56
l. verifikasi dan pembukuan penerimaan pembayaran piutang negara dan hasil
lelang; m.
pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara.
18
Dengan demikian tugas dan wewenang untuk menarik semua piutang negara oleh pemerintah telah diserahkan kepada satu institusi yaitu PUPN dan
DJPLNKP2LN.
4. Prinsip Hukum dalam Pengurusan Piutang Negara
Pengurusan Piutang Negara dilaksanakan oleh PUPN dan DJPLN KP2LN,
19
yang berwenang mengambil dan menempuh langkah-langkah hukum untuk menyelesaikan piutang negara berdasarkan Pernyataan Bersama PB dan Surat Paksa
SP serta melakukan langkah dalam penanganan nasabah debiturpenanggung hutangpenjamin hutang serta melaksanakan eksekusi atas barang jaminan danatau
harta kekayaan lainnya milik nasabah debiturpenanggung hutang.
20
Dalam hal melaksanakan eksekusi lelang, PUPN terlebih dahulu menerbitkan Surat Paksa SP,
Pelaksanaan Surat Paksa PSP, Surat Perintah Penyitaan SPP, pelaksanaan penyitaan dan Surat Perintah Penjualan Barang Sitaan SPPBS.
21
Pasal-pasal eksekusi lelang di dalam Undang-undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 ini merupakan
sumber hukum yang mengatur kewenangan “parate eksekusi” parate eksecutie yang dilimpahkan undang-undang kepada instansi PUPN.
22
Parate eksekusi adalah
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
18
Lihat Pasal 75 Keputusan Presiden Nomor 84 Keputusan Presiden Republik Indonesia Tahun 2001 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Instansi Vertikal
di Lingkungan Departemen Keuangan. Lihat juga Pasal 23 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 445KMK.012001 Tentang Organisasi Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Piutang Dan
Lelang Negara dan Kantor Pelayanan Piutang Dan Lelang Negara.
19
Pasal 10 dan Pasal 11 Undang-undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang PUPN
20
S. Mantayborbir, Iman Jauhari dan Agus Hari Widodo, 2001, op. cit., hal. 68
21
Ibid, hal. 69.
22
M. Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, PT. Gramedia, Jakarta, 1988, hal. 4.
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
57
suatu keputusan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap atau daya laku eksekutorial tanpa keterlibatan penetapanfiat pengadilan hakim dalam perkara
perdata, dalam arti PUPN dapat melakukan eksekusi secara langsung,
23
bahkan pengadilan pun tidak dapat membatalkannya.
24
Sudikno Mertokusumo mengemukakan bahwa “untuk kepentingan penggugat agar terjamin haknya
sekiranya gugatannya dikabulkan nantinya, undang-undang menyediakan upaya untuk menjamin hak tersebut dengan “penyitaan arrestbeslag”.
25
Dengan demikian, salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah melakukan tindakan penyitaan atas barang jaminan bila ketentuan di dalam PB dan SP tidak
dapat dipenuhi oleh nasabah debitur penanggung hutang. PUPN dalam melakukan pengurusan piutang negara macet terhadap
nasabah debiturpenaggung hutang, dilakukan proses hukum sebagaimana tercantum dalam Pasal 10 Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960
menyebutkan: 1 Setelah dirundingkan oleh Panitia dengan penanggung hutang dan diperoleh
kata sepakat tentang jumlah hutangnya yang masih harus dibayar, termasuk bunga uang, denda yang tidak bersifat pidana serta biaya-biaya yang
bersangkutan dengan piutang ini, maka oleh Ketua Panitia dan penanggung hutang dibuat suatu pernyataan bersama yang memuat jumlah tersebut dan
memuat kewajiban penanggung hutang untuk melunasinya.
2 Pernyataan bersama ini mempunyai kekuatan pelaksanaan seperti suatu putusan Hakim dalam perkara perdata yang berkekuatan pasti, untuk mana
pernyataan bersama itu berkepala “Atas Nama Keadilan”.
3 Pelaksanaan ini dilakukan oleh Ketua Panitia dengan mengeluarkan suatu
surat paksa yang dapat dijalankan secara pensitaan dan pelelangan barang-barang kekayaan penanggung hutang dan secara penyanderaan
terhadap penanggung hutang.
Kewenangan yang dimiliki PUPN adalah berdiri sendiri untuk melaksanakan executorial verkoop, seperti halnya kewenangan executorial verkoop yang dimiliki
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
23
Soetarwo Soemowidjojo, Eksekusi oleh PUPN. Proyek Pendidikan dan Latihan BPLK Departemen Keuangan RI, Jakarta , 1996, hal. 13.
24
M. Yahya Harahap, op.cit, hal. 340.
25
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1985, hal. 161
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
58
Pengadilan Negeri berdasarkan Pasal 197 HIR. Kewenangan yang dimiliki PUPN tersebut bersifat parate eksekusi. Dengan demikian kekuatan hukum daripada PB dan
SP adalah didasarkan kepada irah-irah hukum yang berkepala “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Oleh karena itu, fungsi yustisial yang diberikan oleh undang-undang kepada PUPN merupakan lex spesialis untuk mengurus piutang negara macet dan
putusannya bersifat final parate eksekusi. Oleh karena itu putusan PUPN tidak dapat dibanding, kasasi dan bahkan peninjauan kembali PK. Dengan perkataan lain
lembaga lain tidak berwenang mengujimenilai putusan tersebut.
5. Asas Hukum dalam Pengurusan Piutang Negara