yang sama bisa saja memberikan dua jawaban yang berbeda pula. Untuk itu diperlukan sebuah metode ketidakpastian atau uncertainty, untuk memberikan
toleransi jawaban atau pertanyaan yang jawabannya tidak pasti. Tingkat ketidakpastian ditentukan dari :
• Validitas knowledge base rule. • Validitas respon user.
Dalam proses pengeksekusian knowledge base, nantinya akan dihadapkan dengan multiple rule yang mengacu pada satu kesimpulan yang sama. Untuk itu
diperlukan perhitungan untuk menggabungkan multiple rule tersebut.
2.2.1 Metode Kuantifikasi Pertanyaan
Metode kuantifikasi pertanyaan merupakan metode untuk mendapatkan nilai factor kepastian dari pengguna terhadap suatu evidence dengan mengkuantifikasi
pertanyaan. Sebagai contoh, diinginkan untuk mengetahui derajat kepercayaan demam seorang pasien. Nilai derajat kepercayaan adalah antara -1 sd 1. Nilai -1
artinya tidak demam sama sekali, dan nilai 1 berarti sangat demam. Untuk mendapatkan nilai derajat kepercayaan terhadap demam yang dialami pasien,
makan pertanyaan yang diberikan oleh sistem adalah “berapa derajat celcius suhu badan pasien.”
Dari jawaban pengguna, besarnya nilai kepercayaan pengguna akan dihitung oleh sistem.
2.2.1.1 Representasi Pengetahuan
Pola umum aturan untuk melakukan diagnosa suatu penyakit adalah sebagai berikut:
Operator_Aturan_1 Data_1 dengan kuantitas Operator_kuantitas_1 Kuantitas_1 toleransi Toleransi_kuantitas_1 selama
Operator_waktu_1 Waktu_1 toleransi Toleransi_waktu_1
Universitas Sumatera Utara
Operator_Aturan_2 Data_2 dengan kuantitas Operator_kuantitas_2 Kuantitas_2 toleransi Toleransi_kuantitas_2 selama
Operator_waktu_2 Waktu_2 toleransi Toleransi_waktu_2 :
: :
: Operator_Aturan_n Data_n dengan kuantitas Operator_kuantitas_n
Kuantitas_n toleransi Toleransi_kuantitas_n selama Operator_waktu_n Waktu_n toleransi Toleransi_waktu_n
Maka Data, CF x Pakar
Operator_Aturan merupakan operator logika yang menghubungkan satu premis dengan premis yang lain dalam sebuah aturan. Operator_Aturan yang
diizinkan dalam metode ini yaitu: Jika, Jika Tidak, Dan, Dan Tidak, Atau dan Atau Tidak. Sesuai hokum logika, untuk premis pertama dari sebuah aturan hanya
boleh menggunakan operator_aturan ‘Jika’ dan ‘Jika tidak’, sedangkan operator_aturan yang lain digunakan untuk premis selain premis pertama.
Data adalah premis dan juga kesimpulan dari suatu aturan. Dalam hal ini, data bisa berupa gejala, penyakit TBC atau penyakit non-TBC.
Operator_kuantitas dan Operator_waktu terdiri atas operator =, =, =. Operator_kuantitas, operator_waktu, kuantitas, waktu, toleransi_kuantitas dan
toleransi_waktu digunakan untuk menghitung CF user.
Aturan-aturan diagnosa tersebut bersumber dari pakar. Pakar akan memasukkan pengetahuan yang dimilikinya ke format yang disediakan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.2 Menentukan CF User
CF user diperoleh dari jawaban user saat melakukan konsultasi. CF tidak secara langsung diberikan oleh user, tetapi dihitung oleh sistem berdasarkan jawaban
user.
Pilihan jawaban yang disediakan oleh sistem berupa jawaban tidak tahu CF : 0, ya CF : 1, tidak CF : -1. Tetapi apabila aturan yang mengandung
fungsi kuantitas dan waktu, maka CF akan dihitung sebesar gabungan derajat keanggotaan dari fungsi karakteristik kuantitas dan derajat keanggotaan dari
fungsi karakteristik waktu. Fungsi-fungsi karakteristik didapatkan dari premis aturan yang berbentuk:
Operator_Aturan Data Operator_Kuantitas Kuantitas Toleransi_Kuantitas Operator_Waktu Waktu Toleransi_Waktu
Untuk fungsi karakteristik kuantitas didasarkan pada bagian aturan “Operator_Kuantitas”, “Kuantitas” dan “Toleransi_Kuantitas”.
Sedangkan fungsi karakteristik waktu didasarkan pada bagian aturan “Operator_Waktu”, “Waktu” dan “Toleransi_Waktu”
“Operator_Kuantitas” dan “Operator_Waktu” yang disediakan berupa “=”, “=”, “=”. “Kuantitas” dan “Waktu” merupakan syarat nilai dari
berlakunya aturan itu, sedangkan “Toleransi_Kuantitas” dan “Toleransi_Waktu” memberikan batasan hingga suatu nilai yang membuat
data premis ini tidak diabaikan.
Sesuai dengan jenis operatornya, ada 3 macam fungsi karakteristik untuk kuantitas dan waktu. Grafik fungsi operator “=” dapat dilihat pada rumus:
0, x = Nilai – Toleransi Atau x = Nilai + Toleransi
x – Nilai + Toleransi , Nilai – Toleransi ≤ x Nilai
CFx = Toleransi
2.2 Nilai + Toleransi – x , Nilai x
≤ Nilai + Toleransi Toleransi
l, x = Nilai
Universitas Sumatera Utara
dengan x
: KuantitasWaktu yang dialami user Nilai
: Nilai kuantitaswaktu standar Toleransi
: Toleransi kuantitaswaktu
Grafik fungsi untuk operator “=” dapat dilihat pada rumus: 0, x = Nilai – Toleransi
CFx = x – Nilai + Toleransi , Nilai – Toleransi x Nilai
2.3 Toleransi
l, x Nilai dengan
x : Kuantitaswaktu yang dialami user
Nilai : Nilai kuantitaswaktu standar
Toleransi : Toleransi kuantitaswaktu
Grafik fungsi operator “=” dapat dilihat pada rumus: 0, x = Nilai + Toleransi
CFx = Nilai + Toleransi – x , Nilai x Nilai + Toleransi
2.4 Toleransi
l, x Nilai dengan
x : Kuantitaswaktu yang dialami user
Nilai : Nilai kuantitaswaktu standar
Toleransi : Toleransi kuantitaswaktu
Untuk mendapatkan CF user, dilakukan perhitungan interpretasi standar dari interseksi antara CF Kuantitas dan CF Waktu yang ditunjukkan pada rumus
ini: CFUserx = MinCFKuantitasx,CFWaktu
2.5
Universitas Sumatera Utara
2.3 Penyakit TBC Tuberculosis