kompensasi atas resiko likuiditas yang lebih besar dibandingkan instrumen jangka pendek.
2.4 Penelitian Terdahulu
Sebelum adanya pembahasan yang mendalam mengenai persaingan perbankan terhadap tingkat suku bunga pada bank BUMN di Indonesia, terdapat
beberapa penelitian terdahulu yang menjelaskan tentang persaingan perbankan. Oleh karena itu, pada paragraf selanjutnya akan dijelaskan tentang hasil
penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai sumber analisis dan pengumpulan data.
Ekowati, 2006 dalam penelitiannya yang berjudul, “Persaingan Industri Bank Umum Swasta di Indonesia” menjelaskan bahwa banyaknya bank yang
ada di Indonesia, membuat pihak manajemen bank harus berpikir serius untuk mempertahankan eksistensinya. Jenis industri yang sama memaksa perbankan
untuk bersaing ketat dengan perusahaan sejenis. Hal ini juga dialami oleh bank- bank swasta di Indonesia, karena keberadaan bank ini semakin menjamur.
Persaingan antar bank-bank swasta yang semakin ketat, juga membuat pihak bank saling berebut nasabah ataupun calon nasabah. Untuk menjaring banyak
nasabah bank harus berusaha menawarkan produk-produk yang menarik, pelayanan yang prima, dan kemudahan pemberian kredit nasabah.
Sri dan Armanto, 2013 dalam peneliannya yang berjudul, “Kompetisi Industri Perbankan di Indonesia” menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana struktur industri pasar perbankan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan Rosse-Panzar Test PR metode.
Universitas Sumatera Utara
menggunakan data panel dari 10 bank di Indonesia yang memiliki peringkat aset terbesar, PR ini Pendekatan akan menghasilkan nilai H-Stat yang merupakan
jumlah dari tiga koefisien utama input perbankan tenaga kerja, modal dan dana. Dengan H-Stat senilai 0,931 dapat disimpulkan bahwa industri perbankan
Indonesia ke dalam kategori pasar monopoli. Sutardjo, Daryanto, Arifin, dan Priyarsono, 2011, dalam penelitiannya
yang berjudul, “Struktur Pasar Persaingan Perbankan Indonesia dalam Periode Konsolidasi” menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menginvestasikan struktur pasar dan menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan perbankan Indonesia dalam periode konsolidasi.
Berdasarkan perhitungan indeks HHI dan CR4 terdapat indikasi penurunan konsentrasi pasar perbankan. Sementara itu, pengujian pasar persaingan dengan
menggunakan metode Panzar dan Rosse menyimpulkan bahwa struktur pasar perbankan Indonesia memiliki ciri-ciri pasar persaingan monopolistik dan masih
mengandalkan persaingan berbasis suku bunga. Penelitian ini menyimpulkan bahwa di era konsolidasi harga input faktor produksi cenderung meningkat.
Penelitian ini lebih lanjut menyimpulkan bahwa struktur pasar persaingan perbankan Indonesia tidak mengalami perubahan struktur dalam periode 1999-
2009. Hasil analisis secara parsial untuk kelompok bank berdasarkan status kepemilikannya menunjukkan bahwa masing-masing kelompok bank juga
memiliki ciri-ciri struktur pasar persaingan monopolistik. Namun demikian, kelompok bank campuran dan kelompok campuran terlihat mengandalkan basis
persaingan non-bunga.
Universitas Sumatera Utara
Leuvensteijn, Sørensen, Bikker and Rixtel, 2008, dalam penelitiannya yang berjudul, “Impact of bank competition on the interest rate pass-through in
the euro area” menjelaskan bahwa dampak dari persaingan pasar pinjaman pada suku bunga yang diterapkan oleh bank-bank zona mata uang euro untuk
pinjaman dan deposito selama periode 1994-2004, menggunakan pengukuran kompetisi yang disebut indikator Boone. Penelitian ini membuktikan bahwa
persaingan kuat yang menyebar secara signifikan lebih rendah antara bank dengan suku bunga pasar untuk sebagian besar produk pasar kredit, sesuai
dengan harapan. Menggunakan error correction model ECM pendekatan untuk mengukur pengaruh kompetisi yang melewati suku bunga pasar dan suku
bunga bank, penelitian ini juga menemukan bahwa harga pinjaman bank cenderung lebih sesuai dengan pasar di negara-negara dengan tekanan
kompetitif yang kuat. Lebih lanjut, di mana persaingan pasar pinjaman lebih kuat, peneiti mengamati penyebaran bank yang lebih besar menyiratkan suku
bunga bank yang lebih rendah pada rekening giro dan deposito berjangka. Ini menunjukkan bahwa tekanan kompetitif lebih berat di pasar pinjaman daripada
di pasar deposito, sehingga bank dalam persaingan mengkompensasi penurunan pendapatan mereka dalam pasar kredit dengan menurunkan suku bunga deposito
mereka. Peneliti ini juga mengamati suku bunga bank di pasar lebih kompetitif merespon lebih kuat terhadap perubahan suku bunga pasar. Temuan ini
memiliki implikasi penting kebijakan moneter, karena mereka berpendapat bahwa langkah-langkah untuk meningkatkan persaingan di sektor perbankan
Universitas Sumatera Utara
Eropa akan cenderung untuk membuat mekanisme transmisi kebijakan moneter yang lebih efektif.
Ariyanto, 2004, dalam penelitiannya yang berjudul, “Profil Persaingan Usaha dalam Industri Perbankan Indonesia” menjelaskan bahwa Industri
Perbankan Indonesia masih dalam proses pemulihan, setelah parah hitted oleh krisis ekonomi selama 1998-1999. Proses ini telah ditandai dengan program
restrukturisasi dan konsolidasi, terutama melalui merger akuisisi didukung atau didukung oleh Bank Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan
profil persaingan industri perbankan Indonesia dari perspektif pendekatan SCP. Hal ini menunjukkan bahwa, konsentrasi pasar industri perbankan Indonesia
masih dalam tingkat yang moderat, meskipun ada indikasi kuat merger masa depan akuisisi, yang pada gilirannya akan secara signifikan meningkatkan
konsentrasi pasar. Perilaku bank atau perilaku yang digambarkan oleh produk dan jasa yang sangat beragam dan berbeda lengan panjang dasar. Perilaku
mereka yang berpotensi melanggar hukum persaingan, jika ada kurangnya pengawasan dan monitoring dari otoritas perbankan. Analisis kinerja
menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang kuat antara kinerja bank dan ukuran dan modal. Ini berarti bahwa kebijakan perbankan harus
mempertimbangkan semua perspektif stakeholder perbankan.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Konseptual