kepada semua pihak yang telah banyak memberikan masukan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.


(10)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

Medan, Agustus 2008 Penulis

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesa Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Umum Andisol ... 4

Sifat Kimia Tanah ... 5

Pengolahan Tanah ... 9

Pupuk Organik ... 10

Pupuk Kandang ... .... 10

Limbah Sayuran ... .... 12


(11)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

Pertanian Organik ... .... 14

Syarat TumbuhTanaman Sawi ... .... 14

BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

Bahan dan Alat ... 16

Pelaksanaan Penelitian ... 17

Metode Penelitian ... 20

Parameter yang Diamati ... 21

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pH Tanah ... 22

C-organik Tanah (%) ... 23

N-total Tanah (%) ... 27

P-tersedia Tanah (ppm) ... 28

Produksi Berat Basah ... 30

Pembahasan ... 33

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 38

Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kandungan Unsur Hara Beberapa Jenis Pupuk Kandang... 12 Tabel 2. Nilai Rataan pH Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik

Akibat Pemberian Pupuk Organik ... 22 Tabel 3. Nilai Rataan C-organik Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian

Organik Akibat Pengolahan Tanah ... 24 Tabel 4. Nilai Rataan C-organik Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian

Organik Akibat Pemberian Pupuk Organik ... 25

Tabel 5. Nilai Rataan N-total Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pemberian Pupuk Organik ... 27 Tabel 6. Nilai Rataan P-tersedia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian

Organik Akibat Pengolahan Tanah dan pemberian Pupuk Organik .. 29 Tabel 7. Nilai Rataan Produksi Berat Basah Tanaman Sawi Tanah Andisol

Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah dan pemberian Pupuk Organik ... 31


(13)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hubungan Antara Pemberian Pupuk Organik Terhadap Perubahan pH Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik ... 23

Gambar2. Hubungan Antara Pengolahan Tanah Terhadap Perubahan C-organik Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik ... 25

Gambar 3. Hubungan Antara Pemberian Pupuk Organik Terhadap Perubahan C-organik Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik ... 26 Gambar 4. Hubungan Antara Pemberian Pupuk Organik Terhadap Perubahan

N-total Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik... 28 Gambar 5. Hubungan Antara Interaksi Pengolahan Tanah dan Pemberian

Pupuk Organik Terhadap Perubahan P-tersedia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik ... 30 Gambar 6. Hubungan Antara Interaksi Pengolahan Tanah dan Pemberian

Pupuk Organik Terhadap Perubahan N-total Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik... 32


(14)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Hasil Analisa Beberapa Jenis Pupuk Organik ... Lampiran 2. Data Hasil Analisa Awal Tanah Andisol Desa Lingga ... Lampiran 3. Bagan Penelitian ... Lampiran 4. Kriteria Penilaian Unsur Hara Dalam Tanah BPP Medan 1982 ....

Lampiran 5. Data Pengamatan pH Tanah ... Lampiran 6. Data Analisa Sidik Ragam pH Tanah ... Lampiran 7. Data Pengamatan C-organik Tanah ... Lampiran 8. Data Analisa Sidik Ragam C-organik Tanah ... Lampiran 9. Data Pengamatan N-total Tanah ... Lampiran 10. Data Analisa Sidik Ragam N-total Tanah ... Lampiran 11. Data Pengamatan P-tersedia Tanah ... Lampiran 12. Data Analisa Sidik Ragam P-tersedia Tanah ... Lampiran 13. Data Pengamatan Produksi Berat Basah Tanaman Sawi ...


(15)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 14. Data Analisa Sidik Ragam Berat Basah Tanaman Sawi ... Lampiran 15. Peta Daerah Penelitian... Lampiran 16. Peta Jenis Tanah ... Lampiran 17. Foto Penelitian ...

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Secara umum pertanian diartikan sebagai suatu kegiatan menanami tanah dengan tanaman yang nantinya menghasilkan sesuatu yang dapat dipanen, dan kegiatan ini merupakan campur tangan manusia terhadap tanaman dan daur hidupnya.

Sayuran merupakan produk pertanian yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dalam bentuk mentah (tanpa diolah). Bahan-bahan kimia sintesis yang dipergunakan sebagai pupuk maupun pestisida dalam sistem pertaniannya ikut terkonsumsi. Bahan kimia tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia karena bahan tersebut bersifat sulit terurai. Salah satu produk pertanian dari kelompok sayur-sayuran yang mempunyai prospek baik dan nilai ekonomis yang tinggi adalah sawi. Sawi merupakan komoditas yang komersil dan prospek yang


(16)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

lumayan, sehingga memiliki kelayakan diusahakan di Indonesia (Kariada dan Sukada, 2000).

Penggunaan pupuk organik di masa yang akan datang semakin besar. Hal ini disebabkan oleh semakin mahalnya pupuk kimia, semakin menurunnya tingkat kesuburan tanah, dan semakin tingginya kesadaran manusia akan bahaya residu pupuk kimia terhadap kesehatan manusia. Pupuk organik yang berkualitas yang dapat digunakan adalah melalui penggunaan pupuk kandang, pemanfaatan sisa panen dan kompos. Pemanfaatan pupuk organik ini dapat meningkatkan kesuburan lahan, aerasi, sifat fisik, sifat kimia, dan biologi tanah menjadi lebih baik. Bahan sisa panen atau limbah organik lainnya harus dimanfaatkan kembali ke lahan pertanian agar lestari berproduksi sehinggga sistem pertanian berkelanjutan dapat terwujud atau dapat dikatakan dengan sistem pertanian organik.

Pertanian organik merupakan teknik pertanian yang tidak menggunakan bahan kimia, tetapi memakai bahan-bahan organik. Dengan pemakaian bahan organik, akan dapat mengurangi ketergantungan akan bahan dari luar karena bahan organik umumnya terdapat di lingkungan sekitar pertanian. Selain itu

lingkungan hidup di pertanian organik lebih bersih dan lebih sehat (Hutapea, 2007).

Tan (1965) dalam Munir (1996) menyebutkan bahwa Andisol di Sumatera Utara yang terjadi di daerah dataran di kaki gunung Sibayak terbentuk pada kondisi iklim tropika basah sehingga kandungan humus pada Andisol di Sumatera mengandung asam fluvat relatif lebih tinggi. Kandungan C dan N tinggi tetapi


(17)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

rasionya rendah, kadar P rendah karena terfiksasi kuat dan sukar mengalami peptisasi.

Pengolahan tanah merupakan suatu langkah untuk memperbaiki sifat fisik tanah, mengendalikan gulma, dan mengolah sisa – sisa tanaman. Pengolahan tanah yang berlebihan pun dapat merusak tanah dan menurunkan produksi tanaman, hal ini dikarenakan ketika dilakukannya pengolahan tanah maka seluruh isi yang terkandung di dalamnya akan terombak. Untuk tanah Andisol yang memiliki nilai BD 0,85 g/cm3 maka pengolahan tanah yang dilakukan adalah

minimum ataupun tanpa olah tanah (TOT), hal ini dikarenakan sifat – sifat fisik tanah Andisol sudah baik untuk budidaya pertanian (Munir, 1996).

Berdasarkan uraian-uraian masalah tersebut diatas maka penulis merasakan perlunya dilakukan suatu penelitian mengenai perubahan beberapa sifat kimia tanah Andisol pada sistem pertanian organik akibat pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perubahan beberapa sifat kimia tanah Andisol pada sistem pertanian organik akibat pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik.

Hipotesa Penelitian

- Pengolahan tanah meningkatkan beberapa sifat kimia tanah Andisol pada sistem pertanian organik

- Pemberian pupuk organik meningkatkan beberapa sifat kimia tanah Andisol pada sistem pertanian organik.


(18)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

- Interaksi antara pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik

meningkatkan beberapa sifat tanah Andisol pada pertanian organik.

Kegunaan Penelitian

- Sebagai bahan masukan dan informasi dalam mengetahui peruabhan beberapa sifat kimia tanah Andisol pada sistem pertanian organik akibat pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik.

- Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA

Sifat dan Ciri Andisol

Andisol merupakan tanah-tanah yang umumnya berwarna hitam dengan epipedon mollik atau umbrik atau ochrik atau kambik, bulk density (kerapatan lindak) kurang dari 0,85 g/cm3, banyak mengandung bahan amorf, atau lebih dari

60% terdiri dari abu vulkanik vitrik, cindes atau bahan pyroklastik lain (Hardjowigeno, 2003).

Data analisis tanah Andisol dari berbagai wilayah, menunjukkan bahwa Andisol memiliki tekstur yang bervariasi dari berliat (30-65% liat), sampai berlempung kasar (10-20%). Reaksi tanah umumnya agak masam (5,6-6,5). Kandungan bahan organik lapisan atas sedang sampai tinggi, dan lapisan


(19)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

bawahnya umumnya rendah, dengan nisbah C/N tergolong rendah (6-10). Kandungan P dan K potensial bervariasi sedang sampai tinggi, umumnya kandungan lapisan atas lebih tinggi dari pada lapisan bawahnya. Dengan demikian

potensi kesuburan alami Andisol termasuk sedang sampai tinggi (Pusat Penelitian dan pengembangan Tanah dan Agroklimat, 2005)

Andisol mempunyai beberapa sifat kimia yang penting. Liat memiliki mautan permanen yang rendah dan muatan tergantung pH yang tinggi. Keracunan aluminium jarang terjadi. Andisol mempunyai kemampuan untuk memfiksasi fosfat dan mengikat air yang lebih tinggi. Presentase karbon cenderung relatif lebih tinggi dibandingkan tanah-tanah mineral lainnya (Wada, 1980).

Tingginya kadar bahan organik di Andisol diyakini disebabkan oleh adsorbsi molekul organik oleh alofan dan imogolit. Alofan dan Imogolit memiliki komposisi kimia yang beragam, tergantung kepada variasi rasio molar SiO2 / AlO3

dan kandungan air. Alofan mampu berikatan dengan humus tanah dengan ikatan kompleksasi membentuk khelasi Al dalm alofan dengan membentuk kompleks yang cukup resisten. (Lahuddin dan Mukhlis, 2006).

Sifat Kimia Tanah

pH Tanah

Nilai pH berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral sedangkan pH kurang dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Besarnya kisaran nilai pH tersebut didasarkan atas besarnya konstanta disosiasi air murni yaitu :

HOH → H+ + OH


(20)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

walaupun demikian pH tanah umumnya berkisar dari 3,0-9,0. Di Indonesia umumnya tanahnya bereaksi masam dengan pH 4,0-5,5 sehingga tanah dengan pH 6,0-6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya masih agak masam (Hardjowigeno, 2003).

Nilai pH tanah dapat digunakan sebagai indikatator kesuburan kimiawi tanah, karena dapat mencerminkan ketersediaan hara dalam tanah. pH optimum untuk ketersediaan unsur hara adalah sekitar 7,0, karena pada pH ini semua unsur makro tersedia secara maksimum sedangkan unsur hara mikro tidak maksimum

sehingga kemungkinan terjadinya toksisitas unsur mikro tertekan (Hanafiah, 2005).

C-Organik

Bahan organik adalah jumlah total substansi yang mengandung karbon organik di dalam tanah, terdiri dari campuran residu tanaman dan hewan dalam berbagai tahap dekomposisi, tubuh mikroorganisme dan hewan kecil yang masih hidup maupun yang sudah mati (Schnitzer, 1991).

Sumber bahan organik dapat berasal dari kotoran hewan bahkan dari tanaman dan limbah, misalnya pupuk kandang dan limbah pertanaman, hijauan tanaman, rerumputan dan limbah agroindustri. Tanah yang dibenahi dengan bahan organik mempunyai struktur tanah yang baik dan tanah yang berkecukupan bahan organik mempunyai kemampuan mengikat air lebih banyak daripada tanah yang punya kandungan bahan organiknya rendah. Pada umumnya bahan organik


(21)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

mengandung unsur hara makro N, P, K dan hara mikro yang diperlukan tanaman (Murbandono, 2000).

Pengaruh bahan organik terhadap tanah dan tanaman tergantung pada laju proses dekomposisinya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi laju dekomposisi ini meliputi faktor bahan organik dan faktor tanah. Faktor bahan organik meliputi komposisi kimiawi, nisbah C/N, kadar lignin dan ukuran bahan, sedangkan faktor tanah meliputi temperatur, kelembaban, tekstur, struktur dan

suplai oksigen, serta reaksi tanah, ketersediaan hara terutama N, P, K, dan S (Hanafiah, 2005).

Beberapa sifat baik dari peranan bahan organik terhadap kesuburan tanah antara lain : (1) mineralisasi bahan organik akan melepaskan unsur hara tanaman secara lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S, dan unsur hara mikro lainnya) tetapi dalam jumlah yang relatif kecil, (2) meningkatkan daya menahan air, sehingga kemampuan tanah untuk menyediakan air menjadi lebih banyak, (3) memperbaiki kehidupan mikroorganisme tanah (Purnomo, 2006).

Penggunaan bahan organik untuk pupuk tanaman sudah lama dilakukan manusia. Bahan organik yang telah umum dijadikan pupuk antara lain : kotoran hewan, pupuk hijau atau sampah organik. Pelepasan unsur hara pada pupuk organik jelas berbeda dengan pupuk kimia. Pelepasan unsur hara ini akan semakin baik dengan aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme yang berperan untuk penguraian bahan organik yang mengandung unsur hara yang bisa diserap tanaman ini banyak berada di lapisan dangkal. Kehidupan mikroorganisme sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :


(22)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

- Kelembaban dan temperatur tanah

- Kandungan udara dalam tanah

- Tingkat keasaman tanah (Isnaini, 2006).

Unsur Hara N

Sebagian besar nitrogen dalam tanah bergabung dengan bahan organik. Dalam bentuk ini nitrogen dilindungi dari pembebasan cepat oleh mikroba, setahun hanya 2-3% dimineralisir dalam keadaan biasa. Separuh nitrogen organik diketahui dalam bentuk senyawa amino. Nitrogen yang didapat oleh tanah yang diusahakan dari bahan-bahan sisa tanaman, pupuk kandang, pupuk buatan garam yang diendapkan dan nitrat yang diendapkan. Selain itu ada fiksasi N yang dilakukan oleh mikroorganisme tanah tertentu (Hanafiah, 2005).

Nitrogen dalam tanah berasal dari bahan organik tanah, pengikatan oleh mikroorganisme tanah dari nitrogen dari udara, pupuk dan air hujan. Nitrogen didalam tanah terdapat dalam berbagai bentuk yaitu protein (bahan organik), senyawa-senyawa amino, ammonium (NH4+) dan NO3. Perubahan-perubahan

bentuk nitrogen dalam tanah dari bahan organik melalui beberapa proses yaitu : aminisasi, amonifikasi, dan nitrifikasi, dimana proses tersebut dibantu oleh mikroorganisme tanah (Hardjowigeno, 2003).

Perubahan amonium menjadi nitrat berlangsung dengan proses enzimatik yang dibantu oleh bakteri nitrosomonas dan nitrobacter. Kemasaman yang optimum untuk proses nitrifikasi pada pH 6,5-8,0 dan pH lebih kecil dari 5,0 dan lebih besar dari 8,0 prosesnya akan terhambat (Hasibuan, 2004).


(23)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

Secara umum dapat dikatakan, bahwa bahan organik memperbesar ketersediaan fosfat tanah, melalui hasil dekomposisinya yang menghasilkan asam-asam organik dan CO2. Gas CO2 larut dalam air membentuk asam karbonat yang

mampu melapukkan beberapa mineral tanah. Asam-asam organik seperti asam sitrat, tartrat, malat dan asam malonat akan menghasilkan anion yang akan membentuk senyawa komplek yang sukar larut sengan Al dan Fe. Dengan demikian diharapkan konsentrasi ion Al, Fe dan Ca yang bebas dalam larutan tanah berkurang jumlahnya (Nyakpa, dkk, 1989).

P tersedia dalam tanah dapat diartikan sebagai P tanah yang dapat diekstraksi oleh air dan asam sitrat. P menjadi tidak tersedia dan tidak larut disebabkan fiksaasi oleh mineral-mineral liat dan ion-ion Al, Fe, Mg ataupun Ca yang banyak larut, membentuk senyawa komplek dan tidak larut. Sistem tanah umumnya mengandung 0,10-0,25% P2O5 dan jarang melebihi 0,50%. Pada tubuh

tanah yang telah berkembang, ketersediaan P ini dikendalikan oleh faktor-faktor : a) komposisi pelikan tanah, b) pH tanah, c) kandungan liat, d) kandungan bahan

organik, e) kelengasan tanah, f) temperatur tanah, g) tata udara tanah (Sarief, 1993).

Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah adalah setiap perubahan mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman (Baver, 1956). Menurut Hakim, dkk (1986) bahwa tujuan pengolahan tanah adalah memperbaiki kondisi tanah dalam hubungannya dengan


(24)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

pertumbuhan tanaman, membenamkan sisa – sisa tanaman, memberantas dan membongkar tanaman pengganggu (gulma) (Lumban Toruan, 2002).

Pengolahan tanah kemungkinan mempengaruhi struktur lapisan oleh ke arah yang menguntungkan ataupun merugikan. Pengolohan tanah pada kondisi kelewat basah/ tergenang akan merusak struktur remah (terutama tanah dengan kandungan lempung tinggi), mengolah tanah dalam keadaan terlalu kering juga akan merusak struktur tanah (tanah pasiran) (Sutanto, 2005).

Pengolahan tanah terbatas menghasilkan kandungan C-organik lebih tinggi dari pada pengolahan tanah biasa. Kandungan N-total juga memperlihatkan kecenderungan yang sama dengan C-organik (Santoso dan Sibuea, 1984).

Pengolahan tanah minimum adalah cara mengolah tanah dengan melaksanakan pengolahan tanah seminimal mungkin sedangkan pengolahan tanah TOT (tanpa olah tanah) merupakan kegiatan yang sama sekali tidak melakukan pengolahan tanah, semua kegiatan pengolahan tanah yang telah diuraikan di atas mengikuti kaedah konservasi (Sutanto, 2002b).

Pupuk Organik

Pupuk Kandang

Pupuk kandang mempunyai kandungan yang lengkap yaitu mengandung unsur hara makro dan mikro yang angat dibutuhkan tanaman. Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang ini berbeda-beda tergantung pada jenis hewan, makanan hewan, umur hewan, kesehatan hewan serta pemeliharaan dan pengolahan kotoran sebelum digunakan. Kandungan unsur hara kotoran hewan ini mudah hilang yang disebabkan penyimpanan, penguapan, pencucian oleh air, dan


(25)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

dekomposisi. Proses ini dapat menghilangkan kandungan nitrogen, fosfat atau

kalsium dalam jumlah yang besar, bahkan mencapai setengah kadar semula (Isnaini, 2006).

Pengaruh bahan organik terhadap tanah dan tanaman tergantung pada laju proses dekomposisinya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi laju dekomposisi ini meliputi faktor bahan organik dan faktor tanah. Faktor bahan organik meliputi komposisi kimiawi, nisbah C/N, kadar lignin dan ukuran bahan, sedangkan faktor tanah meliputi temperatur, kelembaban, tekstur, struktur dan

suplai oksigen, serta reaksi tanah, ketersediaan hara terutama N, P, K, dan S (Hanafiah, 2005).

Pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian, dengan demikian kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio. Pupuk kandang yang banyak mengandung jerami memiliki C/N rasio yang tinggi sehingga mikroorganisme memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan proses penguraiannya sehingga lama mengeluarkan panas misalnya pada sapi, kerbau dan babi. Dalam dunia pupuk kandang, dikenal dengan istilah pupuk panas dan pupuk dingin, pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya berlangsung cepat sehingga terbentuk panas. Salah satunya adalah kotoran ayam, pada pupuk dingin terjadi sebaliknya (Novizan, 2002).

Nilai pupuk kandang tidak hanya ditentukan berdasarkan pasokan bahan organik tetapi besarnya pasokan nitrogen. Nitrogen yang dilepaskan oleh aktivitas mikroorganisme kemudian dimanfaatkan oleh tanaman. Pupuk kandang mempunyai pengaruh yang baik terhadap sifat fisik tanah dan kimia tanah. Penggunaan pupuk kandang untuk mempertahankan kesuburan tanah merupakan


(26)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

bentuk praktek pertanian organik. Pada umumnya bahan-bahan ini mengandung N, P, K dalam jumlah yang rendah, tetapi dapat memasok unsur hara mikro esensial. Bahan organik juga memacu pertumbuhan dan perkembangan bakteri dan biota tanah. Nitrogen dan unsur hara lainnya yang dikandung bahan organik dilepaskan secara perlahan-lahan. Dengan demikian pemberian yang berkesinambungan membantu dalam membangun tanah, terutama dalam jangka panjang (Sutanto, 2002b).

Menurut Hardjowigeno (2003) menyatakan bahwa pupuk kandang ayam atau unggas memiliki kandungan unsur hara yang lebih besar dari pada jenis ternak lain.

Tabel 1 . Kandungan Beberapa Jenis Unsur Hara Beberapa Jenis Pupuk Kandang

Jenis Ternak N (%) P2O5(%) K2O(%)

Ayam 1,7 1,9 1,5

Sapi 0,3 0,2 0,3

Kuda 0,4 0,2 0,3

Domba 0,6 0,3 0,2

Sumber : Hardjowigeno 2003

Pupuk kandang selalu diaplikasikan sebelum atau pada saat pengolahan sebelum benih atau bibit tanam. Sebagai pupuk dasar pupuk kandang diaplikasikan secara sebar merata diseluruh permukaan tanah kemudian tanah dibajak dan digaru, selain pupuk dasar pupuk kandang dapat juga sebagai pupuk susulan (Sutanto, 2002a).


(27)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

Limbah Sayuran

Sumber utama bahan organik tanah yaitu bagian atas tanaman seperti daun, duri, serta sisa tanaman lainnya termasuk rerumputan, gulma, dan limbah pascapanen (jerami dan daun-daunan). Bahan organik yang ditambahkan tergantung pada sifat bahan, pertanamaan, aras produksi, dan situasinya. Penambahan dari hutan alam lebih kecil dibandingkan limbah panen. Semua sumber bahan organik mengandung air, bahan mineral (abu), dan senyawa organik. Kandungan air 20-90% dari berat basah tanaman, tergantung pada organ tanaman dan umur. Bahan mineral (abu) meliputi K, Ca, Mg, Na, P, S serta unsur mikro kurang lebih 1-10% berat kering. Kandungan mineral pada daun tanaman muda sangat tinggi (Sutanto, 2002a).

Contoh limbah lain tanaman adalah daun, tangkai, jerami palawija, dan tanaman perkarangan. Sebelum digunakan sebagai bahan baku kompos, sebaiknya bahan-bahan ini dicacah terlebih dahulu untuk memudahkan proses pengomposan. Kandungan air limbah sangat bervariasi, dari yang terebdah hingga yang tinggi. Demikian pula zat hara yang terkandung di dalamnya. Setelah proses pengomposan selesai bahan yang tidak ikut terurai dapat digunakan kembali dalam proses pengomposan selanjutnya. Hal ini disebabkan proses pengomposan yang tidak berjalan merata atau kandungan lignin yang terdapat dibagian tanaman tersebut belum dirombak oleh mikroba (Djaja, 2008).

Kompos

Pupuk organik dapat meningkatkan pH tanha (menetralkan Al dengan membentuk kompleks Al-organik) dan juga dapat menyumbangkan unsur mikro yang berguna bagi tanaman (Indriani, 2000).


(28)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

Kompos merupakan hasil perombakan bahan organik oleh mikrobia dengan hasil akhir berupa kompos yang memiliki nisbah C/N yang rendah. Bahan yang ideal untuk dikomposkan memiliki nisbah C/N sekitar 30, sedangkan kompos yang dihasilkan memiliki nisbah C/N < 20. Bahan organik yang memiliki nisbah C/N jauh lebih tinggi di atas 30 akan terombak dalam waktu yang lama, sebaliknya jika nisbah tersebut terlalu rendah akan terjadi kehilangan N karena menguap selama proses perombakan berlangsung (Anonimous, 2004).

Pengomposan pada dasarnya merupakan upaya mengaktifkan kegiatan mikrobia agar mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Yang dimaksud mikrobia disini bakteri, fungi dan jasad renik lainnya. Bahan organik disini merupakan bahan untuk baku kompos ialah jerami, sampah kota, limbah pertanian, kotoran hewan/ternak dan sebagainya (Marbandono, 2000).

Komponen kompos yang sangat berpengaruh terhadap sifat kimiawi tanah adalah kandungan humusnya. Humus dalam kompos mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Humus yang mengandung asam humat atau jenis asam lainnya yang dapat melarutkan zat besi (Fe) dan aluminium (Al) akan lepas dan diserap oleh tanaman. Selain itu humus merupakan penyangga kation yang dapat

mempertahankan unsur hara sebagai bahan makanan untuk tanaman (Djuarnani, dkk, 2005).

Pertanian Organik

Pertanian yang mirip dengan kelangsungan kehidupan hutan disebut pertanian organik karena kesuburan tanaman berasal dari bahan organik secara


(29)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

alamiah. Pengertian lain, pertanian organik adalah sistem pertanian yang tidak mempergunakan bahan kimia, tetapi menggunakan bahan organik. Bahan kimia tersebut dapat berupa pupuk, pestisida, hormon pertumbuhan dan lain sebagainya ( Hutapea, 2007 ).

Syarat Tumbuh Tanaman Sawi

Sawi dapat di tanam di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Akan tetapi, umumnya sawi diusahakan orang di dataran rendah, yaitu di pekarangan, di ladang, atau di sawah, jarang diusahakan di daerah pegunungan. Sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan. Sehingga ia dapat ditanam di sepanjang tahun, asalkan pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup untuk penyiraman. Keadaan tanah yang dikehendaki adalah tanah gembur, banyak

mengandung humus, dan drainase baik dengan derajat keasaman (pH) 6-7 (Kariada dan Sukadana, 2000).

Kandungan air tanah yang baik untuk budidaya tanaman sawi adalah pada kandungan air tersedia, yaitu pF antara 2,5-4. Dengan demikian lahan tanaman sawi memerlukan pengairan yang cukup baik (irigasi maupun drainase). Sawi tidak dapat hidup dengan baik pada tanah yang berlebihan air atau tergenang. Umumnya sawi tumbuh baik di daerah dataran pada ketinggian 1000-2000 m dpl

Sawi menginginkan tanah yang gembur dan kaya bahan organik. Selain itu tanah harus memiliki drainase yang baik dengan pH 6-7. Sawi dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi. Namun, lebih banyak diusahakan di dataran


(30)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

rendah. Sawi juga bisa ditanam pada saat musim kemarau asalkan airnya cukup tersedia untuk penyiraman (Nazaruddin, 1999).

BAHAN DAN METODA

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo dengan titik koordinat N 03o07’06” dan E 98o28’05” dan

ketinggian kurang lebih 1200 m di atas permukaan laut dan di analisis di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian yang dilaksanakan pada bulan Febuari 2008 sampai dengan selesai.


(31)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

- Lahan Andisol Desa Lingga sebagai media tumbuh tanaman sawi ( Brassica juncea L.)

- Pupuk Kandang Lembu sebagai pupuk organik - Pupuk Kandang Ayam sebagai pupuk organik - Limbah sayuran sebagai pupuk organik - Kompos mabar sebagai pupuk organik

- Biji tanaman sawi hijau sebagai tanaman indikator - EM-4 sebagai biokator fermentasi pupuk organik - Air sebagai bahan pelarut

- Daun pepaya, daun sirsak, daun sirih, tembakau, bawang merah, bawang putih, mengkudu, brotowali, jeringau, jahe sebagai pestisida organik

- Bawang merah, bawang putih, lengkuas, tembakau, dan kunyit sebagai fungisida nabati.

- Bahan-bahan lainnya yang menunjang penelitian.

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

- GPS (Global Position System) sebagai alat untuk menentukan koordinat daerah penelitian.

- Cangkul, sekop, plastik, goni sebagai alat untuk mengambil sampel tanah - Timbangan sebagai alat untuk menimbang

- Meteran sebagai alat untuk mengukur jarak lahan - Ayakan sebagai alat untuk mengayak tanah


(32)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

- Alat-alat laboratorium lainnya untuk keperluan analisis

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :

- Persiapan dan Pengolahan Lahan

Lahan terlebih dahulu dibersihkan dari beberapa tanaman, rumput, dan sampah-sampah lainnya. Pengolahan lahan dilakukan dua kali yaitu tanah dicangkul sampai kedalaman lebih kurang 20 cm, digemburkan dan diratakan. Lahan percobaan dibagi menjadi 3 blok, setiap blok terdapat 15 unit percobaan, sehingga terdapat 45 plot unit percobaan, tiap plot mempunyai ukuran 2 m x 2 m dengan jarak blok 50 cm dan jarak antar plot 30 cm.

- Analisa Awal  Analisa Tanah

Sampel tanah pada kedalaman 0-20 cm lalu dikompositkan. Tanah dikeringudarakan dan diayak dengan ayakan 10 mesh. Lalu dilakukan analisa awal (pH, C-org, N-total, dan P-tersedia).

 Analisa Pupuk Organik

Analisa pada pupuk organik (pupuk kandang ayam, pupuk kandang lembu, limbah sayuran, kompos mabar) diukur rasio C-organik dan N-total.

- Pengecambahan Biji Sawi

Untuk mengecambahkan biji sawi digunakan media berisi kompos. Biji sawi ditaburkan merata diatas media. Dilakukan penyiraman dua kali sehari.


(33)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

a. Bahan-bahan yang telah disiapkan yaitu daun pepaya, daun sirsak, daun sirih, tembakau, bawang merah, bawang putih, mengkudu, brotowali, jeringau, jahe ditumbuk/digiling halus.

b. Larutkan EM 4 dan gula merah kedalam air sebanyak 1 liter.

c. Larutan tersebut difermentasikan selama 4 hari

d. Setelah difermentasikan kemudian disaring, hasil larutan ini sebagai pestisida nabati

e. Sisa ampasnya dapat ditaburkan di lahan pertanaman. - Pembuatan Fungisida Nabati

a. Bahan-bahan yang telah disiapkan yaitu bawang merah, bawang putih, lengkuas, tembakau, dan kunyit ditumbuk/digiling halus.

b. Larutkan EM 4 dan gula merah kedalam air sebanyak 1 liter. c. Larutan tersebut difermentasikan selama 4 hari.

d. Setelah difermentasikan kemudian disaring, hasil larutan ini sebagai fungisida nabati.

e. Sisa ampasnya dapat ditaburkan di lahan pertanaman.

- Aplikasi Perlakuan

 Perlakuan Pengolahan Tanah

Lahan yang telah dibersihkan kemudian diberi aplikasi pengolahan tanah sesuai dengan perlakuan. Pada perlakuan To = tanpa ada pengolahan tanah/no tillage, T1 = pengolahan tanah minimum dengan sekali olah yaitu lahan/tanah

dicangkul kasar kemudian dicangkul halus dan tanah diratakan dalam waktu 2 minggu, dan T2 = pengolahan tanah maksimum dengan 3 kali olah yaitu lahan


(34)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

dicangkul kasar kemudian dicangkul halus dan tanah diratakan sebanyak 3 kali dalam waktu 2 minggu sebelum masa tanam.

 Perlakuan Pupuk Organik

Lahan yang telah diberi aplikasi pengolahan tanah kemudian dilakukan aplikasi pupuk kandang lembu, ayam, limbah sayuran dan kompos mabar sesuai dengan dosis perlakuan dan dinkubasi selama 2 minggu kemudian di analisis (pH tanah, C-organik, N-total, P-tersedia).

- Penanaman Kecambah

Penanaman dapat dilakukan setelah bibit di persemaian memiliki daun 4-5 helai ( ± 1 minggu). Sebelum kecambah dicabut terlebih dahulu media persemaian disiram hingga cukup basah. Lalu bibit dipindahkan ke dalam tanah, masing-masing petak tanah ditanam 35 bibit dengan jarak tanam 30 x 40 cm.

- Pemeliharan Tanaman

Tanaman dipelihara dari gangguan hama dan gulma. Penyiraman dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore). Pestisida yang digunakan yaitu pestisida organik. Penyemprotan dilakukan 2 x seminggu pada sore hari.

- Pemanenan

Tanaman dapat dipanen setelah berumur 21 hari, sebelum tanamn berbunga. Tanaman yang berbunga ditandai oleh daun-daun bagian bawah yang mulai menguning.


(35)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan menggunakan 2 faktor perlakuan yaitu pengolahan tanah dan pupuk organik dengan 3 ulangan, faktor perlakuannya sebagai berikut :

I. Faktor Pengolahan Tanah ( T ) - To = Tanpa pengolahan

- T1 = Pengolahan Tanah Minimum

- T2 = Pengolahan Tanah Maksimum

II. Faktor Pupuk Organik ( P ) - Po = Tanpa Pupuk

- P1 = Pupuk Kandang Lembu = 20 ton/ha ( 8 kg/plot )

- P2 = Pupuk Kandang Ayam = 20 ton/ha ( 8 kg/plot )

- P3 = Limbah Sayuran = 20 ton/ha ( 8 kg/plot )

- P4 = Kompos Mabar = 20 ton/ha ( 8 kg/plot )

Sehingga didapat kombinasi perlakuan yaitu :

PoTo P1To P2To P3To P4To

PoT1 P1T1 P2T1 P3T1 P4T1

PoT2 P1T2 P2T2 P3T2 P4T2

Dari kombinasi diatas maka diperoleh ( 3 x 5 ) x 3 = 45 unit percobaan. Model matematis yang digunakan adalah sebagai berikut :

Yijk = µ+ i + αj + k + (α )jk +

ijk

Yijk = Hasil pengamatan pada satuan percobaan pada perlakuan ke-i,

pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik pada ulangan ke-j dengan ulangan ke-k


(36)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

µ = Nilai rerataan perlakuan

i = Pengaruh ulangan ke-i

αj = Pengaruh kedalaman olah ke-j

k = Pengaruh pemberian pupuk organik ke-k

Eijk = Pengaruh interaksi kedalaman olah ke-j dan pemberian pupuk

organik ke-k.

ijk = Pengaruh galat ulangan ke-i, kedalaman olah dan pemberian

pupuk organik ke-k.

Parameter yang Diamati

1. Pengukuran pH tanah dengan metode elektrometri 2. Analisis C-Organik dengan metode Blacky-Walky

3. Analisis Nitrogen tanah ( N-total) dengan metode Kjeldhal

4. Analisis Fosfor tersedia tanah ( P-tersedia) dengan metode Bray II 5. Produksi Berat Basah Tanaman Sawi/plot (g)

HASIL DAN PEMBAHASAAN

Hasil


(37)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009 5.26

5.93 5.94

5.56

6.41

0 1 2 3 4 5 6 7

p

H

T

an

ah

Dari hasil analisa sidik ragam (Lampiran 6) menunjukkan bahwa pengolahan tanah berpengaruh tidak nyata terhadap perubahan pH tanah pada sistem pertanian organik dan pemberian pupuk organik berpengaruh sangat nyata terhadap perubahan pH tanah pada sistem pertanian organik, serta interaksi pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik berpengaruh tidak nyata terhadap perubahan pH tanah pada sistem pertanian organik.

Hasil uji beda rataan Duncan Test pengaruh pemberian pupuk organik terhadap perubahan pH tanah pada sistem pertanian organik dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Rataan Perubahaan pH Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pemberian Pupuk Organik.

Perlakuan Rataan

Tanpa Pupuk 5,26 C

Pupuk Kandang Lembu 5,93 B

Pupuk Kandang Ayam 5,94 B

Limbah Sayuran 5,56 BC

Kompos Mabar 6,41 A

Keterangan : Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 1%.

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik kompos mabar berpengaruh sangat nyata meningkatkan pH tanah dibandingkan tanpa pupuk yaitu dari 5,26 menjadi 6,41. Pemberian pupuk organik kompos mabar berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Hubungan antara pengaruh pemberian pupuk organik terhadap perubahan pH tanah Andisol pada sistem pertanian organik dapat dilihat pada gambar 1.


(38)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

T a npa P u puk P up u k K a nda ng Le m b u P up u k K a nda ng A yam L im ba h Sa y ur a n K omp os M ab ar Pupuk Organik

Gambar 1. Hubungan Antara Pengaruh Pemberian Beberapa Pupuk Organik

Terhadap Perubahan pH Tanah Andisol pada Sistem Pertanian Organik.

Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa nilai pH tanah berbeda pada pemberian beberapa jenis pupuk organik. Nilai pH tanah yang tertinggi terdapat pada

perlakuan kompos mabar yaitu sebesar 6,41 dan yang terendah pada perlakuan tanpa pupuk yaitu sebesar 5,26.

Perlakuan pengolahan tanah serta interaksi pengolahan tanah dan

pemberian pupuk organik tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan pH tanah Andisol pada sistem pertanian organik.

C-organik Tanah

Dari hasil analisa sidik ragam (Lampiran 8) menunjukkan bahwa pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik berpengaruh sangat nyata


(39)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

terhadap perubahan C-organik tanah Andisol pada sistem pertanian organik dan interaksi pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik berpengaruh tidak nyata terhadap perubahan C-organik tanah pada sistem pertanian organik.

Hasil uji beda rataan Duncan Test pengaruh pengolahan tanah terhadap perubahan C-organik tanah pada sistem pertanian organik dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai Rataan Perubahaan C-organik Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah

Perlakuan Rataan

Tanpa Pengolahan 4,26 B

Pengolahan Tanah Minimum 4,97 A

Pengolahan Tanah Maksimum 4,75 A

Keterangan : Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 1%.

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pengolahan tanah minimumberpengaruh sangat nyata meningkatkan kadar C-organik tanah dibandingkan tanpa pengolahan yaitu dari 4,26% menjadi 4,97%.

Hubungan antara pengaruh pengolahan tanah terhadap perubahan C-organik tanah Andisol pada sistem pertanian organik dapat dilihat pada gambar 2.


(40)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

4.26 4.97 4.75 3.8 4 4.2 4.4 4.6 4.8 5 5.2 g () T a npa P e n gol ah an P e n gol ah an Min im u m P e n gol ah an M a ks im um C O rgan ik ( % ) Pengolahan Tanah

Gambar 2. Hubungan Antara Pengaruh Pengolahan Tanah Terhadap Perubahan

C-organik Tanah Andisol pada Sistem Pertanian Organik.

Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa nilai C-organik tanah berbeda pada perlakuan pengolahan tanah. Nilai C-organik tanah yang tertinggi terdapat pada perlakuan pengolahan tanah minimum yaitu sebesar 4,97% dan yang terendah terdapat pada perlakuan tanpa pengolahan tanah yaitu sebesar 4,26%.


(41)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009 4.17 4.74 4.56 5.21 4.62 0 1 2 3 4 5 6 T a npa P u puk P up u k K a nda ng Le m b u P up u k K a nda ng A yam L im ba h Sa y ur a n K omp os M ab ar C or gan ik ( % )

Hasil uji beda rataan Duncan Test pengaruh pemberian pupuk organik terhadap perubahan C-organik tanah pada sistem pertanian organik dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai Rataan Perubahaan C-organik Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pemberian Pupuk Organik

Perlakuan Rataan

Tanpa Pupuk 4,17 B

Pupuk Kandang Lembu 4,74 AB

Pupuk Kandang Ayam 4,56 AB

Limbah Sayuran 5,21 A

Kompos Mabar 4,62 AB

Keterangan : Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 1%.

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik limbah sayuran berpengaruh sangat nyata meningkatkan kadar C-organik tanah dibandingkan tanpa pupuk yaitu dari 4,17% menjadi 5,21%. Pemberian pupuk organik limbah sayuran berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pupuk.

Hubungan antara pengaruh pemberian pupuk organik terhadap perubahan C-organik tanah Andisol pada sistem pertanian organik dapat dilihat pada gambar 3.


(42)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

Pupuk Organik

Gambar 3. Hubungan Antara Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap

Perubahan C-organik Tanah Andisol pada Sistem Pertanian Organik.

Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa nilai C-organik tanah berbeda pada pemberian beberapa jenis pupuk organik. Nilai C-organik tanah yang tertinggi terdapat pada perlakuan limbah sayuran yaitu sebesar 5,21% dan yang terendah pada perlakuan tanpa pupuk yaitu sebesar 4,17%.

Interaksi antara pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik tidak berpengaruh sangat nyata terhadap perubahan C-organik tanah Andisol pada sistem pertanian organik

N-Total Tanah (%)

Dari hasil analisa sidik ragam (Lampiran 10) menunjukkan bahwa pengolahan tanah berpengaruh tidak nyata terhadap perubahan N-total tanah pada sistem pertanian organik dan pemberian pupuk organik berpengaruh sangat nyata terhadap perubahan N-total tanah pada sistem pertanian organik, serta interaksi pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik berpengaruh tidak nyata terhadap perubahan N-total tanah pada sistem pertanian organik.


(43)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

Hasil uji beda rataan Duncan Test pengaruh pemberian pupuk organik terhadap perubahan N-total tanah pada sistem pertanian organik dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai Rataan Perubahaan N-total Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pemberiaan Pupuk Organik.

Perlakuan Rataan

Tanpa Pupuk 0,39 B

Pupuk Kandang Lembu 0,44 AB

Pupuk Kandang Ayam 0,51 A

Limbah Sayuran 0,46 AB

Kompos Mabar 0,54 A

Keterangan : Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 1%.

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik kompos mabar berpengaruh sangat nyata meningkatkan N-total tanah dibandingkan tanpa pupuk yaitu dari 0,39% menjadi 0,54%. Pemberian pupuk organik kompos mabar

berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pupuk.

Hubungan antara pengaruh pemberian pupuk organik terhadap perubahan N-total tanah Andisol pada sistem pertanian organik dapat dilihat pada gambar 4.


(44)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

Pupuk Organik

Gambar 4. Hubungan Antara Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap

perubahan N-total tanah Andisol pada Sistem Pertanian Organik.

Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa nilai N-total tanah berbeda pada pemberian beberapa jenis pupuk organik. Nilai N-total tanah yang tertinggi terdapat pada perlakuan kompos mabar yaitu sebesar 0,55% dan yang terendah pada perlakuan tanpa pupuk yaitu sebesar 0,39%.

Perlakuan pengolahan tanah serta interaksi pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan N-total tanah Andisol pada sistem pertanian organik.

P-tersedia (ppm)

Dari hasil analisa sidik ragam (Lampiran 12) menunjukkan bahwa pengolahan tanah berpengaruh tidak nyata terhadap perubahan P-tersedia tanah pada sistem pertanian organik dan pemberian pupuk organik serta interaksi

0.39 0.44 0.51 0.46 0.55 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 Tan p a P upuk N -t ot al T an a h ( %) P upuk K an dan g Le mb u P upuk K an dan g Aya m K omp os M ab a r Li mb ah S ayu r an


(45)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik berpengaruh sangat nyata terhadap perubahan P-tersedia tanah pada sistem pertanian organik.

Hasil uji beda rataan Duncan Test pengaruh pemberian pupuk organik terhadap perubahan P-tersedia tanah pada sistem pertanian organik dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Nilai Rataan Perubahaan P-tersedia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk Organik.

Perlakuan Pengolahan Tanah

Tanpa Pengolahan

Pengolahan Minimum

Pengolahan Maksimum

Tanpa Pupuk 16,80 D 24,91 D 26,59 D

Pupuk Kandang Lembu 23,44 D 23,93 D 50,36 ABCD

Pupuk Kandang Ayam 74,79 ABC 88,28 AB 41,64 BCD

Limbah Sayuran 35,64 CD 22,19 D 17,87 D

Kompos Mabar 55,40 ABCD 96,89 A 93,96 A

Keterangan : Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 1%.

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa interaksi perlakuan pengolahan tanah minimum dan pemberian pupuk organik kompos mabar berpengaruh sangat nyata meningkatkan P-tersedia tanah dibandingkan tanpa pengolahan dan tanpa pupuk yaitu dari 16,80 ppm menjadi 93,89 ppm.

Hubungan antara pengaruh pemberian pupuk organik terhadap perubahan P-tersedia tanah Andisol pada sistem pertanian organik dapat dilihat pada gambar 5.


(46)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

T a npa P up uk T an p a P e n gol ah an T a npa P up uk P e n gol ah an M in im u m T a npa P up uk P e n gol ah an M axi mu m P u puk K a nda ng L e m b u T a npa P e n gol ah an P u puk K a nda ng L e m b u P e n gol ah an M ini m um P u puk K a nda ng L e m b u P e n gol ah an M axi mu m P u puk K an d a n g A yam T a npa P e n gol ah an P u puk K an d a n g A yam P e n gol ah an M in im u m P u puk K an d a n g A yam P e n gol ah an M axi mu m L im ba h Sa y ur a n T an p a P e n gol ah an L im ba h Sa y ur a n P e ng o la ha n M ini m um L im ba h Sa y ur a n P e n gol ah an M axi mu m K omp os M ab ar T an p a P e n gol ah an K omp os M ab ar P e ng o la ha n M in im um K omp os M a ba r P e n gol ah an M axi mu m P -t ers ed ia T an a h ( %) Kombinasi Perlakuan

Gambar 5. Hubungan Antara Pengaruh Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk

Organik Terhadap Perubahan P-tersedia Tanah Andisol pada Sistem Pertanian Organik.

Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa nilai P-tersedia tanah berbeda pada

interaksi pemberian beberapa jenis pupuk organik dan pengolahan tanah. Nilai P-tersedia tanah yang tertinggi terdapat pada perlakuan kombinasi pengolahan


(47)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

terdapat pada perlakuan tanpa pengolahan dan tanpa pupuk yaitu sebesar 16,80 ppm.

Dari hasil pengamatan maka interaksi perlakuan pemberian pupuk organik

dan pengolahan tanah yang memberikan nilai maksimal terhadap perubahan P-tersedia tanah Andisol pada sistem pertanian organik yaitu pengolahan tanah

minimum dan pupuk organik kompos mabar.

Produksi Berat Basah (g)

Dari hasil analisa sidik ragam (Lampiran 14) menunjukkan bahwa pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik berpengaruh sangat nyata terhadap produksi berat basah tanaman pada sistem pertanian organik dan interaksi pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik berpengaruh sangat nyata terhadap produksi berat basah tanaman pada sistem pertanian organik.

Hasil uji beda rataan Duncan Test pengaruh pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik terhadap produksi berat basah tanaman pada sistem pertanian organik dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Nilai Rataan Produksi Berat Basah Tanaman Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk Organik.

Perlakuan Pengolahan Tanah

Tanpa Pengolahan

Pengolahan Minimum

Pengolahan Maksimum

Tanpa Pupuk 195,12 H 213,52 H 195,29 H

Pupuk Kandang Lembu 633,33 EF 807,15 E 486,67 FG

Pupuk Kandang Ayam 1143,33 D 1130,00 D 703,81 EF


(48)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

T a npa P up uk T an p a P e n gol ah an T a npa P up uk P e n gol ah an M in im u m T a npa P up uk P e n gol ah an M axi mu m P u puk K a nda ng L e m b u T a npa P e n gol ah an P u puk K a nda ng L e m b u P e n gol ah an M ini m um P u puk K a nda ng L e m b u P e n gol ah a n M axi mu m P u puk K an d a n g A yam T a npa P e n gol ah an P u puk K an d a n g A yam P e n gol ah an M in im u m P u puk K an d a n g A yam P e n gol ah an M axi mu m L im ba h Sa y ur a n T an p a P e n gol ah an L im ba h Sa y ur a n P e ng o la ha n M ini m um L im ba h Sa y ur a n P e n gol ah an M axi mu m K omp os M ab ar T an p a P e n gol ah an K omp os M ab ar P e ng o la ha n M in im um K omp os M ab ar P e n gol ah an M axi mu m P rod u k si B er at B as a h ( g/ p lot )

Kompos Mabar 2120,00 B 3326,67 A 1753,33 C

Keterangan : Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 1%.

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa interaksi perlakuan antara pengolahan tanah minimum dan pemberian pupuk organik kompos mabar berpengaruh sangat nyata meningkatkan produksi berat basah tanaman sawi dibandingkan tanpa pengolahan dan tanpa pupuk yaitu dari 195,12 g/plot menjadi 3326,67 g/plot. Kombinasi perlakuan antara pengolahan tanah minimum dan pemberian pupuk organik kompos mabarberbeda nyata dengan kombinasi perlakuanlainnya

Hubungan antara interaksi pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik terhadap produksi berat basah tanaman pada sistem pertanian organik dapat dilihat pada gambar 6.


(49)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

Kombinasi Perlakuan

Gambar 6. Hubungan Antara Interaksi Pengolahan Tanah dan Pemberian Pupuk

Organik Terhadap Produks i Tanaman Sawi pada Sistem Pertanian Organik.

Dari gambar 6 dapat dilihat bahwa nilai produksi berat basah tanaman sawi berbeda pada interaksi pemberian beberapa jenis pupuk organik dan pengolahan tanah. Nilai produksi berat basah tanaman yang tertinggi terdapat pada perlakuan pengolahan tanah minimum dan kompos mabar yaitu sebesar 3326,67 g/plot dan yang terendah pada perlakuan pengyaitu sebesar 195,12 g/plot.

Dari hasil pengamatan maka interaksi perlakuan pemberian pupuk organik dan pengolahan tanah yang memberikan nilai maksimal terhadap produksi berat basah yaitu pengolahan tanah minimum dan pupuk organik kompos mabar.

Pembahasaan

pH Tanah

Pemberian pupuk organik berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan pH tanah Andisol pada sistem pertanian organik. Dari hasil penelitian dapat


(50)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

pH tertinggi terdapat pada perlakuan kompos mabar sebesar 6,41 hal ini disebabkan karena kompos mabar merupakan pupuk organik yang dapat

meningkatkan pH tanah. Bahan organik yang terkandung di dalam kompos mabar dapat menghasilkan asam-asam humat dan fluvat yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan Al3+ di dalam larutan tanah yang menyebabkan Aldi dalam

tanah menjadi berkurang sehingga pH tanah meningkat. Hal ini sesuai dengan literatur Indriani (2000) yang menyatakan bahwa pupuk organik dapat

meningkatkan pH tanah (menetralkan Al dengan membentuk kompleks Al-organik).

Pengolahan tanah dan interaksi pengolahan tanah dan pemberian pupuk organic berpengaruh tidak nyata terhadap perubahan pH tanah Andisol pada sistem pertanian organik.

C-organik Tanah

Pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap C-organik tanah Andisol pada sistem pertanian organik.

Pengolahan tanah meningkatkan C-organik tanah yang dapat dilihat dari perlakuan tanpa pengolahan tanah sebesar 3,49% dan meningkat pada perlakuan pengolahan minimum sebesar 5,76% ini merupakan kriteria sangat tinggi menurut BPP Medan 1982 (lampiran 4). Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa

perlakuan T1 menunjukkan nilai lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya.

Hal ini sesuai dengan literatur Santoso dan Sibuea (1984) yang menyatakan bahwa pengolahan tanah terbatas menghasilkan kandungan C-organik lebih tinggi dibandingkan dengan pengolahan tanah biasa.


(51)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik

berpengaruh nyata meningkatkan kadar C-organik tanah Andisol. Nilai C-organik tanah tertinggi terdapat pada perlakuan limbah sayuran sebesar 5,21% sedangkan yang paling rendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk hal ini dikarenakan limbah sayuran lebih banyak mengandung C-organik yaitu sebesar 46,08% merupakan kriteria sangat tinggi menurut BPP Medan 1982 (lampiran 4). Bahan organik yang terkandung pada limbah sayuran merupakan makanan

mikroorganisme dalam tanah. Peningkatan ini terjadi karena pupuk organik yang diberikan ke dalam tanah merupakan pupuk yang banyak menyuplai bahan organik sedangkan bahan organik erat kaitannya dengan peningkatan karbon di dalam tanah (C-organik) sehingga dengan memberikan pupuk organik maka berpengaruh terhadap peningkatan C-organik dalam tanah hal ini sesuai dengan literatur Purnomo (2006) yang menyatakan bahwa peranan pupuk organik terhadap kesuburan tanah antara lain memperbaiki kehidupan mikroorganisme tanah.

Interaksi perlakuan pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik berpengaruh tidak nyata terhadap C-organik tanah Andisol pada sistem pertanian organik.

N-total Tanah

Pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap N-total tanah Andisol pada sistem pertanian organik. Dapat dilihat dari perlakuan tanpa pupuk sebesar 0,39% dan meningkat pada perlakuan kompos mabar sebesar 0,54% yang


(1)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009 K-tukar

me/100 < 0.20 0.20 – 0.30 0.40 – 0.70 0.80 – 1.00 > 1.00 Na-tukar

me/100 < 0.10 0.10 – 0.30 0.40 – 0.70 0.80 – 1.00 > 1.00 Ca-tukar

me/100 < 2.0 2.0 – 5.0 6.0 - 10 11 - 20 > 20

Mg-tukar

me/100 < 0.20 0.20 – 0.30 0.40 – 0.50 0.60 – 1.00 > 1.00

CEC me/100 < 5.0 5.0 – 12 13 - 25 26 - 40 > 40

KB (BS) % < 20 20 – 40 41 – 60 61 – 80 > 80

EC mmhos - - 2.3 2.6 – 10 > 10

Lampiran 5. Data Pengamatan pH Tanah Perlakuan

Ulangan Total

Rataan

I II III

PoTo 5.18 5.21 5.11 15.50 5.17

PoT1 5.30 5.63 5.19 16.12 5.37

PoT2 5.25 5.30 5.18 15.73 5.24

P1To 6.00 6.10 5.53 17.63 5.88

P1T1 5.92 6.39 5.81 18.12 6.04

P1T2 5.79 5.83 6.02 17.64 5.88

P2To 5.81 5.91 5.97 17.69 5.90

P2T1 6.27 5.60 6.15 18.02 6.01

P2T2 6.23 5.61 5.93 17.77 5.92

P3To 5.30 5.81 5.74 16.85 5.62

P3T1 5.47 5.68 5.91 17.06 5.69

P3T2 5.62 5.41 5.10 16.13 5.38

P4To 6.52 6.90 5.16 18.58 6.19

P4T1 6.39 6.53 6.66 19.58 6.53


(2)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

Total 87.64 88.60 85.73

261.97 87.32

Rataan 5.84 5.90 5.71

Lampiran 6. Daftar Analisa Sidik Ragam pH Tanah

SK db JK KT Fh F0.05 F0.01

Blok 2 0.285 0.142 1.38tn 3.34 5.45

Perlakuan 14 7.336 0.524 5.07 ** 2.06 2.79

T 2 0.259 0.130 1.26 tn 3.34 5.45

P 4 6.824 1.706 16.52** 2.71 4.07

T x P 8 0.252 0.032 0.30 tn 2.29 2.23

Galat 28 2.892 0.103

Total 44 10.512

Ket : FK = 1525.073 KK = 5,51 tn = tidak nyata * = nyata ** = sangat nyata

Lampiran 7. Data Pengamatan C-organik Tanah (%) Perlakuan

Ulangan Total

Rataan

I II III

PoTo 3.49 3.17 3.49 10.15 3.38

PoT1 4.44 4.75 4.60 13.79 4.60

PoT2 4.44 4.93 4.29 13.66 4.55

P1To 4.60 4.29 4.75 13.64 4.55

P1T1 4.93 5.08 5.24 15.25 5.08

P1T2 5.08 4.75 3.97 13.80 4.60

P2To 4.75 4.29 4.75 13.79 4.60

P2T1 3.64 3.97 4.93 12.54 4.18

P2T2 5.24 5.08 4.44 14.76 4.92

P3To 5.40 5.24 3.17 13.81 4.60

P3T1 5.71 5.86 5.71 17.28 5.76

P3T2 5.55 5.55 4.75 15.85 5.28

P4To 4.29 4.60 3.64 12.53 4.18


(3)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

P4T2 4.75 4.93 3.64 13.32 4.44

Total 71.39 71.89 66.61

209.89 69.96

Rataan 4.75 4.79 4.44

Lampiran 8. Daftar Analisa Sidik Ragam C-organik Tanah (%)

SK db JK KT Fh F0.05 F0.01

Blok 2 1.133 0.566 2.46tn 3.34 5.45

Perlakuan 14 13.088 0.935 4.05 ** 2.06 2.79

T 2 3.991 1.996 8.65** 3.34 5.45

P 4 5.028 1.257 5.45** 2.71 4.07

T x P 8 4.069 0.509 2.21 tn 2.29 2.23

Galat 28 6.457 0.231

Total 44 20.678

Ket : FK = 978.974 KK = 10.31 tn = tidak nyata * = nyata ** = sangat nyata

Lampiran 9. Data Pengamatan N-total Tanah (%) Perlakuan

Ulangan Total

Rataan

I II III

PoTo 0.34 0.43 0.42 1.19 0.40

PoT1 0.33 0.44 0.44 1.21 0.40

PoT2 0.37 0.44 0.33 1.14 0.38

P1To 0.42 0.46 0.42 1.30 0.43

P1T1 0.34 0.51 0.56 1.41 0.47

P1T2 0.38 0.46 0.44 1.28 0.43

P2To 0.51 0.51 0.48 1.50 0.50

P2T1 0.52 0.52 0.52 1.56 0.52

P2T2 0.51 0.45 0.56 1.52 0.51

P3To 0.36 0.45 0.45 1.26 0.42

P3T1 0.35 0.44 0.56 1.35 0.45

P3T2 0.33 0.76 0.48 1.57 0.52


(4)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

P4T1 0.44 0.58 0.78 1.80 0.60

P4T2 0.61 0.60 0.54 1.75 0.58

Total 6.27 7.54 7.42

21.23 7.08

Rataan 0.41 0.50 0.49

Lampiran 10. Daftar Analisa Sidik Ragam N-total Tanah (%)

SK db JK KT Fh F0.05 F0.01

Blok 2 0.066 0.033 5.19* 3.34 5.45

Perlakuan 14 0.184 0.013 2.08** 2.06 2.79

T 2 0.019 0.010 1.52tn 3.34 5.45

P 4 0.129 0.032 5.11** 2.71 4.07

T x P 8 0.036 0.004 0.71tn 2.29 2.23

Galat 28 0.177 0.006

Total 44 0.019

Ket : FK = 10.016

KK = 16.48

tn = tidak nyata * = nyata ** = sangat nyata

Lampiran 11. Data Pengamatan P-tersedia Tanah (%) Perlakuan

Ulangan Total

Rataan

I II III

PoTo 14.04 18.90 17.47 50.41 16.80

PoT1 19.44 32.67 22.62 74.73 24.91

PoT2 35.24 26.67 17.85 79.76 26.59

P1To 28.74 21.60 19.98 70.32 23.44

P1T1 22.28 17.15 32.37 71.80 23.93

P1T2 26.06 57.24 67.78 151.08 50.36

P2To 68.85 100.85 54.68 224.38 74.79

P2T1 81.54 101.93 81.37 264.84 88.28

P2T2 67.77 24.98 32.17 124.92 41.64

P3To 10.80 54.68 41.44 106.92 35.64


(5)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

P3T2 28.76 14.04 10.80 53.60 17.87

P4To 69.53 41.99 54.68 166.20 55.40

P4T1 81.68 127.44 81.54 290.66 96.89

P4T2 72.50 141.62 67.77 281.89 93.96

Total 636.95 805.93 635.19

2078.07 692.69

Rataan 42.46 53.72 42.34

Lampiran 12. Daftar Analisa Sidik Ragam P-tersedia Tanah (%)

SK db JK KT Fh F0.05 F0.01

Blok 2 1282.433 641.217 1.95tn 3.34 5.45

Perlakuan 14 35305.130 2521.795 7.68 tn 2.06 2.79

T 2 753.812 376.906 1.15 tn 3.34 5.45

P 4 26528.899 6632.225 20.20 ** 2.71 4.07

T x P 8 8022.419 1002.802 3.05 ** 2.29 2.23

Galat 28 9193.506 328.340

Total 44 45781.069

Ket : FK = 95963.887

KK = 39.23

tn = tidak nyata * = nyata ** = sangat nyata

Lampiran 13. Data Pengamatan Produksi Berat Basah Tanaman Sawi (g) Perlakuan

Ulangan Total

Rataan

I II III

PoTo 197.25 190.25 197.85 585.35 195.12

PoT1 205.55 224.85 210.15 640.55 213.52

PoT2 189.8 209.53 186.55 585.88 195.29

P1To 650 640 610 1900 633.33

P1T1 710 840.55 870.89 2421.44 807.15

P1T2 420 560 480 1460 486.67

P2To 1100 1100 1230 3430 1143.33

P2T1 960 1210 1220 3390 1130.00


(6)

Sri Natallia Ketaren : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Andisol Pada Sistem Pertanian Organik Akibat Pengolahan Tanah Dan Pemberiaan Pupuk Organik, 2008.

USU Repository © 2009

P3To 333.25 314.63 323.55 971.43 323.81

P3T1 325.55 333.58 335.05 994.18 331.39

P3T2 310.25 295.32 273.55 879.12 293.04

P4To 2170 1960 2230 6360 2120.00

P4T1 3270 3300 3410 9980 3326.67

P4T2 1600 1560 2100 5260 1753.33

Total 13141.65 13419.26 14408.46

40969.37 11942.09

Rataan 876.11 894.61 960.56

Lampiran 14. Daftar Analisa Sidik Ragam Produksi Berat Basah Tanaman Sawi (g)

SK db JK KT Fh F0.05 F0.01

Blok 2 59119.812 29559.906 3.24tn 3.34 5.45

Perlakuan 14 32979832.423 2355702.316 257.88** 2.06 2.79

T 2 1711227.999 855614.000 93.67** 3.34 5.45

P 4 28381387.955 7095346.989 776.74** 2.71 4.07

T x P 8 2887216.469 360902.059 39.51** 2.29 2.23

Galat 28 255773.031 9134.751

Total 44 33294725.265

Ket : FK = 37299761.74

KK = 10.49

tn = tidak nyata * = nyata ** = sangat nyata