25 Jika melihat kondisi infrastruktur yang ada di Kota Medan, maka penulis lebih
menekankan pada lemahnya sektor sarana dan prasarana transportasi. Hal itu dilihat dari kondisi jalan yang sempit dan berlubang sehingga menimbulkan berbagai
hambatan dalam bertranspostasi. Sementara transportasi merupakan kebutuhan turunan derived demand akibat aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam
kerangka makro-ekonomi, transportasi merupakan tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan lokal, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Harus diingat
bahwa sistem transportasi memiliki sifat sistem jaringan di mana kinerja pelayanan transportasi sangat dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan jaringan.
http:gocampus.blogspot.com201002peran-transportasi-dalam-tata-ruang.html. Padahal transportasi merupakan alat untuk memindahkan orang dan barang
dari tempat asal ke tempat tujuan dengan menggunakan kendaraan Suharjoko, 2002: 8. Transportasi juga banyak disebutkan sebagai sarana vital dalam infrastruktur.
Untuk di Indonesia, secara keseluruhan terlihat peran infrastruktur transportasi dalam pertumbuhan ekonomi, atau dalam bahasa lain dapat dikatakan seiring dengan
berjalannya waktu, pertumbuhan infrastruktur transportasi dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik Litbang Dephub dan LPPM ITS, 2004.
Bukan itu saja, trasnportasi termasuk ke dalam salah satu faktor yang mempengaruhi iklim investasi selain stabilitas politik dan sosial, stabilitas ekonomi yang tergolong
ke dalam infrastruktur dasar yang meliputi listrik, telekomunikasi, sarana dan prasarana jalan, serta pelabuhan. Sementara fakto lain seperti listrik, sarana
telekomunikasi dan pelabuhan, penulis beranggapan bahwa hal itu bukan menjadi permasalahan berarti untuk kota sekelas Medan.
2.6 Penelitian Sebelumnya
Ignatia Martha 2010 melakukan penelitian tentang Upaya Peningkatan Iklim Investasi Terhadap Peluang Kerjasama Investor Antara daerah. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui kondisi iklim investasi di Kabupaten Nganjuk saat ini,
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
26 untuk menganalisis investasi yang prospektif bagi Kabupaten Nganjuk, dan investasi
yang prospektif di kerjasamakan dengan beberapa Kabupaten lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim investasi di Kabupaten Nganjuk belum
kondusif, hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain: biaya pengurusan perijinan kurang transparan, proses penyelesaian terlalu lama, infrastruktur kurang
mendukung, keamanan berinvestasi kurang terjamin, sarana sosialisasi potensi dalam rangka mendukung investasi masih minim, dan kelembagaan belum kondusif.
Jurnal penelitian yang ditulis oleh Andi dan Nandang 2012 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Iklim Investasi Daerah”. Hasil
penelitian menunjukkan pengembangan informasi perlu dikelola secara khusus baik kelembagaan maupun content atau materi informasi yang terkait dengan penyebaran
informasi yang bersifat promotif bagi dunia investor dan konsumen pada umumnya. Oleh sebab itu, diperlukan upaya standar promosi daerah serta kelembagaannya
sehingga informasi yang disampaikan memiliki kejelasan serta memiliki kepastian bagi investor. Begitu juga kelembagaan dalam memberikan pelayanan dapat
memberikan kepuasan customeri. Untuk itu perlu disusun pedoman pengembangan promosi investasi dan promosi ekonomi untuk medukung kinerja pemerintah daerah
dalam upaya pengembangan daerahnya, terutama dalam pembangunan perekonomian.
Jurnal penelitian yang ditulis oleh Paidi Hidayat 2012 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisi Daya Saing Ekonomi Kota Medan”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari hasil pembobotan dan pemeringkatan diperoleh tiga faktor utama penentu daya saing ekonomi Kota Medan, yaitu faktor infrastruktur dengan
nilai bobot tertinggi. Skala prioritas untuk faktor infrastruktur yang harus diperhatikan adalah ketersediaan dan kualitas infrastruktur, seperti kualitas jalan,
kualitas pelabuhan laut dan udara. Sedangkan skala prioritas faktor ekonomi daerah adalah potensi ekonomi melalui daya beli masyarakat dan laju pertumbuhan ekonomi.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
27 Untuk faktor kelembagaan yang menjadi skala prioritas untuk diperhatikan adalah
kepastian hukum melalui konsistensi peraturan dan penegakan hukum yang masih dirasakan distorsif. Sedangkan faktor sosial politik yang harus diperhatikan adalah
tingkat keamanan guna menjamin kelangsungan berusaha dan gangguan masyarakat disekitar tempat kegiatan usaha berada.
2.7 Kerangka Konseptual