Pengetahuan Dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok Pada Neonatus Di Klinik Bersalin Sally Medan 2010

(1)

PERIANAL TERHADAP PENCEGAHAN RUAM POPOK

PADA NEONATUS DI KLINIK BERSALIN SALLY

MEDAN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

YESSI FEBRIKA MANULLANG

095102087

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Judul : Pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010

Nama Mahasiswa : YESSI FEBRIKA MANULLANG

NIM : 095102087

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik

Pembimbing Penguji I

(dr. Arlinda Sari Wahyuni, M. Kes) (dr. Zulkifli, Msi)

Penguji II

(Nur Asnah Sitohang, Skep, Ns, MKep)

Penguji III

(dr. Arlinda Sari Wahyuni, M. Kes) Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik

(Nur Asnah Sitohang, Skep, Ns, MKep) (dr. Murniati Manik, MSc, SpKK) NIP.19740505 200212 2 001 NIP.19530719 198003 2 001 Koordinator Karya Tulis Ilmiah Ketua Pelaksana Program D-IV Bidan Pendidik


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU DALAM PERAWATAN PERIANAL TERHADAP PENCEGAHAN RUAM POPOK PADA NEONATUS

DI KLINIK BERSALIN SALLY MEDAN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang lain yang pemah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juni 2010 Yang Menyatakan,


(4)

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA

NAMA : Yessi Febrika Manullang NIM : 095102087

JUDUL KTI : Pengetahuan dan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal

terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas telah melakukan pengeditan Bahasa Indonesia dan telah sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD) dalam karya ilmiah

Medan, Juni 2010 Diuji oleh,

( Dr. Gustianingsih, M. Hum )


(5)

RIWAYAT HIDUP

Nama : YESSI FEBRIKA MANULLANG

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 01 Februari 1987 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jln. Melati No. 31 Pematang Siantar Riwayat Pendidikan : 1. TK Parulian 2 Medan

2. SD Katolik Budi Luhur Medan 3. SLTP Negeri 13 Medan

4. SMU Katolik ASSISI P.Siantar


(6)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Yessi Febrika Manullang

Pengetahuan dan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus di Klinik Bersalin Sally

Medan 2010

ix + 49 hal + 6 tabel + 1 skema + 10 LAMPIRAN Abstrak

Ruam popok adalah kelainan kulit berupa bercak kemerahan meradang. Pengetahuan pemakaian popok pada bayi di Indonesia teryata masih rendah. Penelitian di Inggris menemukan, 25 persen dari 12.000 bayi berusia empat minggu mengalami ruam popok. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ruam popok adalah perawatan perianal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus dan angka kejadian ruam popok di Klinik Bersalin Sally Medan 2010. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 66 orang dengan metode pengambilan total sampling. Penelitian ini mulai dari bulan Februari- April 2010 menggunakan instrumen berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 30 orang (45,5%), terdapat tindakan yang salah dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus yaitu sebanyak 30 orang (45,5%). Angka kejadian ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010 yaitu sebanyak 26 orang (39,4%). Dari hasil penelitian diharapkan agar peneliti lanjutan lebih spesifik meneliti variabel yang lebih bervariasi atau dari sisi korelasi, agar dapat dilihat adakah hubungan antara pengetahuan dan tindakan dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus.

Daftar Pustaka : 15 (1998-2009)

Kata Kunci : Pengetahuan, tindakan, ibu yang mempunyai bayi 0-1 bulan, perawatan perianal, ruam popok pada neonatus


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Pengetahuan dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Terhadap

Pencegahan Ruam Popok Pada Neonatus di Klink Bersalin Sally Medan 2010’’ yang

diajukan untuk memenuhi salah syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. dr. Murniati Manik, MSc. SpKK. selaku Ketua Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M. Kes selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ihmiah

4. Pimpinan Klinik Sally Medan

5. Seluruh staf dan Dosen Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(8)

6. Orangtua, Kakak, dan Adik yang penulis cintai yang telah memberikan dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ihniah ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penuLIS.

8. Semua pihak yang tidak dapat penuli sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan pada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilimiah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhirnya Penulis mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya penulis.

Medan, 14 Juni 2010 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULKUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfat Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 7

B. Tindakan ... 8

C. Neonatus ... 9

1. Defenisi Neonatus ... 9

2. Kulit Neonatus ... 10

3. Karakteristik Kulit Neonatus ... 10

4. Popok Bayi ... 12


(10)

D. Ruam Popok ... 17

1. Defenisi Ruam Popok ... 17

2. Etiologi Ruam Popok ... 17

3. Gejala Ruam Popok ... 20

4. Mencegah Ruam Popok ... 20

5. Perawatan perianal ... 21

6. Mengatasi Ruam Popok ... 22

7. Penanganan Ruam Popok ... 23

8. Berbagai Obat Atasi Ruam Popok ... 24

E. Karakteristik Responden ... 25

BAB. III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 28

B. Defenisi Operasional ... 29

BAB. IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel ... 30

1. Populasi ... 30

2. Sampel ... 30

C. Tempat Penelitian ... 31

D. Waktu Penelitian ... 31

E. Etika Penelitian ... 31


(11)

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 34

H. Pengumpulan Data ... 35

I. Pengolahan Data ... 36

J. Analisa Data ... 37

BAB . V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

1. Karakteristik Responden ... 38

2. Pengetahuan Responden ... 40

3. Tindakan Responden ... 42

4. Angka Kejadian Ruam Popok ... 43

B. Pembahasan ... 44

BAB . VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 48

B. Saran ... 49


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu tentang Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada

Neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010 ... 39 Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan

Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam

Popok pada Neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010 . 40 Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu dalam

Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada

Neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010 ... 41 Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Tindakan Ibu

Dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010 ... 42 Tabel 5.5 Distribusi Berdasarkan Tindakan Responden dalam

Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok

pada Neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010 ... 43 Tabel 5.6. Distribusi Responden Berdasarkan Angka Kejadian Ruam


(13)

DAFTAR SKEMA

Skema I Kerangka Konsep ... 28


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2 : Surat Pernyataan Penelitian

Lampiran 3 : lembar Persetujuan Responden Lampiran 4 : Surat Persetujuan Content validity Lampiran 5 : Lembar Kuesioner

Lampiran 6 : Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Lampiran 7 : Data SPSS

Lampiran 8 : Master Tabel Lampiran 9 : Surat Penelitian


(15)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Yessi Febrika Manullang

Pengetahuan dan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus di Klinik Bersalin Sally

Medan 2010

ix + 49 hal + 6 tabel + 1 skema + 10 LAMPIRAN Abstrak

Ruam popok adalah kelainan kulit berupa bercak kemerahan meradang. Pengetahuan pemakaian popok pada bayi di Indonesia teryata masih rendah. Penelitian di Inggris menemukan, 25 persen dari 12.000 bayi berusia empat minggu mengalami ruam popok. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ruam popok adalah perawatan perianal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus dan angka kejadian ruam popok di Klinik Bersalin Sally Medan 2010. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 66 orang dengan metode pengambilan total sampling. Penelitian ini mulai dari bulan Februari- April 2010 menggunakan instrumen berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 30 orang (45,5%), terdapat tindakan yang salah dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus yaitu sebanyak 30 orang (45,5%). Angka kejadian ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010 yaitu sebanyak 26 orang (39,4%). Dari hasil penelitian diharapkan agar peneliti lanjutan lebih spesifik meneliti variabel yang lebih bervariasi atau dari sisi korelasi, agar dapat dilihat adakah hubungan antara pengetahuan dan tindakan dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus.

Daftar Pustaka : 15 (1998-2009)

Kata Kunci : Pengetahuan, tindakan, ibu yang mempunyai bayi 0-1 bulan, perawatan perianal, ruam popok pada neonatus


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Memiliki anak yang sehat merupakan dambaan setiap orang tua. Modal utama untuk mewujudkannya adalah menerapkan pola hidup sehat sedini mungkin. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah merawat anak sesuai dengan tahap-tahap yang dianjurkan. Perawatan tersebut dilakukan untuk menghindari dan mencegah timbulnya penyakit yang mungkin terjadi. Hal lain yang patut diketahui para orang tua, kulit si kecil amat sensitif. Gara-gara air seni atau tinjanya, ia akan mudah terkena iritasi yang akan berkomplikasi menjadi infeksi. Beda dari kulit dewasa, kulit bayi lebih tipis dan halus. Itu sebabnya kulit bayi lebih peka dan mudah terjadi gangguan kulit. Gangguan yang biasa timbul berupa ruam kulit yang dikenal dengan ruam popok ( Soepardan, 2001:1)

Ruam popok masih merupakan salah satu masalah kulit pada bayi dan anak. Ruam popok, menurut Dr. Siti Aisah Boediarjo, Sp.KK, adalah kelainan kulit berupa bercak kemerahan meradang. Kadang disertai kulit yang keras bersisik, berbintil, bahkan melepuh dan lecet, yang menimbulkan gatal dan perih pada bayi, kurang lebih 50% bayi dan anak yang memakai popok pernah mengalaminya. Penyakit ini juga mengenai 7-35% dari populasi bayi. (Lestari, 2003). Penelitian di Inggris menemukan, 25 persen


(17)

dari 12.000 bayi berusia empat minggu mengalami ruam popok. Gangguan kulit ini menyerang bagian tubuh bayi atau anak batita yang tertutup popok. Daerah yang terserang biasanya area genital, lipatan paha dan bokong. Kulit anak cenderung terlihat merah dan agak bersisik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ruam popok adalah perawatan perianal (Steven, 2008, ¶1

Ruam popok

Menurut laporan Journal of Pediatrics terdapat 54% bayi berumur 1 bulan yang mengalami ruam popok setelah memakai disposable diaper. Dalam artikel yang berjudul Disposable Diapers : Potential Health Hazards, Cathy Allison menyatakan kalau Procter & Gamble (produsen Pampers dan Huggies) melalui penelitiannya memperoleh data mencengangkan. Angka ruam popok pada bayi yang menggunakan

disposable diaper meningkat dari 7,1% hingga 61%. Sementara itu Mark Fearer

dalam artikelnya yang berjudul Diaper Debate-Not Over Yet menyatakan beberapa hasil studi medis menunjukkan angka peningkatan ruam popok 7% pada tahun 1955 dan 78% pada tahun 1991 (Nyak, C, 2008 ¶ 1 Pampers sekali pakai penyebab ruam

kulit.

Setiap anak yang menggunakan popok, maka berpotensi untuk menderita ruam popok ini. Bahkan berdasarkan penelitian Philipp dkk, seperti yang dipublikasikan dalam The ALSPAC Survey team. British Journal of General

Practicepada bulan Agustus 1997, mengatakan semua anak akan menderita ruam

popok minimal satu kali selama masa kanak-kanaknya. Sementara di Indonesia memang belum tersedia data mengenai kelainan ini (Janssen, 2001 ¶ 3, Ruam Popok.


(18)

Masih ada orangtua yang was-was memakaikan bayinya popok sekali pakai atau diapers. Karena, banyak kasus ruam popok terjadi setelah bayi menggunakan popok yang terbuat dari kertas ini. Padahal, dari sisi kepraktisan, mengenakan diapers praktis dan menyenangkan. Dengan diapers, bayi tidak perlu sering berganti popok yang basah akibat buang air. Ini baik untuk ketenangan tidurnya. Selain itu, membuat rumah lebih bersih karena tidak terkena ompol bayi. Diapers juga membuat kerja ibu atau pengasuh lebih ringan karena tidak perlu mencuci, menjemur dan menyetrika setumpuk popok. Tetapi, dari sisi kerepotannya penggunaaan diapers dapat menimbulkan ruam popok (Rahmi, 2004 ¶ 1 Diapers, Biang Keladi Ruam Popok.

Walaupun ruam popok bukan merupakan kelainan yang mematikan, namun bila dibiarkan akan semakin meluas sehingga bisa mengganggu pertumbuhan si kecil. Ketika dia sudah dewasa kelak, bukan tidak mungkin dia akan merasa malu karena bercak yang muncul sewaktu kecil itu akan membekas hingga dewasa.

Sebagai upaya pencegahan agar ruam popok ini tidak terjadi maka perawatan perianal/perawatan pada daerah yang tertutup popok penting dilakukan. Mengganti popok usai mengompol, mengusahakan kulit agar tetap kering, menggunakan sabun khusus, melonggarkan popok, membiarkan daerah alat kelamin terkena udara bebas (Darsana, 2009 ¶ 6, Efektifitas Perawatan Perianal Dengan Baby Oil Terhadap

Pencegahan Diaper Dermatitis Pada Neonatus. http://darsananursejiwa. blogspot.

com diperoleh 30 oktober 2009)

Pengetahuan pemakaian popok pada bayi dan anak-anak di Indonesia teryata masih rendah. Padahal, kesalahan dalam pemakaian popok bisa menjadi ancaman


(19)

terhadap bayi. Dampak terburuk dari penggunaan popok yang salah selain mengganggu kesehatan kulit juga dapat mengganggu perkembangan pertumbuhan bayi dan balita. Hal itu diutarakan oleh dr Siti Aisyah, SpKK, seorang pakar kesehatan kulit di JakartaRendahnya pengetahuan pemakaian popok bayi yang benar memang telah menggejala di Indonesia. Pencegahan ruam popok mesti segera dilakukan dengan menghindari pemakaian popok yang basah. Bayi atau balita penderita ruam popok akan mengalami gangguan seperti rewel dan sulit tidur. Gejala itu dapat berkembang menjadi granuloma yang dapat terinfeksi jamur C jika tak segera diatasi. Karena itu, seorang ibu disarankan segera mengganti popok setiap kali bayi ngompol (Liputan 6.com, 2000 ¶ 2, Ruam popok penyebab bayi susah tidur.

Sesuai dengan data pendahuluan di Klinik Bersalin Sally Medan, sekarang ini banyak bayi yang menggunakan popok disposable, dari tiga bayi yang di observasi saat itu terdapat dua bayi yang terlihat bercak kemerahan di daereh popok, dan sekitar paha. Berarti ibu kurang memperhatikan perawatan perianal pada bayinya tersebut

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengetahuan dan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap


(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010

b. Untuk mengetahui perawatan perianal yang dilakukan oleh ibu terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010. b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu dalam perawatan perianal terhadap

pencegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010. c. Untuk mengetahui tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap

penecegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010.

d. Untuk mengetahui angka kejadian ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010


(21)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Sebagai sarana bagi penulis untuk menerapkan ilmu dan teori yang telah didapat selama mengikuti pendidikan

2. Bagi Klinik

Sebagai bahan masukan dan untuk menambah wawasan bagi klinik yang terkait yaitu di Klinik Bersalin Sally Medan dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan secara promotif terhadap ibu khususnya dalam perawatan perianal pada neonatus

3. Bagi Pembaca

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang penelitian ini yaitu “Pengetahuan dan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan (knowledge)

1. Defenisi Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian, diperoleh bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.

2. Tingkatan Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. a) Tahu (know). Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan; b) Memahami (comprehension). Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan;


(23)

c) Aplikasi/ penerapan (application). Aplikasi berarti kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan prinsip dalam konteks atau situasi nyata; d) Analisis (analysis). Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dlihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membuat bagan, membedakan, memisahkan dan mengelompokkan; e) Sintesis (synthesis). Sintesis merupakan kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada. Sebagai contoh, dapat menyusun, merencanakan, dapat meringkas dan dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada; f) Evaluasi (evaluation). Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada.

B. Tindakan

Tindakan adalah suatu sikap yang belum otomatis dalam suatu tindakan, untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata maka diperlukan faktor pendukung lain. Tindakan merupakan aturan yang mengadakan adanya hubungan erat antara sikap da tindakan yang didukung oleh sikap yang mengatakan bahwa sikap merupakan pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak (Notoatmodjo, 2007).


(24)

1. Tingkatan Tindakan a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

a. Respon Terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.

b. Mekanisme (mechanisme)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan, maka ini sudah mencapai praktek tingkat tiga.

c. Adopsi (Adoption)

Adopsi adalah tindakan yang sudah berkembang dengan baik yang berarti bahwa tindakan sudah dimodifikasi dengan baik tanpa mengurangi kebenaran tindakan lanjut (Notoadmodjo, 2007).

C. Neonatus

1. Defenisi Neonatus

Neonatus adalah bayi baru lahir sampai berusia empat minggu. Kehidupan pada masa neonatus sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya.


(25)

2. Kulit Neonatus

Ada perbedaan yang sangat besar dari permukaan dan volume tubuh bayi dan anak remaja. Kulit bayi lebih tipis dari pada anak remaja. Lapisan di bagian dalam mempunyai kelembaban yang lebih tinggi. Lapisan asid ada dalam beberapa minggu pertama dan pada bayi lebih mudah terkena gangguan dari pada anak remaja.

3. Karakteristik Kulit Neonatus

Berkaitan dengan anatomi dan fisiologi dari kulit, kulit pada bayi relatif tipis, dan mempunyai suatu kandungan air yang tinggi pada lapisan dalam dan fungsi perlindungan yang belum berkembang dengan penuh. Perlindungan melalui sebum seperti pada kulit remaja masih belum bisa. Kondisi kulit bayi baru lahir mengalami peralihan dari lingkungan dalam kandungan terhadap perubahan suhu dengan kelembaban udara yang berubah-ubah dan juga kontak dengan kuman, patogen, substansi yang berbahaya dapat mengganggu kulit bayi setelah kelahiran

(Sujayanto, 2001).

a). Fungsi Kulit pada Neonatus :

1. Proteksi secara fisis dan imunologis. 2. Mengatur suhu tubuh.

3. Mengatur keseimbangan elektrolit.

4. Persepsi ( panas, dingin, tekanan, nyeri dan perabaan). 5. Ekskresi (Hasan at all,2002, hlm. 167)


(26)

b). Perubahan Kulit yang Terjadi pada Neonatus

Permukaan kulit normal pada neonatus akan bereaksi asam (variasi antara pH 4,5 – 6,5). Keasaman ini ditimbulkan oleh bahan kimia tertentu dalam sebum dan keringat. Oleh sebab itu dikatakan bahwa kulit mempunyai acid mantle. Keasaman inilah yang menyebabkan permukaan kulit mempunyai sifat aseptik seperti halnya keasaman lambung dan vagina. Daerah keasaman yang berkurang pada daerah intertriginosa (lipatan kulit) menyebabkan daerah tersebut lebih mudah dan lebih sering diserang oleh kuman dan jamur. Sebum terdiri dari asam lemak, kolesterol, alkohol, gliserida, dan fosfatida. Sebum yang teremulsikan oleh keringat berfungsi sebagai pelumas kulit yang mempunyai daya fungistatik.Anak dan bayi menghasilkan sebum agak kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa ( puncak produksi terjadi pada masa pubertas dan adolesen), sehingga pada kulit bayi lebih kering dibandingkan orang dewasa. (Darsana, 2009 ¶ 1, Efektifitas Perawatan Perianal

Dengan Baby Oil Terhadap Pencegahan Diaper Dermatitis Pada Neonatus.

(http://darsananursejiwa. blogspot. com diperoleh 30 oktober 2009)

1. Perbedaan Kulit Neonatus, Bayi dan Dewasa

Secara histopatologis terdapat perbedaan struktur kulit pada neonatus prematur neonatus cukup bulan, dan dewasa. Perbedaan struktur kulit neonatus prematur, neonatus cukup bulan, dan orang dewasa

Berbagai perbedaan penting antara kulit bayi dengan kulit dewasa, antara lain: 1. Kulit relatif lebih tipis dan perlekatan antar sel masih longgar.


(27)

3. Terdapat peningkatan potensi mengalami iritasi.

4. Terdapat peningkatan kerentanan terhadap infeksi, terutama bakteri 5. Sedikit kemungkinan mengalami alergi kontak.

6. Permeabilitas perkutan meningkat, terutama pada bayi prematur atau bila terjadi kerusakan kulit.

7. Perbandingan luas permukaan kulit terhadap volume cairan tubuh relatif lebih besar, sehingga risiko peningkatan bahan toksik di dalam darah lebih tinggi. Kondisi kulit tersebut memungkinkan spektrum kelainan pada bayi baru lahir bersifat fisiologik dan sementara serta relatif tidak memerlukan terapi atau perawatan husus. Kelainan kulit cenderung lebih banyak diakibatkan oleh infeksi dan iritasi

4. Popok Bayi

a. Popok Sekali Pakai (Pospak) atau Diapers

Yang perlu diketahui orangtua adalah kulit bayi. Kulit Bayi sangat lembut dan peka. Sebab itu, bila setiap saat kulit bayi terkontak atau terpapar benda asing seperti keringat, air kencing, atau permukaan kain yang kasar, mudah terjadi gangguan ringan yang bisa membuat kulit kemerahan.

Faktor lain yang mempermudah timbulnya ruam popok adalah perawatan kulit yang kurang baik. Misalnya sering menggosok daerah popok dengan kain bertekstur kasar atau tebal (seperti, handuk), jarang mengganti popok yang sudah basah, pemakaian popok yang lembab atau tidak kering betul oleh panas matahari,


(28)

dan pemakaian popok yang terlalu ketat (dr Irwan, 2008 ¶ 2, Popok Bayi http://dokteranakku.com, diperoleh 30 November 2009)

Selain itu, ada juga bayi yang alergi terhadap bahan dasar diapers. Dan, ada juga ruam popok yang terjadi karena ibu terlalu ketat memasangkan diapers. sering didapati ibu atau pengasuh yang taken for granteed (kelewat percaya) diapers, sehingga tidak mencek "isi"-nya sampai berjam-jam. Padahal, mungkin saja saat baru dipasangkan diapers, bayi buang air besar. Ada juga kasus ruam popok akibat kurang cermat membersihkan feses (kotoran) bayi, sehingga di sekitar kelamin masih terdapat sisa feses saat dipasangkan popok baru. "Ini sering terjadi saat bayi diare. Karena sisa feses mengandung bakteri, maka begitu kontak dengan kulit, melukai kulit dan menyebabkan ruam," (dr Irwan, 2008 ¶ 4, Popok Bayi http://dokteranakku.com, diperoleh 30 November 2009)

1. Jenis dan Kandungan Diapers

Tidak semua ibu memahami fungsi jenis dan kandungan diapers tersebut bagi bayinya. Diapers, umumnya berbahan dasar bubur kertas atau pulp, kain kasa tipis, juga kain flanel. Biasanya mempunyai lapisan bahan berdaya serap tinggi. Sehingga, mampu menyerap cairan hingga 80-100 kali beratnya sendiri. Atau, kira-kira bisa digunakan untuk menampung jumlah air seni bayi sebanyak 5-8 kali pipis. Lapisan terluar terbuat dari plastik kedap air, agar kotoran bayi tidak tercecer kemana-mana. Sedangkan sejumlah merek saat ini kandungannya diperkaya dengan moistruiser (pelembab) dan aloe vera (lidah buaya) untuk melembutkan. Sejumlah diapers


(29)

disertai pengharum ringan. Bagian pinggang dan kaki biasanya elastis dengan strip cadangan untuk mencegah kebocoran saat bayi dalam posisi berbaring.

Selain itu, ada pula bayi yang tidak cocok mengenakan satu merek diapers karena mudah terjadi kebocoran. Ini, lebih disebabkan anatomi diapers yang kurang cocok bagi anatomi bayi. Atau, karena bayi terlalu banyak bergerak. "Karena sangat individual sifatnya, adakalanya diapers yang cocok bagi seorang bayi, tidak cocok bagi bayi lain ujar Aisah. Menurutnya, merek, harga, dan cara penjualan diapers (misal, diapers generik) bukanlah faktor penentu cocok-tidaknya diapers bagi seorang bayi.

2. Ukuran

Pilihlah pospak yang seukuran dengan berat bayi dan jangan terlalu besar. Bagaimanapun, fungsi pospak adalah mencegah urin meluber. Bila ukurannya terlalu besar maka fungsinya jadi tidak efektif karena pospak tidak lekat ke tubuh bayi. Selain itu, pospak yang kebesaran pun membuat bayi tidak nyaman bergerak

3. Kualitas

Kualitas pospak juga perlu diperhatikan. Kita bisa menilainya dari kemasan, bahan yang digunakan apakah berpori atau tidak, serta penjelasan yang diberikan oleh produsen yang biasanya tertera di kemasannya (Ari, 2008, ¶ 2, Kiat Memilih Pospak. http://www.parenting.co.id).

Bila bayi anda menggunakan popok sekali pakai, perhatikan hal-hal berikut: 1. Setiap kali bayi buang air besar, segera ganti popoknya sehingga bayi terhindar


(30)

2. Jika perekat popok tampak memebekas di dekat pangkal paha bayi maka berarti popok terlalu ketat, kendurkan lain waktu.

3. Jika ruam bayi melebar, ganti merek popok dengan yang lain. Ada beberapa bayi yang sensitif terhadap jenis merek popok tertentu.

4. Pada bayi laki-laki, saat akan menutup popok, posisikan penis ke arah bawah. 5. Jika tali puat bayi belum lepas, pastikan bagian atas popok tidak mengenai tali

pusat.

6. Cucilah tangan anda setiap kali sehabis mengganti popok bayi (dr Iwan, 2008, ¶ 6, Popok Bayi

4. Cara Menggunakan Diapers yang Baik yaitu:

1. Sebelum mengganti atau menggunakan diaper, pastikan tangan Anda bersih. 2. Bersihkan area popok bayi; lipatan paha, paha atas, anus dan kelamin. Gunakan

lap basah untuk membersihkan. Dan, lap kering untuk mengeringkan sebelum dipakaikan diapers kembali.

3. Agar bayi tidak terkena iritasi, oleskan baby oil atau krim khusus pada area popok 4. Pakaikan diapers sesuai ukuran. Jangan memberikan diapers terlalu besar atau

kecil.

5. Perhatikan cara penggunaannya. Pemakaian diaper yang benar akan memberi kenyamanan bagi bayi.

6. Sebaiknya seringlah mengganti diaper kalau memang sudah kotor atau "penuh". Frekuensi penggantian sangat tergantung frekuensi buang air kecil atau buang air


(31)

besar bayi. Jangan tunggu sampai diaper tercium bau amoniak, karena inilah yang bisa mengakibatkan kuman mengiritasi kulit.

Saat mengganti diapers, ulangi proses pembersihan seperti disebut di atas. Setelah itu, biarkan bayi tanpa diapers sebentar, agar kulitnya "bernafas"

(Ari, 2008, ¶ 1, Nyaman dan Aman Pakai Pospak.

5. Cara Membuang Pospak yang Benar

Orang tua keliru memperlakukan pospak bekas. Biasanya kita langsung membuang begitu saja pospak yang di dalamnya masih terdapat feses atau tinja. Seharusnya, kata Ari, sebelum pospak dibuang bersihkan dulu dari feses yang menempel di permukaannya. Tentu saja, feses dibuang ke tempat semestinya di kloset.

Setelah bersih, lipat popok dengan benar. Gel atau lapisan penampung air seni harus berada di bagian dalam dan tertutup oleh bagian luar pospak. "Hal ini sudah dihimbau oleh WHO sejak beberapa tahun lalu demi kesehatan,". Alasannya, sampah pospak yang bercampur tinja akan mencemari lingkungan rumah kita (Ari, 2008, ¶

2, Nyaman dan Aman Pakai Pospak.

b. Popok Kain

Meski popok sekali pakai lebih praktis dan tidak repot, tapi, tak sedikit orang tua yang tetap memilih popok kain untuk bayinya dengan alasan dapat dibersihkan ulang dan konon ramah lingkungan. Berikut cara menggunakan popok kain yang benar:


(32)

1. Jika anda menggunakan peniti popok, maka pilih yang bagian pengamannya ditutup bahan plastik.

2. Bila popok hanya basah karena pipis bayi maka langsung diletakkan ke keranjang kotor, tapi kalau popoknya basah dan ada kotoran maka bersihkan dulu. Untuk menghilangkan bau, semprotkan campuran air dan baking soda ke popok yang sudah dibersihkan kotorannya.

3. Pisahkan popok dari pakaian bayi yang lain dan gunakan deterjen yang lembut. Jangan gunakan pelembut pakaian. Gunakan air hangat dan dua kali pembilasan. 4. Cucilah tangan anda setiap kali sehabis mengganti popok bayi (dr Irwan, 2008, ¶

6, Popok Bayi http://dokteranakku.com, diperoleh 30 November 2009)

D. Ruam Popok 1. Defenisi Ruam Popok

Ruam popok merupakan kelainan peradangan kulit di daerah yang tertutup popok yang paling sering diderita oleh bayi ( Soepardan, 2001 : 10 )

Ruam popok adalah kemerahan di daerah popok, seperti di alat kelamin, dubur, bokong, lipat paha, dan perut bawah (Lutfiatus, 2008 : 95).

Ruam popok mempunyai pengertian, yaitu: Inflamasi akut pada kulit yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung oleh pemakaian popok (Nursalam, 2005 : 104).

2. Etiologi Ruam Popok

1. Kebersihan kulit yang tidak terjaga


(33)

3. Udara/suhu lingkungan yang terlalu panas/lembab 4. Akibat menceret

5. Reaksi kontak terhadap karet, plastik, deterjen.

6. Kemudian dibersihkan dan tidak boleh menggunakan sabun cuci tangan dan dibilas sampai bersih dan dikeringkan (dr Ika, 2008, ¶ 4 Jangan sepelekan Ruam Popok.

Tentu saja tidak semua anak yang memakai popok akan menderita ruam popok ini, namun memang memiliki kerentanan akan mengalaminya. Banyak hal yang mempengaruhi timbulnya ruam popok ini, namun sebenarnya hal utama yang mendasarinya adalah faktor iritasi. Iritasi ini terjadi terutama karena adanya kontak dengan urin/ air seni dalam jangka waktu lama akibat pemakaian sebuah popok yang berkepanjangan. Selain itu, iritasi juga disebabkan oleh:

1. Gesekan kulit dengan bahan popok. Hal ini akan semakin berat pada bayi/ anak yang gemuk apalagi bila ukuran popok yang digunakan tidak sesuai dengan yang seharusnya (terlalu kecil)

2. Enzim yang terdapat di feses ( tinja/ kotoran ) bayi/ anak

3. Pemakaian deterjen dan pelembut pakaian ( jika kurang bersih saat melakukan pembilasan waktu mencuci popok kain )

Perlu diketahui juga, ternyata angka kejadian ruam popok akan meningkat jika bayi atau anak menderita diare. Penggunaan susu kaleng ( pengganti air susu ibu) juga mempertinggi resiko terjadinya ruam popok. Selain faktor iritasi, ternyata kelainan kulit yang terjadi dapat pula diperberat dengan adanya infeksi sekunder oleh kuman dan jamur. Kuman/ bakteri yang sering menginfeksi adalah jenis


(34)

Staphylococcus aureus, sedangkan jamurnya berasal dari golongan Candida albicans. Sebenarnya kedua jenis mikroorganisme ini secara normal dapat ditemukan di daerah selangkangan dan sekitar alat kelamin, bahkan ragi candida juga normal terdapat di saluran pencernaan. Infeksi sekunder biasanya sudah terjadi dalam waktu 48-72 jam setelah timbulnya kelainan di daerah popok secara primer akibat iritasi penggunaan popok saja. Pada kulit yang normal dan utuh, maka kedua mikroorganisme ini tidak akan menimbulkan penyakit. Namun adanya faktor iritasi yang telah dijelaskan di atas terlebih dahulu, dimana kulit akan mengalami peradangan awal maka infeksi ini pun dapat dengan lebih mudah terjadi.

Kombinasi berbagai tersebut menjadi penyebab utama terjadinya ruam popok pada kulit bayi yang masih peka. Aneka faktor tersebut berasal dari sejumlah hal yaitu :

1. Pemakaian popok, pemakaian popok modern dengan kulit anak. Kotoran bokong dan cairan yang bercampur menghasilkan zat yang menyebabkan peningkatan PH (derajat keasamaan) kulit dan enzim dalam kotoran. Tingkat keasamaan kulit yang tinggi ini membuat kulit lebih peka, sehingga memudahkan terjadinya iritasi kulit..

2. Pemberian susu formula ternyata juga memungkinkan bayi anda mengalami masalah ruam popok lebih besar dibandingkan dengan ASI (air susu ibu) pada urin atau kotorannya bayi anda. Ruam popok dapat disebabkan oleh adanya riwayat alergi karena keturunan.


(35)

3. Gejala Ruam Popok

Gejala dari ruam popok bervariasi :

• Pada tahap dini, ruam tersebut berupa kemerahan di kulit pada daerah popok yang sifatnya terbatas disertai lecet-lecet ringan atau luka pada kulit.

• Pada derajat sedang berupa kemerahan dengan atau tanpa adanya bintil-bintil yang tersusun seperti satelit, disertai dengan lecet-lecet pada permukaan luas. Biasanya disertai rasa nyeri dan tidak nyaman.

• Pada kondisi yang parah ditemukan kemerahan yang disertai bintil-bintil, bernanah dan meliputi daerah kulit yang luas.

• Bayi atau anak dengan kelainan itu dapat menjadi rewel akibat adanya rasa nyeri, terutama pada waktu buang air kecil atau besar.

(Steven, 2008, ¶ 1 Ruam popok Oktober 2009).

4. Mencegah Ruam Popok

Ada beberapa cara untuk mengurangi atau mencegah masalah ruam popok pada bayi tips menjaga kulit pantat bayi sehat dan nyaman :


(36)

2. Bersihkan pantat bayi dengan lembut menggunakan kain penyeka bayi. Kemudian keringkan diantara lipatan-lipatan secara seksama setiap kali mengganti popok. 3. Ketika membersihkan pantat bayi, pastikan mengusap dari depan ke belakang. Ini

akan menjauhkan kotoran dari daerah kemaluan dan mencegah infeksi. 4. Usapkan krim pelindung untuk melindungi kulit.

5. Gunakan pelapis popok atau popok sekali pakai yang dapat menyerap kelembaban dari kulit bayi, sehingga menjadikan bayi lebih kering.

6. Ketika anda mencuci popok, bersihkan popok secara seksama sehingga semua deterjen hilang. (dr Ika, 2008, ¶ 8 Jangan sepelekan Ruam Popok.

5. Perawatan Perianal

Perawatan pada daerah yang tertutup popok sangat penting dilakukan 1. Ganti Popok Usai Mengompol

Ruam kulit bisa timbul karena popok yang basah. Segera ganti popoknya begitu ia kencing. Kalau si kecil menggunakan diapers, sering-seringlah memeriksanya. Jangan sampai membiarkan genangan air seni atau tinja di dalam diapers. Sebaiknya ganti diapers 3-4 jam sekali. Kecuali jika ia buang air besar, harus langsung diganti.

2. Kulit Senantiasa Kering

Usahakan kulit bayi dalam keadaan kering. Jika ia baru mengompol, segera basuh dengan air menggunakan waslap. Keringkan dengan kain yang lembut atau dengan cara menepuk-nepuknya. Bila perlu olesi salep kulit atau krim di daerah


(37)

lipatan leher, ketiak, paha, dan pantat. Tak perlu menambahkan bedak karena tidak cocok untuk menangani ruam popok. Salep kulit/krim ini bisa mengurangi rasa gatal dan merah-merah yang timbul. Sebaiknya, beli berdasar resep dokter atau produk yang sudah dianjurkan dokter.

3. Pakai Sabun Khusus

Gunakan sabun khusus yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Hindari pemakaian sabun pada daerah yang terkena peradangan.

4. Longgarkan Popok

Jangan mengikat popok terlalu kuat. Hindari juga penggunaan popok/celana yang terbuat dari plastik, karet, nilon, atau bahan lain yang tidak menyerap cairan. 5. Beri Udara Bebas

Sesekali biarkan daerah alat kelamin terkena udara bebas. Untuk beberapa saat lamanya (biasanya setelah mandi), biarkan si kecil tanpa celana.

6. Mengatasi Ruam Popok

Warna kemerahan merupakan tanda awal terjadinya ruam popok, cukup dengan melakukan langkah pencegahan, biasanya ruam popok dapat sembuh sendiri.

Dapat ditambahkan krim pelindung kulit khusus bayi yang mengandung zinc

oxide atau petroleum untuk mencegah kontak dengan urin dan feses.Gantilah popok

dengan popok sekali pakai yang mengandung gel berdaya serap tinggi (superbasorbent gelling material) dan hindarkan penggunaan yang terlalu kencang

Untuk sementara, hindari penggunaan tisu basah (baby wipes) karena dapat menambah iritasi pada area popok, lebih baik gunakan air dan sabun. Jika tidak


(38)

sembuh juga, curigai kemungkinan adanya infeksi jamur atau bakteri dan penyakit lain. (dr Ika, 2008, ¶ 9 Jangan sepelekan Ruam Popok. diperoleh 30 Oktober 2009)

7. Penanganan Ruam Popok

Banyak sekali macam gangguan masalah kulit pada bayi gangguan kulit pada bayi biasanya disebabkan banyak hal, misalnya : terjadinya ruam popok akibat pemakaian popok yang menimbulkan merah pada kulit bayi. Ruam popok ini kerap menjadi masalah pada bayi baru lahir.

1. Jika menggunakan popok dari kain, sebaiknya haruslah terbuat dari bahan katun yang lembut. Janganlah terlalu ketat menggunakan diaper, hal ini agar kulit bayi tidak tergeser.

2. Sebaiknya perhatikanlah daya tampung dari diaper itu. Jika telah menggelembung atau menggantung, sebaiknya segeralah tukar dengan yang baru

3. Cobalah menghindari pemakaian diaper yang terlalu sering. Gunakanlah diaper disaat-saat yang membutuhkan sekali.

4. Janganlah ada sisa urine/kotoran saat membersihkan kulit bayi karena kulit yang tidak bersih akan sangat mudah mengalami ruam popok.

5. Jangan lupa menggunakan sabun jika kulit bayi yang tertutup diaper terdapat merah dan kasar.


(39)

8. Berbagai Obat Atasi Ruam Popok

1. Kategori obat: pelindung kulit. Dalam kategori ini adalah obat-obat yang aman dan dijual bebas memiliki cara kerja melindungi kulit. Misalnya obat oles yang mengandung seng oksida (zinc oxide), bekerja sebagai antiseptik, menyejukkan kulit, dan mempercepat penyembuhan, juga petrolatum atau lanolin yang menahan air dalam kulit dan mencegah iritasi.

2. Kategori obat: Anti jamur

Dipakai bila dicurigai ada infeksi jamur atau telah terbukti dengan pemeriksaan laboratorium. Biasanya yang digunakan adalah krim atau salep nistatin, klotrimazol, atau econazole nitrat, bekerja mematikan dan mencegah pertumbuhan jamur lebih lanjut.

3. Kategori Obat: Steroid Topikal (dioleskan di kulit) Bekerja mengurangi peradangan. Misalnya obat yang mengandun hidrokortison. Penggunaannya perlu hati-hati karena efek sampingnya. Dapat diserap tubuh jika dipakai berlebihan dan justru dapat memperparah ruam popok jika ternyata disertai oleh infeksi jamur atau bakteri.

4. Kategori Obat : Antibiotika Topikal

Digunakan untuk mengobati ruam popok yang terinfeksi bakteri. (dr Ika, 2008, ¶ 11 Jangan sepelekan Ruam Popok. 30 Oktober 2009).


(40)

5. Karakteristik Responden

a. Pendidikan

Menurut Arikunto (2006) pendidikan dinilai dari jenjang pendidikan formal yang dikelompokkan menjadi :

- SD - SMP - SMA

- Perguruan tinggi b. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan dalam memenuhi kehidupan sehari-hari.

Menurut Hurlock (1995) menyatakan bahwa pengetahuan dan kepuasan dapat dengan mudah diperoleh dari keterampilan, pengalaman kerja, dengan daya tarik pribadi. Hal ini biasanya dimiliki oleh seorang pekerja yang professional, jarang menukar pekerjaannya (pekerja tetap)

Menurut Arikunto (2006) pekerjaan adalah jenis kegiatan yang dilakukan sehari-hari yang dikelompokkan menjadi :

- Ibu Rumah Tangga (IRT) - Pegawai swasta

- Pegawai Negeri Sipil (PNS) - Wiraswasta


(41)

c. Sosial Ekonomi

Menurut Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh karena tidak mempunyai uang

Berdasarkan Surat Keputusan (SK Gubsu No.561/2244/thn 2006), Drs. Rudolg M.Pardede, menetapkan UMP (Upah Minimum Propinsi) Sumut tahun 2007 sebesar Rp.761.000,- ini merupakan upah terendah dan hanya berlaku bagi pekerja atau buruh yang punya masa kerja kurang dari satu tahun.

Sosial ekonomi adalah jumlah pendapatan tetap atau tambahan yang diperoleh responden baik yang terkait dengan instansi ataupun yang tidak, diterima perbulan dengan kategori sebagai berikut :

- Ekonomi rendah (Rp. 761.000)

- Ekonomi sedang (Rp. 761.000 s/d Rp. 1.500.000) - Ekonomi tinggi (>Rp.1.500.000)

d. Sumber informasi

Pada hakikatnya media informasi kesehatan merupakan saluran (chanel) untuk menyampaikan kesehatan karena alat-alat tersebut digunakan mempermudah penerimaan pesan kesehatan masyarakat atau klien (Notoatmodjo, 2003)

Sumber informasi merupakan awal datangnya berita atau kabar yang diperoleh terhadap pesan-pesan kesehatan, berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, maka media dibagi menjadi 2 kategori yaitu :


(42)

1. Media langsung - Keluarga - Teman

- Tenaga kesehatan 2. Media tidak langsung

- Media cetak - Media elektronik - Media papan


(43)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Peneliti akan meneliti tentang pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010. Hal ini dapat dilihat dari kerangka konsep peneliti dibawah ini :

Skema. 1. Skema kerangka konsep Pengetahuan dan

Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal

Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus


(44)

B. Definisi Operasional

No Variabel Penelitian

Definisi Operasional

Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur 1. Pengetahuan Segala sesuatu

yang diketahui ibu dalam merawat perianal terhadap pencegahan ruam popok

Kuesioner Wawancara 1. Kurang : bila

responden menjawab benar pertanyaan 0-6 dari 20 pertanyaan

2. Cukup :

bila responden menjawab benar pertanyaan 7-13 dari 20 pertanyaan 3. Baik : bila

responden menjawab benar pertanyaan 14-20 dari 20 pertanyaan Ordinal

2. Tindakan Tindakan adalah reaksi atau perbuatan nyata yang dilakukan secara langsung oleh ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus

Kuesioner Observasi 1. Benar : bila responden memiliki skor > 5 2. Salah : bila

responden memiliki skor < 5


(45)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif. Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus di klinik Bersalin Sally Medan 2010.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam,2008,hlm.89). Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua ibu yang mempunyai bayi yang menggunakan popok mulai dari bayi baru lahir sampai usia satu bulan di Klinik Bersalin Sally Medan 2010.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili dari seluruh populasi (Notoatmodjo,2005 : 79). Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu semua ibu yang mempunyai bayi yang menggunakan popok mulai dari bayi baru lahir sampai usia satu bulan sebanyak 66 responden di Klinik Bersalin Sally Medan 2010


(46)

Adapun kriteria dalam sampel ini adalah :

1. Semua ibu yang mempunyai bayi yang menggunakan popok mulai dari baru lahir sampai usia satu bulan

2. Bersedia untuk jadi responden.

C. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Klinik Bersalin Sally Medan, Karena mudah bagi peneliti untuk menjangkau tempat penelitian, dan belum adanya penelitian tentang pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari 2010 sampai bulan Mei 2010.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin dari pimpinan Klinik Bersalin Sally Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden


(47)

juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian, tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Instrumen Penelitian.

Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan instrumen berupa kuesioner yang dibuat oleh si peneliti. Kuesioner tentang data demografi responden meliputi pendidikan, pekerjaan, soial ekonomi, sumber informasi. Pertanyaan untuk pengetahuan sebanyak 20 soal dengan bentuk pertanyaan tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban : a, b, atau c jika menjawab benar maka diberi nilai satu (skor =1), sedangkan jika menjawab salah diberi nilai nol (skor = 0).

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan berikut: a. Menentukan skor terbesar dan terkecil

Skor terbesar : 20 Skor terkecil : 0

b. Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = skor terbesar – skor terkecil = 20-0 = 20

c. Menentukan nilai panjang kelas (i)

Panjang kelas (i) =

kelas banyaknya

R g ntan ( ) Re


(48)

= 3 20

= 6,6

d. Menentukan skor kategori

Kurang = 0 + 6,6 = 6,6 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 0-6 pertanyaan)

Cukup = 6,7 + 6,6 = 13,3 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 7-13 pertanyaan)

Baik = 13,4 + 6,6 = 20 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 14-20 pertanyaan)

Pertanyaan untuk tindakan sebanyak 10 soal dengan tipe check list. Kuesioner ini diisi oleh si peneliti dalam bentuk observasi. Jika melakukan tindakan benar maka diberi nilai satu (skor =1), sedangkan jika melakukan tindakkan salah diberi nilai nol (skor = 0).

Untuk mandapatkan kriteria tindakan digunakan perhitungan berikut : a. Menentukan skor terbesar dan terkecil

Skor terbesar : 10 Skor terkecil : 0

b. Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = skor terbesar–skor terkecil = 10-0


(49)

c. Menentukan nilai panjang kelas (i)

Panjang kelas (i) =

kelas banyaknya

R g ntan ( ) Re

= 2 10

= 5 d . Menentukan skor kategori

Benar : jika responden memiliki skor > 5 Salah : jika responden memiliki skor < 5

G. Uji Validitas dan Reabilitas

Kuesioner pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus disusun dan dikembangkan sendiri oleh penulis. Sehingga sebelum disebar, dilakukan uji coba kuesioner tersebut kepada 20 orang ibu yang memiliki kriteria yang sama dengan sampel, yaitu ibu yang mempunyai bayi berumur 0-1 bulan yang menggunakan popok. Untuk mengetahui validitas dan reabilitas tersebut dilakukan sebagai berikut :

1.Uji Validitas

Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur ( Nursalam, 2008 : 104). nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan 0,44. Uji validitas dilakukan oleh dr Spesialis anak content validity interval


(50)

2.Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali dalam waktu yang berlainan. koefisien reliabilitasnya lebih dari 0.6 sudah memadai syarat reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan pada tanggal Februari 2010 pada 20 ibu yang mempunyai bayi berumur 0-1 bulan di Klinik M. Tobing, yang mempunyai kriteria sama dengan sampel, lalu data diolah menggunakan SPSS dengan mencari nilai koefisien reliabilitas Alpha Cronbach untuk pengetahuan 0,996 dan untuk tindakan Alpha Cronbach 0,981

H. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden dan observasi yang dilakukan oleh peneliti sendiri untuk mengetahui pengetahuan dan tindakan dalam perawatan perianal yang dilakukan ibu terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di Klinik Bersalin Sally Medan, setelah mendapat izin, kemudian peneliti melaksanakan penelitian, selanjutnya peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent, setelah itu peneliti memberikan penjelasan


(51)

tetang perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus, Setelah memberikan penjelasan, peneliti memberikan Lembar kuesioner dan langsung diisi oleh responden, peneliti juga melakukan observasi, kemudian peneliti memeriksa kelengkapan data. Selanjutnya, data yang telah terkumpul dianalisis.

I. Pengolahan Data

a. Editing

Melakukan pengecekan terhadap item isian kuesioner, apakah jawaban sudah lengkap, bila terdapat kesalahan atau kekurangan maka dilakukan perbaikan. b. Coding

Data yang telah diedit diubah kedalam bentuk angka (kode)

c. Entry

Entry dilakukan dengan cara memasukkan data ke komputer dengan menggunakan software SPSS

d. Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. Pemeriksaan semua data ke komputer yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukkan data.


(52)

J. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah analisa univariant, semua variabel dianalisa secara deskriptif dengan menghitung frekuensinya.

Dari pengolahan data deskriptif, data demografi disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat pengetahuan, tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus.


(53)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan tahun 2010. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Febuari sampai dengan April 2010 di Klinik Bersalin Sally Medan dengan jumlah responden sebanyak 66 orang.

Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 20 pertanyaan pengetahuan dan 10 pernyataan berupa observasi yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pengetahuan, tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus dan angka kejadian ruam popok di Klinik Bersalin Sally Medan tahun 2010.

1. Karakteristik responden

Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan sumber informasi. Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut


(54)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu tentang Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus

di Klinik Bersalin Sally Medan tahun 2010

Karakteristik F %

A. Pendidikan

SD SMP SMA Perguruan Tinggi 13 16 31 6 19,7 24,2 47 9,1

Total 66 100.0

B. Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga (IRT) Wiraswasta

Pegawai Swasta Pegawai Negeri Sipil (PNS)

38 16 7 5 57,6 24,2 10,6 7,6

Total 66 100.0

C. Penghasilan

Ekonomi Rendah Ekonomi Sedang Ekonomi Tinggi 26 32 8 39,4 48,5 12,1

Total 66 100.0

D. Sumber Informasi

Langsung Tidak langsung 12 54 18,2 81,8

Total 66 100.0

Berdasarkan atas tabel diatas diketahui sebagian besar berpendidikan SMA yaitu 31 orang (47 %), sebagian besar bekerja sebagi IRT yaitu 38 orang (57,6%), sebagian besar memiliki ekonomi sedang yaitu 32 orang (48,5 %), sumber informasi yang didapat ibu mengenai perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus sebagian besar dari media tidak langsung seperti media cetak, media elektronik dan media papan yaitu sebanyak 54 orang (81,8%).


(55)

2. Pengetahuan Responden

Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus

di RS. Klinik Bersalin Sally Medan tahun 2010

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

F % F %

1 Perbedaan permukaan dan volume tubuh bayi 44 66,7 22 33,3

2 Fungsi kulit bayi 32 48,5 34 51,5

3 Perbedaan kulit bayi dengan kulit dewasa 37 56,1 29 43,9

4 Usia bayi mengalami ruam popok 19 28,8 47 71,2

5 Perawatan pencegahan ruam popok 38 57,6 28 42,4 6 Kelainan peradangan kulit di daerah yang tertutu

popok

36 54,5 30 45,5

7 Penyebab ruam popok 34 51,5 32 48,5

8 Tanda ruam popok 45 68,2 21 31,8

9 Kulit tipis terdapat pada 45 68,2 21 31,8

10 Ciri-ciri ruam popok lebih dari tiga hari 38 57,6 28 42,4

11 Ruam popok mengikuti penyakit 34 51,5 32 48,5

12 Sebaiknya mengganti popok setiap.... 30 45,5 36 54,5 13 Tindakan ibu pada bayi mengompol... 25 37,9 41 62,1 14 Tindakan ibu jika menggunakan popok sekali

pakai..

27 40,9 39 59,1 15 Cara membuang popok sekali pakai yang benar 26 39,4 40 60,6 16 Bila bayi menggunakan popok kain sebaiknya... 28 42,4 38 57,6 17 Tindakan ibu ketika ingin beralih dari popok kain

ke popok sekali pakai

35 53 31 47

18 Daerah yang sering terdapat kemerahan karena menggunakan popok

42 63,6 24 36,4 19 Jika perekat popok tampak membekas di dekat

pangkal paha bayi..

24 36,4 42 63,6 20 Obat untuk mengatasi ruam popok dalam bentuk... 53 80,3 13 19,7


(56)

Berdasarkan atas hasil pilihan jawaban pengetahuan ibu, didapat bahwa ibu yang banyak menjawab pertanyaan yang benar yaitu pada pertanyaan nomor 20 ada 53 orang (80,3 %), didapat bahwa ibu yang sedikit menjawab pertanyaan yang benar pada pertanyaan nomor 4 ada 19 orang (28,8%). Sedangkan ibu yang banyak menjawab salah pada pertanyaan nomor 4 ada 47 orang (71,2 %), didapat bahwa ibu yang sedikit menjawab salah pertanyaan nomor 20 ada 13 orang (19,7%).

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus

di Klinik Bersalin Sally MedanTahun 2010

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Kurang 22 33,3

Cukup 30 45,5

Baik 14 21,2

Total 66 100

Berdasarkan atas kategori pengetahuan, sebagian besar ibu berpengetahuan cukup tentang perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus yaitu sebanyak 30 orang (45,5 %).


(57)

3. Tindakan Responden

Tindakan adalah suatu sikap yang belum otomatis dalam suatu tindakan, untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata maka diperlukan faktor pendukung lain.

Tabel 5.4

Distribusi Tindakan Responden dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus

di Bersalin Sally Medan tahun 2010

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Benar Salah

F % F %

1. Popok yang digunakan bayi adalah popok kain

33 50 33 50

2. Popok yang digunakan bayi adalah popok sekali pakai

33 50 33 50

3. Baby oil tidak digunakan di daerah popok selesai mengganti popok

60 90,9 6 9,1 4. Tidak Menggunakan/ menaburkan

bedak di area popok

20 30,3 46 69,7 5. Mengganti popok sesering mungkin 49 74,2 17 25,8 6. Pantat bayi dibersihkan dengan

lembut menggunakan kain penyeka bayi, kemudian keringkan diantara lipatan-lipatan secara seksama

36 54,5 30 45,5

7. Ketika membersihkan pantat bayi, pastikan mengusap dari depan ke belakang ini akan menjauhkan kotoran dari daerah kemaluan dan mencegah infeksi

37 56,1 29 43,9

8. Usapkan krim pelindung untuk melindungi kulit

15 22,7 51 77,3 9. Gunakan popok sekali pakai jangan

terlalu ketat

34 51,5 32 48,5 10. Kulit senantiasa kering 33 50 33 50

Berdasarkan atas hasil observasi dari tindakan ibu, didapat bahwa ibu yang banyak melakukan tindakan yang benar pada nomor 3 ada 60 orang (90,9 %),


(58)

didapat bahwa ibu yang sedikit melakukan tindakan dengan benar pada nomor 8 ada 15 orang (22,7%). Didapat bahwa ibu yang banyak melakukan tindakan yang salah pada nomor 8 ada 51 orang (77,3 %), didapat bahwa ibu yang sedikit melakukan tindakan dengan salah pada nomor 3 ada 6 orang (9,1%).

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus

di Klinik Bersalin Sally Medan Tahun 2010

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Benar 36 54,5

Salah 30 45,5

Total 66 100

Berdasarkan atas kategori tindakan menunjukkan masih ada ibu melakukan tindakan dengan salah dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok yaitu sebanyak 30 orang (45,5%).

4. Angka kejadian ruam popok

Ruam popok adalah kelainan peradangan kulit di daerah yang tertutup popok yang paling sering diderita oleh bayi.


(59)

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan atas Angka Kejadian Ruam Popok pada Neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan Tahun 2010

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Terdapat Ruam Popok 26 39,4

Tidak Terdapat Ruam Popok 40 60,6

Total 66 100

Berdasarkan atas kategori angka kejadian ruam popok masih ada terdapat ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin sally yaitu sebanyak 26 orang (39,4)%

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian ini akan diuraikan pembahasan tentang gambaran pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus

a. Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis

1. Pengetahuan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus.

Berdasarkan atas hasil penelitian diketahui pada tabel 5.1 pada tingkat pendidikan ditemuka n ibu sebagian besar berpendidikan SMA sebanyak 31 orang (47 %), dan sebagian kecil ibu berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 6 orang (9,1 %). Sesuai pendapat Notoatmodjo (2003) yang mengatakan bahwa, pendidikan


(60)

mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga.

Pada tingkat pekerjaan ditemukan sebagian besar ibu memiliki pekerjaan sebagai IRT sebanyak 38 orang (57,6 %), dan sebagian kecil ibu bekerja sebagai PNS sebanyak 5 orang (7,6 %). Menurut Hurlock (1995) menyatakan bahwa pengetahuan dan kepuasan dapat dengan mudah diperoleh dari keterampilan, pengalaman kerja, dengan daya tarik pribadi. Hal ini biasanya dimiliki oleh seorang pekerja yang professional, jarang menukar pekerjaannya (pekerja tetap) Pada tingkat penghasilan ditemukan sebagian besar ibu memiliki ekonomi sedangi sebanyak 32 orang (48,5 %), dan sebagian kecil ibu memiliki ekonomi tinggi sebanyak 8 orang (12,1 %). Menurut Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa adanya tingkat penghasilan dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan maupun pencegahan.

Bila dilihat dari sumber informasi yang didapat ibu tentang perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus bahwa hampir seluruhnya ibu mendapat informasi secara tidak langsung seperti media cetak (koran, majalah), media elektronik (televisi, radio, CD) dan media papan (billbord) sebanyak 54 orang (81,8 %), dan ibu mendapatkan sumber informasi secara langsung (keluarga, tenaga kesehatan seperti: bidan, perawat, dan dokter) hanya sebanyak 12 orang (18,2 %). Sesuai pendapat Notoatmodjo (2003), menyatakan bahwa, isi stimulasi yang dikeluarkan sumber (komunikator) kepada penerima (komunikan). Isi stimulasi berupa peran atau informasi


(61)

yang dikeluarkan oleh komunikator, tetapi diharapkan agar direspon secara positif untuk aktif melakukan sesuatu hal berupa perilaku atau tindakan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 66 ibu yang diteliti ditemukan ibu sebagian besar ibu berpengetahuan cukup tentang perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus sebanyak 30 orang (45,5 %) dan sebagian kecil ibu berpengetahuan baik sebanyak 14 orang (21,2%)

2. Tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa masih ada ibu melakukan tindakan dengan salah dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok yaitu sebanyak 30 orang (45,5%).

Kesalahan dalam pemakaian popok bisa menjadi ancaman terhadap bayi. Dampak terburuk dari penggunaan popok yang salah selain mengganggu kesehatan kulit juga dapat mengganggu perkembangan pertumbuhan bayi. Hal itu diutarakan oleh dr Siti Aisyah, SpKK, seorang pakar kesehatan kulit di Jakarta 3. Angka kejadian ruam popok pada neonatus.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada tabel 5.6 kategori angka kejadian ruam popok masih ada terdapat ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally yaitu sebanyak 26 orang (39,4%)

Penelitian di Inggris menemukan, 25 persen dari 12.000 bayi berusia empat minggu mengalami ruam popok. Gangguan kulit ini menyerang bagian tubuh bayi yang tertutup popok. Daerah yang terserang biasanya area genital, lipatan paha


(62)

dan bokong. Kulit bayi cenderung terlihat merah dan agak bersisik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ruam popok adalah perawatan perianal (Steven, 2008)


(63)

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan pencegahan ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Medan tahun 2010 diperoleh :

1. Dari segi karakteristik tentang perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus berdasarkan pendidikan sebagian besar responden 31 orang (47%) berpendidikan SMA, sedangkan berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden 38 orang (57,6%) bekerja sebagai IRT, dan sebagian besar responden berdasarkan penghasilan memiliki ekonomi sedang yaitu sebanyak 32 orang (48,5%), serta sebagian besar responden mendapatkan informasi secara tidak langsung sebanyak 54 orang (81,8%).

2. Sebagian besar responden dari segi pengetahuan tentang perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus, berpengetahuan cukup sebanyak 30 orang (45,5%).

3. Masih ada terdapat tindakan yang salah dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus yaitu sebanyak 30 orang (45,5%). 4. Angka kejadian ruam popok pada neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan


(64)

B. Saran

Adapun saran pada penelitian ini adalah :

1. Untuk masyarakat (khususnya responden/ ibu-ibu)

Masyarakat khususnya para ibu yang mempunyai bayi 0-1 bulan agar lebih aktif dalam perawatan perianal untuk mencegah terjadinya ruam popok, dan kepada ibu yang mempunyai bayi yang terkena ruam popok supaya lebih memperhatikan sehingga tidak terjadi pada kondisi yang lebih parah lagi

2. Petugas tenaga kesehatan

Petugas tenaga kesehatan di Klinik Sally hendaknya meningkatkan pemberian informasi khususnya kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi 0-1 bulan tentang perawatan perianal untuk mencegah terjadinya ruam popok

3. Peneliti lanjutan

Peneliti lanjutan agar membandingkan penggunaan popok kain dengan popok sekali pakai (pampers) terhadap kejadian ruam popok pada neonatus


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Soepardan, S. (2001). Panduan Perawatan Bayi Sakit, Jakarta.Puspa Swara Lutfiatus. (2008). Panduan Lengkap Melahirkan, Jogjakarta: Diva Press Steven. (2008). Ruam popok. http://www.conectigue.com

Notoatmodjo. Soekidjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Putra Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Putra Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instumen Penelitian Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika

Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta: Salemba Medika

Nyak, C. (2008). Pampers sekali pakai penyebab ruam kulit, http://www.anakbunda.net

Janssen. (2001). Ruam Popok, http://www.mail-archive.com,

Rahmi. (2004). Diapers, Biang Keladi Ruam Popok. http://portal.cbn.net.id

Darsana. (2009). Efektifitas Perawatan Perianal Dengan Baby Oil Terhadap

Pencegahan Diaper Dermatitis Pada Neonatus.

http://darsananursejiwa.blogspot.com

Liputan6.com. (2000). Ruam popok penyebab bayi susah tidur,

dr Irwan. (2008). Popok Bayi Ari. (2008). Kiat Memilih Pospak


(66)

Lampiran 1

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

Nama Mahasiswa : Yessi F. Manullang Nama Pembimbing : dr Arlinda Sari Wahyuni, M. Kes NIM : 09502087 NIP : 132 231 986

Judul KTI : Pengetahuan dan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus di Klinik Bersalin Sally 2010

Tanggal Materi Anjuran/Saran Paraf

Mahasiswa

Paraf

Pembimbing 04-02-2010 Perbaikan

Proposal

Lakukan uji validitas dan reliabilitas

Lakukan Penelitian 20-05-2010 Hasil olahan data Perbaiki tabel 08-06-2010 Bab V

Bab VI

Perbaiki tabel dan cara membaca tabel 10-06-2010 Perbaikan Bab V

ABSTRAK

Perbaiki abstrak dan pembahasan

12-06-2010 Perbaikan abstrak Perhatikan cara penulisan abstrak 13-06-2010 Perbaikan abstrak ACC jilid, buat

power point 15-06-2010 Memperlihatkan

power point

Tabel buat dalam bentuk grafik


(67)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Yessi Febrika Manullang adalah Mahasiswa D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan USU, saat ini saya sedang melakukan Penelitian tentang “Pengetahuan dan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal terhadap

pencegahan ruam popok pada neonatus Di Klinik Bersalin Sally Medan 2010”.

Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelsaikan Tugas Akhir program studi D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan USU.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu menjadi responden dalam penelitian ini dan mengisi kuensioner dengan jujur. Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sangsi, apapun di rahasiakan dan hanya untuk penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi Saudara dalam penelitian ini.

Medan, Februari 2010 Peneliti


(68)

Lampiran III

PERNYATAAN PERSETUJUAN (INFORMATED CONCENT)

Setelah membaca penjelasan mengenai tujuan penelitian di atas, maka saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Yessi Febrika Manullang, dengan judul “ Pengetahuan dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok Pada Neonatus di Klinik Bersalin Shally Medan 2010”.

Demikianlah persetujuan ini, saya tanda tangani dengan suka rela tanpa paksaan dan pihak manapun.

Medan, Januari 2010 Responden


(69)

(70)

Lampiran 5

LEMBAR KUESIONER Kode Responden :

Tanggal :

Alamat :

Pilihlah salah satu jawaban yang palin benar dan tepat

Beri tanda silang (x) pada jawaban yang benar

Jenjang pendidikan terakhir yang anda jalani : a. SD

b. SMP c. SMA

d. Perguruan Tinggi Pekerjaan anda saat ini :

a. Ibu Rumah Tangga (IRT) b. Wiraswasta

c. Pegawai Swasta

d. Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Manakah di bawah ini, merupakan penghasilan perbulan yang anda terima : a. Ekonomi Rendah ( Rp. 761.000)

b. Ekonomi Sedang (Rp. 761.000 s/d Rp. 1.500.000) c. Ekonomi Tinggi (>Rp. 1.500.000)

Melalui media apa anda pernah mendengar atau mengetahui tentang ruam popok : a. Media Langsung


(71)

1. Ada perbedaan yang sangat besar dari permukaan dan volume tubuh bayi dan anak remaja. yaitu :

a) Kulit bayi lebih tipis dari pada anak remaja. lapisan di bagian dalam mempunyai kelembaban yang lebih tinggi

b) bayi lebih tebal dari pada anak remaja. Lapisan di bagian dalam mempunyai kelembaban yang lebih rendah

c) bayi lebih tipis dari pada anak remaja. Lapisan di bagian dalam mempunyai kelembaban yang lebih rendah

2. Salah satu fungsi kulit pada bayi : a) Mengatur suhu tubuh.

b) Mengatur daya tahan tubuh c) Mengatur kelembaban tubuh

3. Salah satu perbedaan penting antara kulit bayi dengan kulit dewasa, antara lain: a) Kulit relatif lebih tebal dan perlekatan antar sel masih longgar

b) Kulit relatif lebih tipis dan perlekatan antar sel masih longgar

c) Lebih sulit terkena penyakit didaerah kulit bayi daripada kulit dewasa 4. Menurut ibu pada usia berapa biasanya bayi mengalami ruam popok : a) 0-1 bulan

b) 2-6 bulan c) 12 bulan

5. Perawatan yang dilakukan untuk pencegahan ruam popok adalah :

a) Ganti popok usai mengompol, gunakan bedak bayi, gunakan tisu basah b) Ganti popok usai mengompol, longgarkan popok, gunakan tisu basah


(72)

c) Ganti popok usai mengompol, kulit senantiasa kering, pakai sabun khusus,longgarkan popok, beri udara bebas.

6. Kelainan peradangan kulit di daerah yang tertutup popok yang paling sering diderita oleh bayi merupakan penyakit :

a) Ruam popok b) Bisul

c) Cacar air

7. Salah satu penyebab ruam popok :

a) Ganti popok usai mengompol, kulit senantiasa kering, pakai sabun khusus,longgarkan popok, beri udara bebas.

b) Menggunakan celana ketat, menjaga kelembaban

c) Kebersihan kulit yang tidak terjaga, jarang ganti popok setelah bayi/anak kencing

8. Salah satu tanda ruam popok adalah :

a) Warna kebiruan pada daerah pantat bayi b) Warna kemerahan pada daerah pantat bayi

c) Warna keputihan dan kadang-kadang ada kerak-kerak putih di daerah pantat bayi

9. Kulit yang lebih tipis terdapat pada : a) Kulit dewasa

b) Kulit remaja c) Kulit bayi


(73)

10. Ciri-ciri ruam popok yang berlanjut lebih dari tiga hari adalah :

a) Anak rewel saat diganti popok atau saat buang air kecil dan besar,muncul bintik-bintik merah diarea popok dan kadang-kadang ada kerak-kerak putih b) Anak kelihatan nyaman, dan tidak cengeng

c) Anak kelihatan nyaman, terdapat bintik-bintik merah 11. Ruam popok sering mengikuti penyakit :

a) Mencret/diare b) Typus

c) Demam berdarah

12. Sebaiknya mengganti popok setiap : a) 1 jam sekali

b) 2 jam sekali c) 3-4 jam sekali

13. Jika bayi baru mengompol, tindakan ibu sebaiknya : a) Gunakan tisu untuk mengeringkan daerah popok

b) Segera basuh dengan air, menggunakan kain waslap, kemudian keringkan dengan kain yang lembut.

c) Keringkan dengan kain (waslap), kemudian ditaburi bedak pada area popok 14. Jika menggunakan popok sekali pakai, yang sebaiknya dilakukan adalah : a) Setiap kali bayi BAB, segera ganti popoknya

b) Menggantinya bila popok sudah terasa berat c) Mengganti popok dalam 3x sehari


(74)

15. Cara membuang popok sekali pakai yang benar adalah :

a) Begitu bayi BAB, popok langsung dibuang di tempat sampah tanpa menggunakan kantongan plastik

b) Begitu bayi BAB, feses yang menempel di popok tersebut dibersihkan, kemudian dibuang ditempat semestinya dikloset, lapisan penampung air seni harus berada di bagian dalam dan tertutup oleh bagian luar

c) Begitu bayi BAB, masukkan popok kedalam kantongan plastic, lalu buang ke tempat sampah.

16. Bila bayi menggunakan popok kain sebaiknya :

a) Bila popok basah hanya karena pipis, maka langsung diletakkan di keranjang kain kotor, tapi kalau popoknya basah karena BAB, maka kotorannya harus dibuang dulu, baru popok dicuci dengan bersih

b) Bila popok basah karena pipis, maka popok bisa hanya dengan dijemur di panas matahari

c) Bila popok basah karena pipis dan BAB, mak popok bisa langsung diletakkan di keranjang kain kotor

17. Ketika ibu ingin beralih, dari penggunaan popok kain ke popok sekali pakai Untuk bayinya, yang pertama sekali harus diketahui ibu adalah :

a) Merek dan ukuran popok bayi b) Merek dan harga popok bayi


(75)

18. Daerah yang sering terdapat kemerahan karena menggunakan popok adalah : a) Lipatan paha, paha atas, anus dan kelamin

b) Sekitar anus c) Daerah kelamin

19. Jika perekat popok tampak membekas di dekat pangkal paha bayi maka : a) Segera mengganti popok dengan ukuran yang sama

b) Bila popok terlalu ketat, kendurkan saat mengganti popok selanjutnya c) Segera mengganti popok dengan popok kain

20. Berbagai obat atasi ruam popok adalah biasanya dalam bentuk : a) Obat tablet

b) Obat oles dalam bentuk krim c) Obat dalam bentuk suntikan


(76)

Instrumen penelitian berupa observasi

No Soal Observasi

Ya Tidak

1 Popok yang digunakan bayi adalah popok kain 2 Popok yang digunakan bayi adalah popok sekali

pakai

3 Baby oil tidak digunakan didaerah popok selesai mengganti popok

4 Tidak Menggunakan/menaburkan bedak di area popok

5 Mengganti popok sesering mungkin 6 Pantat bayi dibersihkan dengan lembut

menggunakan kain penyeka bayi. Kemudian keringkan diantara lipatan-lipatan secara seksama setiap kali mengganti popok.

7 Ketika membersihkan pantat bayi, pastikan mengusap dari depan ke belakang. Ini akan menjauhkan kotoran dari daerah kemaluan dan mencegah infeksi

8 Usapkan krim pelindung untuk melindungi kulit 9 Gunakan popok sekali pakai jangan terlalu ketat 10 Kulit senantiasa Kering

Hasil Observasi :

Terdapat Ruam Popok Tidak terdapat Ruam Popok


(1)

Popok yang digunakan bayi adalah popok sekali pakai

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 33 50.0 50.0 50.0

Ya 33 50.0 50.0 100.0

Total 66 100.0 100.0

Tidak Menggunakan baby oil di daerah popok selesai mengganti popok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 6 9.1 9.1 9.1

Ya 60 90.9 90.9 100.0

Total 66 100.0 100.0

Tidak Menggunakan/menaburkan bedak di area popok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 46 69.7 69.7 69.7

Ya 20 30.3 30.3 100.0

Total 66 100.0 100.0

Mengganti popok usai mengompol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 17 25.8 25.8 25.8

Ya 49 74.2 74.2 100.0


(2)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 30 45.5 45.5 45.5

Ya 36 54.5 54.5 100.0

Total 66 100.0 100.0

Ketika membersihkan pantat bayi, pastikan mengusap dari depan ke belakang

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 29 43.9 43.9 43.9

Ya 37 56.1 56.1 100.0

Total 66 100.0 100.0

Usapkan krim pelindung untuk melindungi kulit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 51 77.3 77.3 77.3

Ya 15 22.7 22.7 100.0

Total 66 100.0 100.0

Gunakan popok sekali pakai jangan terlalu ketat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 32 48.5 48.5 48.5

Ya 34 51.5 51.5 100.0

Total 66 100.0 100.0


(3)

Kulit senantiasa kering

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 33 50.0 50.0 50.0

ya 33 50.0 50.0 100.0


(4)

Dengan hormat, sehubungan dengan kegiatan penelitian sebagai bagian dari mata ajar Karya Tulis Ilmiah (KTI) mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, maka untuk menunjang pelaksanaan kegiatan tersebut perlu kiranya data penelitian. OIeh karena itu pada kami mohon kesediaan Bapak/Ibu memberikan ijin pengambilan data kepada mahasiswa kami tersebut di bawah ini :

Nama : Yessi Febrika Manullang Nim : 095102087

Judul : Penngetahuan Dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok Pada Neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010

Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih.

Tembusan : 1. Pertinggal


(5)

Nomor : Medan, Februari 2010

Lampiran : Kepada Yth:

Perihal : Ketua Program D-IV

Perihal : Izin Melaksanakan Bidan Pendidik FK.

Penelitian Jalan Prof. Ma’as No. 3 Medan

Dengan hormat,

Bersama ini saya sampaikan kepada Bapak/Ibu bahwa saya telah menyetujui’ memberikan izin kepada mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kepera Universitas Sumatera Utara yaitu:

Nama : Yessi Febrika Manullang Nim : 095102087

Untuk mengadakan penelitian di Klinik Bersalin Sally dengan judul:

Penngetahuan Dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok Pada Neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010


(6)

Nomor : Medan, Februari 2010

Lampiran : Kepada Yth:

Perihal : Ketua Program D-IV

Perihal : Selesai Penelitian Bidan Pendidik FK.

Jalan Prof. Ma’as No. 3 Medan

Dengan hormat,

Bersama ini saya sampaikan kepada Bapak/Ibu bahwa mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang bemama di bawah ini yaitu:

Nama : Yessi Febrika Manullang Nim : 095102087

Untuk mengadakan penelitian di Klinik Bersalin Sally dengan judul:

Penngetahuan Dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok Pada Neonatus di Klinik Bersalin Sally Medan 2010

Demikianlah Saya sampaikan atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.