Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok Pada Bayi di Klinik Sally Medan Tahun 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU DALAM PERAWATAN PERIANAL TERHADAP PENCEGAHAN
RUAM POPOK PADA BAYI DI KLINIK SALLY TAHUN 2014
OLEH : MERIA TURNIP
135102064
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
(2)
(3)
(4)
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU DALAM PERAWATAN PERIANAL TERHADAP PENCEGAHAN
RUAM POPOK DI KLINIK SALLY TAHUN 2014
ABSTRAK Meria Turnip
Latar Belakang : Ruam popok adalah gangguan kulit yang timbul akibat radang di daerah yang tertutup popok. Penelitian di Inggris menemukan 25% dari 12.000 bayi berusia empat minggu mengalami ruam popok. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah ruam popok adalah perawatan daerah perianal.
Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada bayi di klinik Sally Medan tahun 2014.
Metodologi : Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling dengan jumlah sampel 36 orang. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi, kuesioner pengetahuan, kuesioner tindakan dan observasi ruam popok. Analisis data yang digunakan adalah uji chi square.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan rata-rata responden berumur 27 tahun, mayoritas pendidikan SMA (47,2%), bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) (44,4%), mendapatkan sumber informasi dari tenaga kesehatan (36,1%). berpengetahuan baik (80,6%), dan bertindak benar (77,8%). Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh ada hubungan pengetahuan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok (nilai p=0,01) dan ada hubungan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok (nilai p=0,03).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa masih ada ibu yang berpengetahuan kurang tentang perawatan perianal dan masih ada ibu yang melakukan tindakan yang salah dalam melakukan tindakan perawatan perianal. Dengan demikian diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan informasi dan pelayanan yang lebih baik dalam melakukan perawatan perianal pada bayi sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
(5)
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok Pada Bayi di Klinik Sally Medan Tahun 2014’’ yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Erniyati S.Kp, MNS selaku pembantu Dekan I, Evi Karota bukit, S.Kp, MNS
selaku pembantu Dekan II, Ikhsanuddin A. Harahap, SKp, MNS selaku pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Nur Asnah Sitohang, S,Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Mahnum Lailan, Nst, S.Kep, Ns, M. Kep, selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.
5. Dr. Ichwanul SpOG (K) dan Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku dosen penguji
(6)
7. Seluruh staf dan Dosen Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
8. Orangtua saya A. Turnip dan N. Sihaloho dengan segenap kasih dan sayangnya
telah memberikan dukungan dan motivasi yang besar bagi penulis baik moril maupun materil serta Doa restu yang selalu menguatkan penulis selama mengikuti pendidikan D-IV dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Radoni Turnip, Doner Turnip (Abang), Lasra Turnip, Merli Turnip, Meli Turnip
(Kakak) yang penulis sayangi yang telah memberikan dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
10. Triwahyuni Manik Am.Keb (Adik) dan sahabat saya Posma Naibaho, Am.Keb
yang penulis sayangi yang selalu setia memberikan support serta dukungan Doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
11. Rekan-rekan mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.
12. Kepada seluruh pihak terkait yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya ucapkan terima kasih.
(7)
demi perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2014
(8)
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR SKEMA ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 6
1. Pengertian Pengetahuan ... 6
2. Tingkatan Pengetahuan ... 6
B. Tindakan ... 7
1. Pengertian Tindakan ... 7
2. Tingkatan Tindakan ... 8
C. Perawatan Perianal ... 8
1. Defenisi Perawatan Perianal ... 8
2. Jenis-jenis perawatan perianal ... 9
D. Defenisi Ruam Popok ... 10
E. Penyebab Ruam popok ... 11
F. Faktor – faktor yang berperan dalam timbulnya Ruam Popok ... 12
G. Gejala Ruam Popok ... 13
H. Pencegahan Ruam Popok ... 14
I. Cara Mengatasi Ruam Popok ... 15
BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 16
B. Hipotesis ... 16
C. Defenisi Operasional ... 17
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 18
B. Populasi dan Sampel ... 18
1. Populasi ... 18
2. Sampel ... 18
C. Tempat Penelitian ... 19
D. Waktu Penelitian ... 19
E. Etika Penelitian ... 19
F. Instrumen Penelitian ... 20
G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 21
(9)
A. Hasil Penelitian ... 25 1. Karakteristik Responden ... 27 2. Pengetahuan Responden ... 27 3. Tindakan Responden ...
4. Analisis Hubungan Pengetahuan Ibu Dalam
Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan
Ruam Popok ... 28
5. Analisis Hubungan Tindakan Ibu Dalam
Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan
Ruam Popok ... 29 B. Pembahasan ... 30
1. Pengetahuan Ibu Dalam Perawatan Perianal
Terhadap Pencegahan Ruam Popok ... 30 2. Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal
Terhadap Pencegahan Ruam Popok ... 31 3. Analisis Hubungan Tindakan Ibu dalam Perawatan
Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok ... 33 4. Analisis Hubungan Tindakan Ibu Dalam Perawatan
Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok ... 34
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 37 B. Saran ... 38
(10)
Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur di Klinik Sally Medan Tahun 2014 ... 26 Tabel 5.2 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarakan Pendidikan, Pekerjaan dan Sumber Informasi
di Klinik Sally Medan Tahun 2014 ... 26 Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Terhadap Perawatan
Perianal Pada Bayi Di Klinik Sally Medan Tahun 2014
Berdasarkan Kuesioner Pengetahuan ... 27 Tabel 5.4 : Distribusi frekuensi Tindakan Ibu Terhadap Terhadap Perawatan
Perianal Pada Bayi Di Klinik Sally Medan Tahun 2014
Berdasarkan Kuesioner Tindakan ... ... 27 Tabel 5.5 : Hubungan Pengetahuan Ibu dalam Perawatan Perianal
Terhadap Pencegahan Ruam Popok di Klinik Sally
Medan Tahun 2014 ... ... 28 Tabel 5.6 : Hubungan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal
Terhadap Pencegahan Ruam Popok di Klinik Sally
(11)
(12)
Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Responden
Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Lembar Kuesioner
Lampiran 4 : Lembar Konsultasi
Lampiran 5 : Lembar Master Data Pengetahuan
Lampiran 6 : Lembar Master Data Tindakan
Lampiran 7 : Surat Pernyataan Content Validity
Lampiran 8 : Hasil Out Put Data Penelitian
Lampiran 9 : Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 10 : Surat Balasan Permohonan Penelitian Lampiran 11 : Daftar riwayat hidup
(13)
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU DALAM PERAWATAN PERIANAL TERHADAP PENCEGAHAN
RUAM POPOK DI KLINIK SALLY TAHUN 2014
ABSTRAK Meria Turnip
Latar Belakang : Ruam popok adalah gangguan kulit yang timbul akibat radang di daerah yang tertutup popok. Penelitian di Inggris menemukan 25% dari 12.000 bayi berusia empat minggu mengalami ruam popok. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah ruam popok adalah perawatan daerah perianal.
Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada bayi di klinik Sally Medan tahun 2014.
Metodologi : Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling dengan jumlah sampel 36 orang. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi, kuesioner pengetahuan, kuesioner tindakan dan observasi ruam popok. Analisis data yang digunakan adalah uji chi square.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan rata-rata responden berumur 27 tahun, mayoritas pendidikan SMA (47,2%), bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) (44,4%), mendapatkan sumber informasi dari tenaga kesehatan (36,1%). berpengetahuan baik (80,6%), dan bertindak benar (77,8%). Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh ada hubungan pengetahuan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok (nilai p=0,01) dan ada hubungan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok (nilai p=0,03).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa masih ada ibu yang berpengetahuan kurang tentang perawatan perianal dan masih ada ibu yang melakukan tindakan yang salah dalam melakukan tindakan perawatan perianal. Dengan demikian diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan informasi dan pelayanan yang lebih baik dalam melakukan perawatan perianal pada bayi sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
(14)
A. Latar Belakang
Memiliki anak yang sehat merupakan dambaan setiap orang tua. Modal utama untuk mewujudkannya adalah menerapkan pola hidup sehat sedini mungkin. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan merawat anak sesuai dengan tahap-tahap tumbuh kembanganya. Perawatan tersebut dilakukan untuk menghindari dan mencegah timbulnya penyakit yang mungkin terjadi yang salah satunya adalah masalah kulit. Orang tua harus tau bahwa kulit bayi sangat sensitif, beda dari kulit orang dewasa, kulit bayi lebih tipis dan halus.Itu sebabnya kulit bayi lebih peka dan mudah terjadi gangguan kulit (Soepardan, 2001).
Bayi memiliki permasalahan yang luas dan kompleks, terutama masalah kulit. Semua bayi memiliki kulit yang sangat peka dalam bulan-bulan pertama kehidupan. Kondisi kulit pada bayi yang relatif lebih tipis ini menyebabkan bayi lebih rentan terhadap infeksi, iritasi, dan alergi. Secara struktural dapat dilihat bahwa kulit pada bayi belum berkembang dan berfungsi optimal (Suryabudhi, 2000).
Gangguan kulit yang sering timbul pada bayi antaralain yaitu dermatitis atopik, seborhea, bisul, miliariasis (keringat buntat), alergi dan peradangan berupa ruam kulit yang dikenal dengan dermatitis diapers atau ruam popok. Dermatitis diapers atau ruam popok adalah gangguan kulit yang timbul akibat radang di daerah yang tertutup popok, yaitu di alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha, dan perut bagian bawah (Rukiyah & Yulianti, 2010).
Perawatan daerah perianal adalah perawatan daerah yang tertutup popok yang dapat dilakukan dengan mengganti popok usai mengompol, menjaga kulit agar tetap
(15)
kering, menggunakan sabun khusus, melonggarkan popok dan membiarkan daerah alat kelamin terkena udara bebas. Hal lain yang perlu dilakukan adalah jangan memaksakan menggosok alat kelamin bayi laki-laki yang belum dikhitan agar kelihatan bersih dan jangan membuka lebar-lebar bibir vagina bayi perempuan untuk membersihkannya (Mueser, 2008).
Selain pengetahuan, kemampuan ibu dalam merawat daerah perianal bayi juga diperlukan. Kemampuan ibu dalam perawatan daerah perianal sama halnya dengan merawat kulit bayi dari kegiatan sehari-hari, misalnya seperti memandikan secara teratur, mengganti popok atau baju pada saat yang tepat, memilih bahan pakaian yang lembut, memilih kosmetik berupa sabun mandi, sampo dan minyak khusus bayi dipilih dengan tepat dan disesuaikan dengan keadaan kulit bayi (Sudilarsih, 2010).
Angka kejadian ruam popok berbeda-beda di setiap Negara, tergantung hygiene, pengetahuan orang tua (pengasuh) tentang tata cara penggunaan popok dan berhubungan dengan faktor cuaca. Menurut Kimberly A Horii, MD (asisten profesor spesialis anak Universitas Misouri) dan John Mersch, MD, FAAP menyebutkan bahwa 10-20 % Diaper dermatitis dijumpai pada praktek spesialis anak di Amerika. Sedangkan prevalensi pada bayi berkisar antara 7-35%, dengan angka terbanyak pada usia 9-12 bulan.
Berdasarkan laporan Journal of Pediatrics Dermatology, penelitian di Inggris
menemukan 25% dari 12.000 bayi berusia 4 minggu mengalami ruam popok. Gangguan kulit ini menyerang bagian tubuh bayi yang tertutup popok. Daerah yang terserang biasanya area genital, lipatan paha dan bokong. Kulit bayi cenderung terlihat merah dan agak bersisik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ruam popok adalah perawatan perianal (Steven, 2008).
(16)
Di Indonesia prevalensi penyakit kulit cukup tinggi baik oleh bakteri, virus atau jamur yaitu sebesar 45%, selain itu bergantung pada lingkungan dan kondisi setiap individu. Trauma kecil atau ringan dapat menyebabkan tempat masuknya mikroorganisme ke kulit (FKUI, 2005).
Menurut hasil penelitian Yessi Febrika Manullang tentang Pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus di klinik Sally Medan pada tahun 2010 diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 30 orang (45,5%), dan terdapat tindakan yang salah dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada neonatus yaitu sebanyak 30 orang (45,5%).
Berdasarkan survei awal yang sudah peneliti lakukan di Klinik Bersalin Sally Medan, diperoleh data ada 42 bayi yang menggunakan popok dan dari lima bayi yang di observasi terdapat dua bayi yang terlihat bercak kemerahan di daereh popok, dan sekitar paha dan masih ada ibu yang masih menaburkan bedak kedaerah lipatan paha, alat kelamin dan bokong. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masih ada ibu yang kurang paham dalam perawatan perianal bayi dan masih ada ibu yang melakukan tindakan yang salah dalam melakukan perawatan perianal pada bayinya. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : bagaimana hubungan pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada bayi.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada bayi.
(17)
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu dalam perawatan perianal terhadap
pencegahan ruam popok pada bayi.
b. Untuk mengidentifikasi tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap
pencegahan ruam popok pada bayi.
c. Untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan ibu dalam perawatan perianal
terhadap pencegahan ruam popok pada bayi.
d. Untuk mengidentifikasi hubungan tindakan ibu dalam perawatan perianal
terhadap pencegahan ruam popok pada bayi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Kesehatan di Klinik Sally Medan
Sebagai bahan masukan dan untuk menambah wawasan bagi pelayanan kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan secara promotif terhadap ibu khususnya dalam perawatan perianal bayi.
2. Bagi Masyarakat di wilayah kerja Klinik Sally Medan
Hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi bahan masukan bagi responden dalam melakukan perawatan perianal untuk mencegah terjadinya ruam popok pada bayinya.
3. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti lain yang ingin mengetahui penelitian yang lebih mendalam tentang perawatan perianal pada bayi dapat memakai karya tulis ilmiah ini sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
(18)
A. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.
2. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan ini bertujuan untuk mengelompokkan atau individu yang diinginkan, bagaimana individu itu berfikir, berbuat sabagai suatu unit pengetahuan yang telah diberikan. Adapun tingkat pengetahuan tersebut :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham tentang objek atau materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan.
(19)
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengguna hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria- kriteria yang ada (Notoatmodjo, 2003).
B. Tindakan
1. Pengertian Tindakan
Tindakan adalah suatu sikap yang belum otomatis dalam suatu tindakan,untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata maka diperlukan faktor pendukung lain. Tindakan merupakan aturan yang mengadakan adanya hubungan erat antara sikap dan tindakan yang didukung oleh sikap yang mengatakan bahwa
(20)
sikap merupakan pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak (Notoatmodjo, 2007).
2. Tingkatan Tindakan a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
b. Respon Terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.
c. Mekanisme (mechanisme)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan, maka ini sudah mencapai praktek tingkat tiga.
d. Adopsi (Adoption)
Adopsi adalah tindakan yang sudah berkembang dengan baik yang berarti bahwa tindakan sudah dimodifikasi dengan baik tanpa mengurangi kebenaran tindakan lanjut (Notoadmodjo, 2007).
C. Perawatan Perianal
1. Defenisi Perawatan Perianal
Menurut Wahyuni, Kapti & fatimah dalam penelitannya yang berjudul “Hubungan Perawatan Perianal Bayi dengan Kejadiaan Dermatitis Diapers Pada Bayi Usia 0-6 bulan yang Menggunakan Diapers diwilayah Kelurahan
(21)
Ketawanggede Malang, perawatan perianal bayi merupakan perawatan pada daerah yang tertutup oleh popok pada bayi.
Perawatan perianal ini meliputi perawatan pada area genitalia, area sekitar anus, lipatan paha serta pantat bayi. Perawatan perianal ini penting untuk menjaga kesehatan kulit bayi, khususnya pada daerah genitalia bayi yang merupakan bagian yang sangat sensitif. Bagian pantat bayi dibersihkan agar tidak lembab, serta menghindari pemakaian bedak karena hal ini dapat menyebabkan infeksi.
Kemampuan ibu dalam perawatan daerah perianal sama halnya dengan merawat kulit bayi dari kegiatan sehari-hari, misalnya seperti memandikan secara teratur, mengganti popok atau baju pada saat yang tepat, memilih bahan pakaian yang lembut, memilih kosmetik berupa sabun mandi, sampo dan minyak khusus bayi dipilih dengan tepat dan disesuaikan dengan keadaan kulit bayi (Sudilarsih, 2010).
2. Jenis – Jenis Perawatan Perianal
Menurut Manullang (2010), perawatan perianal atau perawatan pada daerah yang tertutup popok yang sangat penting dilakukan yaitu:
a. Mengganti popok setelah mengompol
Ruam kulit bisa timbul karena popok yang basah. Segera ganti popoknya begitu bayi kencing. Jika si bayi menggunakan diapers, sering-seringlah memeriksanya. Jangan sampai membiarkan genangan air seni atau tinja di dalam diapers. Sebaiknya ganti diapers 3-4 jam sekali, kecuali jika sibayi buang air besar, harus langsung diganti.
(22)
b. Menjaga kulit tetap kering
Usahakan kulit bayi dalam keadaan kering. Jika bayi baru mengompol, segera dibersihkan dengan air menggunakan waslap dan dikeringkan dengan kain yang lembut atau dengan cara menepuk-nepuknya. Bila perlu olesi salep kulit atau krim di daerah lipatan leher, ketiak, paha, dan pantat. Tak perlu menambahkan bedak karena tidak cocok untuk menangani ruam popok. Salep kulit/krim ini bisa mengurangi rasa gatal dan merah-merah yang timbul. Sebaiknya, beli berdasar resep dokter atau produk yang sudah dianjurkan dokter.
c. Menggunakan Sabun Khusus
Gunakan sabun khusus yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Hindari pemakaian sabun pada daerah yang terkena peradangan.
d. Longgarkan Popok
Jangan mengikat popok terlalu kuat. Hindari juga penggunaan popok/celana yang terbuat dari plastik, karet, nilon, atau bahan lain yang tidak menyerap cairan.
e. Beri Udara Bebas
Sesekali biarkan daerah alat kelamin terkena udara bebas untuk beberapa saat lamanya (biasanya setelah mandi), biarkan si kecil tanpa celana.
Kesalahan dalam pemakaian popok bisa menjadi ancaman terhadap bayi. Dampak terburuk dari pemakaian popok yang salah selain mengganggu kesehatan kulit juga dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan bayi. Bayi yang mengalami ruam popok akan mengalami gangguan seperti rewel dan sulit tidur, selain itu proses menyusui menjadi terganggu karena bayi merasa tidak nyaman sehingga berat badan tidak meningkat (Handy, 2011).
(23)
D. Defenisi Ruam Popok / Diaper Rash
Menurut Titi LS, eksim popok yang disebut juga dermatitis popok adalah kelainan kulit yang timbul akibat radang di daerah yang tertutup popok, yaitu di alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Penyakit ini sering terjadi pada bayi dan anak balita yang menggunakan popok, biasanya pada usiakurang dari tiga tahun, paling banyak usia 9-12 bulan (Rukiyah. A & Yulianti, 2010).
Ruam popok merupakan kelainan peradangan kulit di daerah yang tertutup popok yang paling sering diderita oleh bayi ( Soepardan, 2001 ).
Dermatitis diapers atau ruam popok adalah gangguan kulit yang timbul akibat radang di daerah yang tertutup popok, yaitu di alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha, dan perut bagian bawah (Rukiyah, A & Yulianti, 2010).
Dermatitis popok atau diaper dermatitis adalah dermatitis yang terjadipada daerah yang tertutup popok, biasanya disebabkan iritasi oleh urine dan feses (Dharmadi HP, 2006).
E. Penyebab Ruam Popok / Diaper Rash
Menurut Maryunani, A. (2010), penyakit ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti faktor fisik, kimiawi, enzimatik dan biogenik (kuman dalam urine dan feses), tetapi penyebab diaper rash / eksim popok terutama disebabkan oleh iritasi terhadap kulit yang tertutup oleh popok oleh karena cara pemakaian popok yang tidak benar seperti :
(24)
1. Penggunaan popok yang lama
Perlu diketahui bahwa jenis popok bayi ada dua macam, yaitu :
a. Popok yang disposable (sekali pakai-buang, atau sering juga disebut
pampers bayi. Bahan yang digunakan pada popok ini bukan bahan tenunan tetapi bahan yang dilapisi dengan lembaran yang tahan air dan lapisan dengan bahan penyerap, berbentuk popok kertas maupun plastik.
b. Popok yang dapat digunakan secara berulang (seperti popok yang terbuat
dari katun). Diaper rash banyak ditemui pada bayi yang memakai popok disposable (kertas atau plastik) daripada popok yang terbuat dari bahan katun karena kontak yang terus – menerus antara popok kertas dengan kulit bayi serta dengan urin dan feses, kontak bahan kimia yang terdapat dalam kandungan bahan popok itu sendiri, di udara panas, bakteri dan jamur lebih mudah berkembang biak pada bahan plastik / kertas daripada bahan katun.
c. Tidak segera mengganti popok setelah bayi atau balita buang air besar
dapat menyebabkan pembentukan amonia. Feses yang tidak segera dibuang, bila bercampur dengan urin akan membentuk amonia. Amonia ini akan meningkatkan keasaman (pH) kulit sehingga aktivitas enzim yang ada pada feses akan meningkat dan akhirnya menyebabkan iritasi pada kulit.
F. Faktor – faktor yang berperan dalam timbulnya ruam popok / Diaper rash Menurut Boediardja, S.A. (2000) beberapa faktor yang berperan dalam timbulnya ruam popok yaitu :
1. Kelembapan kulit
Popok bersifat menutup kulit sehingga menghambat penguapan dan menyebabkan kulit menjadi lembab. Kulit yang lembab akan lebih mudah
(25)
dilalui oleh bahan- bahan yang dapat menyebabkan iritasi (bahan iritan) dan lebih mudah terinfeksi jamur maupun kuman. Selain itu, kulit yang lembab juga lebih rentan terhadap gesekan sehingga kulit mudah lecet yang akan mempermudah iritasi. Kelembapan kulit dapat meningkat oleh pemakaian popok yang ketat atau yang ditutup oleh celana plastik.
2. Urin dan feses
Urin akan menambah kelembapan kulit yang tertutup popok sehingga meningkatkan kerentanan kulit. Seperti telah disebutkan diatas, amonia yang terbentuk dari urin dan enzim yang berasal dari feses akan meningkatkan pH kulit sehingga kulit menjadi lebih rentan terhadap bahan iritan. Jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh si bayi dan anak juga berpengaruh terhadap pH feses sehingga bayi yang minum air susu ibu lebih sedikit yang menderita eksim popok dibandingkan dengan yang minum susu formula.
3. Jamur dan kuman
Jamur candida albicans adalah jamur yang normal terdapat di kulit dalam
jumlah sedikit. Pada keadaan kulit yang hangat dan lembab antara lain karena pemakaian popok, jamur tersebut akan tubuh lebih cepat menjadi lebih banyak sehingga dapat menyebabkan radang (eksim popok). Keadaan kulit yang hangat dan lembab juga memudahkan tumbuhnya kuman, yang paling sering adalah staphylococcus aureus.
G. Gejala Ruam Popok / Diaper Rash
Menurut Maryunani, A. (2010) gejala diaper rash bervariasi mulai dari yang ringan sampai dengan yang berat. Secara klinis dapat terlihat sebagai berikut :
(26)
a. Gejala-gejala yang biasa ditemukan pada diaper rush oleh kontak dengan iritan yaitu kemerahan yang meluas, berkilat, kadang mirip luka bakar, timbul bintil-bintil merah, lecet atau luka bersisik, kadang basah dan bengkak pada daerah yang paling lama kontak dengan popok, seperti pada paha bagian dalam dan lipatan paha.
b. Gejala yang terjadi akibat gesekan yang berulang pada tepi popok, yaitu bercak kemerahan yang membentuk garis di tepi batas popok pada paha dan perut. c. Gejala diaper rash oleh karena jamur candida albicans ditandai dengan bercak
atau bintil kemerahan berwarna merah terang, basah dengan lecet-lecet pada selaput lendir anus dan kulit sekitar anus, lesi berbatas tegas dan terdapat lesi lainnya di sekitarnya.
H. Pencegahan Ruam popok / Diaper rash
Tindakan pencegahan ruam popok dapat dilakukan dengan mengetahui penyebab dan faktor-faktor yang berperan dalam menimbulkan ruam popok yaitu :
1. Mengurangi kelembapan dan gesekan pada kulit
a. Segera mengganti popok setelah bayi /anak buang air kecil dan buang air
besar. Dengan sering mengganti popok dapat mencegah terjadinya ruam popok.
b. Pada saat mengganti popok, bersihkan kulit secara lembut dengan air hangat. Dpat digunakan sabun khususnya setelah buang air besar, kemudian dibilas bersih, kemudian keringkan dengan menggunakan handuk atau kain yang lembut dan anginkan sebentar sebelum dipakaikan popok baru.
(27)
c. Bila menggunakan popok sekali pakai (disposable diaper), pakaikan sesuai dengan daya tampung dan segera ganti bila tidak dapat lagi menampung urin.
d. Hindari pemakaian popok yang ketat, tebal, terbuat dari plastik, bahan yang terlalu kasar, kaku dan terlalu menutup.
2. Memilih popok yang baik
Kebanyakan ibu lebih memilih diapers dari pada memilih popok kain, dengan
alasan diapers bayi lebih praktis karena tidak perlu sering mengganti popok yang basah akibat buang air, selain itu membuat rumah lebih bersih tidak terkena air
kencing bayi. Diapers juga membuat pekerjaaan ibu menjadi lebih ringan karena
tidak perlu mencuci, menjemur, menyetrika setumpuk popok. Pada sisi buruknya
penggunaan diapers dapat menyebabkan terjadinya ruam popok. Kesalahan dalam
pemakaian popok bisa menjadi ancaman terhadap bayi. Dampak terburuk dari pemakaian popok yang salah selain mengganggu kesehatan kulit juga dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan bayi. Bayi yang mengalami ruam popok akan mengalami gangguan seperti rewel dan sulit tidur, selain itu proses menyusui menjadi terganggu karena bayi merasa tidak nyaman sehingga berat badan tidak meningkat (Handy, 2011).
I. Cara Mengatasi Ruam Popok / Diaper Rash
Pada prinsipnya pengobatan ruam popok bergantung pada penyebabnya.Ruam popok yang disebabkan iritasi dan miliaria tidak memerlukan obat khusus cukup dengan menjaga popok tetap kering dan menjaga hyigene. Pada ruam popok yang disebabkan oleh infeksi mikro-organisme atau iritasi dan miliaria yang luas obat-abatan yang lazim digunakan antara lain :
(28)
1. Bedak salisil dan bedak yang mengandung Antihastamin, hanya digunakan pada iritasi (intertigo) dan miliaria atas anjuran dokter. Pastikan bedak tidak berhamburan agar tidak menggangu si kecil. Anti Jamur digunakan pada ruam popok karena terinfeksi jamur (Candical Diaper Dermatitis) pilih anti jamur yang berbentuk bedak ( merek dagang misalnya : Dektrian powder dan mycorine powder), dibrikan selama 3-4 minggu.
2. Anti infeksi topikal ( salep atau krim) digunakan pada ruam popok yang
disebabkan oleeh infeksi bakteri ringan misalnya : bacitracin salep. Adapun untuk infeksi yang lebih berat dapat digunakan anti infeksi oral.Misalnya : kombinasi amoksisilin dengan asam kalvulanat dan diberikan pada anti infeksi topical.
3. Steroid digunakan pada ruam popok yang disebabkan infeksi alergi, dioleskan
2x sehari hingga sembuh atau selama 2 minggu.
Walaupun ruam popok bukanlah penyakit yang serius jika dalam 2-3 hari tidak kunjung sembuh, maka langkah terbaik adalah konsultasi ke dokter. Penggunaan anti jamur anti infeksi dan steroid hendaknya atas rekomendasi dokter (Cakmoki, 2010).
(29)
A. KerangkaKonsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep yang satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoadmodjo, 2010). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal dan variabel dependen adalah pencegahan ruam popok.
Skema 1. Skema Kerangka Konsep
B. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) yaitu ada hubungan pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada bayi.
Pencegahan ruam popok Perawatan Perianal
Pengetahuan
(30)
C. Defenisi Operasional No Variabel
Penelitian
Definisi Operasional
Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
ukur 1. Pengetahuan
perawatan Perianal Segala sesuatu yang diketahui ibu dalam perawatan area yang tertutup oleh popok.
Kuesioner Wawancara - Kurang : bila
responden menjawab benar 0-5 pertanyaan dari 10 pertanyaan - Baik : bila
responden menjawab benar 6-10 pertanyaan dari 10 pertanyaan Nominal
2. Tindakan Perawatan Perianal Reaksi atau perbuatan nyata yang dilakukan secara langsung oleh ibu dalam perawatan area yang tertutup oleh popok.
Kuesioner Wawancara -Benar : bila
responden memiliki skor > 20
-Salah : bila responden memiliki skor ≤ 20
Nominal
3. Ruam popok Peradangan
berwarna kemerahan pada daerah yang tertutup oleh popok.
Kuesioner Observasi - Ruam : bila
terdapat kemerahan didaerah bokong bayi - Tidak Ruam:
bila tidak terdapat kemerahan didaerah bokong bayi Nominal
(31)
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada bayi.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti, bukan hanya subjek atau objek yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut (Alimul, 2007).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi yang menggunakan popok mulai dari usia 0-12 bulan yang berkunjung di klinik Sally Medan.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi yang menggunakan popok mulai dari bayi baru lahir usia 0-12 bulan yang berkunjung di klinik Sally Medan mulai tanggal 12 Maret - 20 Mei 2014 yaitu sebanyak 36 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik accidental sampling.
(32)
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Klinik Bersalin Sally Medan dengan pertimbangan lokasi mudah dijangkau oleh peneliti, dan belum adanya penelitian yang sama tentang hubungan pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada bayi.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12 Maret 2014 sampai dengan tanggal 20 Mei 2014.
E. EtikaPenelitian
Penelitian dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara dan izin dari pemilik klinik Sally Medan. Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antaralain adalah sebagai berikut:
a. Informed Consent
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
(33)
b. Anonimity (tanpa nama)
Tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
c. Kerahasiaan (confidentiality)
Dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi mau pun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 3 bagian yaitu data demografi, kuesioner pengetahuan perawatan perianal, dan tindakan perawatan perianal.
1. Kuesioner data demografi
Kuesioner data demografi terdiri dari umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi.
2. Kuesioner Pengetahuan
Kuesioner pengetahuan dalam penelitian ini disusun dan dikembangkan sendiri oleh penulis sesuai dengan tinjauan pustaka, dimana kuesioner pengetahuan ini terdiri dari 10 dengan bentuk pertanyaan positif dengan kriteria penilaian
menggunakan skala Guttman yang menyediakan dua alternatif jawaban, yaitu : a)
Bila responden menjawab “benar” maka skor dari pertanyaan itu 1 (satu), namun jika responden menjawab “salah” maka skor dari pertanyaan itu 0 (nol). Untuk melihat rentang dari jawaban tersebut digunakan rumus :
(34)
kelas banyaknya (R) Rentang (i) kelas Panjang
Dari rumus diatas diperoleh hasil adalah 5. Jadi, responden yang memiliki skor 0-5 dikatakan pengetahuan kurang dan responden yang memiliki skor 6-10 dikatakan pengetahuan baik.
3. Kuesioner Tindakan
Kuesioner tindakan ini terdiri dari 10 pertanyaaan dengan pilihan jawaban selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), tidak pernah (TP). Kriteria penilaian menggunakan skala likert yang menggunakan pilihan jawaban selalu (SL) = 4, sering (SR) = 3, kadang-kadang (KD) = 2, tidak pernah (TP) = 1. Untuk melihat rentang dari jawaban tersebut digunakan rumus :
kelas banyaknya (R) Rentang (i) kelas Panjang
Dari rumus diatas diperoleh hasil adalah 20. Jadi, responden yang memiliki skor > 20 dikatakan tindakan benar dan responden yang memiliki skor ≤ 20 dikatakan tindakan salah.
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen penelitian ini dibuat langsung oleh peneliti maka perlu dilakukan uji validitas dan reabilitas untuk mengetahui berapa besar kemampuan alat ukur dalam mengukur secara konsisten sasaran yang akan di ukur. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang di ukur. Suatu instrument akan dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Kuesioner penelitian ini telah dilakukan content validity oleh Farida Linda Siregar, S.Kep. Ns, M.Kep yang
(35)
ahli dalam bidang kesehatan maternitas dengan nilai CVI untuk kuesioener pengetahuan 0,78 dan CVI untuk kuesioner tindakan 0,71.
Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat di andalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih dengan menggunakan alat ukur yang sama. Uji reliabilitasnya dilakukan pada 15 responden di Klinik Rizky Medan yang mempunyai kriteria yang sama dengan sampel. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS dan diperoleh hasil untuk pengetahuan Alpha Cronbach 0,876 dan untuk tindakan Alpha Cronbach 0,913.
H. ProsedurPengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai setelah peneliti mengajukan permohonan izin untuk melakukan penelitian pada Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Setelah mendapat izin dari Akademik, peneliti mengantar surat izin tersebut kepada pimpinan klinik Sally Medan.
Kemudian setelah mendapat izin dari klinik Sally Medan, peneliti melaksanakan proses pengumpulan data dari responden. Peneliti menjelaskan tujuan penelitian ini kepada calon responden dan meminta kesediaannya untuk menjadi subjek penelitian. Setelah responden setuju untuk menjadi subjek penelitian, peneliti mengajukan surat persetujuan menjadi responden untuk ditanda tangani.
Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden. Peneliti mengingatkan responden untuk mengisi kuesioner sesuai yang dialami dengan jujur dan mengingatkan untuk mengisi semua pertanyaan dan pernyataan yang ada dilembar kuesioner. Setelah data terkumpul, selanjutnya peneliti akan melakukan analisa lebih lanjut.
(36)
I. Analisa Data
Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan
analisa dan melalui beberapa tahap, pertama editing untuk melakukan pengecekan
kelengkapan data. Kemudian data yang akan diukur diberi coding untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data. Selanjutnya tabulating untuk mempermudah analisa data yang dimasukkan kedalam bentuk tabel. Setelah itu mengentry data kedalam komputer dan dilakukan dalam pengolahan data dengan
menggunakan tehnik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry
yaitu pemeriksaan semua data kedalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.
Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel. Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing karakteristik responden, pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal. Krakteristik responden diklasifikasikan, berdasarkan umur disesuaikan dengan nilai mean, berdasarkan pendidikan dikategorikan menjadi SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, berdasarkan sumber informasi dikategorikan menjadi bersumber dari teman, orang tua, tenaga kesehatan, media cetak dan media elektronik.
2. Analisa Bivariat
Statistik bivariat adalah suatu prosedur yang digunakan untuk menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel (Arikunto, 2006). Analisa yang
(37)
digunakan adalah hasil tabulasi silang. Untuk menguji hipotesa dilakukan uji
statistik dengan menggunakan uji data kategori Chi-Square Test ( X2) pada
tingkat kemaknaannya adalah 95% (p ≤ 0,05). Sehingga dapat diketahui ada
tidaknya perbedaan yang bermakna secara statistik, dengan menggunakan program khusus. Melalui perhitungan Chi-Square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan, bila nilai p lebih kecil dari nilai (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara variabel terikat dengan variabel bebas.
(38)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada bayi di Klinik Bersalin Sally Medan tahun 2014. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai tanggal 12 Maret sampai dengan tanggal 20 Mei 2014 di Klinik Bersalin Sally Medan dengan jumlah responden sebanyak 36 orang.
Untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada bayi, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 10 pertanyaan pengetahuan dan 10 pertanyaan tindakan dan mengobsevasi apakah terdapat ruam popok atau tidak yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada bayi, hubungan pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok pada bayi.
1. Karakteristik responden
Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup, umur, pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi. Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut
(39)
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Klinik Sally MedanTahun 2014 (n=36)
Data Demografi
Mean Median Standar
deviasi
Minimum Maksimum
Umur 27 27 3,38 21 34
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan, Pekerjaan dan Sistem Informasi
di Klinik Sally MedanTahun 2014 (n=36)
No Karakteristik Frekuensi (n) Presentase (%)
1. Pendidikan
SD SMP SMA PT 2 9 17 8 5,6 25,0 47,2 22,2 2. Pekerjaan IRT Wiraswasta Pegawai Swasta PNS 16 11 5 4 44,4 30,6 13,9 11,1 3. Sumber Informasi
Teman
Orang tua/ Keluarga Tenaga Kesehatan Media cetak Media elektronik 12 8 13 2 1 33,3 22,2 36,1 5,6 2,8
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 36 responden rata-rata ibu berusia 27 tahun, dengan usia terbanyak yaitu 27 tahun (16,7%), usia minimum ibu yaitu 21 (8,3%) dan usia maksimum ibu yaitu 34 tahun (2,8%), mayoritas pendidikan SMA yaitu sebanyak 17 orang (47,2%), mayoritas pekerjaan responden sebagai Ibu
(40)
Rumah Tangga (IRT) yaitu sebanyak 16 orang (44,4%), dan mayoritas responden mendapatkan sumber informasi dari tenaga kesehatan yaitu 13 orang (36,1%).
2. Pengetahuan Responden
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Dalam Perawatan Perianal di Klinik Sally Medan
Tahun 2014 (n=36)
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.3 diperoleh bahwa responden mayoritas berpengetahuan baik yaitu sebanyak 29 orang (80,6%).
3. Tindakan Responden
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal di klinik Sally Medan
Tahun 2014 (n=36)
Kategori Tindakan Frekuensi (n) Persentase (%)
Benar 28 77,8
Salah 8 22,2
Total 36 100
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.4 diperoleh bahwa responden mayoritas sudah melakukan tindakan yang benar yaitu sebanyak 28 orang (77,8%). 4. Analisis Hubungan Pengetahuan Ibu Dalam Perawatan Perianal Terhadap
Pencegahan Ruam Popok
Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)
Baik 29 80,6
Kurang 7 19,4
(41)
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5.5
Hubungan Pengetahuan Ibu dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok (n=36) di Klinik Sally Medan
Tahun 2014
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.5 diperoleh hasil analisis hubungan
antara pengetahuan ibu dalam perawatan perianal terhadap ruam popok diperoleh
bahwa dari 29 ibu yang berpengetahuan baik terdapat 2 orang (5,56%) yang mengalami ruam popok dan dari 7 ibu yang berpengetahuan kurang terdapat 5 (13,88%) orang yang mengalami ruam popok.
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai P(value) = 0,01 (<0.05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok.
5. Analisis Hubungan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok diperoleh hasil sebagai berikut:
Pengetahuan
Ruam Popok
Total
P(value)
Ruam Tidak Ruam
n % n % N %
Baik 2 5,56 27 75 29 80,56 0,01 ( < 0,05)
Kurang 5 13,88 2 5,56 7 19,44
(42)
Tabel 5.6
Hubungan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok (n=36) di Klinik Sally Medan
Tahun 2014
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.6 diperoleh hasil analisis hubungan antara tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap ruam popok diperoleh bahwa dari 28 ibu yang sudah melakukan tindakan dengan benar terdapat 2 orang yang mengalami ruam popok dan dari 8 orang yang melakukan tindakan yang salah terdapat 3 orang yang mengalami ruam popok.
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai P(value) = 0,03 (< 0.05) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok.
B. PEMBAHASAN
1. Pengetahuan Ibu dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden sudah berpengetahuan baik yaitu sebanyak 29 orang (80,6%).
Menurut Notoadmojo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan,
Tindakan
Ruam Popok
Total
P(value)
Ruam Tidak Ruam
n % n % n %
Benar 2 5,56 26 72,22 28 77,78 0,03 ( < 0,05)
Salah 5 13,88 3 8,33 8 22,18
(43)
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia melalui mata dan telinga. Pengetahuan disini menyangkut segala sesuatu yang dipahami dan diketahui oleh responden tentang perawatan perianal pada bayi.
Pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh tujuh faktor yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar serta informasi (Mubarak, 2007).
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Nurhayati & Mariyam yang berjudul Pengetahuan dan Kemampuan Ibu dalam Perawatan Daerah Perianal Pada Bayi Usia 0-12 Bulan di Desa Surokonto Wetan Kecamatan Pageruyung Kabupaten kendal Tahun 2013 dimana dari hasil penelitian diperoleh bahwa responden memiliki pengetahuan rendah sebanyak 12 orang (24%), responden memiliki pengetahuan sedang sebanyak 23 orang (46%) dan responden yang memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 15 orang (30%). Hasil penelitian ini menunjukkan responden mayoritas sudah berpengetahuan sedang dalam perawatan daerah perianal pada bayi.
Jika dilihat secara rinci dari kuesioner pengetahuan sebagian besar responden menjawab benar pada pertanyaan nomor 1 yaitu tentang pengertian perawatan perianal yaitu sebanyak 27 orang (75%), pertanyaan nomor 2 yaitu tentang daerah area perawatan perianal yaitu sebanyak 26 orang (72,2%). Pengetahuan ibu dalam beberapa pertanyaan tentang perawatan perianal ini mayoritas sudah baik dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu yang sudah mayoritas SMA dan perguruan tinggi dan responden mayoritas langsung memperoleh informasi tentang perawatan perianal ini dari tenaga kesehatan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2004) yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik menerima informasi. Menurut Hendra (2005) informasi yang baik berpengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang, semakin banyak dan lengkap
(44)
informasi yang di peroleh maka akan semakin baik pula pengetahuan seseorang. Sedangkan sebagian besar menjawab salah pada pertanyaan no 10 tentang sesekali biarkan daerah alat kelamin terkena udara bebas untuk beberapa saat lamanya (biasanya setelah mandi) yaitu sebanyak 16 orang (44,4%), pertanyaan no 7 tentang ibu tidak perlu menaburkan bedak pada daerah popok setiap mengganti popok setelah bayi mengompol yaitu sebanyak 14 orang (38,9%). Menurut asumsi peneliti hal ini dikarenakan masih ada pemahaman ibu yang masih kurang terhadap beberapa hal tentang perawatan perianal.
2. Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu mayoritas sudah melakukan tindakan yang benar dalam perawatan perianal yaitu sebanyak 28 orang (77,8%).
Tindakan adalah suatu sikap yang belum otomatis dalam suatu tindakan, untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata maka diperlukan faktor pendukung lain. Tindakan merupakan aturan yang mengadakan adanya hubungan erat antara sikap dan tindakan yang didukung oleh sikap yang mengatakan bahwa sikap merupakan pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak (Notoatmodjo, 2007). Menurut Suliha, dkk (2001), terbentuknya pola perilaku baru dan berkembangnya kemampuan seseorang terjadi melalui tahapan tertentu yaitu dimulai dari pembentukan pengetahuan, sikap, sampai dimilikinya keterampilan baru.
Jika dilihat secara rinci dari kuesioner tindakan sebagian besar ibu sudah melakukan tindakan benar pada pertanyaan nomor 3 yaitu ibu segera mengganti
(45)
popok sibayi setelah mengompol yaitu sebanyak 18 orang (50%), pertanyaan no 5 yaitu tentang ibu menjaga kulit bayi tetap dalam keadaan kering yaitu sebanyak 17 orang (47,2%), pertanyaan no 1 tentang bayi menggunakan popok kain yaitu sebanyak 12 orang (33,3%). Hal ini disebabkan karena ibu sudah melakukan apa yang dia tahu dalam perawatan perianal dalam bentuk tindakan. Sedangkan sebagian besar ibu melakukan tindakan salah pada pertanyaan no 10 yaitu tentang Ibu membiarkan daerah alat kelamin bayi terkena udara bebas untuk beberapa saat lamanya (biasanya setelah mandi) yaitu 27 orang (47,2%), pertanyaan nomor 8 yaitu tentang setelah bayi BAK/BAB ibu membersihkan daerah pantat bayi dengan menggunakan sabun khusus yaitu sebanyak 15 orang (41,7 %). Hal ini disebabkan karena ibu belum melakukan apa yang dia tahu tentang perawatan perianal tersebut dalam wujud tindakan. Salah satu contohnya adalah pertanyaan nomor 10 jika dilihat dari pengetahuan ibu ( 55,6 %) ibu sudah tahu namun belum melaksanakannya, padahal dengan melakukan tindakan tersebut merupakan salah satu upaya pencegahan ruam popok, hal ini sesuai dengan pendapat Boediardja, S.A. (2000) yang mengatakan dengan menjaga kelembapan kulit akan menghindari terjadinya ruam popok dimana disebutkan popok yang bersifat menutup kulit akan menghambat penguapan dan menyebabkan kulit menjadi lembab. Kulit yang lembab akan lebih mudah dilalui oleh bahan- bahan yang dapat menyebabkan iritasi (bahan iritan) dan lebih mudah terinfeksi jamur maupun kuman. Selain itu, kulit yang lembab juga lebih rentan terhadap gesekan sehingga kulit mudah lecet yang akan mempermudah iritasi.
Menurut asumsi peneliti semakin baik pengetahuan ibu tentang perawatan perianal maka akan terbentuk sikap dan tindakan yang benar dalam melakukan perawatan perianal sehingga kejadian ruam popok dapat dicegah.
(46)
3. Hubungan Pengetahuan Ibu dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok
Berdasarkan hasil analisa uji statistik chi-square diperoleh nilai p(value) =0,01 (α <0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok di Klinik Sally Medan Tahun 2014.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa dari 29 ibu yang berpengetahuan baik terdapat 2 orang (5,56%) yang mengalami ruam popok dan dari 7 ibu yang berpengetahuan kurang terdapat 5 orang (13,88%) orang yang mengalami ruam popok.
Pengetahuan berbanding lurus dengan pendidikan, karena semakin tinggi pendidikan maka akan semakin baik juga pengetahuan seseorang. Dengan pengetahuan yang baik akan menjadi salah satu bekal bagi ibu dalam perawatan perianal.
Menurut Hertherington & Parke dalam Pertranto (2006) mengatakan bahwa orang tua dengan latar belakang pendidikan tinggi dalam praktik merawat anak akan cenderung mengikuti kemajuan perkembangan anak, sedangkan orang tua dengan latar pendidikan rendah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang terbatas mengenai kebutuhan untuk tumbuh kembang anaknya.
Pernyataan ini sesuai dengan Naingolan (2009) bahwa pengetahuan seseorang diperoleh dari pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Semakin tinggi pendidikan maka akan semakin tinggi pula tingkat pengetahuan pengasuh dalam melakukan perawatan pada bayi sehingga hal ini akan mempengaruhi tindakan pengasuh pula dalam hal perawatan tersebut.
(47)
Dari hasil penelitian yang diperoleh peneliti berasumsi bahwa semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin mudah ibu mengerti dan memahami tentang perawatan perianal sehingga dengan adanya pengetahuan ibu tentang perawatan perianal ini maka akan terbentuk tindakan ibu dalam perawatan perianal sehingga kejadian ruam popok pada bayinya dapat dicegah.
4. Hubungan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok
Berdasarkan hasil analisa uji statistik chi-square diperoleh nilai p(value) =0,03
(α=0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok di Klinik Sally Medan Tahun 2014.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa dari 28 ibu yang sudah melakukan tindakan dengan benar terdapat 2 orang yang mengalami ruam popok dan dari 8 orang yang melakukan tindakan yang salah terdapat 3 orang yang tidak mengalami ruam popok.
Hal ini disebabkan oleh masih ada beberapa ibu yang sudah tahu tindakan yang baik dalam perawatan perianal bayi namun tidak melakukannya seperti masih ada
beberapa ibu yang menggunakan popok sekali pakai atau diapers pada bayinya,
banyak ibu yang tidak pernah melakukan tindakan membiarkan alat kelamin sesekali terkena udara bebas untuk beberapa saat lamanya (biasanya setelah mandi), dimana
penggunaan popok sekali pakai atau diapers merupakan salah satu penyebab
terjadinya ruam popok (Handy, 2011). Diaper rash banyak ditemui pada bayi yang memakai popok disposable (kertas atau plastik) daripada popok yang terbuat dari bahan katun karena kontak yang terus – menerus antara popok kertas dengan kulit
(48)
bayi serta dengan urin dan feses, kontak bahan kimia yang terdapat dalam kandungan bahan popok itu sendiri, akibat udara panas, bakteri dan jamur lebih mudah berkembang biak pada bahan plastik / kertas daripada bahan katun. Menurut Boediardja, S.A. (2000) popok bersifat menutup kulit sehingga menghambat penguapan dan menyebabkan kulit menjadi lembab. Kulit yang lembab akan lebih mudah dilalui oleh bahan- bahan yang dapat menyebabkan iritasi (bahan iritan) dan lebih mudah terinfeksi jamur maupun kuman. Selain itu, kulit yang lembab juga lebih rentan terhadap gesekan sehingga kulit mudah lecet yang akan mempermudah iritasi. Kelembapan kulit dapat meningkat oleh pemakaian popok yang ketat atau yang ditutup oleh celana plastik.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Wahyuni, Kapti, dan Fatimah yang berjudul Hubungan Perawatan Perianal Bayi Dengan Kejadian Dermatitis Diapers Pada Bayi 0-6 Bulan yang Menggunakan Diapers di Wilayah Kelurahan Ketawanggede Malang yang menyatakan bahwa sebagian besar responden melakukan perawatan perianal yang tidak sesuai pada bayinya dan terdapat 9 bayi (16,1%) yang mengalami ruam popok, sedangkan responden yang melakukan perawatan perianal dengan sesuai ternyata tidak ada bayi yang mengalami ruam popok. Dari data tersebut kemudian dicari hubungan antara perawatan perianal bayi dengan kejadian dermatitis diapers pada bayi usia 0-6 bulan yang menggunakan diapers dengan menggunakan korelasi spearman diperoleh nilai korelasi sebesar -0.277 dengan signifikansi 0.038 (p<0.05). Arah korelasi negatif menunjukkan bahwa jika perawatan perianal bayi sesuai maka tidak terjadinya dermatitis diapers dan sebaliknya jika perawatan perianal bayi tidak sesuai maka terjadi dermatitis diapers pada bayi.
(49)
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti berasumsi bahwa memperhatikan jenis popok yang digunakan oleh bayi merupakan salah satu tindakan yang dapat mencegah ruam popok dimana resiko terjadinya ruam popok lebih banyak terjadi pada bayi yang menggunakan popok sekali pakai / diapers daripada bayi yang menggunakan popok kain. Berdasarkan hal tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa semakin baik tindakan ibu dalam melakukan perawatan perianal pada bayinya maka semakin kecil angka kejadian terjadinya ruam popok pada bayinya, dimana tindakan yang salah dalam melakukan perawatan perianal akan lebih rentan dalam mempengaruhi terjadinya ruam popok.
(50)
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan tindakan ibu dalam perawatan perianal terhadap pencegahan ruam popok di klinik Sally Medan Tahun 2014, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Rata-rata ibu berusia 27 tahun, mayoritas pendidikan SMA yaitu 17 orang
(47,2%), mayoritas pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu 16 orang (44,4%), dan mayoritas mendapatkan sumber informasi dari tenaga kesehatan yaitu 13 orang (36,1%).
2. Berdasarkan pengetahuan ibu diperoleh bahwa dari 36 responden yang
berpengetahuan baik sebanyak 29 orang (80,6%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (19,4 %)
3. Berdasarkan tindakan ibu diperoleh bahwa dari 36 responden, yang melakukan
tindakan benar sebanyak 28 orang (77,8%) dan yang melakukan tindakan salah sebanyak 8 orang (22,2 %).
4. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dalam perawatan
perianal dengan kejadian ruam popok dengan nilai p(value) diperoleh 0,01 (α<0,05).
5. Ada hubungan yang signifikan antara tindakan ibu dalam perawatan perianal
(51)
B. Saran
Saran yang dapat peneliti sampaikan pada karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Bagi pelayanan kesehatan di Klinik Sally Medan
Sebagai masukan bagi petugas kesehatan dalam memberikan informasi dan pelayanan terhadap pasien dalam melakukan perawatan perianal pada bayi sehingga hal ini dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
2. Bagi Masyarakat di wilayah kerja Klinik Sally Medan
Sebagai sumber informasi tentang perawatan perianal pada bayi sehingga pengetahuan masyarakat tentang perawatan perianal semakin banyak dan bertambah, sehingga bayi mereka dapat mendapatkan perawatan perianal yang benar dan terhindar dari ruam popok.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti lain yang ingin mengetahui penelitian yang lebih mendalam tentang perawatan perianal pada bayi dapat memakai karya tulis ilmiah ini sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
(52)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Putra.
Boediardja, S.A. (2000). Perawatan Kulit Pada Bayi & Balita, FKUI, Jakarta. ______________ (2005). Infeksi Kulit pada Bayi & Anak, FKUI, Jakarta.
Handy, Fransiska. (2011). Panduan cerdas perawatan bayi. Jakarta: Pustaka Bunda. Hidayat, A.A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah (Ed.2).
Jakarta : Salemba Medika.
Hurlock, (2004). Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta, EGC.
Manullang, (2010). Pengetahuan dan Tindakan Ibu dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Neonatus di Klinik Bersalin Medan.
Maryunani, A. (2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : TIM Mubarak, I. (2007). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
.
Mueser, A.M. (2008). Panduan Lengkap Perawatan Bayi dan Anak (A-Z). Jogjakarta: Diglosia Media.
Notoatmodjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. ______________ (2007). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nurhayati & Mariyam. (2013). Pengetahuan dan Kemampuan Ibu dalam Perawatan
Daerah Perianal Pada Bayi Usia 0-12 Bulan di Desa Surokonto Wetan Kecamatan Pageruyung Kabupaten Kendal
.
Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta: Salemba Medika
_____________(2008). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Rukiyah & Yulianti. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : TIM Sitohang, N. A, Asiah, N danSiregar, F.L.S.(2012), Panduan Penulisan Karya Tulis
Ilmiah, Medan. Program D IV Bidan Pendidik.
Sudilarsih, F. (2010). Optimal Mengurus Segala Kebutuhan dan Masalah Bayi Sehari-hari Anda, Garailmu: Jogjakarta.
(53)
Suliha, dkk. (2001). PendidikanKesehatan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC Soepardan, S. (2001). Panduan Perawatan Bayi Sakit, Jakarta: Puspa Swara
Wahyuni, dkk. (2011). Hubungan Perawatan Perianal Bayi Dengan Kejadian Dermatitis Diapers Pada Bayi 0-6 Bulan yang Menggunakan Diapers di Wilayah Kelurahan Ketawanggede Malang.
(54)
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bernama Meria Turnip adalah Mahasiswa D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan USU, saat ini saya akan melakukan Penelitian tentang“ Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok Pada Bayi Di Klinik Bersalin Sally Medan Tahun 2014”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan Tugas Akhir program studi D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan USU.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu menjadi responden dalam penelitian ini dan mengisi kuesioner dengan jujur. Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sangsi, apapun di rahasiakan dan hanya untuk penelitian ini.
Terima kasih atas partisipasi Saudara dalam penelitian ini.
Medan, Maret 2014 Peneliti
(55)
Lampiran 2
PERNYATAAN PERSETUJUAN (INFORMATED CONCENT)
Setelah membaca penjelasan mengenai tujuan penelitian di atas, maka saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh saudari Meria Turnip, dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok Pada Bayi di Klinik Bersalin Sally Medan Tahun 2014”.
Demikianlah persetujuan ini, saya tandatangani dengan sukarela tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Medan, 2014 Responden
(56)
Lampiran 3
LEMBAR KUESIONER
Hubungan Pengetahuan Dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Bayi Terhadap Pencegahan Ruam Popok pada Bayi di Klinik Sally Medan Tahun 2014.
Kode Responden :
Bagian 1: Kuesioner Data Demografi Petunjuk :
a. Berilah tanda checklist (√) pada kotak pilihan yang sesuai dengan diri saudara b. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyatakan kepada peneliti
1. Umur :
2. Pendidikan :
SD SMP SMA
Perguruan Tinggi
3. Pekerjaan:
Ibu Rumah Tangga (IRT) Wiraswasta
Pegawai Swasta
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
4. Sumber informasi anda mengetahui tentang ruam popok :
Teman
Orang tua / keluarga Tenaga kesehatan Media cetak Media elektronik
(57)
Lampiran 3
Bagian 2 : Kuesioner Pengetahuan
Petunjuk : Baca dan jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Keterangan : B = Benar S = Salah
No Pertanyataan
Jawaban B S
1 Perawatan perianal pada bayi adalah perawatan pada daerah
yang tertutup oleh popok pada bayi.
2 Perawatan perianal meliputi perawatan pada area genitalia, area sekitar anus, lipatan paha serta pantat bayi
3 Mengganti popok setelah bayi mengompol merupakan salah
satu perawatan perianal pada bayi
4 Pemakaian popok sekali pakai atau diapers harus diganti 3-4
jam sekali atau segera jika bayi BAB
5 Untuk membersihkan daerah perianal bayi dapat digunakan
sabun khusus agar tidak menimbulkan iritasi pada kulit
6 Sebaiknya bayi tidak menggunakan popok/celana yang terbuat
dari plastik, karet, nilon, atau bahan lain yang tidak menyerap cairan karena dapat menyebabkan terjadinya ruam popok.
7 Ibu tidak perlu menaburkan bedak pada daerah popok setiap
mengganti popok setelah bayi mengompol
8 Bayi yang baru mengompol harus segera dibersihkan dengan air menggunakan waslap dan dikeringkan dengan kain yang lembut.
9 Ibu sebaiknya membersihkan pantat bayi dengan mengusap
dari depan ke belakang. Ini akan menjauhkan kotoran dari daerah kemaluan dan mencegah infeksi
10 Sesekali biarkan daerah alat kelamin terkena udara bebas
(58)
Lampiran 3
Bagian 3 : Kuesioner Tindakan
Petunjuk : baca dan jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Keterangan : SL: Selalu SR: Sering KD: Kadang -kadang TP: Tidak pernah
No Pernyataan Observasi
SL SR KD TP
1 Bayi menggunakan popok kain
2 Bayi menggunakan popok sekali pakai atau diapers
3 Ibu segera mengganti popok sibayi setelah
mengompol
4 Ibu menaburkan bedak di area popok bayi
5 Ibu menjaga kulit bayi tetap dalam keadaan kering
6 Ibu membersihkan pantat bayi dengan air
menggunakan waslap dan mengeringkannya dengan kain yang lembut setiap bayi selesai mengompol
7 Ibu membersihkan pantat bayi dengan mengusap dari
depan ke belakang
8 Setelah bayi BAK dan BAB ibu membersihkan
daerah pantat dengan menggunakan sabun khusus
9 Ibu memakaikan popok dengan tidak terlalu ketat
10 Ibu membiarkan daerah alat kelamin bayi terkena udara bebas untuk beberapa saat lamanya (biasanya setelah mandi)
Hasil Observasi :
Terdapat Ruam Popok Tidak terdapat Ruam Popok
(59)
(60)
(61)
Lampiran 5
TABEL REKAPITULASI PENGETAHUAN IBU DALAM PERAWATAN PERIANAL TERHADAP PENCEGAHAN RUAM POPOK DI KLINIK SALLY MEDAN TAHUN 2014
Ko.Resp Umur Pend Kerj S.inf Pertanyaaan Skor Kategori Ruam T.Ruam
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
001 24 3 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 6 Baik Tidak
002 21 1 1 2 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 4 Kurang Tidak
003 31 4 4 3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 Baik Tidak
004 26 2 1 2 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 6 Baik Tidak
005 27 3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 Baik Tidak
006 24 1 1 2 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 4 Kurang Ya
007 23 3 2 3 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 Baik Tidak
008 33 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7 Baik Tidak
009 27 1 1 2 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 5 Kurang Tidak
010 28 3 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 Baik Tidak
011 27 2 1 2 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 7 Baik Tidak
012 26 2 2 3 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 Baik Tidak
013 23 4 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik Tidak
014 21 3 2 2 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 5 Kurang Ya
015 28 3 3 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 6 Baik Tidak
016 34 3 1 4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7 Baik Tidak
017 29 2 2 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 5 Kurang Ya
018 30 4 4 5 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 Baik Tidak
019 31 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 6 Baik Tidak
020 29 4 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 Baik Tidak
021 27 3 2 2 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7 Baik Tidak
022 25 3 3 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 Baik Tidak
023 26 2 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 6 Baik Tidak
024 32 3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 Baik Tidak
025 25 4 3 3 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 Baik Tidak
026 28 3 2 4 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 5 Kurang Ya
(62)
029 25 3 1 3 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 6 Baik Tidak
030 21 3 2 2 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 Baik Tidak
031 29 2 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 5 Kurang Ya
032 26 3 1 3 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 7 Baik Tidak
033 27 4 4 2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 Baik Tidak
034 27 1 2 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 4 Kurang Ya
035 30 3 3 2 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 7 Baik Tidak
(63)
Lampiran 6
TABEL REKAPITULASI TINDAKAN IBU DALAM PERAWATAN PERIANAL TERHADAP PENCEGAHAN RUAM POPOK DI KLINIK SALLY MEDAN TAHUN 2014
Ko.Res Umur Pend Kerj S.info Pertanyaaan Skor Kategori Ruam T.Ruam
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10
001 24 3 2 3 3 2 4 2 4 2 2 2 2 2 25 Benar Tidak
002 21 1 1 3 3 4 2 1 2 1 2 1 3 1 20 Salah Tidak
003 31 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 2 3 1 32 Benar Tidak
004 26 2 1 2 4 3 4 2 4 2 2 2 2 2 26 Benar Tidak
005 27 3 1 1 4 1 4 4 4 4 4 3 4 3 35 Benar Tidak
006 24 1 1 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 1 20 Salah Ya
007 23 3 2 3 3 3 4 2 4 4 2 2 4 1 29 Benar Tidak
008 33 1 1 1 4 4 4 1 4 4 2 1 4 1 29 Benar Tidak
009 27 1 1 2 4 1 2 1 4 2 2 1 2 2 19 Salah Tidak
010 28 3 2 1 2 3 3 4 2 2 2 1 3 2 24 Benar Tidak
011 27 2 1 2 3 1 4 1 4 4 4 1 3 1 26 Benar Tidak
012 26 2 2 3 2 2 4 1 4 3 2 3 3 2 26 Benar Tidak
013 23 4 3 3 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 28 Benar Tidak
014 21 3 2 2 4 4 4 2 4 1 2 1 4 2 28 Benar Ya Tidak
015 28 3 3 1 4 4 4 2 4 2 2 1 3 1 27 Benar Tidak
016 34 3 1 4 3 3 4 3 4 1 2 2 3 1 26 Benar Tidak
017 29 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 1 1 2 18 Salah Ya
018 30 4 4 3 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 26 Benar Tidak
019 31 2 1 1 4 4 3 2 2 2 2 1 3 1 19 Salah Tidak
020 29 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 30 Benar Tidak
021 27 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 1 23 Benar Tidak
022 25 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 4 3 32 Benar Tidak
023 26 2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 1 1 1 19 Salah Tidak
024 32 3 1 1 4 3 3 3 3 2 1 1 2 2 24 Benar Tidak
025 25 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 32 Benar Tidak
026 28 3 2 3 3 3 1 2 3 2 2 1 1 1 20 Salah Ya
(64)
029 25 3 1 3 4 4 3 2 3 2 3 2 4 1 28 Benar Tidak
030 21 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 1 4 2 25 Benar Tidak
031 29 2 1 1 3 3 2 2 3 1 1 2 2 1 20 Salah Ya
032 26 3 1 3 4 4 3 2 3 1 2 2 2 1 24 Benar Tidak
033 27 4 4 2 2 2 4 2 4 4 3 4 4 2 31 Benar Tidak
034 27 1 2 1 3 3 2 2 2 1 1 1 2 1 18 Salah Ya
035 30 3 3 2 4 4 3 2 2 2 3 3 2 2 27 Benar Tidak
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
Reliability
1. Pengetahuan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 15 100.0
Excludeda 0 .0
Total 15 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.876 10
Item Statistics Mean
Std.
Deviation N
Pertanyaan 1 .73 .458 15
Pertanyaan 2 .87 .352 15
Pertanyaan 3 .87 .352 15
Pertanyaan 4 .80 .414 15
Pertanyaan 5 .87 .352 15
Pertanyaan 6 .87 .352 15
Pertanyaan 7 .73 .458 15
Pertanyaan 8 .80 .414 15
Pertanyaan 9 .67 .488 15
(73)
Item-Total Statistics Scale Mean if
Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Pertanyaan 1 7.20 5.886 .888 .839
Pertanyaan 2 7.07 6.495 .807 .851
Pertanyaan 3 7.07 6.781 .634 .863
Pertanyaan 4 7.13 6.267 .786 .850
Pertanyaan 5 7.07 6.781 .634 .863
Pertanyaan 6 7.07 6.495 .807 .851
Pertanyaan 7 7.20 6.314 .671 .859
Pertanyaan 8 7.13 6.124 .864 .843
Pertanyaan 9 7.27 8.638 .582 .934
pertanyaan 10 7.20 6.457 .602 .864
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation N of Items
7.93 8.067 2.840 10
2. Tindakan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 15 100.0
Excludeda 0 .0
Total 15 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
(74)
Mean
Std.
Deviation N
Tindakan 1 3.13 1.060 15
Tindakan 2 3.13 1.060 15
Tindakan 3 3.13 .834 15
Tindakan 4 3.20 .775 15
Tindakan 5 3.20 .862 15
Tindakan 6 3.13 1.060 15
Tindakan 7 3.07 .884 15
Tindakan 8 3.00 1.134 15
Tindakan 9 3.13 .834 15
Tindakan 10 3.20 .862 15
Item-Total Statistics Scale Mean if
Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Tindakan 1 28.20 40.457 .621 .908
Tindakan 2 28.20 37.171 .902 .889
Tindakan 3 28.20 41.314 .741 .901
Tindakan 4 28.13 42.981 .627 .907
Tindakan 5 28.13 42.410 .606 .908
Tindakan 6 28.20 37.171 .902 .889
Tindakan 7 28.27 41.924 .633 .907
Tindakan 8 28.33 40.810 .542 .915
Tindakan 9 28.20 42.600 .612 .908
Tindakan 10 28.13 41.695 .675 .905
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation N of Items
(75)
Lampiran 8
Kuesioner Pengetahuan Pertanyaan 1
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 9 25.0 25.0 25.0
Benar 27 75.0 75.0 100.0
Total 36 100.0 100.0
Pertanyaan 2
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 11 30.6 30.6 30.6
Benar 25 69.4 69.4 100.0
Total 36 100.0 100.0
Pertanyaan 3
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 13 36.1 36.1 36.1
Benar 23 63.9 63.9 100.0
Total 36 100.0 100.0
Pertanyaan 4
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 12 33.3 33.3 33.3
Salah 24 66.7 66.7 100.0
Total 36 100.0 100.0
Pertanyaan 5
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 11 30.6 30.6 30.6
Benar 25 69.4 69.4 100.0
(76)
Pertanyaan 6
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 13 36.1 36.1 36.1
Benar 23 63.9 63.9 100.0
Total 36 100.0 100.0
Pertanyaa 7
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 14 38.9 38.9 38.9
Benar 22 61.1 61.1 100.0
Total 36 100.0 100.0
Pertanyaan 8
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 11 30.6 30.6 30.6
Benar 25 69.4 69.4 100.0
Total 36 100.0 100.0
Pertanyaan 9
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 10 27.8 27.8 27.8
Benar 26 72.2 72.2 100.0
Total 36 100.0 100.0
Pertanyaan 10
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 16 44.4 44.4 44.4
Benar 20 55.6 55.6 100.0
(77)
Kuesioner Tindakan Tindakan 1
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent Valid
Kadang-kadang 10 27.8 27.8 27.8
Sering 14 38.9 38.9 66.7
Selalu 12 33.3 33.3 100.0
Total 36 100.0 100.0
Tindakan 2
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Selalu 3 8.3 8.3 8.3
Ssering 7 19.4 19.4 27.8
Kadang-kadang 16 44.4 44.4 72.2
Tidak pernah 10 27.8 27.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
Tindakan 3
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent Valid
Kadang-kadang 4 11.1 11.1 11.1
Sering 14 38.9 38.9 50.0
Selalu 18 50.0 50.0 100.0
(78)
Tindakan 4
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Selalu 4 11.1 11.1 11.1
Sering 25 69.4 69.4 80.6
Kadang-kadang 4 11.1 11.1 91.7
Tidak pernah 3 8.3 8.3 100.0
Total 36 100.0 100.0
Tindakan 5
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 1 2.8 2.8 2.8
Kadang-kadang 9 25.0 25.0 27.8
Sering 9 25.0 25.0 52.8
Selalu 17 47.2 47.2 100.0
Total 36 100.0 100.0
Tindakan 6
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 6 16.7 16.7 16.7
Kadang-kadang 15 41.7 41.7 58.3
Sering 8 22.2 22.2 80.6
Selalu 7 19.4 19.4 100.0
(79)
Tindakan 7
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 4 11.1 11.1 11.1
Kadang-kadang 21 58.3 58.3 69.4
Sering 9 25.0 25.0 94.4
Selalu 2 5.6 5.6 100.0
Total 36 100.0 100.0
Tindakan 8
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 15 41.7 41.7 41.7
Kadang-kadang 13 36.1 36.1 77.8
Sering 7 19.4 19.4 97.2
Selalu 1 2.8 2.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
Tindakan 9
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak pernah 3 8.3 8.3 8.3
kadang-kadang 11 30.6 30.6 38.9
Sering 12 33.3 33.3 72.2
Selalu 10 27.8 27.8 100.0
(80)
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak pernah 17 47.2 47.2 47.2
kadang-kadang 17 47.2 47.2 94.4
Sering 2 5.6 5.6 100.0
(81)
I. UNIVARIAT
Karakteristik Responden
Umur responden Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 21 3 8.3 8.3 8.3
23 3 8.3 8.3 16.7
24 2 5.6 5.6 22.2
25 3 8.3 8.3 30.6
26 5 13.9 13.9 44.4
27 6 16.7 16.7 61.1
28 3 8.3 8.3 69.4
29 3 8.3 8.3 77.8
30 2 5.6 5.6 83.3
31 2 5.6 5.6 88.9
32 1 2.8 2.8 91.7
33 2 5.6 5.6 97.2
34 1 2.8 2.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
Umur Responden
N Valid 36
Missing 0
Mean 27.00
Median 27.00
Std. Deviation 3.389
Minimum 21
(82)
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SD 5 13.9 13.9 13.9
SMP 8 22.2 22.2 36.1
SMA 16 44.4 44.4 80.6
PT 7 19.4 19.4 100.0
Total 36 100.0 100.0
Pekerjaan Responden Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid IRT 16 44.4 44.4 44.4
wiraswasta 11 30.6 30.6 75.0
pegawai swasta 5 13.9 13.9 88.9
PNS 4 11.1 11.1 100.0
Total 36 100.0 100.0
Sumber Informasi Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Teman 12 33.3 33.3 33.3
Ortu / keluarga 13 36.1 36.1 69.4
Tenaga
kesehatan 8 22.2 22.2 91.7
Media cetak 2 5.6 5.6 97.2
Media elektronik 1 2.8 2.8 100.0
(83)
Pengetahuan Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang 7 19.4 19.4 19.4
Baik 29 80.6 80.6 100.0
Total 36 100.0 100.0
Tindakan Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 8 22.2 22.2 22.2
Benar 28 77.8 77.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
2. Bivariat
Pengetahuan * Ruam popok
Ruam popok
Total tidak ruam
Kategori Pengetahuan
Kurang 5 2 7
Baik 2 27 29
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
DATA PRIBADI
Nama : Meria Turnip
Tempat / Tanggal Lahir : Simanindo / 28 September 1991
Agama : Kristen Protestan
Nama Ayah : A. Turnip
Nama Ibu : N. Sihaloho
Anak ke : 6 (Enam)
Alamat : Jl. Besar Simanindo, Samosir
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 1997 – 2003 : SD Negeri No. 177943 Simanindo
Tahun 2003 – 2006 : SMP Negeri 2 Simanindo
Tahun 2006 – 2009 : SMA RK Bintang Timur Pematangsiantar
Tahun 2009 – 2012 : D-III Akbid Darmo Medan