58
Pengadilan Negeri berdasarkan Pasal 197 HIR. Kewenangan yang dimiliki PUPN tersebut bersifat parate eksekusi. Dengan demikian kekuatan hukum daripada PB dan
SP adalah didasarkan kepada irah-irah hukum yang berkepala “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Oleh karena itu, fungsi yustisial yang diberikan oleh undang-undang kepada PUPN merupakan lex spesialis untuk mengurus piutang negara macet dan
putusannya bersifat final parate eksekusi. Oleh karena itu putusan PUPN tidak dapat dibanding, kasasi dan bahkan peninjauan kembali PK. Dengan perkataan lain
lembaga lain tidak berwenang mengujimenilai putusan tersebut.
5. Asas Hukum dalam Pengurusan Piutang Negara
Asas-asas hukum dalam pelaksanaan sistem pengurusan piutang negara oleh Soleman Mantayborbir dan Iman Jauhari, antara lain:
26
a Asas kepercayaan
Seseorang dapat mengadakan perjanjian dengan pihak lain, karena adanya saling mempercayai di antara kedua belah pihak itu bahwa satu sama lain
akan memegang teguh janjinya, dengan kata lain akan memenuhi prestasinya di kemudian hari. Tanpa adanya kepercayaan itu, maka perjanjian itu tidak
akan mungkin diadakan.
b Asas kepribadian
Asas ini, mempunyai arti bahwa perjanjian hanya dapat mengikat bagi para pihak yang membuat perjanjian tersebut, pengecualian dapat diatur dalam
Pasal 1317 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa lagipun diperbolehkan juga untuk meminta ditetapkannya suatu janji guna kepentingan seorang pihak
ketiga apabila suatu penetapan janji yang dibuat oleh seorang untuk dirinya sendiri atau suatu pemberian yang dilakukannya kepada seorang lain, memuat
suatu janji yang seperti itu.
c Asas konsensualisme persesuaian kehendak
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
26
S. Mantayborbir dan Iman Jauhari, Hukum Lelang Negara di Indonesia, Penerbit Pustaka Bangsa Press, Jakarta, 2003, hal. 203-206
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
59
Asas ini, sangat erat kaitannya dengan asas kebebasan dalam mengadakan perjanjian, dimana di antara kedua belah pihak harus terjadi kesepakatan.
d Asas kehati-hatian
Asas ini, menghendaki bahwa para pihak dalam membuat suatu perjanjian harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian, dalam hal ini, antara penjual
dengan pihak pembeli.
e Asas bargaining position
Asas ini, memberikan gambaran yang objektif, dimana penjual pemohon lelang berada pada kondisi sebagai institusi negara sedangkan pembeli atau
peminat lelang sebagai warga masyarakat berada pada posisi yang lemah dalam melakukan suatu perbuatan hukum.
f Asas bargaining power
Asas ini, berlaku terhadap para pihak yang mengadakan suatu perjanjian perbuatan hukum, dimana pihak pemohonpenjual dalam mengadakan
perjanjian selalu berada pada posisi yang kuat karena sebagai institusi negara maupun karena kewenangannya dalam melaksanakan tugas negara.
Sedangkan pembeli lelang atau peminat lelang berada pada posisi yang lemah. Dengan perkataan lain bahwa para pihak dalam membuat suatu perjanjian
berlandaskan kepada kebebasan dan di antara kedua belah pihak harus terjadi kesepakatan serta terjadi penyesuaian kehendak.
g Asas kekuatan mengikat
Asas ini, adalah bahwa terikatnya para pihak pada suatu perjanjian tidak semata-mata terbatas pada apa yang diperjanjikan, akan tetapi terhadap
beberapa hal lain sepanjang yang dikehendaki oleh kebiasaan dan kepatuhan serta moral.
h Asas beritikad baik
Asas ini berlaku terhadap pihak penjual dan pihak pembeli lelang, dan dalam mengadakan suatu perjanjian harus dilakukan dengan sepenuh hati dalam
artian berkarakter baik dan jujur sebagai dasar dan atau landasan yang kuat dalam menciptakan dan mewujudkan suatu perjanjian.
i Asas public policy
Asas ini, memberikan gambaran yang jelas bahwa penjualpejabat lelang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai suatu institusi atau lembaga
negara senantiasa menerapkan kebijaksanaan umum terhadap seorang warga negarapembeli dalam melakukan suatu perbuatan hukum.
j Asas kepatutan
Asas ini, berkaitan dengan ketentuan mengenai isi perjanjian. Melalui asas ini ukuran tentang hubungan hukum itu ditentukan juga oleh rasa keadilan
masyarakat, terutama terhadap nasabah debitur itu sendiri dalam menyelesaikan kewajibannya.
k Asas horisontal
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan,
2006 USU Repository © 2008
60
Asas ini, menghendaki bahwa para pihak dalam membuat dan mengadakan suatu perjanjian mempunyai kedudukan yang sama dan seimbang, terutama
hak dan kewajiban.
l Asas keadilan
Asas ini, menghendaki bahwa para pihak dalam membuat suatu perjanjian perbuatan hukum harus dilaksanakan secara lebih baik, benar,
jujur, adil dalam bertindak dan berbuat. m
Asas otoritas Asas ini, merupakan tindakan hukum dari suatu institusi yang tugasnya dapat
mempengaruhi dan mengikat seluruh warga masyarakat termasuk pembeli lelang.
n Asas transparan
Asas ini, memberikan suatu landasan hukum bagi para pihak di dalam suatu perjanjian dan harus dilakukan secara terbuka dan atau transparan bagi para
pihak yang membuat perjanjian.
o Asas kepastian hukum
Asas ini, merupakan suatu perbuatan hukum dalam suatu perjanjian yang mengandung prinsip kepastian hukum. Kepastian hukum ini terungkap dari
kekuatan mengikat di dalam suatu perjanjian, yaitu sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya.
p Asas moral
Asas ini, merupakan suatu perbuatan hukum bagi para pihak dalam membuat suatu perjanjian yang dilakukan dengan etika dan moral.
q Asas kesadaran hukum
Asas ini, menghendaki bahwa bagi para pihak yang membuat suatu perjanjian harus dilakukan dengan penuh kesadaran hukum.
r Asas accountability
Asas ini, menghendaki bahwa para pihak di dalam melakukan suatu perjanjian atau perbuatan hukum harus dapat dipertanggung-jawabkan.
s Asas dalam hukum kontrak atau perjanjian
Asas ini menghendaki bahwa para pihak di dalam melakukan suatu kontrak perbuatan hukum harus berlandaskan kepada hukum perjanjian.
t Asas perlindungan kepentingan umum
Asas ini menghendaki bahwa bagi para pihak yang membuat suatu perjanjian harus memperhatikan kepentingan umum.
u Asas motivasi terhadap setiap keputusan.
Asas ini, menghendaki bahwa institusipenguasa di dalam melakukan sesuatu tindakanperbuatan hukum, terutama terhadap pelaksanaan tugas operasional,
senantiasa konsekuen dan konsisten terhadap keputusan yang telah ditetapkan.
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan,
2006 USU Repository © 2008
61
v Asas penyalahgunaan kekuasaan
Asas ini menghendaki, bahwa para pihak di dalam membuat suatu perjanjian atau perbuatan hukum harus memperhatikan norma etika hukum sehingga
tidak terjadi benturan hukum.
w Asas efisiensi dan efektifitas
Asas ini menghendaki, bahwa para pihak di dalam melakukan sesuatu perjanjianperbuatan hukum harus dilakukan secara tepat guna dan berhasil
guna.
x Asas kebijaksanaan principle of the wise
Asas ini menghendaki, bahwa para pihak di dalam melakukan sesuatu perjanjianperbuatan hukum harus dilakukan dengan penuh rasa keadilan dan
bijaksana. y
Asas dalam hukum jaminan Asas ini, menghendaki bahwa para pihak dalam membuat suatu perjanjian
perbuatan hukum untuk memperoleh sesuatu fasilitas kredit diharuskan untuk memberikan sesuatu jaminan kebendaan demi pengamanan di masa
mendatang.
z Asas parate eksekusi
Asas ini menghendaki bahwa para pihak yang membuat perjanjian perbuatan hukum merupakan tindakan hukum yang sudah final dan mengikat seluruh
warga masyarakat Indonesia termasuk badan peradilan.
6. Pelaksanaan Prosedur Pengurusan Piutang Negara
Adapun tahapan-tahapan pengurusan piutang negara macet pada PUPN dan KP2LN Medan adalah sebagai berikut:
a. Penyerahan pengurusan piutang negara
Piutang Negara pada tingkat pertama diselesaikan sendiri oleh institusi atau penyerah piutang atau badan usaha yang modalnya sebagian atau seluruhnya
dimilikidikuasai oleh negara atau dimiliki Badan Usaha Milik NegaraBadan Usaha Milik Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam
hal penyelesaian piutang negara secara intern tidak berhasil, maka institusilembaga pemerintah atau badan usaha milik negara dan atau badan usaha milik daerah
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan,
2006 USU Repository © 2008
62
tersebut, diwajibdiharuskan untuk menyerahkan pengurusan piutang negara kepada PUPN Cabang KP2LN.
27
Penyerahan pengurusan Piutang Negara disampaikan secara tertulis kepada Ketua Panitia Cabang melalui Kantor Pelayanan disertai
resume dan dokumen penyerahan.
28
b. Penerimaan dan penolakan pengurusan Piutang Negara
1 Penelitian adanya dan besarnya Piutang Negara Kantor Pelayanan meneliti surat penyerahan pengurusan Piutang Negara
berikut lampirannya. Hasil penelitian dituangkan dalam Resume Hasil Penelitian Kasus.
29
Berdasarkan resume dan dokumen penyerahan, Kantor Pelayanan menghitung besarnya Piutang Negara. Piutang Negara yang berasal dari krediturbank
terdiri atas hutang pokok, bunga, denda dan ongkos lainnya. Besarnya bunga, denda dan ongkos lainnya ditetapkan paling lama 6 enam bulan terhitung sejak kredit
dikategorikan sebagai piutang negara yang macet berdasarkan peraturan tentang kualitas aktiva produktifkategori kredit macet yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia.
30
Besarnya Piutang Negara non perbankan dihitung berdasarkan perhitungan pada saat piutang negara tersebut dinyatakan jatuh tempo. Dalam hal
terdapat pembebanan bunga, denda dan atau beban lainnya, besarnya jumlah piutang
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
27
Lihat Pasal 2 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002, dalam S. Mantayborbir dan Iman Jauhari, 2003, Hukum Pengurusan Piutang Negara di Indonesia, op.cit, h. 224.
28
Lihat Pasal 3 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang Pengurusan Piutang Negara PPN.
29
Lihat Pasal 9 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002
30
Lihat Pasal 10, 11 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
63
negara ditetapkan paling lama 6 enam bulan setelah jatuh tempo, kecuali ditetapkan tersendiri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
31
Dalam menghitung
besarnya piutang negara: a Pembayaran angsuran yang telah dilakukan oleh nasabah debiturpenanggung hutang setelah piutang dinyatakan
macet, diperhitungkan sebagai pengurangan, dan b Polis asuransi, biaya pemasangan hak tanggunganfidusia, biaya perpanjangan hak atas tanah, biaya pengukuhan hak
atas tanah, dan biaya-biaya lainnya sesuai yang diperjanjikan, diperhitungkan sebagai penambahan jumlah hutang.
32
Dalam hal Penyerah Piutang tidak dapat menyerahkan berkas kasus piutang negara beserta dokumen, fotokopi rekening koran, nota kredit, atau data mutasi
keuangan, maka KP2LN dapat mem-perhitungkan sendiri besarnya piutang negara tesebut berdasarkan syarat-syarat yang tercantum dalam perjanjian kredit. Kemudian
KP2LN menginformasikan hasil perhitungannya kepada penyerah piutang krediturbank.
33
2 Penerimaan pengurusan piutang negara Dalam hal berkas penyerahan piutang negara macet telah memenuhi
persyaratan dan dari hasil penelitian atas berkas tersebut dapat dibuktikan dengan adanya dan besarnya piutang negara, maka PUPN Cabang melalui KP2LN dapat
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
31
Lihat Pasal 12 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
32
Lihat Pasal 13 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
33
Lihat Pasal 14 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
64
menerima penyerahan pengurusan piutang negara, dengan demikian PUPN dapat menerbitkan SP3N.
34
3 Penolakan pengurusan piutang negara Dalam
hal kelengkapan
syarat-syarat penyerahan pengurusan piutang negara
macet tidak dapat dipenuhi oleh penyerah piutangkreditur, sehingga tidak dapat dibuktikan adanya dan besarnya piutang negara, maka PUPN Cabang melalui KP2LN
dapat menolak penyerahan pengurusan piutang negara dengan menerbitkan Surat Penolakan Pengurusan Piutang Negara.
35
4 Permintaan atas Dokumen Asli Dalam hal setelah diterbitkan SP3N, penyerah piutang krediturbank belum
menyerahkan dokumen asli Barang Jaminan berikut pengikatannya serta surat pernyataan permohonan roya, KP2LN menerbitkan surat permintaan kepada
penyerah piutang.
36
c. Koreksi dan perubahan atas besarnya jumlah Piutang Negara
1 Koreksi atas besarnya jumlah Piutang Negara Dalam hal SP3N telah diterbitkan, namun besarnya jumlah piutang negara
hanya dapat dilakukan koreksi tersebut jika terdapat: 1 pembayaran yang tidak tercatat, 2 kesalahan perhitungan oleh penyerah piutang krediturbank, dan koreksi
tidak dapat dilakukan terhadap perhitungan pembebanan bunga, denda dan atau
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
34
Lihat Pasal 15 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
35
Lihat Pasal 18 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
36
Lihat Pasal 19 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
65
ongkos lainnya yang tidak sesuai dengan ketentuan. Ketentuan mengenai koreksi atas besarnya jumlah piutang negara dapat diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur
Jenderal.
37
Koreksi terhadap besarnya jumlah piutang negara tidak boleh dilakukan dengan maksud memberikan keringanan hutang. Koreksi terhadap besarnya jumlah
piutang negara diperhitungkan pada saat menetapkan besarnya piutang negara dalam Pernyataan Bersama atau Penetapan Jumlah Piutang Negara.
38
2 Perubahan atas besarnya jumlah piutang negara Perubahan
atas besarnya
jumlah piutang negara terhadap kasus yang telah
diterbitkan SP3N hanya dapat dilakukan, jika terdapat: a pembebanan biaya dan ongkos lainnya,, dan b persetujuan keringanan atas jumlah hutang. Dalam hal kasus
piutang negara macet telah ditertibkan SP3N, perubahan atas besarnya jumlah piutang negara tidak boleh dilakukan dengan cara menetapkan kembali besarnya
jumlah piutang negara.
39
3 Penelitian atas bukti pembayaran Koreksi terhadap besarnya jumlah piutang negara atau perubahan atas
besarnya jumlah piutang negara harus didasarkan pada penelitian atas bukti pembayaran, baik yang bersumber dari penyerah piutangkreditur maupun nasabah
debiturpenanggung hutang.
40
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
37
Lihat Pasal 20 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
38
Lihat Pasal 21, 22 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
39
Lihat Pasal 23, 24 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
40
Lihat Pasal 25 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
66
d. Pengembalian atas berkas kasus piutang negara macet
Pengembalian atas berkas kasus piutang negara macet oleh PUPN Cabang dan KP2LN Medan dalam hal: a terdapat kekeliruan penyerah piutangkreditur bank
karena nasabah debiturpenanggung hutang tidak mempunyai kewajiban yang masih harus diselesaikan, b piutang negara macet tersebut terkait dengan perkara pidana,
atau c penyerah piutang kreditur bank bersikap tidak kooperatif.
41
e. Surat panggilan
1 Surat panggilan dan panggilan terakhir KP2LN
melakukan panggilan
secara tertulis kepada nasabah debitur
penanggung hutang dalam rangka pengurusan piutang negara macet. Dalam hal nasabah debiturpenanggung hutang adalah: a perorangan, panggilan ditujukan
kepada diri pribadi nasabah debitur penanggung hutang. b badan hukum berbentuk perseroan terbatas, panggilan ditujukan kepada direksi dan atau komisaris yang
melaksanakan manajemen administrasi perusahaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau anggaran dasaranggaran rumah tangga
badan hukum tersebut. c badan hukum koperasi dan atau yayasan, panggilan ditujukan kepada pengurus koperasi dan atau yayasan. d firma, panggilan ditujukan
kepada salah seorang firman, atau e commanditer vennootschap, panggilan ditujukan kepada pesero pengurus.
42
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
41
Lihat Pasal 26 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
42
Lihat Pasal 33, 34 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
67
2 Pengumuman panggilan Dalam hal nasabah debiturpenanggung hutang menghilang dari domisili
semula dan domisili baru yang ditujui tidak diketahui, maka KP2LN melakukan pengumuman panggilan melalui: a Surat kabar harian, b Media elektronik, c Papan
pengumuman pada KP2LN, dan atau d Media masa lainnya. Pengumuman panggilan memuat identitas nasabah debitur penanggung hutang dan keharusan nasabah
debitur penanggung hutang untuk mempertang-gungjawabkan penyelesaian hutangnya kepada negara.
43
3 Surat kuasa khusus Dalam hal nasabah debiturpenanggung hutang diwakili oleh pihak ketiga,
maka pihak yang mewakilinya harus dilengkapi dengan pemberian surat kuasa khusus yang dibuat dengan akta notaris atau dilegalisir oleh notaris. Dalam hal
domisili nasabah debitur penanggung hutang belum ada notaris, surat kuasa khusus dibuat di atas kertas bermeterai cukup yang diketahui oleh lurah atau kepala desa
setempat.
44
f. Pernyataan Bersama PB
Dalam proses pembuatan Pernyataan Bersama ini sebelumnya KP2LN telah melakukan pemanggilan terhadap nasabah debiturpenanggung hutangpenjamin
hutang. Setelah nasabah debiturpenanggung hutang datang menghadap, maka kemudian dilakukan wawancara untuk memperoleh informasi mengenai kebenaran
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
43
Lihat Pasal 40, 41 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
44
Lihat Pasal 42 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
68
adanya dan besarnya jumlah hutang dan menetapkan jangka waktu dalam penyelesaiannya yang dituangkan dalam Berita Acara Tanya Jawab. Dari hasil berita
acara tanya jawab kemudian dibuat Pernyataan Bersama. Pernyataan Bersama yang dibuat antara PUPN dengan nasabah
debiturpenanggung hutang untuk menetapkan jumlah hutang yang harus dibayar dan dilunasinya.
Pernyataan Bersama
mempunyai kekuatan hukum yang sama seperti putusan
hakim dalam memutuskan suatu perkara perdata dan mempunyai kekuatan hukum yang pasti dan tetap.
45
g. Penetapan atas Jumlah Piutang Negara Macet
1 Penetapan Jumlah Piutang Negara PUPN
Cabang menerbitkan
Penetapan Jumlah Piutang Negara, dalam hal Pernyataan Bersama tidak dapat dibuat karena: a Nasabah debitur penanggung
hutang tidak memenuhi panggilan dan atau pengumuman panggilan, b Nasabah debiturpenanggung hutang datang menghadap memenuhi panggilan namun tidak
mau menanda-tangani pernyataan bersama, c Nasabah debiturpenanggung hutang tidak mengakui jumlah hutang, tetapi tidak memberikan bukti-bukti pendukung yang
sah, atau d Nasabah debitur enanggung hutang mengakui jumlah hutang, tetapi menolak untuk menandatangani Pernyataan Bersama.
46
2 Koreksi dan perubahan atas besarnya jumlah piutang negara macet Dalam hal setelah diterbitkan Penetapan Jumlah Piutang Negara PJPN
terhadap nasabah debiturpenanggung hutang dan apabila terdapat koreksi dan
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
45
Lihat Pasal 55 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN.
46
Lhat Pasal 56 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
69
perubahan atas besarnya jumlah piutang negara di dalam PJPN, maka tidak perlu dibuat surat Penetapan Jumlah Piutang Negara yang baru, akan tetapi cukup
diterbitkan Surat Pemberitahuan kepada nasabah debitur penanggung hutang dan penyerah piutangkreditur yang ditandatangani oleh Ketua PUPN Cabang. Surat
pemberitahuan koreksi dan perubahan besarnya jumlah piutang negara macet merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Penetapan Jumlah Piutang Negara.
47
h. Keringanan hutang
1 Kewenangan Kepala Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara dan Kepala Kanwil
diberi kewenangan untuk memberikan keringanan hutang kepada nasabah debiturpenanggung hutang dalam bentuk: a
Keringanan jumlah hutang yang menyangkut bunga, denda, dan atau ongkosbeban lainnya, dan b Keringanan jangka
waktu dalam penyelesaian hutang.
48
2 Permohonan
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
Permohonan keringanan hutang diajukan oleh nasabah debiturpenanggung hutang kepada PUPN melalui KP2LN disertai proposalalasan-alasannya.
Permohonan keringanan hutang dapat juga diajukan oleh nasabah debitur penanggung hutang melalui penyerah piutangkreditur. Permohonan keringanan
hutang diajukan selambat-lambatnya sebelum pengumuman eksekusi lelang atas barang jaminan. Dalam hal eksekusi lelang pernah dilakukan, permohonan
keringanan hutang tetap dapat diajukan, namun mengacu pada ketentuan mengenai
47
Lhat Pasal 58 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
48
Lhat Pasal 59 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
70
keringanan hutang sebagaimana diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal.
49
3 Analisis terhadap permohonan keringanan hutang Persetujuan, penolakan dan pemberian pertimbangan atas permohonan
keringanan hutang harus berdasarkan hasil analisis. Dalam hal kegiatan usaha nasabah debiturpenanggung hutang masih produktif, maka permohonan keringanan
hutang nasabah debiturpenanggung hutang sekurang-kurangnya memuat: a Latar belakang permohonan keringanan hutang, b Itikad baik nasabah debiturpenanggung
hutang, c Kegiatan usaha nasabah debitur enanggung hutang mempunyai prospek yang baik, d Nilai barang jaminan diperkirakan tidak akan menutupi jumlah hutang,
dan e Rencana pelunasan hutang.
50
4 Keputusan terhadap keringanan jumlah hutang Keputusan
keringanan terhadap
jumlah hutang dapat berupa menyetujui seluruh perhitungan dan pemebebanan bunga dan atau menyetujui sebagian. Menolak
permohonan keringanan yang diajukan oleh nasabah debitur enanggung hutang sepanjang bertentangan dengan ketentuan tentang perhitungan dan pembebanan
bunga. Permohonan keringanan hutang yang diajukan oleh nasabah debitur penanggung hutang dalam hal pembayaran angsuran dan jangka waktu pelunasan
jumlah hutang. Permohonan keringanan hutang yang diajukan oleh nasabah debitur penanggung hutang dalam hal pembayaran angsuran atas jumlah hutang dapat
dilakukan pada setiap bulan dan atau pada setiap triwulan. Dalam hal permohonan keringanan hutang dapat dipertimbangkan dan disetujui nasabah debiturpenanggung
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
49
Lhat Pasal 62, 63, 64 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.01 2002 tentang PPN
50
Lhat Pasal 65, 66 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
71
hutang harus melakukan pelunasan sesuai dengan tanggal dan batas waktu yang ditentukan dalam surat pemberitahuan yang diterbitkan oleh KP2LN dan disampaikan
kepada nasabah debiturpenanggung hutang.
51
i. Pengelolaan dan pengamanan barang jaminan
1 Ruang lingkup pengelolaan Ruang lingkup pengelolaan dan pengamanan terhadap barang jaminan dan
atau harta kekayaan lainnya milik nasabah debiturpenanggung hutang meliputi kegiatan: a Penatausahaan dokumen dan fisik Barang Jaminan dan atau Harta
Kekayaan Lainnya. b Pengamanan terhadap dokumen dan fisik Barang Jaminan dan atau Harta Kekayaan Lainnya, dan c Pendayagunaan Barang Jaminan.
52
2 Penatausahaan Dalam rangka penatausahaan dilakukan kegiatan meliputi: a penerimaan,
b pencatatan, c penyimpanan, d pemeliharaan, dan e pengeluaran serta penyerahan dokumen dan fisik Barang Jaminan dan atau Harta Kekayaan Lainnya kepada yang
berhak.
53
3 Pengamanan Dalam rangka pengamanan dapat dilakukan kegiatan meliputi: a Penelitian
terhadap keaslian, kebenaran atau jangka waktu berlakunya hak atas dokumen Barang Jaminan dan atau Harta Kekayaan Lainnya beserta pengikatannya, b Penelitian
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
51
Lhat Pasal 71, 72, 73 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
52
Lhat Pasal 82 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
53
Lhat Pasal 84 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
72
lapangan, dan c pemblokiran atas barang jaminan dan atau harta kekayaan lainnya milik nasabah debiturpenanggung hutang.
54
4 Pendayagunaan Dalam
rangka pendayagunaan
barang jaminan, dapat dilakukan sewa menyewa yang hasilnya digunakan untuk pembayaran jumlah hutang nasabah
debiturpenanggung hutang.
55
j. Pemeriksaan
Objek Pemeriksaan adalah: a Nasabah debiturpenanggung hutang penjamin hutang dan atau kepada pemegang saham, b
Kemampuan nasabah debitur penanggung hutang, c Harta kekayaan lainnya milik nasabah debiturpenanggung
hutang, dan d Fisik barang jaminan.
56
Pemeriksaan dapat dilakukan oleh petugaspegawai pemeriksa dari KP2LN. Pemeriksaan dilakukan oleh Tim yang beranggotakan paling sedikit 2 dua orang
dan sekurang-kurangnya 1 satu orang pegawai yang ditunjuk.
57
Dalam melaksanakan
pemeriksaan, petugaspegawai pemeriksa melakukan
kegiatan meliputi: a Mencari, meneliti, dan mengumpulkan keterangan atau bukti- bukti yang berhubungan dengan objek pemeriksaan, dan b Melakukan wawancara
atau meminta penjelasan dari berbagai pihak yang berkaitan dengan objek Pemeriksaan.
58
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
54
Lhat Pasal 87 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
55
Lhat Pasal 94 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
56
Lhat Pasal 97 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
57
Lhat Pasal 102 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
58
Lhat Pasal 104 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
73
Pemeriksaan hanya dapat dilaksanakan setelah SP3N diterbitkan. Pemeriksaan dilaksanakan dengan memperhatikan efisiensi dan efektifitas.
59
k. Pencegahan
Pencegahan terhadap nasabah debiturpenanggung hutangpenjamin hutang untuk tidak berpergian keluar negeri apabila jumlah hutang sebesar
Rp. 250.000.000,00 dua ratus lima puluh juta rupiah atau lebih, dan nasabah debiturpenanggung hutang tidak menunjukkan itikad baik dalam menyelesaikan
jumlah hutangnya dan atau nilai jaminan hutang diperkirakan tidak dapat mengcover jumlah hutang.
60
Namun, sejak keluarnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40PMK.072006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, ketentuan tentang jumlah
hutang nasabah debiturPenanggung HutangPenjamin Hutang seperti tersebut di atas berubah menjadi sejumlah Rp. 1.000.000.000,- satu milyar rupiah
PUPN melalui KP2LN melakukan tindakan penagihan sekaligus dengan Surat Paksa SP, apabila nasabah debiturpenanggung hutang tidak memenuhi kewajiban
yang ditetapkan dalam Pernyataan Bersama atau Penetapan Jumlah Piutang Negara PJPN.
Jurusita dapat melakukan tindakan hukum penyitaan atas jaminan hutang nasabah debiturpenanggung hutang, apabila ketentuan dalam Surat Paksa tidak
dipenuhi. Pelaksanaan eksekusi lelang dapat dilakukan terhadap jaminan hutang yang telah disita, apabila nasabah debiturpenanggung hutang tidak menyelesaikan
hutangnya kepada negara cq. PUPN melalui KP2LN. Pelaksanaan eksekusi lelang berdasarkan Surat Perintah Penjualan Barang Sitaan SPPBS yang ditandatangani
oleh Ketua PUPN. Bilamana jaminan hutangharta kekayaan lainnya milik nasabah
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
59
Lhat Pasal 106, 107 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.01 2002 tentang PPN
60
S. Mantayborbir, Iman Jauhari, 2004, op. cit., hal. 4.
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
74
debiturpenanggung hutang tidak ada atau nasabah debiturpenanggung hutang tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan hutangnya, maka piutang negara
macet tersebut dinyatakan sebagai piutang negara yang untuk sementara belum dapat ditagih PSBDT.
Dalam hal objek Pencegahan mempunyai kewajiban menyelesaikan hutang lebih dari satu kasus Piutang Negara dan telah dicegah pada salah satu kasus, tidak
dilakukan Pencegahan kembali untuk kasus yang lain sepanjang jangka waktu Pencegahan dan atau perpanjangan Pencegahan masih berlaku. Jangka waktu
Pencegahan berlaku paling lama 6 enam bulan dan dapat diperpanjang 2 dua kali masing-masing selama 6 enam bulan.
61
Izin keluar wilayah Republik Indonesia dalam jangka waktu Pencegahan atau perpanjangan Pencegahan dapat diberikan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri
Keuangan. Permohonan izin diajukan oleh nasabah debiturpenanggung hutang dengan dilengkapi bukti-bukti yang mendukung alasan keluar wilayah Republik
Indonesia.
62
Pencabutan Pencegahan
terhadap objek Pencegahan dapat dilakukan dalam
hal: a Piutang Negara telah dinyatakan lunas, b Pengurusan Piutang Negara ditarik oleh atau dikembalikan kepada Penyerah Piutang, c
Objek Pencegahan telah menunjukkan itikad baik dengan: 1 Melakukan pembayaran ke arah pelunasan, dan
2 Mengajukan rencana penyelesaian hutangnya secara jelas. Keputusan Pencegahan,
perpanjangan Pencegahan, dan pencabutan Pencegahan ditetapkan secara tertulis.
63
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
61
Lhat Pasal 126 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
62
Lhat Pasal 128 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
63
Lhat Pasal 133 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
75
l. Surat Paksa
Sebenarnya, dengan telah dibuat Pernyataan Bersama PB, maka nasabah debiturpenanggung hutang sudah harus melaksanakan pembayaran dengan cara
angsuran dalam setiap bulan, atau setiap triwulan atau setiap semester. Apabila nasabah debiturpenanggung hutang tidak memenuhi kewajibannya dalam
melakukan pembayaran secara angsuran dan pelunasannya, walaupun telah diperingati, maka penagihan akan dilaksanakan sekaligus dengan Surat Paksa.
Surat Paksa akan disampaikan oleh jurusita piutang negara kepada nasabah debiturpenanggung hutang penjamin hutang di tempat tinggalnya atau tempat
kediamannya dan dalam hal nasabah debitur yang bersangkutan tidak mempunyai tempat tinggal atau tempat kediaman atau telah menghilang dan tidak diketahui
domosilinya, maka Surat Paksa akan diberitahukan dengan menempelkan salinan Surat Paksa pada pintu utama KP2LN, atau Surat Paksa tersebut akan disampaikan
melalui aparat pemerintah setempat Lurah, Camat dan sebagainya
64
Dalam hal penyampaian Surat Paksa kepada nasabah debitur penanggung hutang yang berada di luar wilayah kerja PUPN Cabang atau di dalam wilayah kerja
PUPN Cabang, tetapi di luar wilayah kerja KP2LN, maka KP2LN meminta bantuan secara tertulis kepada KP2LN yang wilayah kerjanya meliputi tempat penyampaian
Surat Paksa dimana nasabah debitur penanggung hutang berdomisili.
65
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
m. Penyitaan
Pelaksanaan penyitaan terhadap jaminan hutang atau harta kekayaan lainnya milik nasabah debiturpenanggung hutangpenjamin hutang apabila ketentuan dalam
64
S. Mantayborbir, Iman Jauhari, 2004, op. cit., hal. 76.
65
Lhat Pasal 151 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
76
Surat Paksa tidak dipenuhi, yang kemudian akan disusul dengan pelaksanaan penyitaan dan eksekusi lelang atas jaminan hutang. Sebelum pelaksanaan eksekusi
lelang terlebih dahulu dapat diumumkan 2 dua kali dalam surat kabar harian setempat berselang 15 lima belas hari. Pengumuman eksekusi lelang pertama dapat
dimungkinkan untuk dilakukan melalui selebaran yang ditempelkan pada papan pengumuman di pintu utama kantor dan di tempat lainnya yang memudahkan untuk
dibaca oleh masyarakat, sedangkan pengumuman eksekusi lelang kedua harus dilakukan melalui surat kabar harian setempat.
Penyitaan dilakukan terhadap barang jaminan milik nasabah debitur penanggung hutang dan atau Penjamin Hutang. Dalam hal Barang Jaminan tidak ada
atau diperkirakan nilainya tidak dapat menutup sisa hutang, penyitaan dapat dilakukan terhadap Harta Kekayaan Lainnya milik nasabah debiturpenanggung
hutang.
66
Dalam hal tempat barang yang akan disita berada di luar wilayah kerja PUPN Cabang dan atau di luar wilayah kerja KP2LN, maka KP2LN meminta bantuan
penyitaan kepada KP2LN yang wilayah kerjanya terdapat barang jaminan yang akan disita tersebut berada.
67
Pelaksanaan penyitaan tidak dapat dilakukan terhadap barang yang telah disita lebih dahulu oleh Pengadilan Negeri, Instansi Pajak, atau instansi lain yang
berwenang. Terhadap barang yang telah disita Jurusita Piutang Negara hanya menyampaikan salinan Surat Paksa kepada instansiinstitusi yang terlebih dahulu
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
66
Lihat S. Mantayborbir, et al., Pengurusan Piutang Negara Macet pada PUPN dan BUPLN Suatu Kajian Teori dan Praktek, Pustaka Bangsa Press, Medan, 2001, hal. 93
67
Lihat Pasal 176 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
77
melaksanakan penyitaan disertai permintaan agar penyitaan yang telah dilakukan oleh instansi tersebut diberlakukan juga sebagai persamaan sita.
68
Penyitaan yang telah dilakukan terhadap barang yang disita perlu didaftarkan kepada instansi yang berwenang, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
69
Panitia Urusan Piutang Negara Cabang menerbitkan Surat Perintah Pengangkatan Sita dalam hal: a Piutang Negara dinyatakan lunas, b Pengurusan
Piutang Negara dinyatakan selesai, c Pengurusan Piutang Negara dikembalikan kepada Penyerah Piutang, d Barang Jaminan dan atau Harta Kekayaan Lainnya tidak
ditemukan lagi menjadi jaminan hutang, e Barang yang disita telah disita lebih dahulu oleh Pengadilan Negeri, Instansi Pajak, atau instansi lain yang berwenang
atau f Pelaksanaan penyitaan sebelumnya mengandung cacat hukum.
70
n. Paksa badan
Di dalam Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 disebut secara tegas dan jelas bahwa sandera gijzeling adalah upaya penagihan dalam rangka
penyelamatan terhadap keuangan negara dengan cara pengekangan terhadap kebebasan nasabah debitur untuk sementara waktu di suatu tempat tertentu.
Pengekangan terhadap kebebasan nasabah debitur yang tergolong mampu namun tidak beritikad baik dalam penyelesaian hutang. Pelaksanaan paksa badan atau
sandera oleh Ketua PUPN melalui Kepala KP2LN berdasarkan Undang-Undang
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
68
Lihat Pasal 179, 180 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.01 2002 tentang PPN. lihat juga S. Mantayborbir, “Suatu Kajian Juridis Terhadap Sita Panitia Urusan Piutang Negara PUPN”, Majalah
Hukum, Volume 6 Nomor 3 Agustus 2001, FH-USU, Medan, hal. 223.
69
Lihat Pasal 182 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
70
Lihat Pasal 183 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
78
Nomor 49 Prp Tahun 1960 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002, tanggal tentang Pengurusan Piutang Negara. Penerbitan surat
perintah paksa badan dilakukan terhadap nasabah debiturpenanggung hutang penjamin hutang yang:
a. Jaminan hutang tidak ada atau tidak mencukupi untuk melunasi hutang
yang bersangkutan. b.
Jumlah hutang nasabah debiturpenanggung hutang yang bersangkutan sekurang-kurangnya Rp. 1.000.000.000,00 satu miliyar rupiah.
c. Tidak memenuhi Pernyataan Bersama atau Surat Paksa.
d. Mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan hutangnya tetapi nyata-nyata
tidak memperlihatkan etikad baik untuk melunsinya. Pelaksanaan Paksa Badan dapat dilakukan setelah mendapat ijin tertulis dari
Kepala Kejaksaan setempat. Paksa badan tidak dapat dikenakan terhadap nasabah debitur yang tidak beritikad baik dan telah berumur 75 tahun ke atas. Tempat paksa
badan meliputi lembaga pemasyarakatan, rumah tahan negara, atau rumah sandera yang disediakandisewadikontrakkan oleh Kepala DJPLN.
Objek Paksa Badan adalah: a Nasabah debiturpenanggung hutang,
b penjamin hutang, dan c pemegang saham, dan d ahli waris yang telah menerima warisan dari nasabah debiturpenanggung hutang.
71
Surat Perintah Paksa Badan diterbitkan dalam hal: a Nasabah debitur penanggung hutang tidak memenuhi Surat Paksa, b Jumlah hutang dan atau sisa
hutang nasabah debitur penanggung hutang paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00 satu miliyar rupiah, c Barang Jaminan tidak ada atau barang jaminan ada tetapi tidak
menutup sisa hutang, d Nasabah debitur penanggung hutang mempunyai
Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung
71
Lihat Pasal 186 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300KMK.012002 tentang PPN. lihat Soedargo Gautama, Himpunan Yurisprudensi Indonesia, Jilid 16, op.cit, h. 84. “Lembaga paksa badan
merupakan alat pencegah pada orang yang sengaja mau melakukan “penipuan” chicanes dan menurut kehendaknya membuat hutang tanpa memikirkan pelunasannya.”
Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006
USU Repository © 2008
79
kemampuan untuk menyelesaikan hutang tetapi tidak menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan, dan e Objek Paksa Badan dilakukan terhadap nasabah debitur
penanggung hutang yang belum berumur 75 tujuh puluh lima tahun.
72
Surat Perintah Paksa Badan dapat ditangguhkan pelaksanaannya dalam hal terdapat: a
Penetapan penangguhan Paksa Badan dari pengadilan, atau b
Pembayaran terhadap jumlah hutang lebih dari 50 lima puluh persen. Penangguhan pelaksanaan Surat Perintah Paksa Badan diberikan secara tertulis oleh
PUPN Cabang dan berlaku untuk jangka waktu 3 tiga bulan.
73
Jangka waktu pelaksanaan Paksa Badan paling lama 6 enam bulan terhitung sejak objek Paksa Badan ditempatkan dalam rumah tahanan negara. Jangka waktu
Paksa Badan dapat diperpanjang oleh PUPN Cabang sebanyak 1 satu kali dan paling lama 6 enam bulan.
74
C. Beberapa Pengertian Tentang Eksekusi Lelang
1. Pengertian eksekusi