Sejarah PUPN dan DJPLNKP2LN

42 akan mengakibatkan pembayaran pelunasan kredit menjadi tidak lancar karena terjadinya kemacetan kredit. Perlunya jaminan dalam pemberian kredit adalah mencegah resiko yang akan timbul apabila pembayaran pelunasan kredit tidak lancar atau dengan kata lain apabila nasabah debitur tidak melaksanakan kewajibannya untuk melakukan pembayaran dan atau pelunasan hutangnya sesuai dengan perjanjian kredit yang telah disepakati, maka kreditur dapat melakukan penyitaan terhadap jaminan hutang nasabah debitur, penyitaan mana tentunya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian, jaminan hutang nasabah debitur bersifat yuridis materil yang bertujuan sebagai tindakan pencegahan preventif dan kreditur terhadap perbuatan ingkar janji nasabah debitur. Jaminan dalam pemberin kredit dapat menyelamatkan kredit dari nasabah debitur yang tidak menunaikan kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati oleh debitur dan kreditur, karena apabila nasabah debitur wanprestasi maka kreditur dapat merealisir kredit melalui penjualan barang jaminan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa jika seseorang hendak memperoleh fasilitas kredit maka sesoerang itu memperolehnya dengan melakukan pengikatan jaminan.

B. Tinjauan Umum Tentang Sistem Pengurusan Piutang Negara Macet

1. Sejarah PUPN dan DJPLNKP2LN

Setelah pasca kemerdekaan Indonesia banyak terjadi pemberontakan- pemberontakan yang dilakukan oleh golongan-golongan tertentu ataupun oleh suatu Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006 USU Repository © 2008 43 daerah seperti pemberontakan PRRI. Permesta, DI, TII dan lain-lain, sehingga kesempatan itu dimanfaatkan oleh sektor-sektor swasta yang berhutang kepada negara atau badan-badan usaha milik negara, badan-badan usaha milik daerah, baik langsung maupun tidak langsung yang dikuasai oleh negara, tidak melaksanakan kewajibannya untuk membayar hutangnya dengan berbagai kesulitan dan sukar sekali ditagih, sementara penagihan piutang negara dengan menggunakan prosedur biasanya yang tersedia dalam HIR, RBg, tidak mencapai sasaran. 12 Sistem pengurusan piutang negara ini pada satu pihak dilaksanakan secara efisien dan efektif dan di pihak lain nasabah debiturpenanggung hutang tidak mempertanggungjawabkan kewajibannya secara hukum maka Penguasa Perang Pusat, Kepala Staf Angkatan Darat membentuk panitia yang diberi nama “Panitia Penyelesaian Piutang Negara”. Panitia Penyelesaian Piutang Negara ini oleh penguasa perang pusat. 13 setelah mendengarkan musyawarah kabinet kerja tanggal 29 Nopember 1960 dan tanggal 8 Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung 12 S. Mantayborbir, Iman Jauhari, dan Hari Widodo Agus, Hukum Piutang dan Lelang Negara di Indonesia, Pustaka Bangsa, Jakarta: 2002, hal. 28. Dalam keadaan mendesak maka Penguasa Perang, Kepala Staf Angkatan Darat, dengan terpaksa harus menempuh jalan terobosan baru untuk memotong jalur panjang sebagaimana biasanya melalui lembaga peradilan yang pemeriksaannya melalui tiga tahap yaitu: di tingkat pertama pada Pengadilan Negeri, di tingkat Banding pada Pengadilan Tinggi, di tingkat Kasasi pada Mahkamah Agung, bahkan tingkat peninjauan kembali pada Mahkamah Agung, sehingga memakan waktu bertahun-tahun lamanya dalam penyelesaiannya. 13 Keputusan Nomor KptsPepera02411958 berikut peraturan pelaksanaannya antara lain Instruksi Penguasa Perang Pusat Kepala Staf Angkatan Darat Nomor InstrPeperpu0321958. Berdasarkan Pasal 61 Perpu Nomor 23 Tahun 1959, panitia ini dibatasi masa bekerja sampai tanggal 16 Desember 1960. Menjelang berakhirnya masa tugas panitia ini, pemerintah memandang masih perlu mempertahankan keberadaan lembaga ini, karena sangat efektif dan canggih untuk digunakan dalam penagihan piutang negara macet sehingga piutang negara macet dapat dikembalikan dalam waktu sesingkat-singkatnya terutama karena panitia ini sangat efektif bila berhadapan dengan debiturpenanggung hutang nakal yang tindakannya dengan terang-terang merugikan negara. Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1960, Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 ditetapkan menjadi Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 yang mengatur tentang lahirnya PUPN. Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006 USU Repository © 2008 44 Desember 1960, pemerintah memutuskan dan menetapkan Perpu tentang Panitia Urusan Piutang Negara PUPN. Lembaga PUPN ini sudah sejak lama ada 42 tahun yang lalu sejak tanggal pembentukan PUPN dengan Keputusan Menteri Pertama 14 Nomor 454MP1961 tanggal 26 Desember 1961 yang tindak lanjutinya dibentuknya PUPN Pusat, dan bersamaan dengan itu dibentuk juga Badan Pelaksana Administrasi BPA sebagai satuan kerja yang melaksanakan tugas dan fungsi sehari-hari dari PUPN. Kepala BPA dipimpin oleh salah seorang anggota PUPN. Sesuai dengan jiwa Undang-undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 dan dengan Keputusan Menteri Pertama tersebut, maka lembaga PUPN ini, melaksanakan tugas operasional langsung. Selama kurun waktu 45 tahun itu, dilakukan periodisasi terhadap kegiatan pelaksanaan program. Pelaksanaan kegiatanprogram yang dirumuskan ke dalam skala prioritas, dengan mempertimbangkan keterbatasan dana, sarana dan prasarana. Untuk mengidentifikasi pelaksanaan kegiatan program tersebut, didasarkan kepada empat periodisasi yakni: a. Periode 1961 - 1975 diperankan oleh PUPN dan BPA b. Periode 1976 - 1990 diperankan oleh PUPN dan BUPN c. Periode 1991 - 2001 diperankan oleh PUPN dan BUPLN d. Periode 2001 - 2006 diperankan oleh PUPN dan DJPLN.. Periode 1961-1975 diperankan oleh PUPN dan BPA, setelah dibentuknya PUPN maka dengan keputusan Menteri Pertama Nomor 454MP1961 tanggal 26 Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung 14 Istilah Menteri Pertama dijumpai dalam Penjelasan Pasal 2 Undang-undang Nomor 49 Prp Tahun 1960. Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006 USU Repository © 2008 45 Desember 1961 dibentuklah PUPN Pusat dan bersamaan dengan itu dibentuklah juga Badan Pelaksana Administrasi BPA sebagai satuan kerja yang melaksanakan tugas dan fungsi dari PUPN. Kepala BPA dipimpin oleh salah seorang anggota PUPN. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 dan dengan Keputusan Menteri pertama tersebut, maka lembaga panitia ini melaksanakan tugas operasional langsung Periode 1976 – 1990 diperankan oleh PUPN dan BUPN, untuk lebih meningkatkan pelaksanaan pelayanan pengurusan, bentuk, susunan organisasi dan tata kerja Panitia Urusan Piutang Negara PUPN yang kemudian diperkokoh dan ditambah dengan pembentukan Badan Urusan Piutang Negara BUPN, berdasarkan Keppres No.11 Tahun 1976, menurut Pasal 10 Keppres No. 11 Tahun 1976 Susunan Organisasi BUPN tersebut, yaitu: 1 Badan UPN terdiri dari: a Kepala, yang dirangkap oleh Ketua Panitia UPN, b Sekretariat, c Direktorat Penetapan dan penagihan piutang negara, d Direktorat Perbendaharaan Piutang Negara, e Direktorat eksekusi dan laporan, f Instansi Vertikal di Wilayah Daerah Tingkat I, 2 Sekretariat terdiri dari sebanyak- banyaknya empat Bagian dan setiap bagian terdiri dari sebanyak-banyaknya tiga sub bagian, 3 Direktorat terdiri dari sebanyak-banyaknya tiga sub direktorat dan setiap sub direktorat terdiri dari sebanyak-banyaknya tiga seksi. BUPN adalah badan yang menyelenggarakan pelaksanaan sistem pengurusan piutang negara yang berada langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan. BUPN ini dipimpin oleh seorang Kepala yang mempunyai kedudukan setingkat dengan Direktur Jenderal Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006 USU Repository © 2008 46 Periode 1991 – 2001 diperankan oleh PUPN dan BUPLN, Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara BUPLN dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No: 21 Tahun 1991 yang bertugas melaksanakanmenyelenggarakan sistem pengurusan piutang negara dan pelayanan lelang berdasarkan pelaksanaan tugas PUPN maupun kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Badan ini berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Keuangan. Sebenarnya PUPN dan BUPLN mempunyai hubungan yang sangat erat. Di mana PUPN adalah lembaga yang melakukan manajemen sistem pengurusan piutang negara secara khusus dan pelayanan lelang dalam rangka lebih meningkatkan penerimaan keuangan negara, maka dibentuklah suatu badan dengan nama BUPLN. BUPLN ini di samping sebagai unit, yang melaksanakan dan menampung tindakan hukum PUPN, juga bertindak sebagai unit, yang menjalankan fungsi Menteri Keuangan dalam melaksanakan pengamanan terhadap keuangan negara piutang negara macet. BUPLN sebagai suatu unit mempunyai struktur organisasi dengan tingkatan-tingkatan yaitu: a Unit Lelang tingkat pusat dengan status eselon II, b Unit lelang pada tingkat kantor wilayah dengan status eselon III dan, c Unit kantor operasional yang dibentuk di kota-kota propinsi dengan status kantor type A eselon III B dan unit kantor type B eselon IV. Periode 2001 – 2006 diperankan oleh PUPN dan DJPLN. Untuk lebih meningkatkan pelayanan piutang dan lelang negara maka dibentuklah suatu badan dengan nama Direktorat Jenderal Piutang dan lelang Negara DJPLN. DJPLN di samping sebagai unit yang melaksanakan dan menampung tindakan hukum PUPN, juga bertindak sebagai unit dalam melaksanakan pengamanan terhadap keuangan negara. DJPLN dibentuk dengan Keppres No. 177 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Departemen jo Keppres No. 84 Tahun 2001 tentang Kedudukan Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di Lingkungan Departemen Keuangan. Selanjutnya dibentuklah unit-unit pelaksana di daerah, yaitu Kanwil BUPLN, sekarang menjadi Kanwil DJPLN. Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang Negara KP3N dan Kantor Lelang Negara KLN sekarang digabung menjadi satu kantor yang disebut Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara KP2LN. DJPLN berada Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006 USU Repository © 2008 47 di dalam Departemen Keuangan di mana Instansi Vertikal DJPLN terdiri dari: a Kantor wilayah Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara, b Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara. Lembaga PUPN ini, dalam pelaksanaan tugas operasionalnya, dilakukan langsung oleh BPA yang dipimpin oleh salah seorang anggota panitia. Di tingkat pusat kompetensiperanannya selain mencakup seluruh Indonesia, sekaligus dalam melakukan tugas operasional sehari-hari di wilayah DKI Jakarta dan daerah lain yang belum ada PUPN Cabang. Selama periode ini terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara 1961 – 1975 dengan 1976 - 1990. Pada tahun 1961 - 1975 konsentrasi kegiatan tertuju kepada pengaturan tata cara penyerahan, penyusunan produk hukum, pembebanan dan perhitungan biaya administrasi Biad. Susunan organisasi dan hubungan hukum PUPN Pusat dengan PUPN Cabang dan Tim Pengawas Daerah TPD merupakan hubungan yang bersifat fungsional dan pembinaan. Pembinaan dan pengendalian belum dilaksanakan secara sempurna karena ketiadaan dana, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia. Kedudukan PUPN Pusat, PUPN Cabang dan TPD Team Pengawas Daerah memiliki kewenangan secara sendiri-sendiri, terutama dalam pengelolaan dana, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia. Setelah PUPN Pusat memiliki kantor sendiri 15 baru pembinaan dan pengendalian mulai lancar. Selanjutnya ditetapkan bahwa tanggal lahir PUPN adalah pada tanggal 9 September. Tanggal itu dipilih berdasarkan pertimbangan dan ditetapkannya Keputusan Penguasa Perang Pusat cq. KSAD Nomor: KptsPM0351957 tanggal 9 Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung 15 Pada saat kantor tersebut, diresmikan oleh Menteri Keuangan pada saat itu dijabat oleh Ali Wardana, tanggal 9 September 1957 berkedudukan di Jalan Cisadane Nomor 6 Jakarta. Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006 USU Repository © 2008 48 September 1957 tentang Panitia Penyelesaian Tunggakan Hutang. Panitia ini dinilai sebagai cikal bakal embrio dari Panitia Urusan Piutang Negara PUPN. Dengan keberadaan Kantor Pusat PUPN tersebut, maka pada gilirannya dilahirkan serangkaian peraturan pelaksanaan undang-undang tentang PUPN, sebagai dasar pijak dan akuntabilitas baik dari aspek yuridis, ekonomis maupun realitas. Salah satu peraturan yang penting dan mendasar adalah Keputusan Menteri Keuangan Nomor Kep-271KMK141971 tanggal 26 April 1971, yang memuat antara lain persyaratan penyerahan, serah terima penyerahan, nilai nominal dan nilai riil atas penyerahan piutang negara, perhitungan dan penetapan jumlah piutang negara, serta hal-hal lain yang relevan. Karena Keputusan Menteri Keuangan tersebut mempunyai nuansa menata, menertibkan, mengendalikan, mengarahkan, pengelolaan keuangan negara yang sehat, maka sering terjadi perbenturan persepsi dan kepentingan. 16 Proses konflik itu berkurang dengan ditetapkannya Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1976 Tentang PUPN dan BUPN. Berdasarkan Keputusan Presiden itu, perubahan yang bersifat fundamental tentang kedua lembaga tersebut, masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. PUPN berfungsi hanya menetapkan kebijaksanaan umum dalam sistem pengurusan piutang negara sedangkan BUPN berfungsi sebagai pelaksana atas produk hukum yang dikeluarkan oleh PUPN. Dengan perkataan lain penyelenggaraan fungsi PUPN adalah BUPN. Kemudian ditindaklanjuti dengan beberapa kegiatan yaitu penyesuaian sistem dan prosedur pelayanan, tugas pemerintahan yang dilaksanakan mengalami hambatan karena keterbatasan dana dan minimnya SDM, sarana dan Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung 16 Soetarwo Soemowidjojo, Mendayagunakan PUPN dan DJPLN Guna Menyongsong Era Tugas di Masa Mendatang, op.cit, hal. 3-4. Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006 USU Repository © 2008 49 prasarana. Pembebanan biaya administrasi sistem 10 dari penyerahan piutang negara yang dibebankan dar ditagih dari nasabah debiturpenanggung hutang, kemudian disetorkan pada negara cg. Kantor Perbendaraan dan Kas Negara sebagai penerimaan negara APBN, kemudian PUPN dan BUPN dapat memperoleh dana dari APBN. Setelah Ketua PUPN Pusat dan Kepala BUPN diangkat, maka serangkaian program pembangunan dirumuskan dengan menetapkan bidang- bidang sebagai berikut: a. Menerima pelimpahan satuan unit organisasi subdirektorat lelang beserta satuan organisasi vertikalnya termasuk sarana, prasarana dan SDMnya masuk dalam jajaran BUPN; b. Dengan Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1991, maka pengem-bangan organisasi BUPN dan subdirektorat lelang dialihkan dari institusi pajak kepada institusi BUPLN. c. Ketentuan Juklak dan Juknis ditetapkan, dan yang sangat penting adalah Keputusan Menteri Keuangan Nomor 293KMK.091993. Dalam Keputusan Menteri Keuangan ini ketentuan pengurusan piutang negara yang ada dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor Kep-271KMK7141971 dimasukkan ke dalamnya. Program pengembangan SDM dilaksanakan secara terarah seperti program DPI, DPT, Diklat Program Diploma I dan III PPLN dilakukan dengan bekerjasama BPPK, termasuk pengiriman pegawai untuk tugas belajar ke luar negeri dan rekruitmen S1, S2 langsung menjadi pegawai negeri sipil Departemen Keuangan secara bertahap. Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006 USU Repository © 2008 50 d. Program konsultasi dan koordinasi dilaksanakan secara konsisten dengan Mahkamah Agung beserta jajaran peradilan di bawahnya, BPN dan para penyerah piutangkreditur, termasuk instansi terkait lainnya. e. Serangkaian seminar dalam rangka sosialisasi perangkat hukum PUPN dan BUPLN yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. f. Pengembangan institusi PUPN dan BUPLN agar berjalan di atas jalur dan bidang tugasnya. g. Sesuatu yang tidak dapat dihindari adalah semangat pengembangan dan pengabdian PUPN dan BUPLN terhempas berkenaan dengan adanya krisis perekonomian dalam dunia perbankan di tahun 1998. Selanjutnya memuncak dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1999 tentang BPPN. Pada Periode 1999 - 2002 adanya mutasi pimpinan. Bapak Adolf Warouw diganti oleh Bapak Karsono Suryowibowo. Ada perobahan yang cukup fundamental mengenai organisasi PUPN dan BUPLN diganti menjadi PUPN dan DJPLN melalui Kepres Nomor 84 Tahun 2001. Reogranisasi ini dapat ditindak lanjuti dengan sistem administrasinya. Sudah barang tentu dapat diperhitungkan perobahan yang cukup fundamental dan mendasar ini karena tidak hanya berdampak pada kontra produktif menurut istilah manajemen, tetapi justru memberikan dampak positif ke arah perkembangan PUPN dan DJPLN. 17 Sandra Irani : Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung 17 Ibid, hal. 5 - 6. Hutang Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara Penelitian Pada KP2LN Medan, 2006 USU Repository © 2008 51

2. Dasar hukum

Dokumen yang terkait

Hukum Perjanjian Dalam Kaitannya Dengan Sistem Pengurusan Piutang Negara (Penelitian Pada Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara Medan)

0 25 152

Hubungan Hukum Kreditur/Bank Pemerintah Dengan PUPN Cabang Sumatera Utara Dan KP2LN Dalam Kaitannya Dengan Pelaksanaan Sistem Pengurusan Piutang Negara (Penelitian Pada KP2LN Medan)

0 40 160

Penundaan Pelaksanaan Eksekusi Lelang Terhadap Barang Jaminan Hutang Milik Nasabah Debitur (Penelitian Pada Kantor Pelayanan Piutang Dan Lelang Negara Medan)

0 34 139

Kajian Hukum Terhadap Pembatalan Eksekusi Lelang Jaminan Hutang Kebendaan Milik Penanggung Hutang/ Penjamin Hutang Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara (Penelitian Pada KP2LN Medan)

0 24 148

Kajian Yuridis Terhadap Pelaksanaan Pengelolaan dan Penataan Terhadap Jaminan Hutang Milik Nasabah Debitur/Penjamin Hutang dalam Kaitannya dengan Pengurusan Piutang Negara (Penelitian Pada PUPN dan KP2LN Medan)

1 37 143

Pelaksanaan Surat Paksa Dalam Kaitannya Dengan Pengurusan Piutang Negara (Penelitian pada Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara Medan)

1 27 148

Pemblokiran Dan Penyitaan Harta Kekayaan Nasabah Debitur/Penanggung Hutang Dalam Kaitan Dengan Pengurusan Piutang Negara (Penelitian Pada KP2LN Medan)

0 19 126

Peranan Notaris Dalam Kaitan Dengan Pengurusan Piutang Dan Lelang Negara (Penelitian Pada Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara Medan)

1 28 118

Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Lelang Atas Jaminan Hutang Kebendaan Yang Diikat Dengan Hak Tanggungan (Penelitian Pada Kantor Pelayanan Piutang Dan Lelang Negara (Kp2ln) Medan), 2003

0 22 231

Penundaan Pelaksanaan Eksekusi Lelang Terhadap Barang Jaminan Hutang Milik Nasabah Debitur

0 26 5