Rumusan masalah Pemeriksaan diagnostik
Selain itu, menurut Potter dan Perry 2005, rencana asuhan individual hanya dapat dibuat setelah perawat memahami pola tidur klien yang
terakhir berdasarkan data objektif, persepsi klien tentang pola tidur tersebut, dan faktor-faktor yang mengganggu tidur. Perawat dan klien
bersama-sama membuat intervensi yang realistik untuk meningkatkan istirahat dan tidur baik di rumah maupun di lingkungan pelayanan
kesehatan. Pasangan tidur klien juga dapat memberikan saran yang bermanfaat.
Penting bagi rencana asuhan untuk memasukkan strategi-strategi yang tepat untuk lingkungan dan gaya hidup klien. Rencana yang efektif
mencakup hasil yang akan dicapai dalam waktu yang realistik yang berfokus pada tujuan perbaikan kualitas tidur di rumah. Jenis perencanaan
ini memerlukan waktu beberapa minggu untuk selesai. Perawat bermitra erat dengan klien dan orang dekat lainnya untuk memastikan bahwa terapi,
seperti perubahan jadwal tidur atau perubahan lingkungan kamar tidur, merupakan hal yang realistik dan dapat dicapai.
Sifat dari gangguan tidur menentukan apakah rujukan ke pemberi layanan kesehatan tambahan perlu dilakukan atau tidak. Misalnya, jika
pola tidur berhubungan dengan krisis situasional atau masalah emosional, perawat dapat merujuk klien ke perawat spesialis klinis psikiatrik, atau
psikologis klinis untuk konseling. Apabila yang menjadi masalah adalah insomnia kronik, rujukan medis atau rujukan ke pusat tidur dapat
dilakukan. Apabila perawat bekerja di tempat klien dan klien menerima rujukan untuk mendapatkan asuhan lanjutan setelah pemulangan,
menawarkan informasi tentang masalah tidur akan bermanfaat bagi perawat kesehatan di rumah.
Keberhasilan terapi tidur tergantung dari pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan gaya hidup klien dan sifat dari gangguan tidur. Tujuan dari
rencana asuhan bagi klien yang memerlukan tidur atau istirahat adalah sebagai berikut:
a. Klien mendapatkan perasaan segar setelah tidur.
b. Klien mendapatkan pola tidur yang sehat.