Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( Bbn-Kb ) Di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap ( Samsat ) Medan Utara

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Dalam menghadapi era-globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka Pemerintah harus tetap meningkatkan penerimaan Negara. Selain dari sektor Migas dan Non Migas sebagai Penerimaan Negara yang utama juga meningkatkan Penerimaan Negara melalui sektor Pajak, khususnya Pajak Daerah. tinggi rendahnya pendapatan dari sektor perpajakan sangat mempengaruhi pendapatan Negara yang akhirnya berpengaruh dengan tingkat ketergantungan terhadap Pinjaman Luar Negeri dan Pembangunan Nasional (Waluyo, 2002:4). Oleh karena itu dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang memiliki kemampuan menghadapi dan mengantisipasi hal tersebut. Selain itu Pemerintah juga memiliki kedudukan yang sangat penting dalam mensukseskan usaha pembangunan tersebut.

Untuk membiayai Rumah Tangga Daerah Pemerintah sendiri telah menetapkan Undang-Undang mengenai pemungutan pajak yang dilakukan berdasarkan ketetapan yang berlaku. Pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, di mana diberi kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk pemungutan pajak daerahnya sendiri dan dapat meningkatkan akuntabilitas daerah. Di mana Pajak Daerah terbagi menjadi dua jenis, yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. Pajak Provinsi terdiri dari:


(2)

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4. Pajak Air Bawah dan Air Permukaan 5. Pajak Rokok

Sedangkan pajak Kabupaten/Kota yang terdiri dari:

1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame

5. Pajak Penerangan Jalan 6. Pajak Parkir

7. Pajak Mineral Bahan Logam dan Batuan 8. Pajak Air Tanah

9. Pajak Sarang Burung Walet

10.Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan 11.BPHTB

Salah satu kebijakan Pemerintah Daerah adalah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2002 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air. Dengan Peraturan Daerah ini Pemerintah Daerah akan mendapatkan pemasukan kas daerah melalui pemungutan Bea Balik Nama (BBN) Kendaraan


(3)

Bermotor. Pengenaan Pajak terhadap Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, merupakan potensial bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan adanya kepastian hukum, pemerintah yang kuat dalam menentukan dan memungut pajak dan di lain pihak masyarakat lebih memahami akan pentingnya pajak bagi pembangunan.

Jika dilihat kenyataannya di lapangan semakin banyak masyarakat yang memiliki kendaraan bermotor tentunya akan menambah pemasukan Pemerintah Daerah. Begitu besar manfaat dari realisasi penerimaan pajak untuk kesejahteraan masyarakat dan banyak kemudahan yang diberikan dalam pelaksanaan pembayaran tapi kenyataannya masih banyak orang yang tidak tahu bagaimana pelaksanaan pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. Seharusnya setiap pemilik kendaraan haruslah mengetahui tentang Bea Balik Nama ini dengan tujuan untuk memastikan keabsahan kepemilikan Kendaraan Bermotor Tersebut. Dalam hal mengetahui tentang Bea Balik Nama ini yang terpenting adalah bagaimana mengetahui tentang prosedur pelaksanaannya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang merupakan syarat kelulusan dari Program Diploma III Admininistrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara dengan judul : “Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) di Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara”.


(4)

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan suatu kegiatan penerapan ilmu yang diperoleh mahasiswa selama bangku perkuliahan agar mengenal situasi dunia kerja sekaligus untuk meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat bagi mahasiswa, pihak universitas, instansi atau badan yang dijadikan tempat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Demikian halnya oleh Mahasiswa Administrasi Perpajakan memiliki tujuan tersendiri. Adapun tujuannya adalah:

1.1 Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan pemungutan Bea Balik Nama

Kendaraan Bemotor Orang Pribadi.

1.2 Untuk mengetahui subjek dan objek serta tarif yang dikenakan terhadap Bea

Balik Nama Kendaraan Orang Pribadi.

1.3 Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesadaran masyarakat dalam

melakukan pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

1.4 Untuk mengetahui masalah yang terjadi dan bagaimana penanganan masalah

yang terjadi dalam prosedur pelaksanaan pemungut Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.


(5)

2. Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri 2.1 Bagi Mahasiswa

a. Mengaplikasikan teori yang dipelajari selama di bangku perkuliahan. b. Mengetahui lebih dalam tentang prosedur pemungutan Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor.

c. Meningkatkan komunikasi dan pendekatan dalam berinteraksi. d. Merangsang aktivitas dalam efisiensi dalam pelaksanaan tugas.

2.2 Bagi Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

a. Memperoleh ide-ide baru baik berupa efisiensi, peningkatan dan perbaikan sistem birokrasi Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.

b. Membina hubungan baik dengan Universitas Sumutera Utara

c. Sebagai salah satu sarana untuk menyebar luaskan informasi mengenai Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

2.3 Bagi Universitas Sumatera Utara

a. Meningkatkan hubungan kerja sama antara Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.


(6)

b. Memberikan uji nyata terhadap disiplin ilmu yang telah disampaikan melalui bangku perkuliahan.

c. Membuka interaksi antara dosen dan instansi pemerintah khususnya Dinas Pendapatan Daerah.

d. Mengusahakan adanya umpan balik untuk revisi kurikulum.

C. Uraian Teoritis 1. Defenisi Prosedur

Defenisi prosedur menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut, menurut Muhammad Ali, prosedur adalah tata cara kerja atau cara menjalankan suatu pekerjaan. Menurut Amin Widjaja, prosedur adalah sekumpulan bagian yang saling berkaitan, misalnya: orang, jaringan gudang yang harus dilayani dengan cara yang tertentu oleh sejumlah pabrik dan pada gilirannya akan mengirimkan pelanggan menurut proses tertentu. Kemudian menurut Kamaruddin, prosedur pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan prosedur-prosedur yang berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi. Sedangkan pengertian prosedur menurut Ismail Masya adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan

berulang-ulang diakses pada


(7)

Jadi berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan.

2. Defenisi Pajak

Pajak Daerah adalah sebagai sumber Pendapatan Daerah diharapkan menjadi sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintah daerah, yang bertujuan untuk meningkatkan dan meratakan kesejahteraan masyarakat (Marihot, 2005:170). Dengan demikian, Daerah mampu melaksanakan otonomi dengan maksud dapat membantu Rumah Tangganya sendiri.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh Orang Pribadi dan Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah, Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.


(8)

Sebelum membahas Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor lebih jauh, kita harus mendefenisikan pajak terlebih dahulu. Adapun pengertian pajak menurut Prof. Dr. MJH. Smets dalam (Ilyas, 2002:5), pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual, dimaksudkan untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Kemudian menurut Prof. DR. Rochmat Soemitro, SH dalam (Waluyo, 2010:3), pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Sedangkan menurut Prof. DR. P.J.A Adriani (Hukum Pajak) dalam (Nurmantu, 2003:12), pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib pajak membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas Negara untuk penyelenggaraan pemerintahan. dan yang terakhir menurut Lorey Beaulieu dalam (Devano, 2006:22), pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yan dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk menutupi belanja pemerintah.

Dari defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur:

1. Iuran dari rakyat kepada negara. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang).


(9)

2. Berdasarkan Undang-Undang. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan-aturan pelaksanaannya.

3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adaanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

3. Defenisi Kendaraan Bermotor

Kendaraan Bermotor adalah semua kenderaan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor (Siahaan, 2009:169). Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor (Bambang, 2003:168).

4. Defenisi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan hak milik Kendaraan Bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan atau pemasukan ke dalam badan usaha (Marihot, 2005:169).


(10)

5. Objek dan Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 2.1 Objek Pajak

Objek pajak dalam (Waluyo, 2010:99) dapat diartikan sebagai sasaran pengenaan pajak dan dasar untuk menghitung pajak yang terhutang. Sesuatu tersebut dapat berupa keadaan perbuatan dan peristiwa yang menjadi objek pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah penyerahan kepemilikan Kenderaan Bermotor. Termasuk penyerahan kendaraan bermotor adalah pemasukan kendaraan bermotor dari luar negeri untuk dipakai secara tetap di Indonesia, kecuali:

a. Untuk dipakai sendiri oleh orang pribadi yang bersangkutan.

b. Untuk diperdagangkan

c. Untuk dikeluarkan kembali dari Wilayah Pabean Indonesia.

d. Digunakan untuk pameran, penelitian, contoh dan kegiatan olahraga bertaraf Internasional kecuali apabila selama tiga tahun berturut-turut tidak dikeluarkan kembali dari wilayah Indonesia.

Dikecualikan dari pengertian Kendaraan Bermotor:

• Kereta Api

• Semata-mata digunakan untuk keperluan HANKAM

• Dimiliki/dikuasai Kedutaan, Konsulat PNA (atas Resiprositas), dan Lembaga Internasional (dibebaskan pajak dari pemerintah).


(11)

2.2 Subjek Pajak

Secara umum yang disebut sebagai subjek pajak bagi pajak daerah adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak.

a. Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah Orang Pribadi atau Badan yang dapat menerima penyerahan Kendaraan Bermotor.

b. Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Orang Pribadi atau Badan yang menerima Kendaraan Bermotor.

Formula perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dalam (Marihot, 2005:173)

Pajak Terutang = Tarif x Nilai Jual Kendaraan Bermotor

3. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

3.1 Dasar Pengenaan Pajak Bea Baik Nama Kendaraan Bermotor adalah Nilai Jual

Kendaraan Bermotor.

3.2 Nilai Jual Kendaraan Bermotor adalah harga pasaran umum suatau Kendaraan

Bermotor.

3.3 Harga Pasaran Umum adalah harga rata-rata yang diperoleh dari berbagai


(12)

3.4 Nilai Jual Kendaraan Bermotor ditetapkan berdasarkan harga pasaran umum

minggu pertama Desember tahun sebelumnya.

1. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor

Tabel 1.1 Tarif Pajak Kendaraan Bermotor dalam (Marihot, 2005:173) Kenderaan Bermotor Tarif atas Penyerahan Pertama Tarif atas Penyerahan Kedua, dst Tarif atas Penyerahan karena Warisan

Kendaraan bermotor

bukan umum. 10% 1% 0,1%

Kendaraan bermotor

umum. 10% 1% 0,1%

Kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.

3% 0,3% 0,03%

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri, yaitu :

1. Prosedur pelaksanaan pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Orang Pribadi.

2. Subjek dan objek serta tarif yang dikenakan terhadap Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Orang Pribadi.

3. Tingkat kesadaran masyarakat dalam melakukan pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Orang Pribadi.


(13)

4. Masalah yang terjadi dan bagaimana penanganan masalah yang terjadi dalam prosedur pelaksanaan pemungut Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Orang Pribadi.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi metode dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, penulis akan melakukan metode-metode terapan yang telah dibuat sesuai dengan ketentuan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yaitu :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan beberapa persiapan, mulai dari penentuan

topik yang akan diangkat, pengajuan judul, penentuan judul proposal, penentuan tempat pelaksanaan praktik, pengurusan administrasi dan izin serta konsultasi dengan pihak dosen.

2. Studi Literatur

Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan berbagai sumber bacaan yang berhubungan dengan objek pembahasan untuk mendukung penulisan laporan tugas akhir.

3. Observasi Lapangan

Pada tahap ini penulis melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap data yang ada pada Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara. Serta


(14)

mempelajari data-data yang berhubungan dengan masalah-masalah yang akan dibahas yang nantinya akan dijadikan bukti dalam daftar dokumen penulis.

4. Pengumpulan Data

Dalam hal ini yang menjadikan laporan penulis sesuai data yang diperoleh, darimana dan bagaimana data tersebut diperoleh. Dengan memperlihatkan lokasi, penulis mengadakan Praktik kerja Lapangan Mandiri dan sumber-sumber yang digunakan penulis untuk penambahan data, misalnya buku-buku mengenai materi yang akan dibahas, wawancara yang akan dilakukan penulis, dan lainnya.

Penulis Melakukan Pengumpulan Data melalui :

4.1 Data Primer : data yang diperoleh melalui wawancara terhadap

orang-orang yang dianggap mampu memberikan masukan dan informasi serta observasi penulis di lapangan tempat objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

4.2 Data Sekunder : data/informasi yang diperoleh melalui studi literatur

seperti sumber-sumber pustaka, undang-undang, dokumentasi maupun literatur lain yang berhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang dibutuhkan, penulis akan melakukan analisis dan evaluasi sehingga diperoleh data yang saling mendukung dan akurat dalam bentuk tulisan yang bersifat deskriptif dan informatif.


(15)

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data di atas adalah sebagai berikut

1. Wawancara (Interview) yaitu, dengan mengadakan pembicaraan langsung

terhadap pegawai dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.

2. Pengamatan (Observasi) yaitu, dengan melakukan pengamatan langsung atas

kegiatan yang dilakukan di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.

3. Studi Dokumentasi yaitu, dengan mengumpulkan catatan-catatan, data-data

mengenai pemeriksaan pajak Kenderaan Bermotor pada Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan akhir adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai Latar Belakang yang menjadi pemikiran dalam penyusunan laporan, Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Uraian Teoritis, Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode


(16)

Praktik kerja Lapangan Mandiri, Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan.

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRATIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Bab ini memberikan gambaran umum mengenai lokasi penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam bab ini juga akan diuraikan mengenai struktur organisasi, tugas dan fungsi dari Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.

BAB III : GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MANDIRI

Dalam bab ini penulis menguraikan pengertian secara teoritis dan teori-teori yang berkaitan dengan tingkat kepatuhan membayar Pajak Kenderaan Bermotor.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Pada bab ini penulis menganalisis dan mengevaluasi masalah yang dihadapi mengenai masalah yang timbul dan alternatif pemecahan masalah tersebut.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dari uraian sebelumya, di samping untuk dikemukakan juga saran yang kiranya dapat


(17)

dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki kelemahan yang ada dibidang perpajakan.


(1)

3.4 Nilai Jual Kendaraan Bermotor ditetapkan berdasarkan harga pasaran umum

minggu pertama Desember tahun sebelumnya.

1. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor

Tabel 1.1 Tarif Pajak Kendaraan Bermotor dalam (Marihot, 2005:173) Kenderaan Bermotor Tarif atas Penyerahan Pertama Tarif atas Penyerahan Kedua, dst Tarif atas Penyerahan karena Warisan

Kendaraan bermotor

bukan umum. 10% 1% 0,1%

Kendaraan bermotor

umum. 10% 1% 0,1%

Kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.

3% 0,3% 0,03%

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri, yaitu :

1. Prosedur pelaksanaan pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Orang Pribadi.

2. Subjek dan objek serta tarif yang dikenakan terhadap Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Orang Pribadi.

3. Tingkat kesadaran masyarakat dalam melakukan pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Orang Pribadi.


(2)

4. Masalah yang terjadi dan bagaimana penanganan masalah yang terjadi dalam prosedur pelaksanaan pemungut Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Orang Pribadi.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi metode dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, penulis akan melakukan metode-metode terapan yang telah dibuat sesuai dengan ketentuan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yaitu :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan beberapa persiapan, mulai dari penentuan

topik yang akan diangkat, pengajuan judul, penentuan judul proposal, penentuan tempat pelaksanaan praktik, pengurusan administrasi dan izin serta konsultasi dengan pihak dosen.

2. Studi Literatur

Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan berbagai sumber bacaan yang berhubungan dengan objek pembahasan untuk mendukung penulisan laporan tugas akhir.

3. Observasi Lapangan

Pada tahap ini penulis melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap data yang ada pada Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara. Serta


(3)

mempelajari data-data yang berhubungan dengan masalah-masalah yang akan dibahas yang nantinya akan dijadikan bukti dalam daftar dokumen penulis.

4. Pengumpulan Data

Dalam hal ini yang menjadikan laporan penulis sesuai data yang diperoleh, darimana dan bagaimana data tersebut diperoleh. Dengan memperlihatkan lokasi, penulis mengadakan Praktik kerja Lapangan Mandiri dan sumber-sumber yang digunakan penulis untuk penambahan data, misalnya buku-buku mengenai materi yang akan dibahas, wawancara yang akan dilakukan penulis, dan lainnya.

Penulis Melakukan Pengumpulan Data melalui :

4.1 Data Primer : data yang diperoleh melalui wawancara terhadap

orang-orang yang dianggap mampu memberikan masukan dan informasi serta observasi penulis di lapangan tempat objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

4.2 Data Sekunder : data/informasi yang diperoleh melalui studi literatur

seperti sumber-sumber pustaka, undang-undang, dokumentasi maupun literatur lain yang berhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang dibutuhkan, penulis akan melakukan analisis dan evaluasi sehingga diperoleh data yang saling mendukung dan akurat dalam bentuk tulisan yang bersifat deskriptif dan informatif.


(4)

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data di atas adalah sebagai berikut

1. Wawancara (Interview) yaitu, dengan mengadakan pembicaraan langsung

terhadap pegawai dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.

2. Pengamatan (Observasi) yaitu, dengan melakukan pengamatan langsung atas

kegiatan yang dilakukan di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.

3. Studi Dokumentasi yaitu, dengan mengumpulkan catatan-catatan, data-data

mengenai pemeriksaan pajak Kenderaan Bermotor pada Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan akhir adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai Latar Belakang yang menjadi pemikiran dalam penyusunan laporan, Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Uraian Teoritis, Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode


(5)

Praktik kerja Lapangan Mandiri, Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan.

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRATIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Bab ini memberikan gambaran umum mengenai lokasi penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam bab ini juga akan diuraikan mengenai struktur organisasi, tugas dan fungsi dari Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.

BAB III : GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MANDIRI

Dalam bab ini penulis menguraikan pengertian secara teoritis dan teori-teori yang berkaitan dengan tingkat kepatuhan membayar Pajak Kenderaan Bermotor.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Pada bab ini penulis menganalisis dan mengevaluasi masalah yang dihadapi mengenai masalah yang timbul dan alternatif pemecahan masalah tersebut.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dari uraian sebelumya, di samping untuk dikemukakan juga saran yang kiranya dapat


(6)

dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki kelemahan yang ada dibidang perpajakan.


Dokumen yang terkait

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

5 111 72

Dasar Penetapan Pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Kabanjahe.

2 76 52

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Kantor Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Tebing Tinggi.

1 81 52

Pelaksanaan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Sidikalang

1 48 63

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

4 84 71

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( Bbn-Kb ) Di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap ( Samsat ) Medan Utara

4 71 140

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( Bbn-Kb ) Di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap ( Samsat ) Medan Utara

0 0 7

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( Bbn-Kb ) Di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap ( Samsat ) Medan Utara

0 0 12

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( Bbn-Kb ) Di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap ( Samsat ) Medan Utara

0 0 2

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( Bbn-Kb ) Di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap ( Samsat ) Medan Utara

0 0 65