Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Kantor Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Tebing Tinggi.

 

LAPORAN TUGAS AKHIR
PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
PROSEDUR PELAKSANAAN PEMUNGUTAN
BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR
DI KANTOR SATUAN ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP
(SAMSAT) TEBING TINGGI
O
L
E
H
NAMA

: AULIA ARIEF

NIM

: 082600099

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara

 

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, dengan segenap kerendahan hati penulis
mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dalam
Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang berjudul “Prosedur Pelaksanaan
Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Kantor Satuan

Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Tebing Tinggi” yang
dimaksud untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan yang
disebabkan oleh keterbatasan ilmu dan kurangnya pengalaman penulis, sehingga
penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan penulisan laporan yang lebih baik lagi.
Laporan ini dibuat oleh penulis berdasarkan Praktik Kerja Lapangan
Mandiri pada Kantor Dinas Pertamanan Kota Medan dan tentunya tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada :

Universitas Sumatera Utara

 

1.

Teristimewa Rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya penulis

sampaikan kepada keluarga penulis, pertama kepada kedua orang tua,
Ayahanda tercinta Drs. Syafrial Firdaus MBA dan Ibunda tersayang Dra. Umi
kalsum. Mpd yang telah bersusah payah untuk membesarkan, mendidik, dan
selalu mendoakan penulis agar selalu menjadi yang terbaik.

2.

Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3.

Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.si selaku Ketua Jurusan Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

4.

Ibu Arlina. SH.M.Hum selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
membantu dan memberikan pengarahan dalam proses penulisan laporan ini.


5.

Seluruh Dosen, Staf pengajar, serta para pegawai Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan FISIP USU.

6.

Bapak salamat Nasution selaku Supervisor Lapangan di kantor SAMSAT
Tebing Tinggi yang telah banyak membantu penulis

7.

Buat adik-adikku tersayang, Imam Surkani (Raka), Trisna Akbar Sanubari
(Nanda), Annisa Safira,si Ayonk (anggi), Vina, Rindu, M. Tri Kurniawan
yang memberikan dukungan kepada penulis.

8.

Buat Mayonkkuh (Teman Hidup yang tersayang) Fauziah Novi Utari yang
selalu


memberikan

motivasi

dan

semangat

kepada

penulis

untuk

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
9.

Buat teman tersolid penulis Abdul Hadi Risky,Fatrinaldi Amri semoga
pertemanan kita tetap solid tidak sampai disini


Universitas Sumatera Utara

 

10. Seluruh teman-teman mahasiswa/i Administrasi Perpajakan FISIP USU
stambuk 2008 Kelas A. Khususnya Kelas B, Kelas C
11. Teman-teman tergila dan sepetualangan bedol, Inal, Raysa, Tina, Susi
(Cibro), Risky, daniel, Tokek, Rino, Evan, Fahmi (Olga), Baluat (Parto),
Johana (anes dan hana), Denny, Deddy tidak akan pernah ku lupakan
kenangan dengan kalian.
12. Buat rekan-rekan seorganisasi yaitu UKMI As-Siyasah, KAMMI USU, dan
IMPROSAJA Terima kasih atas pengalaman Organisasi yang telah diberikan
kepada penulis
Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu lagi, penulis
mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan hingga terselenggaranya
laporan ini. Akhir kata penulis harap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita maupun pihak lain yang memerlukannya.
Wassalamualaikum Wr. Wb


Medan,12 JUNI 2011
Penulis

(Aulia Arief)
NIM. 082600099

Universitas Sumatera Utara

 

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................

i

DAFTAR ISI ............................................................................................

iv

BAB 1


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Tujuan dan Manfaat PKLM .................. ................................. 2
C. Uraian Teoritis ......................................................................... 4
D. Ruang Lingkup PKLM ......... .................................................. 5
E. Metode PKLM ............. ........................................................... 5
F. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 6
G. Sistematika Penulisan Laporan PKLM .................................... 7
BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM

A. Sejarah Singkat ........................................................................ 9
B. Struktur Organisasi ...... ............................................................ 12
C. Susunan Struktur dan Organisasi UPTD ..... ............................ 15
D. Gambaran Data Pegawai .............. ........................................... 19
E. Tata Kerja ................................................................................ 20
BAB III


GAMBARAN TENTANG BEA BALIK NAMA KENDARAAN
BERMOTOR

A. Ketentuan Umum ..................................................................... 23
B. Subjek dan Objek BBN-KB ....... ............................................. 26
C. Tarif dan Dasar Pengenaan BBN-KB....................................... 27

Universitas Sumatera Utara

 

D. Cara Perhitungan BBN-KB......................................................

29

E. Surat Pemberitahuan dan Ketetapan BBN-KB........................

30


BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Pengenaan
BBN-KB................................................................................... 31
B. Sistem Penilaian dalam Pemungutan BBN-KB........................ 32
C. Syarat Pengurusan BBN-KB... ................................................. 34
D. Prosedur BBN-KB.. ................................................................. 35
E. Kegiatan Pelayanan BBN-KB..................................................

37

F. Kendala dan Solusi Yang Di Hadapi Dalam Pelaksanaan Pemungutan
BBN-KB .................................................................................

40

G. Skema Tata Cara dan Prosedur BBN-KB ...............................


42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......... ................................................................... 44
B. Saran ............... ........................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

 

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sumber pendapatan negara
yang sangat berpengaruh dan memiliki peranan yang terpenting bagi Negara
Indonesia adalah pajak. Baik pajak negara (Pajak Pusat) maupun pajak daerah.
Tinggi rendahnya pendapatan dari sektor perpajakan sangat mempengaruhi
pendapatan Negara yang akhirnya berpengaruh terhadap tingkat ketergantungan
terhadap pinjaman luar negeri dan pembangunan nasional.
Untuk meningkatkan penghasilan tersebut pemerintah melakukan
kebijakan-kebijakan dibidang perpajakan untuk mendukung perkembangan dan
kemajuan negaranya. Pemerintah Pusat memberikan kewenangan kepada tiap-tiap
daerah yaitu kepada Pemerintah Daerah untuk melakukan kebijakan-kebijakan
dibidang perpajakan terhadap daerahnya dengan tujuan untuk membangun
daerahnya.
Setiap pajak daerah pada pelaksanaanya telah di atur dalam peraturan
daerah. Dalam peraturan daerah ini diatur semua yang menyangkut tentang
subjek, objek, tarif serta bagaimana aturan pelaksanaannya. Salah satu kebijakan
pemerintah dalam Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air. Dengan Undang- Undang
ini pemerintah daerah akan mendapatkan pemasukan kas daerah melalui
pemungutan Bea Balik Nama (BBN) Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas
Air.

Universitas Sumatera Utara

 

Setiap pemilik kendaraan haruslah mengetahui tentang Bea Balik Nama
ini dengan tujuan untuk memastikan keabsahan kepemilikan kendaraan bermotor
tersebut. Dalam hal mengetahui tentang BBN ini yang terpenting adalah
bagaimana mengetahui tentang prosedur pelaksanaannya. Karena dengan
mengetahui prosedur pelaksanaanya kita akan dengan mudah 
melaksanakan Bea Balik Nama ini. Baik kemudahan bagi wajib pajak itu sendiri
maupun bagi petugas pelaksanaannya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang
merupakan syarat kelulusan dari Program Diploma III Administrasi Perpajakan
pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan
judul : “Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan
bermotor di Kantor Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat)
Tebing Tinggi”.

B. Tujuan dan Manfaat PKLM
Tujuan dilaksanakan PKLM ini adalah :
1. Untuk memenuhi secara jelas prosedur pelaksanaan pemungutan Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor.
2. Untuk mengetahui tentang subjek dan objek serta tarif yang dikenakan
terhadap bea balik nama kendaraan bermotor.
3. Untuk mengetahui tingkat kesadaran masyarakat dalam melakukan
pembayaran bea balik nama kendaraan bermotor.

Universitas Sumatera Utara

 

4. Untuk mengetahui masalah yang terjadi dan cara penanganan masalah
yang terjadi dalam prosedur pelaksanaan pemungutan bea balik nama
kendaraan bermotor.
Manfaat dari PKLM adalah :
1. Bagi Mahasiswa
a. Mengaplikasikan teori yang dipelajari dibangku perkuliahan.
b. Mengetahui lebih dalam tentang prosedur pemungutan bea balik
nama kendaraan bermotor.
c. Meningkatkan komunikasi dan pendekatan dalam berinteraksi.
d. Merangsang aktivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas.
2. Bagi Kantor SAMSAT Tebing Tinggi
a. Memperoleh ide-ide baru baik berupa efisiensi, peningkatan dan
perbaikan sistem birokrasi kantor samsat tebing tinggi.
b. Membina hubungan yang baik dengan Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
c. Sebagai salah satu sarana untuk menyebar luaskan informasi
mengenai Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
3. Bagi Pogram Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
a. Meningkatkan hubungan kerjasama antara Program Studi Diploma
III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara dengan kantor Samsat Tebing Tinggi

Universitas Sumatera Utara

 

b. Memberikan uji nyata terhadap disiplin ilmu yang telah di
sampaikan melalui bangku perkuliahan
c. Membuka interaksi antara dosen dan instansi pemerintah khususnya
Dinas Pendapatan Daerah
d. Mengusahakan adanya umpan balik untuk revisi kurikulum

C. Uraian Teoritis
Dengan berlakunya Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah danUundang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah.
Bahwasanya pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang
penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah. Bahwa dalam rangka
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian daerah perlu
dilakukan perluasan objek pajak daerah dan retribusi daerah dan pemberian
dikresi dalam penetapan tarif.
Menurut Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 pajak daerah adalah
kontribusi wajib pajak kepada daerah yang terhutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Salah satu pajak daerah yang memberikan pendapatan kepada pemerintah
daerah adalah Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. Yang dimaksud dengan bea

Universitas Sumatera Utara

 

balik nama kendaraan bermotor adalah pajak atas penyerahan hak milik kendaraan
bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan
yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan
kedalam badan usaha.
Tarif bea balik nama kendaraan bermotor ditetapkan paling tinggi
penyerahan pertama sebesar 20% dan penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 1
%. Besaran pokok pajak bea balik nama kendaraan bermotor yang terutang
dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak. Bea balik
nama kendaraan bermotor yang terutang dipungut diwilayah daerah tempat
kendaraan motor terdaftar. Pembayaran bea balik nama kendaraan bermotor
dilakukan pada saat pendaftaran.
Wajib pajak bea balik nama kendaraan bermotor wajib mendaftarkan
penyerahan kendaraan bermotor dalam jangka waktu paling lambat 30 hari kerja
sejak saat penyerahan.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Ruang lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini meliputi :
1. Data terbaru yang diharapkan dapat mendukung penyusunan laporan
akhir baik data lisan maupun tulisan yang keakuratannya dapat
dipertanggung jawabkan
2. Informasi dari seksi yang berkenaan dengan judul yang diajukan oleh
penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
pertimbangan seluruh informasi yang dapat dipercaya dan diterima
secara umum.

Universitas Sumatera Utara

 

3. Pembelajaran dan pembekalan secara langsung mengenai Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor berupa dasar hukum,subjek,objek,tarif,serta
aturan dalam memungut dan pihak yang melakukan pemungutan.
4. Pemahaman

lebih dalam prosedur pemungutan Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor di Kantor Samsat Tebing Tinggi.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Metode dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah :
1. Tahap Persiapan
Yaitu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa sebelum terjun langsung
melakukan praktik kerja lapangan mandiri di objek lokasi praktik kerja lapangan
mandiri yang meliputi kegiatan seperti :
a. Pengajuan judul praktik kerja lapangan mandiri.
b. Penentuan judul praktik kerja lapangan mandiri.
c. Pemilihan lokasi praktik kerja lapangan mandiri.
d. Pengajuan proposal tentang judul dari kegiatan yang akan dibawa
dalam praktik kerja lapangan manndiri.
e. Mempersiapkan surat pengantar praktik kerja lapangan mandiri.
2. Studi Literatur
Yaitu kegiatan studi mencari data-data serta informasi-informasi dengan
membaca landasan teori, menelaah peraturan perundang-undangan dibidang
perpajakan, buku-buku dan catatan-catatan ataupun bahasa tertulis yang
berhubungan langsung dengan kegiatan praktik kerja lapangan mandiri.

Universitas Sumatera Utara

 

3. Observasi Lapangan
Penulis melakukan observasi lapangan dikantor SAMSAT Tebing Tinggi.
Dalam observasi penulis memberikan surat pengantar untuk melakukan
pengamatan terhadap data yang diperlukan.
4. Analisis dan Evaluasi
Penulis melakukan analisa dan evaluasi sesuai dengan fakta-fakta yang
ada secara faktual dan cermat mngenai pelaksanaan prosedur pelaksanaan bea
balik nama kendaraan bermotor di Kantor SAMSAT Tebing Tinggi.

F. Metode Pengumpulan Data
Dalam praktik kerja lapangan mandiri ini ada tiga metode yang digunakan
dalam pengumpulan data, yaitu :
1. Metode Wawancara (Interview)
Yaitu kegiatan mengumpulkan data dan mencari data dengan melakukan
wawancara dan mengajukan pertanyaan kepada pegawai instansi yang
berkompeten dan menambah objektivitas yang berkaitan dengan
kebutuhan.
2. Metode Observasi (Pengamatan)
Yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan cara langsung maupun tidak
langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan
mengamati, mendengar dan bila perlu ikut serta dalam mengerjakan tugas
yang diberikan pihak instansi dengan memeberikan petunjuk atau arahan

Universitas Sumatera Utara

 

terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada
instansi dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia dan
memiliki resiko tinggi.
3. Dokumentasi
Yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan membuat daftar dokumentasi
yang telah diperoleh dari instansi.

G. Sistematika Penulisan Laporan
Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan laporan PKLM ini,
penulis membagi sistematika penulisan kedalam beberapa bab yang terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang praktik kerja lapangan
mandiri, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, uraian teoritis, ruang
lingkup praktik kerja lapangan mandiri, metode penelitian dan sistematika
penulisan penelitian.
BAB II DESKRIPSI LOKASI PRAKTIK
Berisikan tentang gambaran umum tentang kantor SAMSAT Tebing
Tinggi serta tugas dan fungsi kantor SAMSAT Tebing Tinggi khususnya
mengenai BBNKB.
BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK
Berisikan tentang data-data yang diperoleh selama melaksanakan praktik
dan merupakan sebagai dasar dalam membuat laporan. Adapun isi dari bab ini
mengenai apa saja yang menyangkut tentang prosedur pemungutan Bea Balik

Universitas Sumatera Utara

 

Nama baik dari dasar hukum sampai dengan pelaksanaannya di Kantor SAMSAT
Tebing Tinggi.
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang data-data yang telah
dikumpulkn melalui proses analisa dan evaluasi selama masa penelitian.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang kesimpulan dan saran
mengenai objek PKLM.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

 

BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA
A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Sumatera Utara
Sebelum Dinas berdiri sendiri sebagai Instansi tersendiri, Pemgelola Pajak
dilakukan oleh Gubernur Sumatera Utara. Yang mana Pendapatan Daerah adalah
merupakan salah satu bagian yang berada dibawah Biro Keuangan yang bernaung
pada Sekretariat Kantor. Dan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Provinsi Sumatera Utara tentang Susunan Organisasi dan Tata Cara
Sekretariat Wilayah Daerah Provinsi Sumatera Utara maka Biro Keuangan
ditingkatkan menjadi Direktorat Keuangan.
Dengan demikian maka Bagian Pajak dan Pendapatan Daerah berubah
menjadi Sub Direktorat. Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan tersebut
dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera
Utara tanggal 21 Maret 1975 Nomor 137/II/GSU, dan mulai berlaku tanggal 1
April 1975, maka Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi
Direktorat Pendapatan Daerah.
Pada tanggal 1 September 1975, Menteri Dalam Negeri menerbitkan surat
Nomor KUPD 3/12/43 tentang Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat-I
dan Dinas Pendapatan Tingkat-II diseluruh Indonesia, maka bersamaan dengan itu
Direktorat Pendapatan Daerah di ubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah.

Universitas Sumatera Utara

 

Pada tahun 1976 Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Tingkat-I Sumatera
Utara dibentuk dan dikeluarkan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera
Utara tanggal 31 Maret 1976 Nomor 143/II/GBU, dengan persetujuan DPD.
Pembentukan Dinas ini ditetapkan dalam peraturan Daerah Tingkat-I Sumatera
Utara Nomor 1 Tahun 1976.
Kemudian sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061/274/S
tanggal 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah maka terhitung sejak tanggal
dikeluarkannya surat tersebut, kemudian namanya merubah menjadi Dinas
Pendapatan Sumatera Utara.
Pada tahun 1978 dibentuklah kantor perwakilan Tebing Tinggi yang
wilayah kerjanya adalah daerah Tebing Tinggi dengan kode BK. Dan secara terus
menerus volume Dinas Pendapatan Sumatera Utara terus meningkat dari tahun ke
tahun, sehingga mendorong perkembangan organisasi untuk meningkatkan
Pendapatan Daerah terutama pelayanan kepada masyarakat khususnya wajib
pajak, maka secara bertahap, dibentuk cabang Dinas Pendapatan Daerah tingkat I
dan tingkat II di seluruh daerah Sumatera Utara.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan
bermotor, maka oleh pemerintah dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Tiga
Menteri yaitu Menhamkam, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri nomor
Kep/13/XII/1976, Kep/199/MK/12/1976 tertanggal 28 September 1976 tentang
Pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Baru Pendaftaran Kendaraan Bermotor

Universitas Sumatera Utara

 

yang disebut Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (On Line Room
Operation).
Pada tanggal 1 April 1978 resmilah didirikan Kantor Bersama SAMSAT
Perwakilan Tebing Tinggi yang melayani pengurusan surat- surat kendaraan
bermotor wilayah Tebing Tinggi.
SAMSAT merupakan singkatan dari Sistem Administrasi Manunggal
Satu Atap adalah gabungan dari tiga instansi yang mempunyai tugas dan fungsi
berbeda tetapi mempunyai objek data yang sama yaitu kendaraan bermotor yang
berdomisili di daerah Provinsi Sumatera Utara dengan kode BK untuk wilayah
Tebing Tingggi.
Instansi yang terkait dalam Kantor SAMSAT :
1. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu DIPLANTAS POLDASU;
2. Pemerintah Daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Provinsi
Sumatera Utara;
3. Departemen Keuangan yaitu PT (Persero) Jasa Raharja Cabang Utama
Tebing Tinggi.
Berdirinya kantor samsat adalah merupakan tindak lanjut dari Surat
Keputusan Bersama Tiga Mentri ( Menhamkam, Menteri Keuangan, Menteri
Dalam Negeri ) yang membentuk kerja sama dengan sistem baru yang di sebut
dengan Sistem Administrasi Manunggal di BawaH Satu Atap (On Line Under
Room Operation) dengan tujuan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

 

1. Sebagai

usaha

untuk

lebih

meningkatkan

pelayanan

kepada

masyarakat pemilik kendaraan bermotor yang berdomisili di Daerah
Sumatera Utara;
2. Meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui penerimaan
dari sektor BKP dan penerimaan dari sektor BBM-KB;
3. Meningkatkan penerimaan Asuransi Kerugian Kecelakaan Jasa
Raharja Cabang Utama Tebing Tinggi yang merupakan aparat
Departemen Keuangan Sumatera Utara;
4. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan, ketertiban dan kelancaran
dan pengadaan administrasi kendaraan bermotor.

B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Sumatera Utara
Dalam rangka memberikan pembagian wewenang dan tanggung jawab
yang seimbang, maka perlu dibentuk struktur organisasi yang baik, sehingga tugas
yang diberikan dapat dikerjakan secara efesien, sistematis dan terkoordinir.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor
061/274/V tanggal 1 Oktober 1999 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Pendapatan Sumatera Utara, antara lain ditetapkan Tata Kerja dan
Pelaksanaan Organisasi Dinas Pendapatan Sumatera Utara yaitu dalam
melaksanakan tugasnya Kepala Dinas Pendapatan Daerah, Bagian Tata Usaha,
Kepalal Bidang dan Kepala UPT wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi,
sinkronisasi dan harmonisasi kerja di lingkungan Dinas Pendapatan, semua

Universitas Sumatera Utara

 

pejabat struktural dinas wajib membangun, memelihara dan membina komunikasi
vertikal dan komunikasi horizontal serta koordinasi kerjasama dengan pihak yang
terkait, baik dalam lingkungan Dinas Pendapatan Daerah maupun dengan instansi
yang lain diluar Dinas Pendapatan Daerah sesuai dengan bidang tugasnya.
Kepala Dinas Pendapatan Daerah, Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala
Bidang dan Kepala UPT wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta
bertanggung jawab pada atasannya dan menyampaikan laporan berkala tepat pada
waktunya. Kepala Dinas, Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang dan Kepala
UPT memimpin dan mengkoordinasi bawahannya serta memberi bimbingan dan
petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
Adapun susunan dari organisasi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera
Utara terdiri dari :
1. Kepala Dinas;
2. Wakil Kepala Dinas;
3. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
a. Sub Bagian Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan;
d. Sub Bagian Organisasi dan Hukum;
4. Bidang Bina Program, terdiri dari :
a. Seksi Perencanaan dan Pengembangan;
b.

Seksi Penyuluhan;

Universitas Sumatera Utara

 

c. Seksi Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan;
5. Bidang Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air,terdiri dari :
a. Seksi Teknis Perpajakan;
b. Seksi Sengketa Pajak dan Keberatan;
c. Seksi Pembukuan dan Pelaporan;
6. Bidang Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,terdiri dar :
a. Sekksi Teknis Perpajakan Lain- lain;
b. Seksi Sengketa Pajak dan Keberatan;
c. Seksi Pembukuan dan Pelaporan;
7. Bidang Retribusi dan Pelaporan lain- lain, terdiri dari :
a. Seksi Teknis Retribusi
b. Seksi Sengketa Pajak dan Keberatan;
c. Seksi Pembukuan dan Pelaporan;
8. Bidang Pengendalian dan Pembinaan, terdiri dari :
a. Seksi Pengendalian Keuangan dan Material;
b. Seksi Pengendalian Aparat Pelaksana;
c. Seksi Pembinaan Teknis Administrasi Pendapatan;
9. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
10. Kelompok Jabatan Fungsional.

Universitas Sumatera Utara

 

C. Susunan Struktur dan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Struktur dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Pendapatan serta rincian tugas pokok, fungsi dan uraian tugas masing- masing di
tetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Daerah.
Susunan Organisasi Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Pendapatan
adalah sebagai berikut :
a. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD ) Pendapatan
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendapatan membantu
Kepala Dinas dalam pengadministrasian dan pengutipan PKB, PKDA, Pajak
ABT/APU, PBB-KB, Retribusi dan Pendapatan lain- lain.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Kepala Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Pendapatan mempunyai fungsi :
1. Menyempurnakan dan menyusun konsep standar- standar pendataan
potensi, pengadministrasian dan pengutipan dan pelaporan hasil
pengutipan PKB, PKDA, Pajak ABT/APU, PBB-KB, Retribusi dan
Pendapatan lain- lain;
2. Menyelenggarakan optimalisasi potensi pengadministrasian dan
pengutipan dan pelaporan hasil pengutipan PKB, PKDA, Pajak
ABT/APU, PBB-KB, Retribusi dan Pendapatan lain-lain sesuai dengan
standar yang di tetapkan;

Universitas Sumatera Utara

 

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya;
4. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala
Dinas dan wakil Kepala Dinas;
5. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Dinas dan wakil
Kepala Dinas sesuai dengan bidang dan fungsinya.
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Menyusun dan menyampaikan rencana kebutuhan keuangan, dan
personil dan peralatan UPTD, sesuai standar yang di tetapkan;
2. Menyelenggarakan pengolahan keuangan, personil, peralatan dan
ketata usahaan UPTD sesuai standar yang di tetapkan;
3. Menghimpun bahan atau data dari seksi lainnya, untuk pembukuan
dan pelaporan hasil pengutipan PKB, PKDA, Pajak ABT/APU, PBBKB, Retribusi dan Pendapatan lain- lain sesuai dengan standar yang di
tetapkan;
4. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh Kepala UPTD sesuai
dengan bidang, tugas dan fungsinya;
5. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala
UPTD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
6. Memberikan pemasukkan yang perlu kepada Kepala UPTD sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya.

Universitas Sumatera Utara

 

c. Kepala Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Kepala Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) mempunyai tugas sebagai
berikut :
1. Melaksanakan

Pendapatan

potensi,

penetapan

dan

penagihan,

menerima dan memproses usul/ pengajuan keberatan dari wajib pajak
dan membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda PKB dan
BBMKB sesuai dengan standar yang di tetapkan;
2. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh Kepala UPTD sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya;
3. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya pada Kepala UPTD
sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
4. Memberikan masukkan yang perlu kepada Kepala UPTD sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya.
d. Kepala Seksi Pajak Kendaraan Di Atas Air (PKDA)
Kepala Seksi Pajak Kendaraan Diatas Air (PKDA) mempunyai tugas
sebagai berikut :
1. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima
dan memproses usul keberatan wajib pajak dan membuat daftar yang
jumlah tagihan, tunggakan dan denda pajak, pengambilan dan
pemanfaatan ABT/ APU dan PBB-KB sesuai dengan standar yang
telah di tetapkan;

Universitas Sumatera Utara

 

2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya;
3. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala
UPTD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
4. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala UPTD sesuai dengan
bidang dan fungsinya.
e. Kepala Seksi Retribusi
Kepala Seksi Retribusi mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima
dan memproses usul keberatan dari wajib pajak dan membuat daftar
jumlah tagihan, tunggakan dan denda retribusi sesuai dengan standar
yang di tetapkan;
2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai
bidang tugas dan fungsinya;
3. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala
UPTD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
4. Memberikan masukkan yang perlu kepada Kepala UPTD sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya.
f. Kepala Seksi Pendapatan Lain- Lain
Kepala Seksi Pendapatan Lain- lain mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima
dan memproses usul keberatan dari wajib pajak dan membuat daftar

Universitas Sumatera Utara

 

jumlah tagihan, tunggakan dan denda setiap jenis pendapatan lain- lain
sesuai dengan standar yang di tetapkan;
2. Melakukan tugas lain yang di berikan oleh Kepala UPTD sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya;
3. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala
UPTD sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
4. Memberikan masukkan yang perlu kepada Kepala UPTD sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya.

D. Gambaran Pegawai UPTD Tebing Tinggi Dinas Pendapatan Sumatera
Utara
Berdasarkan Personil

Berdasarkan

Pangkat

Tamatan SMA

5 Orang

Tamatan D3

2 Orang

Tamatan S1

4 O rang

Tamatan S2

1 Orang

Tamatan S3

1 Orang

atau Golongan IV/b

1 Orang

Golongan III/d

3 Orang

Golongan III/c

1 Orang

Golongan III/b

2 Orang

Golongan

Universitas Sumatera Utara

 

Golongan III/a

1 Orang

Golongan II/c

2 Orang

Golongan II/a

3 Orang

THL (Tenaga Harian Lepas)

2 Orang

Petugas Polri

16 Orang

TTHL Polri

1 Orang

Petugas PT Jasa Raharja

1 Orang

Sumber : Dinas Pendapatan Sumatera Utara 2011

E. Tata Kerja
1. Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok
tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, intergrasi, dan
sinkronisasi baik dalam lingkungan masing- masing maupun antar satuan
organisasi di lingkungan pemerintah daerah dengan instansi lain di luar
pemerintah daerah sesuai dengan tugas masing- masing;
2. Setiap pemimpin satuan organisasi wajib menguasai bawahannya masingmasing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah- langkah
yang diperlukan sesuai dengan Peraturan Perundang- Undangan;
3. Setiap

pimpinan

organisasi

bertanggung

jawab

memimpin

dan

mengkoordinasikan bawahan masing- masing dan memberikan bimbingan
serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya;

Universitas Sumatera Utara

 

4. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi
petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing- masing dan
menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya;
5. Setiap laporan yang di terima oleh pimpinan satuan organisasi dari
bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk
penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada
bawahannya;
6. Dalam penyampaian laporan masing- masing kepada atasan, tembusan
laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara
fungsional mempunyai hubungan kerja;
7. Dalam melaksanakan tugas setiap pemimpin satuan organisasi di
bawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan
masing- masing wajib mengadakan rapat berkala;
8. Kepangkatan, pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pejabat/
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan Dinas Pendapatan Provinsi
Sumatera Utara di atur sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Universitas Sumatera Utara

 

BAB III
GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK
A. Ketentuan Umum
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah
Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
1. Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara;
2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara;
3. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Utara;
4. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara;
5. Pemerintahan Daearah adalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
menurut asos otonomi dan tugas pembantuan dengan perinsip otonomi
seluas- luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
6. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut
BBNKB adalah pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor
sebagai akibat perjanjian 2 pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan
yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau
pemasukan ke dalam badan usaha;
7. Jenis kendaraan bermotor adalah sepeda motor, mobil penumpang,
mobil bus, mobil barang, alat- alat berat dan alat- alat besar;

Universitas Sumatera Utara

 

8. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang selanjutnya di singkat
SPTPD, adalah surat oleh wajib pajak di gunakan untuk melaporkan
perhitungan dan/ atau pembayaran pajak, objek pajak dan/ atau bukan
objek pajak dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan Ketentuan
Perundang- Undangan Perpajakan Daerah.
9. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disebut SKPD, adalah
Surat Ketetapan Pajak yang menentukan besar jumlah pokok pajak
yang terhutang.
10. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perhimpunan
data objek dan subjek pajak penentuan besarnya objek pajak yang
terhutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta
pengawasan penyetorannya.
11. Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat NJKB
adalah nilai jual kendaraan motor yang di peroleh berdasarkan harga
pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor sebagai mana tercantum
dalam tabung nilai jual kendaraan bermotor yang berlaku.
12. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perUndangUndangan perpajakan daerah.
13. Masa pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangka
waktu lain yang di atur dengan peraturan Kepala Daerah paling lama 3

Universitas Sumatera Utara

 

(tiga) bulan kalender, yang menjadi dasar bagi wajib pajak untuk
menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang.
14. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam Masa Pajak dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perUndang- Undangan perpajakan
daerah.
15. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat
SPTPD, adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan/ atau pembayaran pajak, objek pajak
dan/ atau bukan objek pajak, dan/ atau harta dan kewajiban sesuai
dengan ketentuan peraturan perUndang- Undangan perpajakan daerah.
16. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disebut SKPD, adalah
surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak
yang terutang.
17. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perhimpunan
data objek dan subjek pajak penentuan besarnya pajak yang terutang
sampai kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasi
penyetoran.
18. Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan
pajak.
19. Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat NJKB,
adalah nilai jual kendaraan bermotor yang diperoleh berdasarkan

Universitas Sumatera Utara

 

Harga Pasaran Umum atas suatu kendaraan bermotor, sebagaimana
tercantum dalam tabel Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang berlaku.
20. Nomor Pokok Wajib Pajak Provinsi yang selanjutnya disebut NPWPP
adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakan.

B. Subjek dan Objek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
1. Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau
badan yang dapat menerima penyerahan kendaraan bermotor. Sedangkan wajib
pajak adalah orang pribadi atau badan yang menerima penyerahan kendaraan
bermotor.
2. Objek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor\
.

Objek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah penyerahaan

kepemilikan kendaraan bermotor. Termasuk penyerahan kepemilikan kendaraan
bermotor seperti pemasukan kendaraan bermotor dari luar negeri untuk dipakai
secara tetap di daerah, kecuali :
a. Untuk dipakai sendiri oleh orang pribadi yang bersangkutan;
b. Untuk diperdagangkan;

Universitas Sumatera Utara

 

c. Untuk dikeluarkan kembali dari wilayah pabean Indonesia kecuali
apabila 3 (tiga) tahun berturut- turut tidak dikeluarkan kembali dari
wilayah pabean Indonesia;
d. Digunakan untuk pameran, penelitian, contoh, dan kegiatan olah raga
bertaraf Internasional.
Yang dikecualikan dari Objek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
adalah:
a. Kereta Api;
b. Kendaraan bermotor yang semata- mata digunakan untuk keperluan
pertahanan dan keamanan negara;
c. Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/ atau dikuasai kedutaan,
konsulat, perwakilan negara asing dengan asas timbal balik dan
lembaga-

lembaga

internasional

yang

memperoleh

fasilitas

pembebasan pajak dari pemerintah;
d. Kendaraan bermotor yang di operasikan di atas air.

C. Tarif dan Dasar Pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
1. Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
.

Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ditetapkan berdasarkan

peraturan daerah adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

 

a. Penyerahan pertama untuk Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
sebesar 15% (lima belas persen);
b. Penyerahan kedua dan seterusnya untuk Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor sebesar 1% (satu persen).
Khususnya untuk kendaraan bermotor alat- alat berat dan alat- alat besar yang
tidak menggunakan jalan umum, tarif pajak ditetapkan masing- masing sebagai
berikut :
a. Penyerahan pertama sebesar 0,75% (nol koma tujuh puluh lima
persen);
b. Penyerahan kedua atau seterusnya sebesar 0,075% (nol koma nol tujuh
lima persen).

2. Dasar Pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Dasar pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah Nilai Jual
Kendaraan Bermotor (NJKB). Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) di tetapkan
dengan Peraturan Gubernur yang berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam
Negeri.

Universitas Sumatera Utara

 

D. Cara Perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Adapun rumus perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah sebagai
berikut :
NJKB X TARIF
Keterangan

:

NJKB

: Nilai Jual Kendaraann Bermotor

Tarif

: Tarif yang akan dikenakan atas NJKB yang akan dikenakan yaitu
sesuai dengan jenis kendaraan yang dipungut Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) yang terutang di pungut di
Wilayah Daerah tempat kendaraan bermotor didaftarkan, dimana orang pribadi
atau badan yang menyerahkan kendaraan bermotor wajib melaporkan secara
tertulis kepada Gubernur atas terjadinya penyerahan hak milik tersebut selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak saat penyerahan kendaraan bermotor.
Dan apabila terjadi pemindahan kendaraan bermotor dari satu daerah ke daerah
lain, maka wajib pajak yang bersangkutan harus memperlihatkan bukti pelunasan
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) di daerah asalnya berupa surat
keterangan fiskal antar daerah. Diman pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN-KB) merupakan satu kesatuan dengan pengurusan administrasi
kendaraan bermotor.

Universitas Sumatera Utara

 

E. Surat Pemberitahuan dan Ketetapan
Wajib pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) wajib
mendaftarkan

penyerahan

kendaraan

bermotor

dengan

mengisi

Surat

Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sejak penyerahan (untuk kendaraan bekas), sedangkan untuk
penyerahan kendaraan bermotor yang baru dalam jangka waktu paling lama 14
(empat belas) hari sejak penyerahan.
Orang pribadi atau badan yang menyerahkan kendaraan bermotor wajib
melaporkan secara tertulis penyerahan tersebut kepada Gubernur atau Kepala
Dinas Pendapatan Sumatera Utara atau Kepala Kantor Unit Pelaksanaan (UPT)
Dinas dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak penyerahan.
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) harus di isi dengan jelas, benar, dan
lengkap serta ditanda tangani oleh wajib pajak atau orang yang di beri kuasa
olehnya.
SPTPD sekurang- kurangnya harus memuat :
1. Nama dan alamat lengkap pemilik;
2. Tanggal penyerahan;
3. Jenis, merek, isi silinder, tahun pembuatan, warna, nomor rangka, dan
nomor mesin.
Bentuk, isi, kualitas, dan ukuran SPTPD ditetapkan oleh Gubernur yang
berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri.

Universitas Sumatera Utara

 

Berdasarkan pendaftaran kendaraan bermotor yang telah ditetapkan tarif Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor dengan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
Daerah (SKPD) atau dokumen lain yang dipersamakan.
Pajak terutang timbul sejak diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).
Setiap wajib pajak yang terlambat mendaftarkan kendaraan bermotor dikenakan
sanksi administrasi sebesar 25% dari besaran pokok Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN-KB).
Setiap kendaraan bermotor yang mengalami perubahan bentuk dan/ atau
penggantian mesin, wajib melaporkan kepada Gubernur atau Kepala Dinas
Pendapatan Daerah atau juga Kepala Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak perubahan bentuk dan/ atau penggantian
mesin selesai dilaksanakan. Perubahan bentuk dan/ atau penggantian mesin yang
dilakukan akan diperhitungkan besaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBN-KB).

Universitas Sumatera Utara

 

BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI DATA

A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Pengenaan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBN-KB)
Dalam upaya meningkatkan penerimaan daerah melalui Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor masih di hadapkan pada masalah- masalah kurangnya
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak atas pengenaan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor. Hal ini di sebabkan karena kesadaran wajib pajak untuk
membayar Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor masih rendah, di tambah lagi
dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan yang melanda bangsa
Indonesia sampai dengan saat ini. Padahal dengan membayar pajak dapat
meningkatkan pendapatan daerah dan menunjang pembangunan di daerah itu
sendiri.
Adapun realisasi penerimaan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBN-KB) dalam 3 (tiga) tahun anggaran adalah sebagia berikut :
Tahun

Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Persen (%)

2008

500.000.000

539.021.292

107,80

2009

530.000.000

432.154.077

81,54

2010

424.004.000

373.760.852

88,15

Sumber : Kantor SAMSAT Tebing Tinggi

Universitas Sumatera Utara

 

Dari tabel di atas menunjukan bahwa realisasi penerimaan Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) selama 3 (tiga) tahun terakhir adalah pada
tahun 2008, 2009, dan 2010 selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun atas
penerimaan realisasi dari rencana target yang akan di setor ke kas daerah untuk
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) guna pembangunan daerah
tersebut.
Dan dapat kita lihat bahwa ketidak patuhan wajib pajak dalam membayar
pengenaan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor pada tahun 2008 sampai
dengan 2010 sangat rendah. Ini disebabkan karena kurangnya kesadaran wajib
pajak dalam mematuhi Peraturan- Peraturan mengenai pentingnya Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor yang akan digunakan Pemerintah Daerah tersebut
untuk kepentingan umum. Penurunan ini juga disebabkan karena kurang
pengawasannya pihak yang terkait dan banyaknya masyarakat yang membayar
pajak BBN-KB bersamaan (sekaligus) dengan membayar PKB untuk tahun
berikutnya.

B. Sistem Penilaian Dalam Pemungutan BBN-KB
Pemungutan Pajak Daerah (BBN-KB) adalah suatu kesatuan kegiatan
yang dilakukan yang dimulai dari menghimpun data objek dan subjek pajak,
menentukan besarnya pajak yang terutang hingga kegiatan penagihan pajak
kepada wajib pajak serta pengawasan penyetorannya.
Pelaksanaan pemungutan Pajak Daerah pada umumnya tidak dapat
diberikan kepada pihak ketiga. Pajak Daerah dipungut berdasarkan penetapan

Universitas Sumatera Utara

 

Kepala Daerah atau dengan kata lain dibayar sendiri oleh wajib pajak dengan
menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)Nyang dikeluarkan oleh
Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjukan.
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) khususnya bagi pengenaan Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor terdiri dari 5 (lima) lembar :
1. Lembar kesatu untuk Wajib Pajak;
2. Lembar kedua untuk Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara;
3. Lembar ketiga untuk PT. (AK) Jasa Raharja;
4. Lembar keempat untuk Bendaharawan Khusus Penerima;
5. Lembar kelima untuk Kantor SAMSAT.
Wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajak harus menggunakan Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD). Kepada wajib pajak yang telah mendapat
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dapat dikeluarkan Surat Tagihan Pajak
Daerah (STPD). Apabila wajib pajak tidak membayar pajak terutang sampai jatuh
tempo (selama 30 hari), maka STPD yang disampaikan kepada Kepala Daerah
akan ditambah dengan sanksi administrasi sebesar 2 % (dua persen) perbulan,
berlaku paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak dan bila
wajib pajak sudah mendapat STPD tetapi tidak juga membayar pajaknya, maka
Kepala Daerah dapat mengeluarkan Surat Tagihan Pajak Daerah atau Surat Paksa
berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Universitas Sumatera Utara

 

C. Syarat Pengurusan BBN-KB
Jika terjadi penyerahan hak milik kendaraan bermotor, maka orang
pribadi atau badan yang telah menerima penyerahan hak milik (dalam hal ini di
anggap sebagai wajib pajak BBN-KB) wajib mendaftarkan penyerahan kendaraan
bermotor dengan mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) yang di
tetapkan oleh Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
sejak saat penyerahan.
SPTPD tersebut harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditanda
tangani oleh wajib pajak atau orang yang telah diberi kuasa. Dan adapun yang
menjadi syarat dalam pengurusan BBN-KB secara umum, wajib pajak ataupun
kuasanya harus melampirkan dan menyerahkan berkas- berkas sebagai berikut :
1. BPKB (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor) asli + foto copy;
2. STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor) asli + foto copy;
3. KTP (Kartu Tanda Penduduk) asli + foto copi;
4. Bukti Penyerahan Hak Milik Kendaraan Bermotor sebagai akibat
perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak yang meliputi :
a. Kuitansi jual beli (jika terjadi karena jual beli kendaraan bermotor
b. Bukti tukar menukar kendaraan bermotor (jika terjadi pertukaran
kendaraan bermotor)
c. Surat hibah (termasuk hibah karena wasiat, hadiah, atau
pemasukan ke abadan usaha)

Universitas Sumatera Utara

 

d. Hasil checking fisik kendaraan bermotor yang telah di tanda
tangani oleh petugas check fisik di Kantor SAMSAT tersebut
e. SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah) tahun sebelumnya

D. Prosedur BBN-KB
Adapun prosedur- prosedur yang harus dilalui dalam melaksanakan Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah sebagai berikut :
1. Pendaftaran
Dalam hal ini yang harus di lakukan oleh wajib pajak adalah :
a. Pengambilan Formulir SPPKB (Surat Pendaftaran dan Pendataan
Kendaraan Bermotor)
b. Pengisian SPPKB
c. Pendaftaran berkas
d. Menyampaikan berkas yang telah di tandatangani oleh wajib pajak
atau kuasanya kepada petugas checking
2. Penelitian berkas
Dalam tahap ini petugas meneliti kelengkapan berkas yang meliputi :
a. Check persyaratan dan kelengkapan berkas
b. Pendaftaran (entry)
c. Menyampaikan berkas kepada Bagian Penetapan
3. Penetapan
Yang dilakukan pada bagian penetapan ini adalah sebagai berikut :
a. Membuat perhitungan dan penetapan (pembukuan)

Universitas Sumatera Utara

 

b. Membuat nomor kohir
c. Mencheck ketetapan SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah)
d. Menyampaiakn berkas kepada Korektor (Final Checking)
4. Korektor (Final Checking)
Pada bagian ini petugas melakukan hal- hal sebagai berikut :
a. Meneliti kebenaran perhitungan
b. Meneliti kebenaran penetapan
c. Meneliti data pajak dalam ketetapan BBN-KB
5. Pembayaran
Prosedur pada bagian ini adalah :
a. Menerima pembayaran dari wajib pajak (Loket Kasir)
b. Membukukan hasil penerimaan
c. Menyampaikan SKPD pada Loket Embossing STNK
d. Menyampaikan berkas kepada petugas kartu boks (arsip)
e. Menyetorkan hasil penerimaan kasir kepada Bendaharawan (BPP)
f. Menyetorkan hasil penerimaan BPP ke bank yang di tunjuk (dalam
hal ini adalah BANK SUMUT)
g. Menyampaikan berkas belum bayar penagihan
6. Penagihan
Yang menjadi tugas di bagian ini adalah sebagai berikut :
a. Menghimpun dan membukukan berkas tunggakan pajak
b. Membuat dan menyampaikan Surat Tagihan Pajak (STP) yang belum
mendaftar dan yang menunggak kepada wajib pajak

Universitas Sumatera Utara

 

c. Membuat penetapan denda tunggakan pajak bagi hasil pajak yang
menyelesaikan tunggakan
d. Mengirim berkas penyelesaian tunggakan kepada kartu boks
7. Pelaporan
Pada tahapan ini yang dilakukan adalah hal- hal sebagai berikut :
a. Mempersiapkan laporan target dan realisasi penerimaan
b. Laporan permintaan dan pemakaian SPT/ SKPD dan pemakaian
formulir lainnya
c. Setoran Bank
d. Laporan tunggakan dan laporan lainnya.

E. Kegiatan Pelayanan BBN-KB
Kegiatan pelayanan BBN-KB dilaksanakan pada kantor SAMSAT Tebing
dengan instansi yang tekait yaitu POLRI, DIPENDA, dan PT. (AK) Jasa Raharja.
Dalam pelaksanaan pelayanan BBN-KB, para petugas di arahkan untuk lebih
memprioritaska