Mekanisme Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Rantau Prapat.

(1)

TUGAS AKHIR

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI TENTANG

MEKANISME PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR PADA KANTOR SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT)

RANTAUPRAPAT

DIAJUKAN O L E H

NAMA : BHAKTI HELVI RAMBE NIM : 062600065

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menamatkan Studi Pada Studi Diploma III

Administrasi perpajakan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN   FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK 

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  MEDAN 


(2)

KATA PENGANTAR

Pertama sekali, saya ingin mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena dengan segala ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir serta mengatasi segala kendala yang dihadapi baik dalam penulisan maupun pelaksanaanya di lapangan. Terima kasih atas segala kehidupan yang begitu indah dan berwarna yang dirasakan penulis, terma kasih ya ALLAH, telah menberikan keluarga yang begitu sayang kepada penulis. Sholawat beriring salam mari kita hadiahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW mudah-mudahan kita mendapat syafaat nya dikemudian hari.

Adapun tugas akhir saya berjudul “Mekanisme Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor SAMSAT Rantauprapat”. Saya sangat tertarik pada judul ini karena menurut saya kendaraan bermotor tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat sekarang. Pajak kendaraan bermotor adalah salah satu objek yang memberikan sumbangan yang cukup besar dalam penerimaan pendapatan asli daerah (PAD). Dari hasil pendapatan pajak kendaraan bermotor tersebut dimasukkan ke dalam pendapatan daerah yang digunakan untuk membangun fasilitas-fasilitas yang berguna untuk masyarakat umum terutama pemilik kendaraan bermotor tersebut.


(3)

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis di dukung oleh orang-orang yang berjasa di sekitar penulis, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. M. Arif Nst, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatera Utara dan Drs. Humaizi MA selaku pembantu Dekan I. 2. Drs. H. Husni Thamrin Nst, Msi selaku Ketua Jurusan PRODIP III Administrasi

Perpajakan FISIP USU.

3. Kepada Bang Faisal Eriza, S.Sos, MSP selaku Dosen pembimbing penulis, thank ya bang atas bimbingannya, walaupun sering bimbingan tapi saya gak pernah bosan kok bang.

4. Kepada para Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

5. Kepada Bapak Sofian Nur,SIP, Pak Fadhur Rahman, SH dan kak Lina terimakasih atas bantuanya yang begitu besar sewaktu penulis melakukukan riset di Kantor SAMSAT Rantauprapat.

6. Buat orang tuaku tercinta, my mother you are the best mom in the world, terimakasih atas doa, dukungan, perhatian dan kasih sayangnya yang begitu besar buat penulis.i love u so much. You are the most important thing in my life, buat Alm ayah, Ayah adalah yang paling baik di dunia selama hidup saya sekalipun tidak pernah dimarahi ayah saya, walaupun saya buat salah, saya yakin ayah pasti ada di tempat yang indah.


(4)

7. Buat saudara-saudaraku semuanya terima kasih atas doa dan dukungannya yang sangat besar buat penulis.

8. Buat k’ puan (kpn nikahnya jeng), buat bang ansor (pertahankan y kesolehanmu), k’nisa, k’ umi dll mudah2an rezekinya lancar terus. buat yais, rizki, nita, Guntur, dani, ari, Sali, Iqbal, anna, dkk yang imut2 lainnya semoga nanti kalau udah besar jadi anak yang pintar y, buat yana n yani cepat sembuh y, ibuk sayang sama kalian semua.

9. Buat sahabat2 ku tercinta aang, liza, dhani, arien, raja, edi, siti, amry, indah, nora, rama wati, doni, ari, sry, may, umi, siska, bg suni, bg riyal, bg doli, bg alom saya sayang sama kalian semua, jgn pernah lupain saya ya.

10.Buat semua teman-teman di kelas B terimakasih y, saya tidak akan pernah lupa sama masa kita sewaktu belajar sama-sama di kelas dulu. semoga semua yang kita cita-citakan dikabulin oleh ALLAH SWT ya. Amin…………..

Penulis menyadari bahwa dalam pemnyusunan tugas akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran-saran dari pembaca sekalian demi perbaikan di masa yang akan datang.

Medan, 5 juni 2009


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….. .. iii

DAFTAR ISI……… iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PKLM……….. 1

B. Tujuan dan manfaat PKLM……….. 5

C. Ruang Lingkup………. 7

D. Metode Prakti Kerja Lapangan Mandiri……… 8

E. Metode Pengumpulan Data……….. 9

F. Sistematika Penulisan Laporan………. 10

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR SAMSAT RANTAUPRAPAT A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Sumatera Utara………... 12

B. Srukutur Organisasi Kantor SAMSAT Rantauprapat…… 14

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi……… 14

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK KENDARAAN BERMOTOR A. Pengertian Pajak……… 23

B. Fungsi Pajak……….. 25

C. Jenis-Jenis pajak……… 29


(6)

E. Subjek dan Objek pajak Kendaraan bermotor……… 32

F. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor………. 34

G. Pendaftaran Kendaraan Bermotor………... 37

H. Proses Pemungutan PKB……… 38

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA A. Analisis Data Penetapan Target Dan Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tahun Anggaran 2007-2008………. 42

B. Analisis Data Realisasi PKB Pada Dipenda Propsu UPT Rantauprapat Januari s/d Desember 2008……… 43

C. Analisis Data Kendaraan Bermotor Yang Melaksanakan Pembayaran STNK dan Pembayaran PKB serta BBN-KB Januari s/d Desember 2008……… 45

D. Hambatan-hambatan dalam Mekanisme Pengenaan PKB 47 E. Upaya yang dilakukan oleh Kantor SAMSAT Rantauprapat dalam meningkatkan penerimaan PKB………. 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………. 50

B. Saran………... 52 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL

A. Daftar Kepegawaian Kantor SAMSAT Rantauprapat………. 22 B. Target dan Realisasi PKB Pada Dipenda Propinsi Sumatera Utara UPT

Rantauparapat Tahun Anggaran 2007-2007……….. 41 C. Realisasi PKB Pada Dipenda Propsu UPT Rantauparapa

Januari s/d desember 2008………. 43 D. Kendaraan Bermotor Yang Melakukan Pengesahan STNK dan Pembayaran PKB

serta BBN-KB Januari s/d desember 2007 dan 2008……… 45 DAFTAR GAMBAR

A. Susunan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendapatan Provinsi Sumatera Utara……….. 20 B. Susunan Struktur Organisasi DIPENDA Sumatera Utara………. 21


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Sebagai daerah otonom, maka daerah berhak untuk mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakatnya. Hal ini memberikan dampak dimilikinya sejumlah kewenangan bagi daerah sebagai wujud nyata dari otonomi yang dimiliki oleh daerah. Pelaksanaan kewenangan tersebut harus dilakukan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga masing-masing daerah disamping mengakomodasi kepentingan daerahnya sendiri juga dapat mengakomodasikan kepentingan yang lebih luas bagi daerah lainya maupun secara nasional.

Daerah provinsi juga memiliki kewenangan sebagaimana layaknya daerah otonom sehingga daerah provinsi dapat melakukan prakarsa sendiri untuk kepentingan masyarakatnya. Kewenangan untuk melakukan prakarsa sendiri harus di terjemahkan bahwa daerah provinsi memiliki kewenangan dan kemampuan untuk mendefinisikan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat. dengan demikian, di samping kewenangan-kewenangan yang secara lnisiatif diberikan oleh pemerintah


(9)

pusat pada daerah provinsi, maka apabila masyarakat menghendaki dan membutuhkan kewenangan tersebut dapat dikembangakan.

Demikian pula halnya dengan kewenangan daerah provinsi untuk memungut pajak daerah sebagai salah satu sumber penerimaan daerah. Maka kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pembangunan akan lebih dinamis dan berkualitas, dimana hal ini harus di fasilitasi oleh daerah provinsi, untuk dapat memberikan fasilitas tersebut, maka kewenangan daerah provinsi harus melakukan prakarsa sendiri berdasarkan kebutuhan masyarakatnya agar masyarakat mendapat banyak keuntungan.

Konsep otonomi sebagimana disebutkan di atas memberikan warna kegiatan pembangunan di daerah, terutama pembangunan di bidang ekonomi. Namun perlu diingat bahwa kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dibidang ekonomi pada dasarnya bersifat stimulan untuk memacu kegiatan ekonomi dalam masyarakat. Pada akhirnya, maka pemerintah daerah berfungsi sebagai fasilitator.

Pada prinsipnya sebagian besar daerah di Indonesia termasuk daerah Kabupaten Labuhan batu, memperoleh pendapatan daerah dari sektor pajak daerah.hal ini menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh dari sektor pajak daerah merupakan salah satu sumber yang memberikan kontribusi yang cukup penting bagi kemajuan suatu daerah.


(10)

Salah satu objek yang memberikan sumbangan yang cukup besar dalam penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) adalah pajak kendaraan bermotor. Pajak kendaraan bermotor adalah pajak yang dikenakan terhadap kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor, kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih serta gandenganya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknis berupa motor dan peralatan lainya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar yang bergerak.

Dengan adanya praktik kerja lapangan (PKLM) ini mahasiswa di harapkan dapat mengetahui mekanisme pengenaan pajak kendaraan bermotor, serta kendala-kendala apa saja yang di hadapi oleh Kantor samsat Rantauprapat dalam hal pajak kendaraan bermotor, praktik kerja lapangan mandiri ini juga dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi mahasiswa, karena dengan kegiatan tersebut mahasiswa lebih memahami dunia kerja.

Dalam mekanisme pengenaan pajak kendaraan bermotor terdapat suatu konsep yang berguna untuk mengatur besarnya jumlah pajak yang harus dibayar oleh si pemilik kendaraan bermotor, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis kendaraan bermotor yang ditentukan, jenis-jenis kendaraan bermotor yana dimaksud adalah :

a) Jenis kendaraan darat, contohnya : truk, sedan, sepeda motor, bus, dll b) Jenis kendaraan air, contohnya : boat, kapal penumpang (ferry), dll


(11)

c) Jenis kendaraan udara, contohnya : pesawat terbang, helikopter, dll.

Kendaraan bermotor tersebut di atas dikenakan pajak kendaraan bermotor karena bertenaga mesin, jadi jenis kendaraan yang menggunakan motor wajib dikenakan, dan hasil pendapatan dari pajak kendaraan bermotor tersebut di masukkan kedalam pendapatan daerah yang di gunakan utuk membangun fasilitas-fasilitas yang berguna untuk masyarakat umum terutama pemilik kendaraan bermotor tersebut.

Prosedur-prosedur yang harus dilakukan dalam mekanisme pengenaan pajak kendaraan bermotor tersebut adalah :

a) Pemilik kendaraan bermotor tersebut harus membayar pajak kendaraan bermotor dengan jumlah yang sudah ditetapkan oleh Kantor SAMSAT sesuai dengan jenis kendaran bermotor untuk setiap tahunnya.

b) Apabila pemilik kendaraan bermotor terlambat ataupun tidak membayar pajak tersebut sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan maka pemilk tersebut dikenakan sanksi ataupun denda sesuai dengan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya

c) Pemilk diwajibkan untuk mengurus surat-surat penting kepemilkan kendaraan bermotor seperti : STNK, SIM, dan lain-lain sebagai syarat-syarat dalam penggunaan kendaraan bermotor untuk kehidupan sehari-hari.

Untuk melaksanakan mekanisme pengenaan pajak kendaraan bermotor, pemerintah tidaklah selalu berhasil karena terjadi kendala atau masalah seperti :


(12)

banyaknya pemilk kendaraan bermotor yang tidak taat pajak dan adanya kepemilikan kendaraan secara tidak sah (ilegal).

Selain masyarakat, pemerintah juga kadang-kadang mengalami masalah yaitu dengan adanya kenaikan pajak kendaraan bermotor dari tahun ketahun karena terjadinya krisis moneter di Indonesia.

B.Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri. 1. Tujuan dari PKLM adalah :

a. Untuk mengetahui mekanisme (tatacara) pengenaan pajak kendaraan bermotor dan kegiatan di kantor SAMSAT Rantauprapat.

b. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh kantor SAMSAT Rantauprapat dalam hal pajak kendaraan bermotor.

2. Manfaat Dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah : a. Bagi Mahasiswa

1. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh di perkuliahan khususnya di Administrasi Perpajakan FISIP USU kedalam permasalahan yang dihadapi di dalam PKLM di Kantor SAMSAT Rantauprapat dan ikut bergabung langsung sekaligus berperan serta ke dalam lingkunga kerja di instansi tersebut.

2. Mempelajari keahlian dan perilaku baru, meningkatkan komunikasi dan pendekatan serta menerapkan (mempraktikan) ilmu yang didapat di bangku perkuliahan didalam suatu pekerjaan yang sebenarnya.


(13)

3. Memperbaiki sikap dalam hal kedisiplinan dan tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan.

4. Mempelajari bentuk kerja sama tim yang baik.

5. Memberikan pengalaman secara langsung kepada mahasiswa terhadap situasi kerja yang sebenarnya.

6. Mengembangkan cara berfikir dan bertindak serta meningkatkan daya penalaran mahasiswa dalam penyajian laporan secara terpadu dan ilmiah b. Bagi Kantor SAMSAT Rantauprapat

1. Sebagai sarana untuk mempromosikan hubungan baik dengan Universitas Sumatera Utara khususnya FISIP.

2. Meningkatkan kerja sama dengan lembaga pendidikan dalam meningkatkan kualitas SDM.

3. Dengan di laksanakannya PKLM bagi mahasiswa dituntut sumbangsihnya terhadap instansi baik berupa saran maupun kritikan yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan dan menigkatkan kinerja di lingkungan instansi tersebut.

c. Bagi Program Studi DIII Administrasi Perpajakan

1. Meningkatkan hubungan kerja sama FISIP USU dengan Kantor SAMSAT Rantauprapat.


(14)

3. Mempromosikan kegunaan dan kualitas sumber daya manusia Universitas khususnya di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan USU. 4. Membuat interaksi antara dosen dengan instansi pemerintah yang

bersangkutan dalam memeberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima mahasiswa melalui PKLM.

5. Guna meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan serta memantapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya khususnya di bidang perpajakan.

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Objek-objek yang akan diteliti terutama dalam “ Mekanisme Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor ” adalah :

1. Prosedur ataupun cara-cara perhitungan pajak kendaraan bermotor untuk tiap jenisnya seperti, truk, sedan, minibus dan sepeda motor.

2. Bentuk-bentuk sanksi ataupun denda yang akan dikenakan kepada pemilik kendaraan bermotor yang tidak taat pajak.

3. Informasi data-data pajak kendaraan bermotor yang telah terbayar melalui unit teknis dinas (UPTD) Pendapatan Daerah Rantauprapat di Ka. Seksi pajak kendaraan bermotor.


(15)

5. Realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor tahun angaran 2007-2008 yang informasinya dapat diperoleh di Ka. Seksi pajak kendaraan bermotor.

Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam PKLM adalah di sini penulis akan berusaha semaksimal mungkin dalam menggeluti hal-hal yang berkaitan dengan mekanisme pengenaan pajak kendaraan bermotor dan akan mencari data dan informasi yang berasal dari kantor SAMSAT Rantauprapat sebagai bahan referensi untuk mengetahui dan mendalami cara kerja (mekanisme) pada Kantor SAMSAT Rantauprapat.

D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Metode yang digunakan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari pengajuan judul, menentukan judul, menentukan tempat PKLM di Kantor SAMSAT Rantauprapat mencari bahan untuk pembuatan laporan hingga melakukan konsultasi pada pihak dosen.

2. Studi Literatur

Penulis melakukan studi literatur ke berbagai sumber bacaan yang berkaitan dengan judul dari proposal terebut.


(16)

Penulis melakukan observasi lapangan di Kantor SAMSAT Rantauprapat selama kurang lebih satu bulan, dalam observasi ini penulis memberikan surat pengantar untuk melaksanakan PKLM dan melakukan pengamatan terhadap data yang akan diminta di Kantor SAMSAT.

4. Pengumpulan Data

Penulis melakukan pengumpulan data melalui data primer yang diperoleh dari pihak yang berkompetensi mengenai pajak jendaraan bermotor melalui wawancara dan pengamatan, serta data skunder yang diperoleh dari data-data dokumentasi untuk menunjang keberhasilan dari topik yang akan dibahas, dalam hal ini data-data bersumber dari kantor SAMSAT Rantauprapat

5. Analisis dan Evaluasi Data

Penulis menganalisis dan mengevaluasi data mengenai mekanisme pengenaan pajak kendaraan bermotor.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan penulis dalam pengumpulan data berupa :

1. Daftar Observasi (Observation Guide)

Yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan dikantor SAMSAT Rantauprapat untuk melihat dan mengetahui berbagai fenomena yang akan dihadapi dalam melaksanakan PKLM.


(17)

2. Daftar Wawancara (Interview Guide)

Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung terhadap pihak kantor SAMSAT Rantauprapat yang dianggap mampu memberikan masukan data informasi yang bermanfaat bagi penyusunan laporan.

3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide)

Daftar dokumentasi dapat berupa struktur organisasi Kantor SAMSAT Rantauprapat dan dokumentasi Yang lain sebagai pelengkap dari laporan PKLM ini.

F. Sistematika Penulisan Laporan

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan akhir adalah sabagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan laporan, tujuan dan manfaat PKLM ruang lingkup, metode penelitian, serta sistematika penulisan.


(18)

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR SAMSAT RANTAUPRAPAT Dalam Bab ini penulis menguraikan berbagai fenomena-fenomena yang

terjadi dan alternatif pemecahan masalah, keadaan permasalahan, serta struktur organisasi dan instansi tempat penulis melakukan PKLM, dan data yang diperoleh dari Kantor SAMSAT Rantauprapat.

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

Dalam Bab ini penulis menguraikan cara sistematika tentang setiap bidang kegiatan dan bentuk apa saja yang telah dilakukan selama masa PKLM.

BAB IV ANLISIS DAN EVALUASI DATA

Pada Bab ini penulis mengemukakan tentang analisa dan evaluasi terhadap data-data yang berhubungan dengan judul laporan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dan saran terhadap permasalahan yang penulis hadapi selama melaksanakan PKLM


(19)

BAB II

GAMBARAN UMUM KANTOR SAMSAT RANTAUPRAPAT

A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Sumatera Utara.

 

Pada mulanya urusan pengelolaan pajak dan pendapatan daerah berada dibawah biro keuangan pada sekretariat wilayah Propinsi Sumatera Utara, yaitu merupakan salah satu bagian, selanjutnya berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sumatera Utara nomor 108/II/GSU Tanggal 6 Maret 1973 tentang susunan organisasi dan tata cara sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Utara maka Biro Keuangan ditingkatkan menjadi “Direktorat keuangan”

Dengan demikian tentu bagian pajak dan pendapatan daerah berubah menjadi “Sub Direktorat”, pendapatan daerah pada direktorat keuangan tersebut dengan terbitnya SK Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sumatera Utara tanggal 1 April 1975, No.137/II/GSSU, terhitung mulai April 1975, maka sub direktorat pendapatan daerah ditingkatkan menjadi “Direktorat Pendapatan Daerah”

Pada Tanggal 1 September 1975, keluarlah surat Mentri Dalam Negeri Nomor KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I dan Tingkat II diseluruh Indonesia, maka bersama dengan itu direktorat pendapatan daerah diubah statusnya menjadi “Dinas Pendapatan Daerah”

Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Sumatera Utara adalah berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah propinsi Sumatera Utara Tanggal 31


(20)

Maret 1976 No. 143/II/GBU, dengan persetujuan DPRD pembetukan dinas ini ditetapkan dalam peraturan daerah Propinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 1976.

Kemudian sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2743/S tahun 1999 tentang tata kerja pemerintah daerah maka terhitung sejak tanggal keluarnya surat ini, menjadi “ Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Sumatera Utara” yang terdiri dari 15 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendapatan yaitu :

1. UPTD MEDAN UTARA 2. UPTD MEDAN SELATAN 3. UPTD BINJAI

4. UPTD PEMATANG SIANTAR 5. UPTD KISARAN

6. UPTD RANTAUPRAPAT 7. UPTD PADANG SIDEMPUAN 8. UPTD TEBING TINGGI 9. UPTD KABANJAHE 10.UPTD SIBOLGA 11.UPTD SIDIKALANG 12.UPTD GUNUNG SITOLI 13.UPTD BALIGE

14.UPTD STABAT


(21)

Dalam hal ini penulis akan membahas UPTD Rantauprapat yang sering disebut juga Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Rantauprapat berdiri sejak 1980, SAMSAT merupakan wadah yang melaksankan tugas secara bersama 3 (tiga) instansi yaitu :

a) Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara b) Kepolisian

c) P.T Asuransi Jasa Raharja. B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan uraian jabatan dan tugas unit-unit kerja yang terdapat dalam satu organisasi, sesuai dengan surat Gubernur Propinsi Sumatera Utara Nomor : 061/6974/2002, Tanggal 5 September 2002 perihal penyusunan standart prosedur kerja organisasi dinas-dinas daerah Propinsi Sumatera Utara dan berpedoman pada keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 060.245.K/ Tahun 2002, Tanggal 13 Mei 2002 tentang tugas, fungsi, dan tata kerja dinas pendapatan Propnsi Sumatera Utara, maka disusunlah uraian tugas, susunan standart prosedur kerja masing-masing pegawai di lingkungan UPTD Propinsi Sumatera Utara Rantauprapat, sbb :

A. Kepala unit pelayanan teknis (Ka.UPT) DIPENDA PROPSU RANTAUPRAPAT


(22)

1. Membantu kepala dinas dalam pengadaministrasian, pengutipan dan penyetoran Pajak Kendaraan Bermotor, Kendaraan di Atas Air (PKBKAA), Bea Balik Nama - Kendaraan di Atas Air (BBN-KAA), Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah, Air Permukaan Umum (ABT/APU), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB)

2. Untuk melaksanakan tugas sabagaimana disebut diatas, Ka. UPT menyelenggarakan fungsi :

a. dan penyempurnaan standart-standart pendataan potensi, penyuluhan, pengadministrasian, pengutipan, dan penyetoran serta pelaporan hasil pengutipan PKB-KAA, BBN-KBKAA, PPP-ABT/APU, PKDA, PBB-KB, Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain.

b. Optimalisasi pendapatan potensi pengadministrasian, pengutipan dan penyetoran ke kas daerah pelaporan hasil pengutipan PKB-KAA, BBN-KB-KAA, PPP-ABT/APU, PKDA retribusi dan pendapatan lain-lain serta pelaporannya sesuai dengan ketentuan dan standart yang ditetapkan.

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kadis sesuai bidang, tugas dan fungsinya.

d. Memberikan masukan yang perlu kepada kadis dan wakadis sesuai dengan fungsinya.


(23)

e. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada kadis dan wakadis, sesuai dengan standart yang ditetapkan

B. Kepala Bagian Tata Usaha Yang mempunyai tugas :

1. Menyusun rencana kebutuhan keuangan, personil dan peralatan UPT, sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

2. Menyelenggarakan pengelolaan keuangan, personil, peralatan, dan katatausahaan UPT, sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan. 3. Menghimpun bahan/ data dari seksi lainya, untuk pembukuan dan

pelaporan hasil pengutipan PKB-KAA, PPP-ABT/APU dan PBB-KB, PKDA, Retribusi dan pendapatan lain-lain sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ka.UPT sesuai bidang dan tugasnya.

5. Melapor dan mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugasnya kepada Ka. UPT sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

C. Kasi PKB/BBN-KB Yang mempunyai tugas :


(24)

1. Melaksanakan penetapan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PKB/ BBN-KB) serta pembukuannya. 2. Mengkoordinir pelaksanaan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor

(PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. D. Kasi PKDA (Kepala Seksi Pajak Kendaraan Diatas Air)

Yang mempunyai tugas :

1. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/ pengajuan keberatan dari wajib pajak, membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan pajak kendaraan di atas air, serta BBN-KDA, sesuai ketentuan standart yang di tetapkan.

2. Melaksanakan tugas lain yang di berikan K.a UPT sesuai dengan bidang dan tugasnya.

3. Memberikan masukan yang perlu kepada K.a UPT sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ka. UPT sesuai standart yang di tetapkan.

E. Kasi PPP-ABT/APU (Kepala Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah/Air Permukaan Umum).

Yang mempunyai tugas :

1. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/ pengajuan keberatan dari wajib pajak, membuat


(25)

daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda pajak pengambilan dan pemanfaatan ABT-APU dan PBB-KB, sesuai standart yang ditetapkan. 2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan K.a UPT sesuai dengan

bidang dan tugasnya.

3. Memberikan masukan yang perlu kepada K.a UPT sesuai dengan bidang dan tugasnya.

4. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ka. UPT sesuai standart yang ditetapkan.

F. Kasi Retribusi

Yang mempunyai tugas :

1. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/ pengajuan keberatan dari wajib pajak, membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda retribusi, sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan K.a UPT sesuai dengan bidang dan tugasnya.

3. Memberikan masukan yang perlu kepada kepala K.a UPT sesuai dengan bidang dan tugasnya.

4. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada K.a UPT sesuai standart yang ditetapkan


(26)

G. Kasi Pendapatan Lain-Lain (PLL) Yang mempunyai tugas :

1. Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/ pengajuan keberatan dari wajib pajak, membuat daftar jumlah tagihan wajib pajak, tunggakan dan denda setiap pendapatan lain-lain, sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

2. Melaksanakan tugas lain yang di berikan K.a UPT sesuai dengan bidang dan tugasnya

3. Memberikan masukan yang perlu kepada K.a UPT sesuai dengan bidang dan tugasnya.

4. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada K.a UPT sesuai standart yang ditetapkan.


(27)

Gambar 2. 1

Susunan Unit PelaksanaTeknis Dinas (UPTD) Pendapatan Provinsi Sumatera Utara di Rantauprapat. 

KEPALA 

UPTD RANTAU PRAPAT

SUB BAG TU 

Kepala Seksi 

ABT/APU 

Kepala Seksi  PKB/BBN‐KB 

Kepala Seksi  PLL 

Kepala Seksi  Kepala Seksi 

PKDA  Retribusi  

Sumber : Kantor SAMSAT Rantauprapat, 2009

         


(28)

      Gambar 2. 2  Struktur Organisasi DIPENDA Sumatera Utara                                      Sumber : Kantor SAMSAT Rantauprapat, 2009  Kepala Dinas Wkl Kepala Dinas Fungsional  Bagian Tata Usaha

Subbag Keu Subbag UmKap Subbag Kepeg  Subbag org.hkim

Subdis Binram  Subdis PKB/KAA  Subdis Pjk ABT/APU  Subdis Ret/PLL Subdis Dalbin  & PBB KB

Seksi   Seksi Teknis  Perpajakan  Seksi Teknis  Perpajakan  Lain‐lain  Seksi Teknis  Retribusi  Seksi  Pengendalian  Keu & Material Perencanaan &  Seksi  Penyuluhan  Seksi Sengketa  Pjk & Keberatan  Seksi Sengketa  Pjk & Keberatan Seksi Bagi Hasil  Pjk/Bukan Pajak  Seksi  Pengendalian  Seksi Evaluasi &  Monitoring  Seksi  Pembukuan &  Seksi  Pembukuan &  Seksi  Penerimaan  Seksi  Pembinaan  Seksi  Pembukuan & 

UPT   UPT  UPT 

UPT MEDAN  UTARA  UPT MEDAN  SELATAN  UPT  PEMATANG  UPT PADANG  SIDEMPUAN 


(29)

Tabel 2. 1

Daftar Kepegawaian Kantor SAMSAT Rantauprapat Menurut Pangkat/ Golongan dan Jabatan

NO

NAMA

NIP GOL JABATAN

1

Drs.H.M.SYAFII Nasution 19560914.198712.1.002

IV/b

Ka.UPT DIPENDA RANTAUPRAPAT 2 ISMAIL,SE 19530701.197121.1.001 III/C PELAKSANA

TUGAS SUBAG T.U 3 M.HIDAYATI PULUNGAN 19690204.198903.2.003 III/b STAF 4 ENDANG SUNARDI,SE 19610302.199108.1.001 III/b PKKP 5 FADHUR RAHMAN,SH 19750324.199803.1.003 III/a STAF

6 LISMAWATI 19720314.200701.2.001 II/a STAF

7 IMELDA 19790819.200701.1.001 II/a STAF

8 SOFIAN NUR,SIP 19630802.199007.1.001 III/b PELAKSANA TUGAS KEPALA

SEKSI PKB 9 MHD ALI HANAFIAH 19550506.197812.1.001 III/b STAF

10 MULKAN 19570413.198409.1.001 III/b STAF

11 NURLELIYANTI,SE 19650901.198712.2.001 III/b STAF

12 ROHANA 19620220.199003.2.004 II/d STAF

13 TENTING HARMIAH 19771124.200801.2.001 II/a STAF

14 SUBURMAN 19560601.198503.1.002 II/b STAF

15 H.ALI SYAHBANA HRP,SE 19680727.199707.1.001 III/d KEPALA SEKSI ABT/APU 16 RUSLI HALOMOAN 19590402.198903.1.004 III/b STAF

17 ISKANDAR 19680212.199203.1.011 II/d STAF

18 M.AULIA NST,SH 19641208.198703.1.002 III/d KASI RETRIBUSI 19 OTHMAN HADIANTO S.SOS 19710326.199803.1.005 III/d STAF 20 ASMA DEWI SIREGAR 19600405.198110.2.001 III/b STAF 21 MANAHAN PARDEDE,SE 19530801.197812.1.001 III/c KASI PLL 22 ISMAIL AHMAD 19690227.198803.1.003

I/c

STAF 23 HAMDANI NST 19760301.200701.1.005 II/a STAF Sumber : Kantor SAMSAT Rantauprapat, 2009


(30)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

A.Pengertian Pajak

Pajak menurut pasal 1 UU Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umun Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Para ahli dalam bidang perpajakan memberikan definisi yang berbeda-beda mengenai pengertian pajak, namun demikian berbagai definisi tersebut mempunyai maksud dan tujuan yang sama.

Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, mengatakan pajak adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan, dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjuk dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Mardiasmo, 2002;2)

Prof. Dr. soeparman soemahamidjaja, mengatakan pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan Norma-Norma hukum gunanya untuk menutupi biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. (Mardiasmo, 2002;2) P. J.A Adriani, mengatakan pajak adalah iuran kepada Negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh wajib pajak dan wajib membayarnya menurut


(31)

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak baik pengertian secara ekonomis (pajak sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah) atau pengertian secara yuridis (pajak adalah iuran yang dapat dipaksakan) dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri yang terdapat pada pengertian pajak antara lain sebagai berikut :

 Pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang. Asas ini sesuai dengan perubahan ketiga UUD 1945 pasal 23 A yang menyatakan pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan Negara yang diatur dalam Undang-Undang.

 Tidak mendapat jasa timbal balik (kontra prestasi perseorangan) yang dapat ditunjukkan secara langsung. Misalnya, orang yang taat membayar pajak kendaraan bermotor akan melalui jalan yang sama kualitasnya dengan orang yang tidak membayar pajak kendaraan bermotor.

 Pemungutan pajak dapat dipaksakan, pajak dapat dipaksakan apabila wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan Perundang-Undangan.


(32)

Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas Negara/ anggaran Negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur dan melaksanakan kebijakan Negara dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi mengatur/ Regulatif)

B.Fungsi Pajak

Pajak mempunyai peranan yang yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan Negara untuk membiayai pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu :

1. Fungsi Anggaran (budgetair)

Yaitu pajak sebagai alat untuk memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas Negara dan untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah baik yang bersifat rutin maupun pembangunan, Negara membutuhkan biaya. biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak, dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun ditingkatkan sesuai


(33)

kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini diharapkan dari sektor pajak.

2. Fungsi Mengatur (regulerend)

Yaitu pajak sebagai alat mengatur kehidupan ekonomi dengan jalan mempengaruhi produksi dan konsumsi, perdagangan dan perkembangan harga, dalam hal ini meliputi :

 Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka mengiringi penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

 Untuk mengendalikan inflasi, misalnya pajak penjualan untuk barang kebutuhan diberikan keringanan, sedangakan pajak atas barang mewah ditetapkan dengan tarif yang mahal.

 Sebagai alat pendapatan nasional khususnya kekayaan yang lebih merata di masyarakat, menurut kebijaksanaan ini pemerintah mengenakan pajak yang lebih tinggi pada golongan masyarakat yang berpenghasilan tinggi.


(34)

3. Fungsi Stabilitas.

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

C. Asas Pemungutan Pajak

Untuk dapat mencapai tujuan dari pemungutan pajak, ahli yang mengemukakan tentang asas pemungutan pajak, antara lain :

1. Menurut Adam Smith dalam bukunya Wealth of Nations dengan ajaran yang terkenal “the four maxim”, asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut :

a. Asas Equality (Asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas keadilan ). pemungutan pajak yang dilakukan oleh Negara harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan wajib pajak, Negara tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap wajib pajak.

b. Asas Certainly (kepastian hukum). Semua pungutan pajak harus berdasarkan UU, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi hukum.

c. Asas Convinience of Payment (Asas pemungutan pajak yang tepat waktu atau asas kesenangan). Pajak harus dipungut pada saat yang tepat


(35)

bagi wajib pajak (saat yang paling baik), misalnya di saat wajib pajak baru menerima penghasilannya atau di saat wajib pajak menerima hadiah.

d. Asas Effeciency (Asas efisien atau asas ekonomis), biaya pemungutan pajak diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak.

Terdapat beberapa asas yang dapat dipakai oleh Negara sebagai asas dalam menentukan wewenangnya untuk mengenakan pajak, khususnya untuk pengenaan pajak penghasilan. Asas utama yang paling sering digunakan oleh Negara sebagai landasan untuk mengenakan pajak adalah :

1. Asas Domisili atau asas tempat tinggal, Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar Negeri.

2. Asas Sumber, Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber dari wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal dari wajib pajaknya, contoh : tenaga kerja asing bekerja di Indonesia maka dari penghasilan yang didapat di Indonesia dikenakan pajak oleh Pemerintah Indonesia.


(36)

3. Asas Kebangsaan, pengenaan dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara, dalam asas ini, yang menjadi landasan pengenaan pajak adalah status kewarganegaraan dari orang atau badan yang memperoleh penghasilan. Berdasakan asas ini, tidaklah menjadi persoalan dari mana penghasilan yang akan dikenakan pajak berasal.

D. jenis-Jenis Pajak

Pajak yang dipungut pemerintah dari rakyat memiliki beberapa jenis yang pembagiannya dapat ditinjau dari beberapa segi antara lain :

1. Menurut Golongannya

a. Pajak Langsung adalah pajak yang dipungut secara periodik menurut kohir (daftar piutang pajak) dan pembebanannya langsung kepada wajib pajak, tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain, contohnya pajak penghasilan.

b. Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang pengenaannya atau pembebanannya dapat dilimpahkan kepada orang lain, contohnya PPN dan Bea Materai.

2. Menurut Lembaga Pemungutnya.

a. Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan yang digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, contohnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN), PBB, PPnBM.


(37)

b. Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah, menurut Undang-Undang No 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 34 tahun 2000 bahwa Pajak Daerah adalah iuran wajib yang langsung dilakukan orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, pajak daerah dapat dipaksakan berdasarkan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, dimana hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Kriteria Pajak Daerah :

Kriteria pajak daerah tidak jauh berbeda dengan kriteria pajak secara umum, yang membedakan keduanya adalah pihak pemungutnya, pajak pusat yang memungut adalah Pemerintah Pusat, sedangakn pajak daerah yang memungutnya adalah Pemerintah Daerah, kriteria pajak daerah secara spesifik diuraikan oleh K.J Davey (1998) dalam bukunya Financing Regional Government, yang terdiri dari 4 (empat) hal yaitu :

1. Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah sendiri.

2. Pajak yang dipungut berdasarkan peraturan pemerintah pusat tetapi penetapan tarifnya dilakukan oleh pemerintah daerah.


(38)

3. Pajak yang ditetapkan dan atau di pungut oleh pemerintah daerah.

4. Pajak yang dipungut dan di administrasikan oleh pemerintah pusat tetapi hasil pungutannya di berikan kepada pemerintah daerah.

Dari kriteria pajak tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian pajak daerah tersebut terdiri dari pajak yang ditetapkan dan atau dipungut di wilayah daerah dan bagi hasil dengan pemerintah pusat, dalam literatur pajak dan public finance, pajak dapat di klasifikasikan berdasarkan golongan, wewenang, sifat dan lain sebagainya, pajak daerah ternasuk klasifikasi pajak menurut wewenang pemungutnya, selanjutnya pajak daerah ini dapat di klasifikasikan kembali menurut wilayah pemungutnya. Pajak daerah dibagi menjadi :

Pajak provinsi, contohnya adalah Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.

 Pajak Kotamadya/ Kabupaten, contohnya adalah Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Hotel, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C.


(39)

Karena laporan akhir penulis akan membahas masalah pajak kendaraan bermotor maka penulis akan menjelaskan tentang pajak kendaraan bermotor.

E. Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Pajak kendaraan bermotor merupakan pajak yang dikenakan terhadap kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor, kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih berserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknis berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar yang bergerak.

F. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor.

Secara umum yang disebut sebagai subjek pajak daerah adalah orang pribadi atau badan yang dapat di kenakan pajak, berkaitan dengan pajak kendaraan bermotor, maka disebut subjek pajak kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan atau menguasai kendaraan bermotor, pengertian memiliki berarti orang yang bersangkutan mempunyai hak sepenuhnnya kepemilikan dan penggunaan atau pemanfaatan dari kendaraan bermotor tersebut, sedangkan menguasai kendaraan mempunyai arti orang yang bersangkutan hanya dapat memanfaatkan atau menggunakan saja dari kendaraan bermotor tersebut tanpa memiliki.


(40)

Subjek pajak akan menjadi wajib pajak jika yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan peraturan Perundang-Undangan perpajakan daerah sebagai wajib pajak daerah, berdasarkan pengertian ini maka wajib pajak bermotor dan diwajibkan untuk melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor yang terutang termasuk dalam pengertian wajib pajak ini adalah pemungut atau pemotong pajak.

G. Objek Pajak Kendaraan Bermotor.

Objek pajak adalah sesuatu yang dapat dijadikan sasaran pengenaan pajak, sesuatu tersebut dapat berupa keadaan, perbuatan dan peristiwa, karena pajak kendaraan bermotor termasuk pajak objektif atau kebendaan, maka yang menjadi objek pajak adalah keadaan benda tersebut, dengan demikian yang dimaksud objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor oleh orang pribadi atau badan.

H.Bukan Objek Pajak Kendaraan Bermotor

Dikecualikan sebagai objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor oleh :

a. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

b. Kedutaan, Konsulat Perwakilan Negara Asing, dan Perwakilan Lembaga- Lembaga Internasional dengan asas timbal balik.


(41)

c. Subjek Pajak lainnya yang diatur dengan peraturan daerah, seperti pabrikan atau importir yang semata-mata disediakan untuk dipamerkan atau tidak untuk dijual.

I. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Dasar pengenaan pajak merupakan ukuran atau pengakuan nilai tertentu yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak, nilai yang menjadi dan dasar pengenaan pajak tersebut harus dapat di ukur, ukuran nilai objektif adalah nilai penyerahan barang, berkaitan dengan pajak kendaraan bermotor maka dengan demikian nilai penyerahan dapat berupa nilai jual beli, nilai tukar menukar dan lain sebagainya, dasar pengenaan pajak kendaraan

1. Nilai jual kendaraan bermotor

2. Bobot yang mencerminkansecara relatif kadar kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.

Berikut uraian dua unsur pokok tersebut : 1. Nilai Jual Kendaraan Bermotor :

Nilai jual kendaraan bermotor diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor, dalam hal harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor tidak diketahui, nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan faktor-faktor :

a) Isi silinder dan atau satuan daya. b) Penggunaan kendaraan bermotor.


(42)

c) Jenis kendaraan bermotor. d) Merek kendaraan bermotor.

e) Tahun pembuatan kendaraan bermotor.

f) Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang diijinkan. g) Dokumen impor untuk jenis kendaraan tertentu.

2. Bobot yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor, bobot ini dihitung berdasarkan faktor-faktor :

a) Tekanan gandar

b) Jenis bahan bakar kendaraan bermotor.

c) Jenis, penggunaan, tahun pembuatan, dan ciri-ciri mesin dari kendaraan bermotor.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut diatas, maka meemudahkan dasar penghitungan pengenaan pajak kendaraan bermotor dinyatakan dalam satu tabel yang ditetapkan oleh mentri dalam negeri dengan pertimbangan menteri keuangan, dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor akan selalu ditinjau kembali setiap tahun.

1. Tahun pembuatan adalah tahun perakitan kendaraan bermotor.

2. Nilai jual kendaraan bermotor ditetapkan berdasarkan harga pasaran umum suatu kendaraan bermotor.


(43)

 Sedan, Jeep, Station Wagon, Minibus, Sepeda Motor dan sejenisnya sebesar 1,00

 Mobil Barang/ Beban, sebesar 1,30

 Alat-Alat Besar dan Alat-Alat Berat sebesar 1,00 J. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor.

Berdasarkan pokok pajak kendaraan bermotor yang terutang di hitung dengan cara mengalikan tarif dasar pengenaan pajak, adapun tarif pajak kendaraan bermotor dikenakan sebesar :

a. 1,5 % (satu koma lima persen) untuk kendaraan bermotor bukan umum b. 1 % (satu persen) untuk kendaraan bermotor umum.

c. 0,5 % (nol koma lima persen) untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.

Berikut ini akan dibuat suatu contoh perhitungan pajak kendaraan bermotor jenis/ merek kendaraan bermotor : YAMAHA XJ 600 VIRAGO, dengan tahun pembuatan 1988, dasar pengenaan pajak menurut SK Mendagri No. 11 tahun 2002 dikenakan 43.200.000, besarnya pajak yang dikenakan adalah : 1,5 % x 43.200.000 = 648.000

K. Saat Terutang Pajak, Masa Pajak, dan Wilayah Pemungutan PKB

Pajak yang terutang merupakan PKB yang harus dibyar oleh wajib pajak pada suatu saat, dalam masa pajak, atau dalam tahun pajak menurut ketentuan peraturan daerah tentang pajak kendaraan bermotor yang ditetapkan oleh


(44)

pemerintah daerah provinsi setempat. saat pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pendaftaran kendaraan bermotor.

Pada PKB pajak terutang di kenakan untuk masa pajak dua belas bulan berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran kendaraan bermotor. Pemungutan PKB merupakan satu kesatuan dengan pengurusan administrasi kendaraan bermotor lainnya. PKB dibayar sekaligus di muka untuk masa pajak dua belas bulan kedepan. Kewajiban pajak yang berakhir sebelum dua belas bulan karena sesuatu hal, hal ini berarti PKB yang karena suatu dan lain hal masa pajaknya tidak sampai dua belas bulan, dapat dilakukan restitusi. Pengertian suatu dan lain hal antara lain kendaraan bermotor di daftarkan di daerah lain (mutasi daerah tempat pendaftaran kendaraan bermotor) atau kendaraan bermotor yang rusak dan tidak dapat digunakan lagi karena fource majeure

PKB yang terutang dipungut di wilayah provinsi tempat kendaraan bermotor terdaftar. Hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah provinsi yang hanya terbatas atas kendaraan bermotor yang terdaftar dalam lingkup wilayah administrasinya.

L. Pendaftaran Kendaraan Bermotor

Kendaraan bermotor yang karena sesuatu dan lain hal berada di luar wilayah daerah tempat kendaraan bermotor terdaftar sebagaimana dimaksud di atas selama 3 bulan berturut-turut, wajib di daftarkan di daerah tempat kendaraan bermotor tersebut berada.


(45)

Pemungutan adalah suatu proses menghimpun data dari subjek pajak dan objek pajak, mengetahui tentang besarnya pajak terutang wajib pajak dan melakukan penagihan kepada wajib pajak dan lain-lain.

Lembaran-lembaran pada SKPD yaitu :  Lembar 1 : Wajib Pajak

 Lembar 2 : Dispenda Provinsi Sumatera Utara  Lembar 3 : Jasa Raharja

 Lembar 4 : Bendaharawan Khusus Penerima

 Lembar 5 : Kantor Sistem Adaministrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) M.Proses Pemungutan PKB

1. Pendaftaran

Pengambilan formulir SPT Pengisian fomulir SPT Pendaftaran Berkas

Menyampaikan Berkas pada Petugas Checking 2. Penelitan Berkas

 Check Persyaratan dan Kelengkapan Berkas  Pendaftaran (Entry)


(46)

3. Penetapan

 Membuat perhitungan dan penetapan  Membuat nomor kohir

 Mencetak tanda lembar SKPD

Menyampaikan berkas pada korektor (final checking)

4. Final Checking

 Meneliti kebenaran perhitungan dan penetapan  Meneliti data pajak alam ketetapan PKB 5. Pembayaran

 Menerima pembayaran dari wajib pajak (loket kasir)  Membukukan hasil penerimaan

 Menyampaikan SKPD pada loket STNK

 Menyampaikan berkas pada petugas kartu box (arsip)

 Menyetorkan hasil penerimaan kasir (Ben 26) kepada (Ben 26) kepada Bendaharawan (PKKP)

 Menyetorkan hasil penerimaan PKKP kepada Bank Sumut (Bend 17)  Menyampaikan berkas belum dibayar kepenagihan

6. Penagihan

 Menghimpun dan membukukan berkas tunggakan pajak.

 Membuat dan menyampaikan surat tagihan pajak yang belum mendaftar dan menunggak kepada wajib pajak.


(47)

 Membuat penetapan denda tunggakan pajak bagi hasil yang menyelesaikan tunggakan

Mengirim berkas penyelesaian tunggakan kepada petugas kartu box. 7. Pelaporan

 Mempersiapkan laporan target dan realisasi penerimaan

 Laporan permintaan dan pemakaian SPT/SKPD dan pemakaian formulir lainnya

 Setoran bank dan laporan tunggakan serta laporan lain.


(48)

41 

BAB IV 

ANALISIS DAN EVALUASI

Sebelum kita membahas masalah analisa dan evaluasi, terlebih dahulu harus diketahui masalah penetapan target dan realisasi tahun anggaran 2007 – 2008

A. Penetapan target dan realisasi pajak kendaraan bermotor (PKB) Tahun Anggaran 2007 – 2008

Tabel 4. 1

Target dan Realisasi PKB Pada Dipenda Propinsi Sumatera Utara UPT. Rantau Prapat Tahun Anggaran 2007 – 2008

PKB

REALISASI NO. BULAN

TARGET

BULAN INI S/D BULAN

LALU

S/D BULAN

INI % SISA

1 2 3 4 5 6 7 8

1 JANUARI 36.409.679.180 2.491.214.169 - 2.491.214.169 6.84 33.918.465.011

2 FEBRUARI 36.409.679.180 2.182.202.891 2.491.214.169 4.673.417.060 12.84 31.736.262.120

3 MARET 36.409.679.180 2.483.277.596 4.673.417.060 7.156.694.656 19.66 29.252.984.524

4 APRIL 36.409.679.180 2.590.947.810 7.156.694.656 9.747.642.466 26.77 26.662.036.714

5 MEI 36.409.679.180 2.379.389.803 9.747.642.466 12.127.032.269 33.30 24.282.646.911

6 JUNI 36.409.679.180 2.601.592.469 12.127.032.269 14.728.624.738 40.45 21.681.054.442

7 JULI 36.409.679.180 2.879.090.309 14.728.624.738 17.607.715.047 48.35 18.801.964.133

8 AGUSTUS 36.409.679.180 2.964.820.942 17.607.715.047 20.572.535.989 56.50 15.837.143.191

9 SEPTEMBER 36.409.679.180 2.891.384.635 20.572.535.989 23.463.920.624 64.44 12.945.758.556

10 OKTOBER 36.409.679.180 2.379.562.646 23.463.920.624 25.843.483.270 70.98 10.566.195.910

11 NOVEMBER 36.409.679.180 2.362.148.160 25.843.483.270 28.205.631.430 77.47 8.204.047.750

12 DESEMBER 36.409.679.180 2.499.334.551 28.205.631.430 30.704.965.981 84.33 5.704.713.199


(49)

Analisis Data :

Dari data target dan realisasi pajak kendaraan bermotor tahun 2008 di atas dapat diketahui bahwa realisasi penerimaan PKB dari januari s/d desember 2008 adalah sebesar Rp 30.704.965.981 atau 84,33% dari target yang ditetapkan, sedanagkan target yang ditetapkan kantor SAMSAT adalah sebesar Rp 36.409.679.981 berarti penerimaan yang diterima kurang dari target yang harapkan yaitu sebesar Rp 36.409.679.981 - Rp 30.704.965.981 = Rp 5.704.714.000

Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan pencapaian target dari sektor pajak kendaraan bermotor (PKB) adalah :

1. Keadaan wilayah Labuhan batu ibu kota Rantau prapat sebagian besar berada pada kawasan perkebunan/ pedalaman dan wilayah pantai.

2. Adanya beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Labuhan batu yang jaraknya cukup jauh dan alat angkutan yang digunakan terbatas serta adanya daerah perbatasan dengan Propinsi Riau yang tidak dapat tersentuh Razia sehingga sebagian wajib pajak tidak membayar pajak setiap tahun.

3. Menurunnya usia teknis kendaraan bermotor sebagai akibat keadaan alam serta jalan rusak serta suku cadang yang cukup mahal, sehingga banyak kendaraan bermotor yang afkir (rusak berat) dan tidak mendaftar ulang,

4. Banyak kendaraan baru yang ditarik dealer karena kredit bermasalah dengan demikian tertundanya pembayaran pajak kendaraan bermotor.


(50)

Tabel 4. 2

Realisasi PKB Pada Dipenda Propsu UPT. Rantauprapat Januari s/d Desember 2008

PKB No BULAN

KEND POKOK KEND DENDA 1 JANUARI 7.172 2.372.648.722 1.638 134.009.786 2 FEBRUARI 5.285 2.001.504.788 1.068 87.118.202 3 MARET 6.722 2.285.163.342 1.251 119.072.037 4 APRIL 7.062 2.375.733.274 1.089 96.316.655 5 MEI 5.786 2.170.064.914 1.113 78.613.654 6 JUNI 7.292 2.387.456.514 1.240 107.584.803 7 JULI 8.089 2.673.920.998 1.371 131.353.590 8 AGUSTUS 8.064 2.756.259.404 1.248 126.040.926 9 SEPTEMBER 7.418 2.659.067.096 954 101.487.551 10 OKTOBER 5.403 2.171.545.507 873 73.382.859 11 NOPEMBER 5.233 2.168.283.239 856 72.585.908 12 DESEMBER 5.389 2.183.761.667 991 76.006.946

JUMLAH 79.915 28.215.411.855 13.692 1.203.572.917 Sumber : Kantor SAMSAT Rantauprapat, 2008

Analisis data :

Jumlah kendaraan yang membayar PKB Januari s/d Desember 2008 adalah 79.915 unit. Jumlah PKB yang dibayar

Oleh wajib pajak adalah sebesar : Rp 28.215.411.855

Jumlah kendaraan yang membayar PKB ditambah denda sebanyak : 13.692 unit Jumlah pembayaran denda PKB adalah sebesar : Rp. 1.203.572.917


(51)

Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya kendaraan bermotor yang melakukan pembayaran PKB dikenakan denda disebabkan oleh :

1. Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat yang patuh dalam membayar PKB sebagai pemilik kendaraan.

2. Banyaknya kendaraan baru yang ditarik dialer sehingga masyarakat menunda untuk melakukan pembayaran PKB.


(52)

Tabel 4. 3

Kendaraan Bermotor Yang Melaksanakan Pengesahan STNK dan Pembayaran PKB Serta BBN-KB

Januari s/d Desember 2007 dan 2008

DAFTAR KENDARAAN BERMOTOR YANG MENGESAHKAN STNK (STNK 5 TAHUN) TAHUN ANGGARAN 2007 TAHUN ANGGRAN 2008 No BULAN

KEND PKB/BBN-KB KEND PKB/BBN-KB 1 JANUARI 6.903 2.123.852.566 7.172 2.372.648.722 2 FEBRUARI 6.513 2.098.641.208 5.285 2.001.504.788 3 MARET 7.427 2.206.288.367 6.722 2.285.163.342 4 APRIL 7.936 2.380.582.967 7.062 2.375.733.274 5 MEI 8.077 2.356.840.666 5.786 2.170.064.914 6 JUNI 8.047 2.237.638.587 7.292 2.387.456.514 7 JULI 9.062 2.520.814.169 8.089 2.673.920.998 8 AGUSTUS 7.975 2.609.686.563 8.064 2.756.259.404 9 SEPTEMBER 9.438 2.718.427.591 7.418 2.659.067.096 10 OKTOBER 7.950 2.455.487.092 5.403 2.171.545.507 11 NOPEMBER 8.973 2.664.887.888 5.233 2.168.283.239 12 DESEMBER 7.623 2.299.708.105 5.389 2.183.761.667

JUMLAH 95.924 28.672.855.769 79.915 28.215.411.855 Sumber : Kantor SAMSAT Rantauprapat, 2007-2008

Penjelasan :

Jumlah kendaraan yang mengesahkan STNK Januari s/d Desember 2007 sebanyak :95.924 unit PKB/BBN-KB : Rp 28.672.855.769

Jumlah kendaraan yang mengesahkan STNK Januari s/d Desember 2008 sebanyak : 79.915 PKB/BBN-KB : Rp 28.215.411.855


(53)

Analisis data :

Perbandingan dari 2 tahun yaitu tahun 2007 dan 2008 jumlah kendaraan bermotor dan pajak kendaraan bermotornya mengalami penurunan penerimaan, yaitu jumlah kendaraan bermotor adalah 16.009 unit berasal dari 95.924 unit- 79.915 unit. Sedangkan jumlah PKB/ BBN-KB juga mengalami penurunan penerimaan sebesar Rp 457.443.914 berasal dari Rp.28.672.855.769 – Rp 28.215.411.855

Hal ini disebabkan :

1. Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat yang patuh dalam membayar PKB sebagai pemilik kendaraan

2. Banyaknya kendaraan baru yang ditarik dealer sehingga masyarakat menunda untuk membayar PKB

3. Krisis global yang tejadi di dunia, memberikan dampak yang cukup besar bagi masyarakat Labuhan batu karena mata pencarian masyarakat nya sebagian besar adalah petani perkebunan kelapa sawit dan karet.


(54)

B. Hambatan-hambatan dalam mekanisme pengenaan PKB dan pelaksanaan pemenuhan kewajiban di Dipenda Provinsi Sumatera Utara UPT Rantau prapat.

1. Kendaraan bermotor dengan Nomor Polisi Seri YA-YZ khusus BK kecil dan BK pilihan yang kebanyakan kendaraan tahun tinggi, rata-rata dikenakan PKB yang tinggi serta dikenakan pajak barang mewah sehingga pemilik sering menunggak PKB nya karena masalah keuangan. 2. Tingkat kesadaran masyarakat untuk BBN-KB masih rendah.

3. Pemilik kendaraan sudah bertukar/ berganti-ganti dengan lainnya.

4. Kurangnya minat dari masyarakat untuk Bea Balik Nama kendaraannya dimana hal tersebut dapat mempengaruhi nilai jual kendaraan turun dipasaran, sehingga ada usaha dengan jalan meminjam KTP atau KTP tembak.

5. Karena tidak adanya sanksi Denda Administrasi kepada pemilik kendaraan Berat Alat Berat (KBAB) sehingga mengakibatkan jadwal pembayaran pajak tidak tepat waktu sesuai dengan tanggal jatuh tempo.

6. Banyaknya kendaraan baru yang di tarik dealer karena tidak membayar angsuran, dengan demikian tertundanya pembayaran pajak kendaraan bermotor di UPT Rantauprapat


(55)

C. upaya yang dilakukan oleh Kantor SAMSAT Rantauprapat dalam meningkatkan penerimaan PKB :

1. Memberi pelayanan yang baik dan cepat kepada masyarakat wajib pajak yang berurusan untuk menbayar PKB/ BBN-KB dan STNK dengan menyediakan :

a. Ruang tunggu memadai

b. Pengurusan pembayaran PKB/ BBN-KB selesai atau siap dalam satu hari (one day service)

c. Proses penyelesaian berkas PKB/ BBN-KB dan STNK menggunakan sistem manual.

2. Mengadakan pembinaan dan pengambilan data kendaraan bermotor kepada show room setiap bulan, agar sebelum menerima angsuran kredit lebih dahulu menghimbau kepada masyarakat untuk membayar PKB/ BBN-KB.

3. Melakukan Razia gabungan dengan pihak POLRI, Dispenda dan Jasa Raharja pada daerah perbatasan Propinsi yang menggunakan plat No. Pol diluar Propinsi Sumatera Utara agar menbayar pajak dan memutasikan kendaraannya yang lebih dari 3 bulan untuk didaftarkan di daerah SAMSAT tempat domisili kendaraan tersebut beroperasi (SAMSAT Labuhan batu)


(56)

4. Mengirimkan surat kepada pemilik kendaraan bermotor yang menunggak pajaknya serta mendatangi pemilik kendaraan bermotor yang menunggak (door to door) dan surat peringatan kepada wajib pajak agar membayar pajak tepat waktu.


(57)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebagai kesimpulan akhir dari keseluruhan PKLM yang dilaksanakan di Kantor SAMSAT Rantauprapat dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Mekanisme (tatacara) pengenaan pajak kendaraan bermotor di dasarkan

atas dua unsur pokok yaitu : a. Nilai jual kendaraan bermotor

b. Bobot yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.

Adapun tarif pajak kendaraan bermotor dikenakan sebesar :

a. 1,5 % (satu koma lima persen) untuk kendaraan bermotor bukan umum b. 1 % (satu persen) untuk kendaraan bermotor umum

c. 0,5 % (nol koma lima persen) untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.

Sedangkan proses pemungutan PKB dimulai dari Pendaftaran, Penelitian Berkas, Penetapan, Final Checking, Pembayaran, Penagihan, dan Pelaporan.


(58)

2. Faktor yang mempengaruhi penurunan pencapaian target dari sektor pajak kendaraan bermotor (PKB) adalah :

a. Keadaan wilayah Labuhan batu sebagian besar berada pada kawasan perkebunan/ pedalaman wilayah pantai, krisis global yang terjadi di dunia memberikan dampak yang besar bagi masyarakat Labuhan batu, karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat Labuhan batu adalah petani, sehingga berdampak pada berkurangnya masyarakat yang memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

b. Adanya beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Labuhan batu yang jaraknya cukup jauh dari kota, dengan jarak tempuh yang menghabiskan waktu yang cukup lama ditambah dengan jalan yang rusak dibeberapa desa menyebabkan kealpaan masyarakat dalam membayar pajak kendaraan bermotornya.

c. Banyaknya kendaraan baru yang ditarik dealer karena kredit bermasalah sehingga mengakibatkan tertundanya pembayaran PKB

3. Upaya yang dilakukan Kantor SAMSAT Rantauprapat dalam meningkatkan penerimaan PKB adalah :

a. Meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak melalui penyederhanaan prosedur sehingga konsisten one day service telah dapat dilaksanakan secara konsisten, one day service merupaka pelayanan yang diberikan oleh


(59)

Kantor SAMSAT untuk memudahkan wajib pajak dalam menyelesaikan pembayaran pajaknya dalam satu hari saja, sehingga masyarakat tidak perlu berulang kali untuk datang ke Kantor SAMSAT.

b. Mengadakan koordinasi dengan seluruh kecamatan untuk membantu menghimbau masyarakat untuk membayar pajak kendaraan bermotor (PKB)

c. Mengadakan pembinaan dan pengambilan data kendaraan bermotor kepada show room setiap bulan.

d. Membuat surat panggilan kepada wajib pajak yang menunggak dan kendaraan bermotor yang akan berakhir masa pajaknya.

B. Saran

Sebagai akhir isi laporan ini, penulis ingin memberikan saran yang mungkin bermanfaat dalam memotivasi Dinas Pendapapatan Daerah Propinsi Sumatera Utara Rantauprapat maupun PRODIP III Administrasi Perpajakan.

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :

1. Mengingat pemungutan PKB/BBN-KB atas Kendaraan Berat Alat Berat (KBAB) sudah banyak yang berakhir karena usia teknis kiranya perlu dibentuk tim intensifikasi khusus Kendaraan Berat Alat Berat (KBAB) non STNK untuk melaksanakan data potensi dimasing-masing unit pelaksana tekhnis.


(60)

2. Hendaknya PRODIP III Administrasi Perpajakan meningkatkan kerja sama kantor/ instansi untuk dapat menjalin hubungan sehingga kantor/ instamsi tersebut dapat mendukung program PKLM sarta peningkatan kualitas SDM mahasiswa PRODIP III Administrasi Perpajakan FISIP USU

3. Setiap kantor SAMSAT hendaknya melakukan peningkatan pelayanan dari tahun ketahun agar masyarakat merasa puas dan tidak merasa rugi membayar pajak, misalnya ruang tunggu yang memadai dan peralatan kerja yang memadai kiranya dapat diberikan kepada UPTD Rantauprapat dengan Sistem Komputeriasi.

4. Pihak Dispendasu, Kepolisian, dan Jasa Raharja hendaknya bertindak tegas kepada petugas maupun pihak tertentu yang melakukan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) ataupun perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan masyarakat yang hendak membayar pajak.

5. Pihak Kepolisian harus lebih sering melakukan Razia agar dapat diketahui kendaraan bermotor yang belum melunasi PKB nya.


(61)

DAFTAR PUSTAKA Mardiasmo, 2002, Perpajakan, Andi Yogya, Yogyakarta.

Mustaqiem, 2006, Pajak Daerah Dalam Transisi Otonomi Daerah, PT. FH UII PRESS, Yogyakarta.

Prakosa, Kesit Bambang, 2003, Pajak dan Retribusi Daerah, PT. FH UII PRESS, Yogyakarta

Siahaan, Marihot P, 2005, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Soekarwo, 2004, Berbagai Masalah Keuangan Negara, PT Airlangga University Press, Surabaya.

UNDANG-UNDANG

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

PERATURAN PEMERINTAH

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah. PERATURAN DAERAH

Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2003 Tentang Pajak Kendaraan Bermotor.


(1)

4. Mengirimkan surat kepada pemilik kendaraan bermotor yang menunggak pajaknya serta mendatangi pemilik kendaraan bermotor yang menunggak (door to door) dan surat peringatan kepada wajib pajak agar membayar pajak tepat waktu.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebagai kesimpulan akhir dari keseluruhan PKLM yang dilaksanakan di Kantor SAMSAT Rantauprapat dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Mekanisme (tatacara) pengenaan pajak kendaraan bermotor di dasarkan

atas dua unsur pokok yaitu : a. Nilai jual kendaraan bermotor

b. Bobot yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.

Adapun tarif pajak kendaraan bermotor dikenakan sebesar :

a. 1,5 % (satu koma lima persen) untuk kendaraan bermotor bukan umum b. 1 % (satu persen) untuk kendaraan bermotor umum

c. 0,5 % (nol koma lima persen) untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.

Sedangkan proses pemungutan PKB dimulai dari Pendaftaran, Penelitian Berkas, Penetapan, Final Checking, Pembayaran, Penagihan, dan Pelaporan.


(3)

2. Faktor yang mempengaruhi penurunan pencapaian target dari sektor pajak kendaraan bermotor (PKB) adalah :

a. Keadaan wilayah Labuhan batu sebagian besar berada pada kawasan perkebunan/ pedalaman wilayah pantai, krisis global yang terjadi di dunia memberikan dampak yang besar bagi masyarakat Labuhan batu, karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat Labuhan batu adalah petani, sehingga berdampak pada berkurangnya masyarakat yang memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

b. Adanya beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Labuhan batu yang jaraknya cukup jauh dari kota, dengan jarak tempuh yang menghabiskan waktu yang cukup lama ditambah dengan jalan yang rusak dibeberapa desa menyebabkan kealpaan masyarakat dalam membayar pajak kendaraan bermotornya.

c. Banyaknya kendaraan baru yang ditarik dealer karena kredit bermasalah sehingga mengakibatkan tertundanya pembayaran PKB

3. Upaya yang dilakukan Kantor SAMSAT Rantauprapat dalam meningkatkan penerimaan PKB adalah :

a. Meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak melalui penyederhanaan prosedur sehingga konsisten one day service telah dapat dilaksanakan secara konsisten, one day service merupaka pelayanan yang diberikan oleh


(4)

Kantor SAMSAT untuk memudahkan wajib pajak dalam menyelesaikan pembayaran pajaknya dalam satu hari saja, sehingga masyarakat tidak perlu berulang kali untuk datang ke Kantor SAMSAT.

b. Mengadakan koordinasi dengan seluruh kecamatan untuk membantu menghimbau masyarakat untuk membayar pajak kendaraan bermotor (PKB)

c. Mengadakan pembinaan dan pengambilan data kendaraan bermotor kepada show room setiap bulan.

d. Membuat surat panggilan kepada wajib pajak yang menunggak dan kendaraan bermotor yang akan berakhir masa pajaknya.

B. Saran

Sebagai akhir isi laporan ini, penulis ingin memberikan saran yang mungkin bermanfaat dalam memotivasi Dinas Pendapapatan Daerah Propinsi Sumatera Utara Rantauprapat maupun PRODIP III Administrasi Perpajakan.

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :

1. Mengingat pemungutan PKB/BBN-KB atas Kendaraan Berat Alat Berat (KBAB) sudah banyak yang berakhir karena usia teknis kiranya perlu dibentuk tim intensifikasi khusus Kendaraan Berat Alat Berat (KBAB) non STNK untuk melaksanakan data potensi dimasing-masing unit pelaksana tekhnis.


(5)

2. Hendaknya PRODIP III Administrasi Perpajakan meningkatkan kerja sama kantor/ instansi untuk dapat menjalin hubungan sehingga kantor/ instamsi tersebut dapat mendukung program PKLM sarta peningkatan kualitas SDM mahasiswa PRODIP III Administrasi Perpajakan FISIP USU

3. Setiap kantor SAMSAT hendaknya melakukan peningkatan pelayanan dari tahun ketahun agar masyarakat merasa puas dan tidak merasa rugi membayar pajak, misalnya ruang tunggu yang memadai dan peralatan kerja yang memadai kiranya dapat diberikan kepada UPTD Rantauprapat dengan Sistem Komputeriasi.

4. Pihak Dispendasu, Kepolisian, dan Jasa Raharja hendaknya bertindak tegas kepada petugas maupun pihak tertentu yang melakukan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) ataupun perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan masyarakat yang hendak membayar pajak.

5. Pihak Kepolisian harus lebih sering melakukan Razia agar dapat diketahui kendaraan bermotor yang belum melunasi PKB nya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA Mardiasmo, 2002, Perpajakan, Andi Yogya, Yogyakarta.

Mustaqiem, 2006, Pajak Daerah Dalam Transisi Otonomi Daerah, PT. FH UII PRESS, Yogyakarta.

Prakosa, Kesit Bambang, 2003, Pajak dan Retribusi Daerah, PT. FH UII PRESS, Yogyakarta

Siahaan, Marihot P, 2005, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Soekarwo, 2004, Berbagai Masalah Keuangan Negara, PT Airlangga University Press, Surabaya.

UNDANG-UNDANG

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

PERATURAN PEMERINTAH

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah. PERATURAN DAERAH

Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2003 Tentang Pajak Kendaraan Bermotor.