Morbus Hansen Vitiligo Pityriasis Versikolor Dan Diagnosis Bandingnya ( Ruam – Ruam Bercak Putih Pada Kulit)

DIAGNOSIS BANDING Ruam-ruam bercak putih pada kulit Diagnosis banding meliputi ruam-ruam bercak putih pada kulit seperti vitiligo, pitiriasis alba, morbus hansen , hipopigmentasi post inflamasi , chemical leukoderma, progressive macular hipomelanosis, dan pinta .

1. Morbus Hansen

Makula hipopigmentasi yang terdapat pada penderita Morbus Hansen mempunyai ciri-ciri khas yaitu makula anestesi, alopesia, anhidrosis dan atrofi. Lesi dapat satu atau banyak, berbatas tegas dengan ukuran bervariasi. Terdapat penebalan saraf perifer. Kelainan ini terjadi karena menurunnya aktivitas melanosit. Pada pemeriksaan histopatologi jumlah melanosit dapat normal atau menurun. Terdapat melanosit dengan vakuolisasi dan mengalami atrofi serta menurunnya jumlah melanosom. 7,10 Patogenesis terjadinya hipomelanosis pada penyakit ini adalah sebagai berikut: 10 1. Efek langsung invasi Mycobacterium Leprae ke dalam melanosit 2. Digunakannya dopa sebagai substrat oleh sistem enzim Mycobacterium leprae 3. Perubahan pembuluh darah yang mengakibatkan atrofi melanosit. Terapi untuk makula hipopigmentasi pada leprae dapat dipertimbangkan pemberian PUVA.

2. Vitiligo

Vitiligo adalah suatu hipomelanosis yang didapat bersifat progresif, seringkali familial ditandai dengan makula hipopigmentasi pada kulit, berbatas tegas dan asimtomatis. Makula hipomelanosis pada vitiligo yang khas berupa bercak putih seperti putih kapur, bergaris tengah beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter, berbentuk bulat atau lonjong dengan tepi berbatas tegas dan kulit pada tempat tersebut normal dan tidak mempunyai skuama.. Vitiligo mempunyai distribusi yang khas. Lesi terutama terdapat pada daerah yang terpajan muka, dada bagian atas, dorsum manus, daerah intertriginosa aksila, lipat paha, daerah orifisium sekitar mulut, hidung, mata, rektum, pada bagian ekstensor permukaan tulang yang menonjol jari-jari, lutut, siku. Pada pemeriksaan histopatologi tidak ditemukan sel melanosit dan reaksi dopa untuk melanosit negatif. Pada pemeriksaan dengan lampu Wood makula amelanotik pada vitiligo tampak putih berkilau, hal ini membedakan lesi vitiligo dengan makula hipomelanotik pada kelainan hipopigmentasi lainnya. 10,12 Donna Partogi : Pityriasis Versikolor Dan Diagnosis Bandingnya Ruam-ruam bercak putih pada kulit, 2008 USU e-Repository © 2008 Patogenesis vitiligo belum dapat dijelaskan dengan pasti. Dikemukakan 3 teori yaitu: 1. Teori autoimun Vitiligo merupakan suatu penyakit autoimun. Pada penderita vitiligo dapat ditemukan autoantibodi terhadap antigen sistem melanogenik disebut autoantibodi anti melanosit., yang bersifat toksik terhadap melanosit atau menghambat pembentukan melanin. Hal ini disokong dengan meningkatnya insiden vitiligo pada penderita penyakit autoimun. 2. Teori neurogenik Teori mengatakan bahwa mediator neurokimia seperti asetilkolin, epinefrin dan nor epinefrin yang dilepaskan oleh ujung saraf perifer merupakan bahan neurotoksik yang menghancurkan melanosit atau menghambat produksi melanin. Bila zat-zat tersebut diproduksi berlebihan sel melanosit didekatnya akan rusak. 3. Teori autositotoksik Teori ini berdasarkan biokimia melanin dan prekursornya. Dikemukakan bahwa produk antara dari biosintesis melanin adalah monofenol atau polifenol. Sintesis berlebihan dari produk antara tersebut akan bersifat toksik terhadap melanosit. 10 Penatalaksanaan vitiligo meliputi: 11,13 1. Tabir surya Tujuan penggunaan tabir surya adalah untuk melindungi kulit yang terlibat agar tidak mengalami reaksi terbakar surya dan tidak terjadi tanning pada kulit yang normal. Yang dianjurkan adalah tabir surya dengan SPF lebih dari 30. 2. Kosmetik penutup Tujuan penggunaan kosmetik penutup adalah untuk menyembunyikn lesi vitiligo sehingga tidak tampak. Merek yang tersedia misalnya Covermark Lydia O’Leary, Dermablend, Vitadye dan Dy-o-Derm. Biasanya warna disesuaikan dengan warna kulit dan tidak mudah hilang. 3. Kortikosteroid topikal Pemakaian kortikosteroid topikal pada vitiligo berlandaskan pada teori autoimun. Jika tidak ada respon selama 2 bulan maka terapi dianggap tidak akan berhasil. Evaluasi perlu dilakukan setiap 2 bulan untuk mencegah timbulnya atropi kulit dan telangiektasia. Donna Partogi : Pityriasis Versikolor Dan Diagnosis Bandingnya Ruam-ruam bercak putih pada kulit, 2008 USU e-Repository © 2008 4. Pemakaian psoralen dengan UVA Psoralen secara topikal ataupun sistemik yang diikuti oleh pajanan terhadap sinar UVA PUVA menyebabkan proliferasi sel-el pigmen didalam umbi rambut dan perpindahan sel- sel pigmen tersebut kedaerah kulit yang putih hipopigmentasi 5. Minigrafting Minigrafting dapat digunakan pada vitiligo segmental yang stabil dan tidak dapat diobati dengan tehnik yang lain. 6. Bleaching Terapi ini digunakan untuk vitiligo yang luas, gagal dengan terapi PUVA, atau menolak PUVA. Yang digunakan adalah Monobenzylether of hydroquinon 20 cream , dioleskan 2 kali sehari . Biasanya dbutuhkan waktu 9-12 bulan agar terjadi depigmentasi.

3. Hipopigmentasi post inflamasi