4. Pemakaian psoralen dengan UVA Psoralen secara topikal ataupun sistemik yang diikuti oleh pajanan terhadap sinar UVA
PUVA menyebabkan proliferasi sel-el pigmen didalam umbi rambut dan perpindahan sel- sel pigmen tersebut kedaerah kulit yang putih hipopigmentasi
5. Minigrafting Minigrafting dapat digunakan pada vitiligo segmental yang stabil dan tidak dapat diobati
dengan tehnik yang lain. 6. Bleaching
Terapi ini digunakan untuk vitiligo yang luas, gagal dengan terapi PUVA, atau menolak PUVA. Yang digunakan adalah Monobenzylether of hydroquinon 20 cream , dioleskan 2
kali sehari . Biasanya dbutuhkan waktu 9-12 bulan agar terjadi depigmentasi.
3. Hipopigmentasi post inflamasi
Berbagai proses inflamasi pada penyakit kulit dapat pula menyebabkan hipopigmentasi misalnya lupus eritematosus diskoid, dermatitis atopik, psoriasis, parapsoriasis gutata kronis, dan
lain-lain. Predileksi dan bentuk kelainan hipopigmentasi yang terjadi sesuai dengan lesi primernya. Hal ini khas pada kelainan hipopigmentasi yang terjadi sesudah menderita psoriasis.
12
Hipomelanosis terjadi segera setelah resolusi penyakit primer dan mulai menghilang setelah beberapa minggu hingga beberapa bulan terutama pada area yang terpapar matahari.
Patogenesis proses ini dianggap sebagai hasil dari gangguan transfer melanosom dari melanosit ke keratinosit. Pada dermatitis hipopigmentasi mungkin merupakan akibat dari edema
sedangkan pada psoriasis mungkin akibat meningkatnya epidermal turnover.
7
Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit yang berhubungan sebelumnya . Jika diagnosis belum berhasil ditegakkan maka biopsi pada lesi hipomelanosis akan menunjukkan
gambaran penyakit kulit primernya.
7
Terapi biasanya sesuai dengan penyakit dasarnya. Setelah proses inflamasi menyembuh maka warna kulit yang asli akan perlahan kembali. Hal ini mungkin dapat dipercepat dengan
paparan sinar matahari
7,
Donna Partogi : Pityriasis Versikolor Dan Diagnosis Bandingnya Ruam-ruam bercak putih pada kulit, 2008 USU e-Repository © 2008
4. Pitiriasis alba
Pitiriasis alba sering dijumpai pada anak berumur 3-16 tahun 30-40. Wanita dan pria sama banyak. Lesi berbentuk bulat atau oval. Pada mulanya lesi berwarna merah muda atau sesuai
warna kulit dengan skuama halus diatasnya. Setelah eritema menghilang lesi yang dijumpai hanya hipopigmentasi dengan skuama halus. Pada stadium ini penderita datang berobat terutama pada
orang dengan kulit berwarna. Bercak biasanya multipel 4 sampai 20. Pada anak-anak lokasi kelainan pada muka 50-60, paling sering di sekitar mulut, dagu, pipi serta dahi. Lesi dapat
dijumpai pada ekstremitas dan badan. Lesi umumnya asimtomatik tetapi dapat juga terasa gatal dan panas.
7,10
Pada pemeriksaan histopatologi tidak ditemukan melanin di stratum basal dan terdapat hiperkeratosis dan parakeratosis. Kelainan ini dapat dibedakan dari vitiligo dengan adanya batas
yang tidak tegas dan lesi yang tidak amelanotik serta pemeriksaan menggunakan lampu wood.
10
Kelainan hipopigmentasi ini dapat terjadi akibat perubahan-perubahan pasca inflamasi dan efek penghambatan sinar ultra violet oleh epidermis yang mengalami hiperkeratosis dan
parakeratosis.
7,10
Terapi pitiriasis alba kadang tidak memuaskan namun penyakit ini dapat menyembuh sendiri seiring dengan meningkatnya usia, namun pernah dilaporkan lesi yang menetap hingga
dewasa. Terapi yang dapat diberikan berupa kortikostroid topikal. Untuk lesi pitiriasis alba yang luas dapat digunakan PUVA.
7
5.Chemical leukoderma
Chemical leukoderma adalah hipomelanosis yang didapat akibat paparan berulang bahan kimia tertentu terutama derivat phenol dan sulfhydril. Telah dilaporkan terjadinya leukoderma
pada pekerja yang terpajan monobenzil eter hidrokuinon MBEH yang digunakan sebagai antioksidan. MBEH tidak hanya ditemukan pada desinfektan dan germisida tapi juga pada tape
adhesive, kontrasepsi diafragma , baju karet, kondom karet, boneka karet, sarung tangan karet dan lain-lain.
3,7
Leukoderma yang diakibatkan oleh MBEH dapat menyerupai vitiligo. Makula hipopigmentasi berwarna putih susu tidak hanya terjadi di tempat aplikasi tetapi juga dapat terjadi
lesi satelit berupa makula hipopigmentasi gutata pada bagian tubuh lainnya yang biasanya
Donna Partogi : Pityriasis Versikolor Dan Diagnosis Bandingnya Ruam-ruam bercak putih pada kulit, 2008 USU e-Repository © 2008
permanen. Untuk berkembangnya leukoderma ini dapat tidak didahului erupsi iritan atau dermatitis kontak sebelumnya. Pada stadium awal leukoderma bersifat reversibel jika paparan dihentikan.
7
Hipomelanosis oleh karena hidrokuinon biasanya tidak berbatas tegas, tidak terjadi depigmentasi penuh dan tidak ada lesi satelit. Kelainan ini bersifat reversibel.
Pada pemeriksaan histologi leukoderma karena bahan kimia tidak mempunyai gambaran diagnostik yang khas untuk dibedakan dengan vitiligo. Pada makula tidak ditemukan melanosit dan
tidak ada perubahan pada epidermis dan dermis.
7,12
Terdapat banyak kemungkinan mekanisme terjadinya leukoderma akibat bahan kimia. Hal- hal ini mencakup inhibitor kompetitif tirosinase, hambatan oksidasi sintesis tirosinase, gangguan
pada sintesis melanosom, gangguan transfer melanosom dari melanosit ke keratinosit atau berkurangnya sintesis melanin di melanosom. Sulfhidril merupakan bahan sitotoksik yang
menggangu pembentukan melanin dengan cara menghambat tirosinase atau lebih mengutamakan pembentukan phaeomelanin dan metabolitnya dibanding melanogenesis.
7
Diagnosis dugaan chemical leukoderma dapat dibuat berdasarkan riwayat paparan ulang terhadap bahan kimia yang telah diketahui dapat menyebabkan leukoderma. Chemical leukoderma
harus selalu dijadikan diagnosis banding vitiligo. Namun tidak ada tes definitif atau histologi untuk membedakan vitiligo dengan chemical leukoderma.
7
Chemical leukoderma bersifat irreversibel jika bahan kimia tersebut tidak segera dieliminasi dengan segera. Leukoderma lokal dan masih pada tahap awal dapat pulih kembali dengan cara
menghentikan bahan kimia yang dicurigai dan jika perlu dengan oral atau topikal PUVA. Leukoderma yang disebabkan oleh hidrokuinon biasanya pulih secara spontan., terutama
jika ditambah dengan sinar ultra violet.
6. Progressive macular hipomelanosis