BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian- bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan
mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.
Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit TBC ini merupakan sistem dengan basis pengetahuan yang dinamis. Dimana pengetahuan tersebut dapat
berubah seiring berjalannya waktu sehingga harus dapat dilakukan pembaharuan, penghapusan maupun perubahan terhadap data yang sudah disimpan sebelumnya
tanpa harus mengubah isi dari program secara keseluruhan. Perubahan hanya dilakukan pada bagian basis pengetahuan saja sehingga sistem pakar ini dapat
dikembangkan lebih lanjut. Tahapan analisis terhadap suatu sistem dilakukan sebelum tahap perancangan, hal ini agar perangkat lunak yang dirancang sesuai
dengan masalah yang akan diselesaikan.
Untuk dapat melakukan diagnosa dengan menggunakan sistem ini, data gejala dan hasil-hasil tes harus sudah tersedia. Diagnosa dan data-data pasien yang
terdapat di dalam basis pengetahuan dapat memberikan keputusan penyakit yang diderita pasien. Hasil diagnosa memungkinkan untuk diklasifikasikan oleh sistem
ke dalam penyakit TBC. Jika hasil diagnosa menunjukkan bahwa pasien memang terkena suatu penyakit, maka selain memberikan rekomendasi terapi, sesi
konsultasi juga akan disimpan untuk digunakan dalam pengawasan terapi. Terapi
Universitas Sumatera Utara
penyakit TBC ini mungkin saja dilakukan dalam selang waktu yang cukup lama dengan jenis terapi yang berbeda-beda.
3.2 Perancangan Sistem
Pada subbab ini akan diuraikan tahap-tahap dalam perancangan sistem pakar untuk diagnosa penyakit TBC pada anak yang memiliki beberapa komponen
utama yaitu: antar muka pengguna user interface, basis data sistem pakar expert system database, fasilitas akuisisi pengetahuan knowledge acquisition facility
dan mekanisme inferensi inference mechanism.
3.2.1 Basis Data Sistem Pakar
Perancangan basis data sistem pakar dapat dilakukan dengan merancang Data Flow Diagram DFD, Entity Relationship Diagram ERD dan perancangan
kamus data.
3.2.1.1 Data Flow Diagram DFD
Data Flow Diagram adalah sebuah teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari input
menjadi output. Data Flow Diagram dari sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit TBC pada anak ini merupakan model representasi aliran proses
perangkat lunak, yang dapat dilihat pada Gambar 3.1 untuk menjelaskan diagram level 0, sedangkan untuk diagram level 1 dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Universitas Sumatera Utara
DFD Level 0 terdiri dari 2 dua entity yaitu Pakar dan User Paramedisdokter. User memberikan input ke sistem berupa data pasien serta
konsultasi yang dilakukan pasien berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sistem. Pakar memberikan input berupa data dasar dan akuisisi
pengetahuan penyakit, sehingga nantinya akan mengeluarkan output kepada User berupa saran terapi untuk penyakit dan rekam medis dari pasien tersebut.
Di dalam DFD Level 1 dapat dilihat bahwa di Sistem Pakar ini selanjutnya terjadi 8 delapan proses yaitu Data Dasar, Akuisisi Pengetahuan, Data Pasien,
Konsultasi, Daftar Data Dasar, Daftar Aturan, Rekam Medis, dan Saran Terapi. Di dalam Sistem Pakar ini terdapat 4 empat database yaitu Data Dasar, Data
Aturan, Pasien, dan Konsultasi. Hubungan antara delapan proses dan empat database ini seperti terlihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.1 DFD Level 0 Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit TBC Pada Anak
P.0 Sistem Pakar untuk
Diagnosa Penyakit TBC Pada Anak
Pakar User
Data Pasien, Konsultasi
Data Dasar, Akuisisi Pengetahuan
Daftar Data Dasar, Daftar Aturan
Saran Terapi, Rekam Medis Pasien
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2 DFD Level 1 Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit TBC Pada Anak
USER P 1.0
Olah Data Dasar
P 2.0 Akuisisi
Pengetahuan
P 3.0 Olah
Data Pasien
P 4.0 Proses
Konsultasi
P 5.0 Daftar Data
Dasar
P 6.0 Daftar Aturan
P 7.0 Lihat
Rekam Medis
P 8.0 Cari
Saran Terapi Data Dasar
Daftar Aturan
Pasien
Konsultasi
PAKAR Data Pasien
Jawaban
Data Pasien
Saran Terapi Data Dasar
Aturan Diagnosa, Aturan terapi Data Pasien
Aturan Diagnosa Data Dasar
Data Gejala Penyakit
Data Dasar Data Dasar
Aturan Diagnosa Aturan Diagnosa, Aturan Terapi
Aturan Diagnosa Data Pasien
Data Pasien
Aturan Diagnosa, Aturan Terapi
Aturan Terapi Aturan Diagnosa, Aturan Terapi
Data Dasar Data Dasar
Aturan Diagnosa, Aturan Terapi
Universitas Sumatera Utara
Proses-proses DFD level 1 Sistem Pakar untuk Diagnosa Penyakit TBC Pada Anak dapat dilihat sebagai berikut:
a. No. Nama Proses
: 1.0 Olah Data Dasar b.
Input : Data Dasar
c. Proses
: Data dasar diinput oleh pakar yang kemudian dimasukkan ke dalam database Data Dasar. Data
dasar digunakan dalam operasional konsultasi dan sebagai bahan untuk merepresentasikan
pengetahuan. Jenis-jenis data dasar yang diperlukan dalam sistem pakar ini antara lain: sumber
pengetahuan pakar, data-data gejala yang menjadi dasar diagnosa suatu penyakit, data-data penyakit
TBC, data-data penyakit selain TBC, data-data pasien yang akan didiagnosa, data-data alergi yang
akan menjadi dasar penentuan terapi terkait dengan kontraindikasi dari obat, data-data obat yang
diberikan kepada pasien, dan data terapi yang dapat diberikan kepada pasien jika didiagnosa menderita
suatu penyakit. d.
Output : Data Dasar
a. No. Nama Proses
: 2.0 Akuisisi Pengetahuan b.
Input : Data Dasar, Aturan Diagnosa, Aturan Terapi
c. Proses
: Pakar dapat memasukkan aturan diagnosa dan aturan terapi yang akan disimpan menjadi akuisisi
pengetahuan. Akuisisi pengetahuan ini juga berasal dari data dasar yang telah diinput sebelumnya oleh
Pakar. Yang kemudian akan disimpan ke dalam database Daftar Aturan.
d. Output
: Aturan Diagnosa, Aturan Terapi
Universitas Sumatera Utara
a. No. Nama Proses
: 3.0 Olah Data Pasien b.
Input : Data Pasien
c. Proses
: User paramedis memasukkan data diri pasien yang kemudian akan disimpan ke dalam database
Pasien. d.
Output : Data Pasien
a. No. Nama Proses
: 4.0 Proses Konsultasi b.
Input : Jawaban, Data Gejala Penyakit, Aturan Diagnosa,
Data Pasien c.
Proses : Pada saat login sebagai paramedis dan dilakukan
proses konsultasi, maka sistem akan memanggil data gejala penyakit dan aturan diagnosa dari
database Data Dasar dan Daftar Aturan. Juga data pasien dari database Pasien. Setelah mendapat
jawaban atas gejala-gejala penyakit dari user, maka aturan diagnosa akan disimpan dalam database
Konsultasi. d.
Output : Aturan Diagnosa, Aturan Terapi
a. No. Nama Proses
: 5.0 Daftar Data Dasar b.
Input : Data Dasar
c. Proses
: Data dasar yang dipanggil dari database daftar data dasar yang kemudian dapat diakses oleh Pakar.
d. Output
: Data Dasar
a. No. Nama Proses
: 6.0 Daftar Aturan b.
Input : Aturan Diagnosa, Aturan Terapi
c. Proses
: Daftar aturan akan memanggil aturan diagnosa dan aturan terapi dari database data dasar untuk dapat
diakses oleh Pakar. d.
Output : Aturan Diagnosa, Aturan Terapi
Universitas Sumatera Utara
a. No. Nama Proses
: 7.0 Lihat Rekam Medis b.
Input : Data Pasien, Aturan Diagnosa, Aturan Terapi
c. Proses
: Setelah adanya jawaban konsultasi dan data pasien yang diinput oleh user dan ada di dalam database
Pasien dan Konsultasi, maka semua data tersebut akan ditampilkan dalam bentuk data dan rekam
medis pasien tersebut. d.
Output : Data Pasien
a. No.Nama Proses
: 8.0 Cari Saran Terapi b.
Input : Aturan Diagnosa, Aturan Terapi
c. Proses
: Sistem akan memanggil aturan diagnosa dan aturan terapi yang ada di dalam database Daftar
Aturan dan Konsultasi yang kemudian akan ditampilkan sebagai saran terapi bagi user.
d. Output
: Saran Terapi
3.2.1.2 Entity Relationship Diagram ERD
Pembuatan ERD digunakan untuk metode pemodelan data. ERD memungkinkan perekayasa perangkat lunak mengidentifikasi objek data dan hubungannya dengan
menggunakan notasi grafis. Pada konteks analisis terstruktur, ERD menetapkan semua data yang dimasukkan, disimpan, ditransformasi, dan diproduksi pada
suatu aplikasi.
Universitas Sumatera Utara
Entitas-entitas yang ditemukan berhubungan dengan Sistem Pakar untuk Diagnosa Penyakit TBC pada Anak adalah:
a. Pakar. Entitas ini berupa pakar yang akan menjadi sumber pengetahuan
yang akan dimasukkan ke sistem pakar ini. Atribut Entitas Pakar yaitu: IdPakar, Nama, dan Keterangan.
b. Data. Entitas ini berupa gejala, penyakit TBC dan penyakit non-TBC.
Atribut Entitas Data yaitu: IdData, Nama, Jenis, IsLama, IsQty, SatuanQty, dan Keterangan.
c. Alergi. Entitas ini berupa alergi yang merupakan kontraindikasi obat.
Atribut Entitas Alergi yaitu: IdAlergi, Nama, dan Keterangan.
Gambar 3.3 Entity Relationship Diagram
Mendiagnosa Data
Membuat Pakar
Menggunakan
Kasus
Terapi Obat
Alergi Pasien
Menentukan Melaporkan
Melaporkan Menentukan
Menentukan
Menentukan
Universitas Sumatera Utara
d. Obat. Entitas ini berupa obat yang akan diberikan kepada pasien
berdasarkan terapi yang ditentukan. Atribut Entitas Obat yaitu: IdObat, Nama, Efeksamping, dan Keterangan.
e. Terapi. Entitas ini berupa terapi yang diberikan kepada pasien sesuai
dengan penyakit yang diderita. Atribut Entitas Terapi yaitu: IdTerapi, Nama, dan Keterangan.
f. Pasien. Entitas ini berupa pasien yang akan didiagnosa. Atribut Entitas
Pasien yaitu: IdPasien, Nama, Alamat, Tgl_Lahir, dan Keterangan. g.
Kasus. Entitas ini berupa catatan kasus penyakit yang dialami oleh seorang pasien. Atribut Entitas Kasus yaitu: IdKasus, IdPasien.
3.2.1.3 Perancangan Kamus Data
Kamus data merupakan sebuah daftar yang terorganisasi dari elemen data yang berhubungan dengan sistem, dan digunakan untuk menggambarkan kandungan
dari objek yang didefinisikan selama analisis terstruktur. Data dari sistem pakar ini yaitu:
Tabel 3.1 Kamus Data Pengguna Nama Field
Tipe Data Keterangan
IdPengguna PK Integer
AutoIncrement Nama
Varchar30 Pass
Varchar8 Akses
Integer 0 : Paramedis
1 : Pakar
Keterangan Varchar80
Tabel 3.2 Kamus Data Pakar Nama Field
Tipe Data Keterangan
IdPakar PK Integer
AutoIncrement Nama
Varchar30 Keterangan
Varchar80
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 Kamus Data Data Nama Field
Tipe Data Keterangan
IdData PK Integer
AutoIncrement Nama
Varchar30 Jenis
Integer 0 : Gejala
1 : Penyakit TBC 2 : Penyakit Non TBC
IsLama Char1
IsQty Char1
SatuanQty Varchar30
Keterangan Varchar80
Tabel 3.4 Kamus Data Obat Nama Field
Tipe Data Keterangan
IdObat PK Integer
AutoIncrement Nama
Varchar30 EfekSamping
Varchar80 Keterangan
Varchar80
Tabel 3.5 Kamus Data Alergi Nama Field
Tipe Data Keterangan
IdAlergi PK Integer
AutoIncrement Nama
Varchar30 Keterangan
Varchar80
Tabel 3.6 Kamus Data Kontra Obat Nama Field
Tipe Data Keterangan
IdObat Integer
Foreign Key dari tabel Obat IdAlergi PK
Integer Foreign Key dari tabel Alergi
Tabel 3.7 Kamus Data Terapi Nama Field
Tipe Data Keterangan
IdTerapi PK Integer
AutoIncrement Nama
Varchar30 Keterangan
Varchar80
Tabel 3.8 Kamus Data Detail Terapi Nama Field
Tipe Data Keterangan
IdTerapi PK Integer
Foreign Key dari tabel Terapi IdObat
Varchar30 Foreign Key dari tabel Obat
Dosis Numeric
Satuan: mgkg berat badanhari
Universitas Sumatera Utara
Lama Numeric
Satuan: hari Frekuensi
Integer SatuanFrekuensi
Integer 0 : kali per hari
1 : kali per minggu 2 : kali per bulan
3 : kali per tahun
Maks Numeric
Maksimum obat dalam mg per hari
Tabel 3.9 Kamus Data Rule Diagnosa Nama Field
Tipe Data Keterangan
IdRule PK Integer
AutoIncrement IdPakar
Integer Foreign Key dari tabel Pakar
IdDataKonklusi Integer
Foreign Key dari tabel Data CF
Numeric Nilai antara -1 sd 1
Keterangan Varchar80
Tabel 3.10 Kamus Data Detail Rule Diagnosa Nama Field
Tipe Data Keterangan
IdRule PK Integer
Foreign Key dari tabel Rule_Dignosa
Op_Rule Integer
0 : Jika 1 : Jika Tidak
2 : Dan 3 : Dan Tidak
4 : Atau 5 : Atau Tidak
IdDataPremis Integer
Foreign Key dari tabel Data Op_Qty
Integer 0 : =
1 : = 2 : =
Qty Integer
QtyTol Integer
Op_Lama Integer
0 : = 1 : =
2 : =
Lama Integer
LamaTol Integer
Tabel 3.11 Kamus Data Rule Terapi Nama Field
Tipe Data Keterangan
IdRule PK Integer
AutoIncrement IdPakar
Integer Foreign Key dari tabel Pakar
IsDiterapi Char1
Y : Sudah pernah diterapi
Universitas Sumatera Utara
N : Belum pernah diterapi IdTerapi_Sebelumnya Integer
Diisi jika IsDiterapi bernilai ‘Y’
Foreign Key dari tabel Terapi
Lama Numeric15,2
Diisi jika IsDiterapi bernilai ‘Y’
Perkembangan Integer
Diisi jika IsDiterapi bernilai ‘Y’
0 : Baik 1 : Biasa
2 : Kurang
Treatment Integer
0 : Lanjutkan 1 : Ganti Terapi
2 : Hentikan
IdTerapi_Sekarang Integer
Foreign Key dari tabel Terapi
Tabel 3.12 Kamus Data Pasien Nama Field
Tipe Data Keterangan
IdPasien PK Integer
AutoIncrement Nama
Varchar30 Alamat
Varchar80 Tgl_Lahir
Date Keterangan
Varchar80
Tabel 3.13 Kamus Data Alergi Pasien Nama Field
Tipe Data Keterangan
IdPasien Integer
Foreign Key dari tabel Pasien IdAlergi PK
Integer Foreign Key dari tabel Alergi
Tabel 3.14 Kamus Data Kasus Nama Field
Tipe Data Keterangan
IdKasus PK Integer
AutoIncrement IdPasien
Integer Foreign Key dari tabel Pasien
Tabel 3.15 Kamus Data Kunjungan Nama Field
Tipe Data Keterangan
IdKunjungan PK Integer
AutoIncrement IdKasus
Integer Foreign Key dari tabel Kasus
Tgl Date
BB Numeric
Berat badan saat berkunjung, untuk menentukan dosis obat
IdTerapi Integer
Foreign Key dari tabel Terapi Keterangan
Varchar80
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.16 Kamus Data Diagnosa Nama Field
Tipe Data Keterangan
IdDiag PK Integer
AutoIncrement IdKasus
Integer Foreign Key dari tabel Kasus
IdData Integer
Foreign Key dari tabel Data Qty
Integer Lama
Integer
Tabel 3.17 Kamus Data Obat Kunjungan Nama Field
Tipe Data Keterangan
IdKunjungan PK Integer
IdObat Varchar30
Foreign Key dari tabel Obat Dosis
Numeric Satuan : mgkg berat badanhari
Lama Numeric
Satuan : hari Frekuensi
Integer SatuanFrekuensi
Integer 0 : kali per hari
1 : kali per minggu 2 : kali per bulan
3 : kali per tahun
3.2.2 Fasilitas Akuisisi Pengetahuan
Fasilitas akuisisi pengetahuan digunakan untuk memasukkan fakta-fakta dan kaidah-kaidah sesuai dengan perkembangan ilmu. Seperti juga sistem pakar lain,
sistem pakar ini memerlukan pengetahuan yang memadai untuk mendiagnosa penyakit yang diderita oleh anak yang menderita penyakit TBC atau non-TBC.
Daftar pengetahuan penyakit tersebut terdapat pada Tabel 3.18.
Tabel 3.18 Ciri-ciri Penyakit TBC dan Non-TBC
No. Penyakit
Ciri-ciri 1.
Asma a.
Batuk b.
Frekuensi nafas meningkat c.
Amplitudo nafas dangkal d.
Sesak Nafas e.
Nafas cuping hidung 2.
Cacingan a.
Nafsu makan kurang b.
Tidak diberi obat cacing secara berkala 3.
Demam Tifoid a.
Demam b.
Gejala gastrointestinal
Universitas Sumatera Utara
c. Gejala syaraf sentral
d. Hepatomegali
e. Splenomegali
f. Skilaba
g. Lidah kotor, tepi hiperemis
4. TBC
a. Demam
b. Batuk
c. Anoreksia
d. Keringat malam
e. Penurunan BB
f. Malaise
g. Parut BCG
h. Uji Tuberkulin Positif
i. BTA positif
j. Kelainan minimal pada rontgen paru
k. Rontgen positif TB
l. Pemeriksaan lab positif
5. Gejala syaraf
sentral a.
Apatis b.
Kesadaran menurun c.
Mengigau d.
Delirium 6.
Malaria a.
Demam b.
Tinggal di daerah endemik malaria c.
Anemia d.
Splenomegali e.
Hepatomegali f.
Ikterus g.
Hipotensi h.
Herpes labialis 7.
Morbili a.
Demam b.
Batuk c.
Pilek d.
Mata merah e.
Tahi mata f.
Fotofobi g.
Diare h.
Muntah i.
Epistaksis j.
Petekie k.
Ekimosis Sumber :
1. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Departemen
Kesehatan RI. 2.
dr. Yanti Secara default dalam sistem ini telah memiliki 28 aturan diagnosa yang
bersumber dari pakar. Pakar akan memasukkan pengetahuan yang dimilikinya ke
Universitas Sumatera Utara
format yang disediakan, yang nantinya masih bisa ditambahkan apabila ada kekurangan. Daftar aturan diagnosa dalam sistem pakar ini ditunjukkan dalam
Tabel 3.19.
Tabel 3.19 Akuisisi Pengetahuan Aturan Diagnosa No
Aturan
1 JIKA Batuk
DAN Frekuensi nafas meningkat DAN Amplitudo nafas dangkal
DAN Sesak nafas DAN Nafas cuping hidung
MAKA Asma, CF 1
2 JIKA nafsu makan kurang
DAN TIDAK Sudah pernah diberi obat cacing MAKA Cacingan, CF 1
3 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius toleransi 1 D. Celcius
selama = 7 hari toleransi 1 hari DAN Gejala Gastrointestinal
DAN Gejala Syaraf Sentral DAN Hepatomegali
DAN Splenomegali DAN Skilaba
DAN Lidah kotor, tepi hiperemis MAKA Demam Tifoid, CF 1
4 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius toleransi 2 D. Celcius
selama = 14 hari toleransi 2 hari DAN Batuk
DAN Anoreksia DAN Keringat Malam
DAN Penurunan BB DAN Malaise
DAN Parut BCG DAN Uji Tuberkulin Positif
DAN Kelainan minimal pada rontgen paru infiltrat ringan MAKA Gejala Klinik TB Positif, CF 1
5 JIKA Batuk
DAN Anoreksia DAN Keringat Malam
DAN Penurunan BB DAN Malaise
DAN Parut BCG
Universitas Sumatera Utara
DAN Uji Tuberkulin Positif DAN Kelainan minimal pada rontgen paru infiltrat ringan
MAKA Gejala Klinik TB Posistif, CF 0.85
6 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius toleransi 2 D. Celcius
selama = 14 hari toleransi 2 hari DAN Anoreksia
DAN Keringat Malam DAN Penurunan BB
DAN Malaise DAN Parut BCG
DAN Uji Tuberkulin Positif DAN Kelainan minimal pada rontgen paru infiltrat ringan
MAKA Gejala Klinik TB Positif, CF 0.88
7 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius toleransi 2 D. Celcius
selama = 14 hari toleransi 2 hari DAN Batuk
DAN Keringat Malam DAN Penurunan BB
DAN Malaise DAN Parut BCG
DAN Uji Tuberkulin Positif DAN Kelainan minimal pada rontgen paru infiltrat ringan
MAKA Gejala Klinik TB Positif, CF 0.88
8 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius toleransi 2 D. Celcius
selama = 14 hari toleransi 2 hari DAN Batuk
DAN Anoreksia DAN Penurunan BB
DAN Malaise DAN Parut BCG
DAN Uji Tuberkulin Positif DAN Kelainan minimal pada rontgen paru infiltrat ringan
MAKA Gejala Klinik TB Positif, CF 0.88
9 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius toleransi 2 D. Celcius
selama = 14 hari toleransi 2 hari DAN Batuk
DAN Anoreksia DAN Keringat Malam
DAN Malaise DAN Parut BCG
DAN Uji Tuberkulin Positif DAN Kelainan minimal pada rontgen paru infiltrat ringan
MAKA Gejala Klinik TB Positif, CF 0.9
10 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius toleransi 2 D. Celcius
Universitas Sumatera Utara
selama = 14 hari toleransi 2 hari DAN Batuk
DAN Anoreksia DAN Keringat Malam
DAN Penurunan BB DAN Parut BCG
DAN Uji Tuberkulin Positif DAN Kelainan minimal pada rontgen paru infiltrat ringan
MAKA Gejala Klinik TB Positif, CF 0.92
11 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius toleransi 2 D. Celcius
selama = 14 hari toleransi 2 hari DAN Batuk
DAN Anoreksia DAN Keringat Malam
DAN Penurunan BB DAN Malaise
DAN Uji Tuberkulin Positif DAN Kelainan minimal pada rontgen paru infiltrat ringan
MAKA Gejala Klinik TB Positif, CF 0.88
12 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius toleransi 2 D. Celcius
selama = 14 hari toleransi 2 hari DAN Batuk
DAN Anoreksia DAN Keringat Malam
DAN Penurunan BB DAN Malaise
DAN Parut BCG DAN Kelainan minimal pada rontgen paru infiltrat ringan
MAKA Gejala Klinik TB Positif, CF 0.86
13 JIKA Demam dengan kuantitas 38 D. Celcius toleransi 2 D. Celcius
selama = 14 hari toleransi 2 hari DAN Batuk
DAN Anoreksia DAN Keringat Malam
DAN Penurunan BB DAN Malaise
DAN Parut BCG DAN Uji Tuberkulin Positif
MAKA Gejala Klinik TB Positif, CF 1
14 JIKA Apatis
DAN Kesadaran Menurun DAN Mengigau
DAN Delirium MAKA Gejala Syaraf Sentral, CF 1
Universitas Sumatera Utara
15 JIKA Tes LED tinggi dengan kuantitas = 30 toleransi 10
MAKA Lab Positif TB, CF 1
16 JIKA Demam dengan kuantitas = 41 D. Celcius toleransi 1 D. Celcius
selama = 3 hari toleransi 1 hari DAN Tinggal di daerah endemik malaria
DAN Anemia DAN Splenomegali
DAN Hepatomegali DAN Ikterus
DAN Hipotensi DAN Herpes labialis
MAKA Malaria, CF 1
17 JIKA Demam dengan kuantitas = 39 D. Celcius toleransi 3 D. Celcius
selama = 3 hari toleransi 3 hari DAN Batuk
DAN Pilek DAN Mata Merah
DAN Tahi Mata DAN Fotofobi
DAN Diare DAN Muntah
DAN Epistaksis DAN Petekie
DAN Ekimosis DAN TIDAK Vaksinasi Campak
MAKA Morbili, CF 1
18 JIKA Ada Kontak dengan Penderita TB
MAKA Profilaksis Primer, CF 1
19 JIKA Uji Tuberkulin Positif
DAN Umur 5 th DAN Adolesen
MAKA Profilaksis Sekunder, CF 1
20 JIKA Pembesaran Kelenjar Hilus
DAN Pembesaran Kelenjar Paratrakeal DAN Efusi Pleura
DAN Milier DAN Atelektasis
DAN Emfisema lobus MAKA Rontgen Positif TB, CF 1
21 JIKA Uji Tuberkulin Positif
DAN Gejala Klinik TB Positif
Universitas Sumatera Utara
Setelah seorang pasien positif terkena suatu penyakit TBC atau tidak, sistem pakar ini akan menyarankan terapi kepada pasien. Aturan terapi yang
sudah dimasukkan ke dalam sistem ini ditunjukkan pada Tabel 3.20.
Tabel 3.20 Akuisisi Pengetahuan Aturan Terapi
1 Konklusi: Terapi Spesifik
Terapi sekarang: Terapi Spesifik1 INH, 15mgkgbbhr 1xsehari durasi:180hari maks:400mghari
Pirazinamid, 25mgkgbbhr 2xsehari durasi:60hari maks:1500mghari
2 Konklusi: Terapi Spesifik
Terapi sekarang: Terapi Spesifik2 DAN Umur 5 th
MAKA Terapi Spesifik, CF 1
22 JIKA BTA Positif
MAKA Terapi Spesifik, CF 1
23 JIKA Uji Tuberkulin Positif
DAN Gejala Klinik TB Positif DAN Rontgen Positif TB
DAN Lab Positif TB MAKA Terapi Spesifik, CF 1
24 JIKA Indurasi uji tuberkulin dengan kuantitas = 10 mm toleransi 5 mm
DAN Belum imunisasi BCG MAKA Uji Tuberkulin Positif, CF 1
25 JIKA Indurasi uji tuberkulin dengan kuantitas = 15 mm toleransi 5 mm
DAN Sudah imunisasi BCGBCG 5 tahun MAKA Uji Tuberkulin Positif, CF 1
26 JIKA Indurasi uji tuberkulin dengan kuantitas = 9 mm toleransi 5 mm
MAKA Uji Tuberkulin Positif, CF 0.5
27 JIKA Indurasi uji tuberkulin dengan kuantitas = 5 mm toleransi 5 mm
MAKA Uji Tuberkulin Positif, CF -1
28 JIKA TIDAK Uji Tuberkulin Positif
DAN Gejala Klinik TB Positif MAKA Uji Ulang 2-4 minggu, CF 1
Universitas Sumatera Utara
INH, 10mgkgbbhr 1xsehari durasi:180hari maks:400mghari Pirazinamid, 25mgkgbbhr 2xsehari durasi:60hari maks:1500mghari
Rifampisin, 10mgkgbbhr 1xsehari durasi:180hari maks:600mghari
3 Konklusi: Profilaksis Primer
Terapi sekarang: Profilaksis Primer INH, 10mgkgbbhr 1xsehari durasi:180hari maks:400mghari
4 Konklusi: Profilaksis Sekunder
Terapi sekarang: Profilaksis Sekunder INH, 15mgkgbbhr 1xsehari durasi:180hari maks:400mghari
5 Konklusi: Terapi Spesifik
Terapi sebelumnya: Terapi Spesifik1 30 hari INH, 15mgkgbbhr 1xsehari durasi:180hari maks:400mghari
Pirazinamid, 25mgkgbbhr 2xsehari durasi:60hari maks:1500mghari Perkembangan: BAIK Treatment: LANJUTKAN
6 Konklusi: Terapi Spesifik
Terapi sebelumnya: Terapi Spesifik2 30 hari INH, 10mgkgbbhr 1xsehari durasi:180hari maks:400mghari
Pirazinamid, 25mgkgbbhr 2xsehari durasi:60hari maks:1500mghari Rifampisin, 10mgkgbbhr 1xsehari durasi:180hari maks:600 mghari
Perkembangan: BAIK Treatment: LANJUTKAN
7 Konklusi: Terapi Spesifik
Terapi sebelumnya: Terapi Spesifik1 180 hari INH, 15mgkgbbhr 1xsehari durasi:180hari maks:400mghari
Pirazinamid, 25mgkgbbhr 2xsehari durasi:60hari maks:1500mghari Perkembangan: BAIK Treatment: HENTIKAN
8 Konklusi: Terapi Spesifik
Terapi sebelumnya: Terapi Spesifik2 180 hari INH, 10mgkgbbhr 1xsehari durasi:180hari maks:400mghari
Pirazinamid, 25mgkgbbhr 2xsehari durasi:60hari maks:1500mghari Rifampisin, 10mgkgbbhr 1xsehari durasi:180hari maks:600mghari
Perkembangan: BAIK Treatment: HENTIKAN
9 Konklusi: Profilaksis Primer
Terapi sebelumnya: HENTIKAN 30 hari
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan: BIASA Treatment: GANTI TERAPI Terapi sekarang: Terapi Spesifik1
INH, 15mgkgbbhr 1xsehari durasi:180hari maks:400mghari Pirazinamid, 25mgkgbbhr 2xsehari durasi:60hari maks:1500mghari
10 Konklusi: Profilaksis Sekunder
Terapi sebelumnya: Profilaksis Sekunder 30 hari INH, 15mgkgbbhr 1xsehari durasi:180hari maks:400mghari
Perkembangan: BIASA Treatment: GANTI TERAPI Terapi sekarang: Terapi Spesifik2
INH, 10mgkgbbhr 1xsehari durasi:180hari maks:400mghari Pirazinamid, 25mgkgbbhr 2xsehari durasi:60hari maks:1500mghari
Rifampisin, 10mgkgbbhr 1xsehari durasi:180hari maks:600mghari
11 Konklusi: Profilaksis Primer
Terapi sebelumnya: HENTIKAN 30 hari Perkembangan: KURANG Treatment: LANJUTKAN
3.2.3 Mekanisme Inferensi
Ada 2 fasilitas utama dalam sistem ini, yaitu melakukan diagnosa terhadap suatu penyakit dan memberikan saran terapi kepada user. Pada bagian ini akan
dijelaskan mekanisme inferensi diagnosa dan inferensi terapi.
3.2.3.1 Inferensi Diagnosa
Diagnosa adalah menentukan penyakit yang diderita pasien berdasarkan data-data yang diberikan oleh user. Dalam melakukan diagnosa suatu penyakit di dalam
sistem ini menggunakan algoritma forward chaining dan backward chaining sekaligus. Forward chaining digunakan untuk menentukan calon-calon penyakit
yang mungkin diderita oleh pasien berdasarkan gejala yang dimasukkan oleh user. Setelah diketahui daftar penyakit yang menjadi calon konklusi, dilakukan
backward chaining guna mengetahui gejala pendukung yang menentukan penyakit-penyakit tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Penentuan penyakit dilakukan dengan memilih diantara calon konklusi yang memiliki CF tertinggi.
3.2.3.2 Inferensi Terapi
Metode penalaran yang dipakai dalam penentuan terapi ini adalah dengan menggunakan metode forward chaining, yaitu suatu metode penelusuran dengan
didasarkan hasil diagnosa kemudian menuju ke alternatif terapi yang mungkin dilakukan.
Suatu jenis terapi yang diberikan kepada seorang pasien akan menentukan obat apa saja yang harus dikonsumsi oleh pasien. Dalam mengonsumsi suatu obat,
harus diperhatikan antara kontraindikasi obat tersebut dengan alergi yang diderita oleh pasien.
3.2.3.3 Perancangan Mesin Inferensi
Perancangan mesin inferensi dapat ditunjukkan dengan pohon keputusan dan atau flowchart.
Pohon keputusan yang digunakan sebagai sebuah alat bantupendukung support tool dalam membuat suatu keputusan di dalam sistem ini seperti pada
Gambar 3.4. Pohon keputusan ini menggunakan algoritma forward chaining dan backward chaining. Runut pohon keputusan tersebut terdapat pada Tabel 3.19.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4 Pohon Keputusan Diagnosa dan Terapi penyakit TBC pada Anak
2
Terapi spesifik
Uji Tuberkulin +
BTA +
4 1
2 3
Klinis TB Umur 5 th
Indurasi = 10 mm Blm imunisasi BCG
Indurasi = 15 mm Sdh imunisasi BCG
Demam Batuk
Anoreksia
Keringat Malam
Malaise Penurunan BB
1
1
1
Uji Tuberkulin + Rontgen +
Lab +
2 1
1
Indurasi = 10 mm Blm imunisasi BCG
Indurasi = 15 mm Sdh imunisasi BCG
Pembesaran Kelenjar hilus
Efusi Pleura Milier
Atelektasis
Emfisema Lobus
Pembesaran kelenjar paratrakeal
LED Tinggi Demam
Batuk Anoreksia
Keringat Malam
Parut BCG Penurunan BB
Malaise Klinis TB
Uji Tuberkulin ulang setelah
3-4 minggu +
Indurasi = 10 mm Blm imunisasi BCG
Sdh imunisasi BCG Indurasi = 15 mm
1 1
2
Universitas Sumatera Utara
Pohon keputusan pada gambar 3.4 dibaca dari bawah ke atas. Simpul paling atas pada pohon keputusan ini adalah simpul akar. Simpul yang ditandai
dengan tanda kotak di simpul tersebut disebut dengan simpul keputusan. Cabang- cabang yang mengarah ke kanan dan ke kiri dari sebuah cabang keputusan
merepresentasikan kumpulan dari alternatif keputusan yang bisa diambil. Hanya satu keputusan yang dapat diambil dalam suatu waktu.
Terapi spesifik terdiri dari 4 alternatif keputusan yang bisa diambil, yang kemudian dibagi lagi menjadi beberapa cabang pilihan.
Jika Indurasi = 10 mm dan belum imunisasi BCG maka keputusan yang diambil adalah Uji Tuberkulin positif dan akan disarankan untuk terapi spesifik.
Jika Indurasi = 15 mm dan pasien sudah imunisasi, maka keputusan yang diambil adalah Uji Tuberkulin positif.
Jika pasien mengalami demam, batuk, anoreksia, keringat pada malam hari, berat badan menurun dan malaise, maka pasien disarankan untuk melakukan
klinis TB.
Untuk pasien berumur 5 tahun, yang menjalani Uji Tuberkulin positif dan Klinis TB, disarankan untuk mengikuti terapi spesifik.
Jika pasien mengalami pembesaran kelenjar hilus, pembesaran kelenjar pankreas, efusi pleura, milier, atelektasis dan emfisema lobus, maka disarankan
kepada pasien untuk menjalani Rongjen positif. Sedangkan untuk pasien yang memiliki LED tinggi, disarankan untuk mengikuti Lab positif.
Untuk pasien yang menjalani Uji Tuberkulin positif, Rontgen positif dan Lab positif, maka disarankan untuk mengikuti Terapi spesifik.
Jika pasien mengalami demam, batuk, anoreksia, keringat malam, penurunan berat badan, malaise dan perut BCG, maka disarankan kepada pasien
untuk mengikuti klinis TB.
Universitas Sumatera Utara
Jika pasien belum imunisasi dan memliki indurasi = 10 mm, maka disarankan kepada pasien untuk mengikuti uji tuberkulin ulang setelah 3-4
minggu positif, dan jika pasien yang sudah imunisasi BCG dan Indurasi BCG, maka pasien juga akan melakukan uji tersebut.
Pasien yang menjalani BTA positif, juga disarankan menjalani terapi spesifik.
Flowchart adalah simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan sebuah pernyataan logika pemrograman serta aliran logika yang ditunjukkan
dengan arah panah.
Saran Terapi dan Rekam Medis
Data GejalaPenyakit, Data AlergiKontraindikasi, Data Obat, Data Terapi, Manajemen Aturan
Diagnosa, Manajemen Aturan Terapi Data Pasien
Mulai User Login
Pakar?
Data GejalaPenyakit, Data AlergiKontraindikasi, Data Obat,
Data Terapi, Manajemen Aturan Diagnosa, Manajemen Aturan Terapi
Data Pasien
Data Konsultasi
Penentuan Penyakit TBC pada Pasien
Selesai
Gambar 3.5 Flowchart Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit TBC Pada Anak
Ya Tidak
Data GejalaPenyakit, Data AlergiKontraindikasi, Data Obat,
Data Terapi, Manajemen Aturan Diagnosa, Manajemen Aturan Terapi
Universitas Sumatera Utara
Dari Gambar 3.5, dapat dijelaskan langkah-langkah proses yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Saat mulai menjalankan sistem berada pada posisi Mulai, kemudian diminta memasukkan user dan password. Apabila login sebagai Pakar, maka ada
pilihan-pilihan menu untuk menginput Data GejalaPenyakit, Data AlergiKontraindikasi, Data Obat, Data Terapi, Manajemen Aturan Diagnosa, dan
Manajemen Aturan Terapi. Input ini akan menjadi database yang kemudian akan memberikan output berupa daftar data yang telah dimasukkan sebelumnya. Untuk
login sebagai user yang lain, maka harus keluar dari menu utama Pakar.
Setelah keluar dari menu utama Pakar, maka akan ditampilkan kembali halaman untuk login. Apabila tidak login sebagai Pakar, maka user dan password
yang dimasukkan adalah bagi Paramedis. Sebagai paramedis, dapat memasukkan Data Pasien sehingga menjadi database Data Pasien. Setelah itu, paramedis
memasukkan Data Konsultasi yang diperoleh dengan cara bertanya kepada pasien. Setelah itu sistem akan menggunakan algoritma forward chaining untuk
mengetahui jenis penyakit dari gejala yang telah ada. Kemudian diperlukan besar CF untuk menentukan apakah penyakit tersebut atau tidak. Data Pasien serta Data
Konsultasi tersebut nantinya akan mengeluarkan output berupa Saran Terapi dan Rekam Medis pasien. Setelah itu maka sistem ini Selesai.
3.2.4 Perancangan Antarmuka
Perancangan antarmuka merupakan gambaran pembuatan aplikasi sistem pakar yang nantinya akan menjadi bentuk sistem pakar yang sebenarnya untuk
komunikasi antara user dan komputer. Berikut adalah rancangan model form-form yang akan dipergunakan pada aplikasi sistem pakar ini.
Universitas Sumatera Utara
3.2.4.1 Rancangan Halaman Menu Login
Form login merupakan form awal pada saat user maupun pakar mengakses sistem pakar ini. Form ini akan digunakan untuk memilih apakah login sebagai user
maupun pakar. Jika proses login gagal, baik karena adanya kesalahan data ataupun ada input yang kosong, maka akan ditampilkan pesan kesalahan dan harus
menginput ulang data yang benar. Apabila proses login berhasil, maka akan ditampilkan form utama user paramedis ataupun pakar.
Gambar 3.6 Rancangan Halaman Menu Login
3.2.4.2 Rancangan Halaman Menu Utama Pakar
Halaman ini akan ditampilkan setelah pakar berhasil login. Rancangan menu utama pakar ini mempunyai menu pilihan seperti File, Data, dan Akuisisi. Di
setiap menu tersebut teradapat submenu-submenu yang juga dapat dipilih oleh pakar. Menu logout digunakan untuk keluar dari sistem sebagai pakar dan
kemudian kembali ke menu login.
Submenu data dimaksudkan untuk memasukkan data yang dianggapp kurang, sementara submenu pada Akuisisi berisi aturan-aturan yang dimasukkan
pakar untuk keperluan diagnosa pasien. User
Password
Login Tutup
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.7 Rancangan Halaman Menu Utama Pakar
3.2.4.3 Rancangan Halaman Menu Data GejalaPenyakit
Halaman ini akan muncul apabila dipilih submenu Data-GejalaPenyakit, yang akan menampilkan daftar gejalapenyakit yang telah atau akan dimasukkan oleh
pakar yang digunakan sebagai pendukung diagnosa. Berikut adalah tampilan rancangan halaman ini:
Tanggal : X
File Data
Akuisisi
Log Out Keluar
GejalaPenyakit Alergi
Obat Terapi
Aturan Diagnosa Aturan Terapi
X MANAJEMEN DATA GEJALA PENYAKIT
No Nama Jenis
isQty isLamahari Keterangan
Tutup Tambah
Edit Hapus
Gambar 3.8 Rancangan Halaman Menu Data Gejala
Universitas Sumatera Utara
Apabila pakar akan menambah atau mengedit data gejalapenyakit dan meng-klik tombol Tambah atau Edit pada Gambar 3.8, maka akan muncul
tampilan seperti Gambar 3.9. Setelah pakar memasukkan data yang baru atau data yang di-edit dan meng-klik tombol Simpan, maka data tersebut akan masuk ke
halaman menu Data GejalaPenyakit.
Untuk menghapus data gejalapenyakit maka pakar harus meng-klik nomor data yang akan dihapus, kemudian tekan tombol Hapus.
Gambar 3.9 Rancangan Halaman Menu TambahEdit Data GejalaPenyakit
3.2.4.4 Rancangan Halaman Menu Data Alergi
Apabila pakar memilih submenu Data-Alergi dari halaman menu utama, maka akan muncul tampilan seperti berikut ini:
Nam Jenis
Batuk GEJALA
Memperhitungkan kualitas Lama hari
Keterangan
Simpan Batal
X KONTRA INDIKASI
No Nama Keterangan
Tutup Tambah
Edit Hapus
Gambar 3.10 Rancangan Halaman Menu Data Alergi
Universitas Sumatera Utara
Untuk menambah atau mengedit data alergi, pakar dapat meng-klik tombol Tambah atau Edit seperti pada Gambar 3.10. Maka akan muncul tampilan seperti
Gambar 3.11. Apabila pakar telah selesai memasukkan data, kemudian menekan tombol Simpan, maka data tersebut akan tersimpan di halaman menu data alergi.
Gambar 3.11 Rancangan Halaman Menu TambahEdit Data Alergi
3.2.4.5 Rancangan Halaman Menu Data Obat
Apabila pakar memilih submenu Data-Obat dari halaman menu utama pakar, maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini:
Gambar 3.12 Rancangan Halaman Menu Data Obat
Kontra Indikasi Keterangan
:
Simpan Batal
Typus
X MANAJEMEN OBAT
No Nama Kontra
Indikasi Efek Samping
Keterangan 1
2 3
4 5
Tutup Tambah
Edit Hapus
Universitas Sumatera Utara
Jika pakar akan menambah atau mengedit data manajemen obat, maka ditekan tombol Tambah, kemudian akan muncul tampilan berikut ini:
Gambar 3.13 Rancangan Halaman Menu TambahEdit Data Obat
3.2.4.6 Rancangan Halaman Menu Data Terapi
Apabila pakar memilih submenu Data-Terapi dari halaman utama pakar, maka akan muncul tampilan seperti berikut ini:
Nama Efek Samping
Simpan Batal
Keterangan Kontra
NO NAMA KETERANGAN
X MANAJEMEN TERAPI
ID Nama Keterangan
1 2
3 4
Tutup Tambah
Edit Hapus
TERAPI :
Obat Dosis Frekuensi
1 2
DETAIL Jumlah Terapi : 5
Gambar 3.14 Rancangan Halaman Menu Data Terapi
Universitas Sumatera Utara
Untuk menambah atau mengedit data terapi, pakar dapat meng-klik tombol Tambah atau Edit. Berikut adalah tampilan yang muncul:
Gambar 3.15 Rancangan Halaman Menu TambahEdit Data Terapi
Setelah pakar memasukkan data, maka di-klik tombol Simpan, sehingga data yang telah dimasukkan akan muncul di halaman menu data terapi.
3.2.4.7 Rancangan Halaman Menu Aturan Diagnosa
Jika pakar akan memasukkan aturan-aturan diagnosa, maka pada halaman utama pakar, dipilih submenu Akuisisi-Aturan Diagnosa. Berikut tampilan menu aturan
diagnosa pada sistem pakar ini: Nama
Keterangan
Simpan Batal
SEHARI Obat
Lama hari Dosis
Frekuensi Satuan
Maksimum Tambah Obat
Hapus Obat Dosis
Maksimum Lama
Frekuensi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.16 Rancangan Halaman Menu Aturan Diagnosa
X MANAJEMEN ATURAN DIAGNOSA
No Id A T U R A N D I A G N O S A 1
Rule: JIKA Batuk
DAN
2
3
Tutup Tambah
Edit Hapus
No Pakar
Jumlah Terapi : 28 Tampil
Pakar: Konklusi:
CF Pakar:
Keterangan Aturan: Operator:
Premis:
Masukkan
Operator Data
Jenis Keterangan
Kuantitas Tol
Lama Tol
Batal Simpan
Penyakit TBCnon-TBC
Hapus
Gambar 3.17 Rancangan Halaman TambahEdit Aturan Diagnosa
Universitas Sumatera Utara
Apabila pakar akan menambahkan atau mengedit isi aturan diagnosa, maka setelah di-klik tombol Tambah atau Edit pada halaman menu aturan
diagnosa, akan muncul tampilan seperti Gambar 3.17.
3.2.4.8 Rancangan Halaman Menu Aturan Terapi
Apabila pakar memilih submenu Akuisisi-Aturan Terapi pada halaman menu utama pakar, maka akan muncul tampilan seperti berikut ini:
Gambar 3.18 Rancangan Halaman Menu Aturan Terapi
Untuk menampilkan aturan terapi, pakar dapat memasukkan angka nomor aturan di tempat yang ada, kemudian meng-klik tombol Tampil, sehingga aturan-
aturan terapi akan muncul.
3.2.4.9 Rancangan Halaman Menu Utama Paramedis
Halaman ini akan ditampilkan setelah paramedis berhasil login. Rancangan menu utama paramedis user ini mempunyai menu pilihan seperti File, Data, dan
Akuisisi. Di setiap menu tersebut teradapat submenu-submenu yang juga dapat
MANAJEMEN ATURAN TERAPI No. Aturan: sd
Tampil
No.ID Aturan Terapi
Tutup Tambah
Hapus Simpan ke
Universitas Sumatera Utara
dipilih oleh pakar. Menu logout digunakan untuk keluar dari sistem sebagai paramedis dan kemudian kembali ke menu login.
Submenu pendaftaran untuk mendaftarkan pasien yang akan melakukan konsultasi, sementara submenu Konsultasi adalah untuk memberikan diagnosa
kepada pasien yang telah mendaftar tersebut.
Gambar 3.19 Rancangan Halaman Menu Utama Paramedis
3.2.4.10 Rancangan Halaman Menu Pendaftaran Pasien
Apabila paramedis memilih submenu pendaftaran pasien dari halaman menu utama paramedis, maka akan muncul tampilan seperti berikut:
Tanggal : X
File Pendaftaran
Konsultasi
Log Out Keluar
Pasien Kasus Baru
Kasus Lanjutan Rekam Medis
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.20 Rancangan Halaman Pendaftaran Pasien
Jika paramedis akan menambahkan atau mengedit data pasien, maka di- klik tombol Tambah atau Edit, kemudian akan muncul tampilan berikut ini:
Gambar 3.21 Rancangan Halaman TambahEdit Pasien
3.2.4.11 Rancangan Halaman Menu Konsultasi Kasus Baru
Apabila paramedis memilih submenu Konsultasi Kasus Baru, maka akan muncul tampilan seperti berikut ini:
MANAJEMEN PASIEN Id:
Nama: Alamat:
Cari ID
Nama Alamat
Tgl. Lahir Keterangan
Tutup Tambah
Edit Hapus
Nama Alamat
Tanggal Lahir Keterangan
Simpan Batal
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.22 Rancangan Halaman Menu Konsultasi Kasus Baru
Setelah paramedis memasukkan ID pasien yang sesuai dengan halaman menu Manajemen Pasien, maka data pasien akan otomatis muncul sesuai dengan
data yang sudah dimasukkan sebelumnya. Setelah paramedis memasukka gejala pertama yang dialami pasien, kemudian di-klik tombol Mulai. Setelah itu akan
muncul pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab untuk memberikan hasil diagnosa yang tepat.
3.2.4.12 Rancangan Halaman Menu Konsultasi Lanjutan
Apabila pasien yang datang sudah pernah melakukan konsultasi sebelumnya, maka paramedis memilih submenu Konsultasi Lanjutan dari halaman menu utama
paramedis.
KONSULTASI KASUS BARU Id Pasien: Nama:
Alamat: Umur:
Keterangan: BB:
Gejala:
::
Mulai Tempat ditampilkan pertanyaan-pertanyaan sesuai gejala …
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.23 Rancangan Halaman Menu Konsultasi Lanjutan
Setelah paramedis memasukkan ID pasien, maka untuk mengetahui hasil konsultasi yang pernah dilakukan sebelumnya, di-klik tombol OK. Setelah itu
akan muncul tampilan pertanyaan tentang perkembangan pasien. Setelah dijawab, maka klik tombol Lanjutkan. Kemudian akan muncul saran terapi yang sesuai
untuk pasien yang pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya. Untuk menyimpan data pasien tersebut, klik tombol Simpan. Tombol Reset digunakan
untuk memulai kembali konsultasi apabila akan memasukkan ID pasien yang lain.
3.2.4.13 Rancangan Halaman Menu Rekam Medis
Halaman rekam medis merupakan halaman yang menyimpad data pasien yang pernah melakukan konsultasi menggunakan sistem ini. Jika paramedis ingin
melihat rekam medis seorang pasien, dimasukkan ID pasien kemudian akan ditampilkan riwayat rekam medisnya. Data rekam medis tersebut akan
ditampilkan secara berurutan sesuai dengan tanggal pasien melakukan konsultasi.
KONSULTASI LANJUTAN Id Pasien: Nama:
Alamat: Umur:
Keterangan: BB:
Gejala:
::
OK
Pertanyaan tentang perkembangan
pasien.
Saran terapi setelah diketahui perkembangan pasien.
Lanjutkan Reset
Simpan Tutup
Universitas Sumatera Utara
Data rekam medis menampilkan semua data pasien nama, alamat, umur, keterangan serta hasil konsultasi dan saran terapi yang diberikan. Berikut
tampilan rekam medis pasien pada sistem pakar ini:
Gambar 3.24 Rancangan Halaman Menu Rekam Medis
REKAM MEDIS MASUKKAN ID PASIEN DAN TEKAN TOMBOL ENTER ATAU TOMBOL CARI
Id Pasien: Nama: Alamat:
Umur: Keterangan:
::
Refresh Reset
No Tanggal
Rekam Medis
Simpan ke Excel Tutup
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN PENGGUNAAN
4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak
Dalam proses pembuatan aplikasi, konfigurasi perangkat keras yang digunakan adalah processor Intel Core 2 T5600 1,83 GHz, RAM 1 GB, dengan sistem
operasi Microsoft Windows XP Professional Service Pack 2. Tapi program ini juga dapat dijalankan dengan konfigurasi minimal komputer sebagai berikut:
1. Processor Intel Pentium 166 MHz, atau yang lebih tinggi disarankan
Pentium II 400 MHz 2.
RAM 256MB untuk Windows 98 3.
Operating System Windows 98, Windows 2000, Windows XP. 4.
Hard disk 475 MB 5.
VGA Card 256 color, 640x480 pixel 6.
Mouse 7.
Keyboard
4.2 Cara Penggunaan Program