BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anak-anak sangat rentan terserang penyakit. Ini disebabkan oleh sistem imun di dalam tubuh anak yang memang belum terbangun dengan sempurna atau sedang
dalam kondisi yang lemah. Sering kali para orang tua tidak tahu apa yang harus dilakukan kepada anak-anak mereka saat anak sedang sakit atau salah
mengartikan gejala yang terjadi pada anak tersebut. Pada saat inilah peran dokter spesialis anak sangat diperlukan. Akan tetapi tidak semua orangtua dapat dan mau
ke dokter spesialis anak karena beberapa alasan diantaranya adalah biaya yang cukup tinggi.
Salah satu jenis penyakit yang dapat menyerang anak adalah TBC. Bayi dan anak-anak sering terkena infeksi TBC. TBC disebabkan karena infeksi
bakteri. TBC menular melalui udara saat penderita bersin atau batuk yang kemudian terhisap orang lain. Anak-anak tidak dapat menularkan TBC pada orang
lain, tetapi mereka dapat tertular infeksi TBC dari orang dewasa. Lingkungan dengan ventilasi yang kurang baik serta berdesak-desakan memudahkan
terjangkitnya TBC. TBC dapat menyebabkan kematian apabila tidak diterapi dengan baik dan benar.
Kemajuan teknologi informasi sekarang ini juga mendukung berkembangnya teknologi di bidang kesehatan atau kedokteran. Dengan
mendiagnosa dini suatu penyakit diharapkan penyakit yang dialami tidak bertambah parah. Pendeteksian suatu penyakit dengan komputer akan
Universitas Sumatera Utara
mempermudah tenaga medis atau orang tua untuk membantu menentukan keputusan yang harus diambil.
Sistem pakar adalah suatu program komputer cerdas yang menggunakan knowledge pengetahuan dan prosedur inferensi untuk menyelesaikan masalah
yang cukup sulit sehingga membutuhkan seorang ahli untuk menyelesaikannya Feigenbaum, 1982. Sistem pakar sendiri mempunyai beberapa komponen yang
diantaranya adalah basis pengetahuan. Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi dan penyelesaian masalah.
Pengetahuan knowledge dari pakar tentang penyakit-penyakit yang sering timbul pada anak-anak akan didata beserta gejala-gejalanya. Kemudian
informasi yang telah didapat akan diformulasikan untuk memperoleh sebuah kesimpulan.
Dalam melakukan diagnosa, seorang pakar terkadang mendasarkan pada data yang kurang lengkap atau data yang tidak pasti. Agar sistem pakar dapat
melakukan penalaran sebagaimana seorang pakar meskipun data yang diperoleh kurang lengkap atau kurang pasti, dapat digunakan CF Certainty Factor.
Kebanyakan sistem pakar, untuk mendapatkan data yang tepat terhadap gejala yang ada misalnya batuk, memerlukan nilai CF. Sementara hal ini sulit
diperoleh mengingat pasien sendiri sulit memperkirakan berapa derajat ke-batuk- annya. Sehingga untuk mengetahui derajat kepercayaan pengguna terhadap gejala
yang dialami, diperlukan pemakaian metode kuantifikasi pertanyaan. Yang dimaksud dengan kuantifikasi pertanyaan yaitu pemberian faktor kuantitas dan
lama gejala yang dialami, setelah itu sistem akan menghitung nilai Certainty Factor nya dengan menggunakan derajat keanggotaan kuantitas dan gejala
tersebut terhadap nilai dalam aturan.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah