sistem makropori dan submikropori. Sorpsi merupakan istilah untuk menjelaskan kontak adsorbat terhadap adsorben. Istilah ini digunakan karena sulitnya membedakan proses yang
berlangsung, apakah fisiosorpsi atau kimiosorpsi. Kapasitas adsorpsi atau adsorben untuk sebuah kontaminan dapat ditentukan dengan menghitung isoterm adsorpsi.
2.6 Sekam Padi
Padi bahasa latin: Oryza sativa L. merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi
juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga genus yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar.
Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.Produksi padi dunia
menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.Hasil dari pengolahan
padi dinamakan beras. Secara anatomi, sekam terbentuk dari bagian perhiasan bunga padi-padian spikelet
yang disebut gluma, palea, dan lemma. Pada padi, gluma mirip seperti dua duri kecil di bagian pangkal. Palea adalah bagian penutup yang kecil, sedangkan lemma adalah bagian
penutup yang besar dan pada varietas tertentu memiliki bulu awn. Sekam padi adalah bagian terluar dari butir padi yang merupakan hasil samping pada
penggilingan padi. Sekam padi merupakan sumber silika, silika dapat diperoleh dengan membakar sekam Soenardjo, 1991. Pembakaran sekam menghasilkan abu kira2 20 dan
komponen penyusun terbesar abu adalah SiO
2,
abu yang dihasilkan bersifat amorf, maka dimungkinkan dapat digunakan sebagai bahan adsorben. Sekam padi juga mengandung
selulosa dan hemiselulosa yang merupakan senyawa karbohidrat terpenting dalam sekam. Komposisi sekam padi menurut Suharno 1979 :
No Komposisi
1 Kadar air
9,02 2
Protein Kasar 3,03
3 Lemak
1,18 4
Serat kasar 35,68
5 Abu
17,17 6
Karbohidrat kasar 37,71
Tabel 2.3 Persentase Komposisi Sekam Padi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Anorganik Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara yang dilaksanakan pada bulan Juli 2015 sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanur pengarangan, pipet tetes, hot plate, oven, batang pengaduk, gelas ukur, alu lumpang, timbangan digital, cawan
porselen, botol aquadest, penjepit, tabung erlenmeyer, buret, volume labu takar 500 ml dan lainnya.
3.2.2 Bahan
Bahan – bahan yang digunakan minyak goreng bekas, Sekam padi, asam posfat, kalium iodida, aquades, Na
2
S
2
O
3
.
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Proses pengarangan Sekam padi
Dicuci sekam padi dengan Aquadest dengan merendam selama 30 menit lalu disaring. Kemudian dipanaskan sekam padidalam oven 100
o
C sampai 3 jam. Setelah itu diarangkan sekam padidengan oven pada suhu 300
o
C. Didinginkan arang sekam padi didalam desikator. Lalu dihaluskan arang sekam padidengan alu lumpang. Diayak arangsekam padidengan
ayakan 100 mesh
3.3.2 Proses pengaktivan karbon aktif
Diaktivasi secara kimia dengan merendam arang sekam padi dengan H
3
PO
4
5 selama 24 jam. Kemudian arang aktifsekam padidicuci dengan aquades sampai netral.
Dikeringkan arang sekam padiyang sudah direndam H
3
PO
4
5 didalam oven pada suhu 110
o
C selama 3 jam. Lalu Diaktivasi secara fisika dengan memanaskan arangaktif sekam padi pada suhu 800
o
C selama 1 jam.Diuji kualitas karbon aktif yaitu uji kadar air, kadar abu, kadarzat mudah menguap, kadar karbon terikat dan daya serap terhadap iodin.
3.3.3 Uji kualitas Karbon aktif
1. Uji kadar air
Ditimbang 2 gram karbon aktif sekam padisebagai massa mula – mula. Kemudian dipanaskan didalam oven pada suhu 110
o
C selama 3 jam. Didinginkan karbon aktif sekam padididalam desikator. Ditimbang kembali massa karbon aktifsekam padi. Dihitung
banyaknya air yang terkandung dalam karbon aktif sekam padi.
2. Uji kadar abu
Ditimbang 2 gram karbon aktif sekam padisebagai massa mula – mula. Kemudian dipanaskan didalam tanur pada suhu 750
o
C selama 6 jam. Didinginkan karbon aktif sekam padididalam desikator. Ditimbang kembali massa karbon aktif sekam padi. Dihitung
banyaknya abu yang terbentuk setelah pembakaran karbon aktif sekam padi.
3. Uji kadar zat mudah menguap
Ditimbang 2 gram karbon aktif sekam padisebagai massa mula – mula. Kemudian dipanaskan didalam tanur pada suhu 950
o
C selama 15 menit. Didinginkan karbon aktif sekam padididalam desikator. Ditimbang kembali massa karbon aktif sekam padi. Setelah itu
dihitung banyaknya zat – zat yang mudah menguap setelah pembakaran karbon aktif tersebut.
4. Uji daya serap iodin
Ditimbang lima gram karbon aktif sekam padi. Lalu dikeringkan pada suhu 110
o
C selama 3 jam. Kemudian didinginkan dalam desikator. Setelah itu ditambanhkan 25 ml larutan iodin
0,1 N dan diaduk dengan magnetic stirrer selama 15 menit. Kemudian disaring campuran karbon aktif dan iodin dengan kertas saring. Lalu diambil sebanyak 10 mL filtrat. Kemudian
dititrasi dengan larutan Na
2
S
2
O
3
0,1 N sampai warna kuning berkurang. Ditambahkan beberapa tetes amilum 1. Lalu dititrasi kembali sampai larutan tidak berwarna. Dihitung
daya serab karbon aktif terhadap iodin.
3.4 Pemurnian Minyak goreng bekas
Ditimbang minyak goreng 100 gram lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml.
Dipanaskan minyak goreng bekas hingga suhu 70
o
C
kemudian
dicampurkan dengan arang aktif
sekam padi
yang sudah diaktivasi sebanyak 5, 10 dan 15 gram
.
Diaduk dengan menggunakan magnetic stirrerdengan variasi waktu kontak 40, 60 dan 80 menit
.
Hasil campuran disaring dengan menggunakan kertas saring.Dilakukan analisa berat jenis, kadar air, asam lemak bebas
dan bilangan peroksida
3.5 Analisa kualitas minyak goreng