2.1.2 Struktur Sistem Pakar Expert System
Sistem pakar memiliki beberapa komponen utama yaitu: antar muka pengguna user interface, basis data sistem pakar expert system database, fasilitas akuisisi
pengetahuan knowledge acquisition facility dan mekanisme inferensi inference mechanism. Selain itu ada satu komponen yang ada pada beberapa sistem pakar
yaitu fasilitas penjelasan explanation facility.
Antar muka pengguna adalah perangkat lunak yang menyediakan media komunikasi antara pengguna dengan sistem.
Basis data sistem pakar berisi pengetahuan setingkat pakar pada subyek tertentu. Pengetahuan ini bisa berasal dari pakar, jurnal, majalah, dan sumber
pengetahuan lainnya.
Fasilitas akuisisi pengetahuan merupakan perangkat lunak yang menyediakan fasilitas dialog antara pakar dengan sistem. Fasilitas akuisisi ini
digunakan untuk memasukkan fakta-fakta dan kaidah-kaidah sesuai dengan perkembangan ilmu.
Mekanisme inferensi merupakan perangkat lunak yang melakukan penalaran dengan menggunakan pengetahuan yang ada untuk menghasilkan suatu
kesimpulan atau hasil akhir.
Fasilitas penjelasan berguna dalam memberikan penjelasan kepada pengguna mengapa komputer meminta suatu informasi tertentu dari pengguna dan
dasar apa yang digunakan komputer sehingga dapat menyimpulkan suatu kondisi.
2.1.3 Metode Inferensi
Inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis logical conclusion
Universitas Sumatera Utara
atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang disebut Inference Engine mesin
inferensi.
Ada dua metode inferensi yang penting dalam sistem pakar yaitu: runut maju forward chaining dan runut balik backward chaining.
1. Forward Chaining
Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri. Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk
menguji kebenaran hipotesis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya Dhany, 2009,
metode inferensi ini dapat digunakan apabila data penyakit sederhana dan tidak kompleks.
Contohnya : IF Sulit bernafas
AND Pilek AND Batuk kering
AND Tarikan nafas berbunyi kasar dan penghembusan nafas berbunyi mengi
THEN Laringitis Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa untuk kaidah diatas, agar sistem
mencapai konklusi, harus diinput terlebih dahulu fakta sulit bernapas, pilek, tarikan nafas berbunyi kasar dan penghembusan nafas berbunyi
mengi. Baru sistem dapat mengeluarkan konklusi bahwa penyakit yang diderita adalah laringitis.
2. Backward Chaining
Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan. Dengan kata lain, penalaran dimulai dari hipotesis terlebih dahulu, dan
untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut harus dicari fakta-fakta yang ada dalam basis pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Certainty Factor