Hubungan antara lama masa rawat di rumah sakit dengan derajat dehidrasi akibat diare akut pada anak-anak usia di bawah 5 tahun

(1)

HUBUNGAN ANTARA LAMA MASA RAWAT DI RUMAH SAKIT DENGAN DERAJAT DEHIDRASI AKIBAT DIARE AKUT

PADA ANAK-ANAK USIA DI BAWAH 5 TAHUN

TESIS

ARIYANTO

PPDS ADAPTASI - ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

HUBUNGAN ANTARA LAMA MASA RAWAT DI RUMAH SAKIT DENGAN DERAJAT DEHIDRASI AKIBAT DIARE AKUT

PADA ANAK-ANAK USIA DI BAWAH 5 TAHUN

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Spesialis Anak Dalam Program Adaptasi

Dokter Spesialis Anak Lulusan Luar Negeri Pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

ARIYANTO

PROGRAM ADAPTASI SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

Judul Tesis : Hubungan antara lama masa rawat di rumah sakit dengan derajat dehidrasi akibat diare akut

pada anak-anak usia di bawah 5 tahun

Nama : Ariyanto

Nomor Induk Mahasiswa : --

Program : Adaptasi

Konsentrasi : Kesehatan Anak     Menyetujui Komisi Pembimbing

Prof. dr. Atan Baas Sinuhaji, Sp.A (K) Ketua

dr.Supriatmo, Sp.A (K) Anggota

Ketua Program Studi Ketua TKP PPDS

Prof.dr.H.Munar Lubis, Sp.A(K) dr. H.Zainuddin Amir, SpP(K)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal :

                             

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof.dr. Atan Baas Sinuhaji, Sp.A (K) ... Anggota : 1. Dr.Supriatmo, Sp.A (K) ... 2. Prof. Dr. Gontar A Siregar, SpPD(KGEH) ... 3. Dr. Ridwan M Daulay, Sp.A(K) ... 4. Dr. Hj. Melda Deliana, Sp.A(K) ...


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Salam Sejahtera.

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya serta telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas akhir pendidikan keahlian di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan.

Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan yang berharga dari semua pihak untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Pembimbing utama Prof. dr. Atan Baas Sinuhaji, SpA(K), dr. Supriatmo SpA(K) yang memberikan bimbingan, bantuan, serta saran-saran yang sangat berharga dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis ini.

2. Prof. dr. H. Munar Lubis, SpA(K), selaku Ketua Program Magister Kedokteran Klinik / Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Anak FK USU yang telah banyak memberikan nasehat dan bimbingan kepada penulis hingga selesainya penulisan tesis ini.


(6)

3. dr. Ridwan M. Daulay, SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaaan penelitian dan penyelesaian tesis ini.

4. Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. H. Syahril Pasaribu DTM&H, MSc(CTM), SpA(K) dan mantan Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, SpA(K), yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti adaptasi pendidikan di bidang Ilmu Kesehatan Anak di FK USU.

5. Dekan Fakultas Kedokteran USU, Prof. dr. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program Adaptasi bagi Dokter Spesialis Anak lulusan luar negeri di Departemen Ilmu kesehatan Anak FK USU.

6. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk mengikuti pendidikan selama di rumah sakit.

7. Direktur RSUP Pirngadi Medan yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk mengumpulkan data/sampel di rumah sakit.

8. Kepala SMF anak RSUP Pirngadi Medan, yang telah memberikan kesempatan dan bantuan dalam penulisan tesis ini.

9. Teman-teman yang tidak mungkin bisa saya lupakan, Pranoto Trilaksono , Darmadi, Rizky Adriansyah, Moh. Hatta, Wagito, dan Dina Olivia Napitupulu, yang banyak membantu dan mendukung dalam penyelesaian penelitian.


(7)

10. Teman sejawat PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK USU, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam terlaksananya penelitian serta penulisan tesis ini.

Teristimewa untuk istri tercinta Nana, serta ananda tersayang, Ervina, Verawaty, dan Vincent, terima kasih atas doa, pengertian, cinta dan kasih sayang, dukungan serta pengorbanan dengan penuh kesabaran yang telah diberikan selama penulis menempuh Program Adaptasi Pendidikan di Bidang Ilmu Kesehatan Anak di FK USU. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan rahmat, rezeki, dan karuniaNya untuk kita semua.

Kepada ayahanda Laidin (Alm) dan ibunda tercinta Wati yang telah memberikan kasih sayang serta semangat untuk terus belajar. Kepada abang/ kakak ipar, kakak/ abang ipar serta adik/ adik ipar kami. Serta seluruh keluarga yang selalu mendoakan, memberikan dorongan, motivasi, bantuan moril dan materil selama penulis mengikuti pendidikan ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan kasih sayang dan karuniaNya kepada kita semua dan segala budi baik yang telah diberikan mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan yang Maha Kuasa.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, Oktober 2010


(8)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Pembimnbing iii

Ucapan Terimakasih v

Daftar Isi viii

Daftar Tabel x Daftar Gambar xi Daftar Singkatan xii

Daftar Lambang xiii

Abstrak xiv BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1

1.2. Perumusan Masalah 3

1.3. Hipotesis 3

1.4. Tujuan Penelitian 3

1.5. Manfaat Penelitian 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1. Diare akut 5

2.2. Patofisiologi terjadinya diare 6

2.3 Pembagian derajat dehidrasi 9

2.4 Penanganan penyakit diare akut 11


(9)

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian 19

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 19

3.3. Populasi dan sample 19

3.4. Besar Sampel 20

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 21

3.5.1. Kriteria Inklusi 21

3.5.2. Kriteria Eksklusi 21

3.6. Etika Penelitian 21

3.7. Cara Kerja 21

3.8. Alur Penelitian 22

3.9. Identifikasi Variabel 22

3.10. Definisi Operasional 23

3.11. Pengolahan dan Analisis Data 23

BAB 4. Hasil 24

BAB 5. Pembahasan 30

BAB 6. Kesimpulan 33

BAB 7. Ringkasan 34

Summary 36

Daftar Pustaka 37 Lampiran 1. Lembar Penjelasan kepada Orang tua 40 2. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) 41 3. Data Penelitian 42

4. Persetujuan Komisi Etik Penelitian 43

5. Riwayat Hidup 44


(10)

DAFTAR TABEL

Hal. Tabel 2.1. Penilaian derajat dehidrasi 9 Tabel 2.2. Derajat dehidrasi menurut WHO tahun 2005 10 Tabel 4.1. Karakteristik pasien 24 Tabel 4.2. Hubungan antara lama masa rawat di rumah sakit dengan perbedaan

Usia dan jenis kelamin 25

Tabel 4.3. Hubungan antara lama masa rawat di rumah sakit dengan derajat

dehidrasi 26

Tabel 4.4. Hubungan antara lama masa rawat di rumah sakit dengan jenis terapi 26 Tabel 4.5. Analisis regresi usia, berat badan dan tinggi badan terhadap lama 27 masa rawat di rumah sakit


(11)

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1. Kerangka konseptual 18

Gambar 3.1. Alur penelitian 22

Gambar 4.1. Grafik scatter hubungan usia dan lama masa rawat di rumah sakit 27 Gambar 4.2. Grafik scatter hubungan berat badan & lama masa rawat di rumah sakit 28

Gambar 4.3. Grafik sactter hubungan tinggi badan & lama masa rawat di rumah sakit 29


(12)

DAFTAR SINGKATAN

AAP : American Academy of Pediatrics BAB : Buang Air Besar

cAMP : cyclic Adenyle Monophosphatase cGMP ; cyclic Guanyle Monophosphatase ANOVA : Analysis of Variance

CDC : Center for Disease Control

ESPGHAN : European Society of Pediatrics Gastroenterology Hepatology & Nutrition HIV : Human Immunodeficiency Virus

IGD : Instansi Gawat Darurat IK : Interval Kepercayaan ORS : Oral Rehydration Solution ORT : Oral Rehydration Therapy

RS : Rumah Sakit

RSU : Rumah Sakit Umum

RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat SD : Standar Deviasi


(13)

DAFTAR LAMBANG

°C : Derajat celsius

d : Tingkat ketepatan absolut yg dikehendaki ml : mililiter

mg : miligram kg : kilogram Ca2+ : Kalsium Na+ : Natrium Cl- : Chloride K+ : Kalium

HCO3+ : Bicarbonate m : meter

z : Deviat baku normal untuk  z : Deviat baku normal untuk  n : Jumlah subjek / sampel α : Kesalahan tipe I β : Kesalahan tipe II

> : Lebih besar dari < : Lebih kecil dari

≥ : Lebih besar atau sama dengan ≤ : Lebih kecil atau sama dengan


(14)

ABSTRAK

Latar belakang : Gastroenteritis akut merupakan salah satu penyakit yang paling sering menyerang bayi dan anak-anak. Angka rawat inap akibat gastroenteritis pada anak-anak di bawah 5 tahun telah dilaporkan sebanyak 9 per 1000 pertahun di Amerika Serikat, dan 12 sampai 15 per 1000 di Inggris dan Australia. Pada negara-negara yang sedang berkembang, angka rawat inap akibat gastroenteritis dikenal lebih tinggi (sebagai contoh, 26 per 1000 per-tahun di China). Di Amerika Serikat setiap tahun, anak-anak di bawah 5 tahun mengalami > 20 juta kejadian diare, yang menyebabkan lebih kurang 1.5 juta kunjungan pada klinik berobat jalan, 200 000 rawat inap, 400 kematian, dan menghabiskan 1 miliar dollar biaya pengobatan. Penyebab utama rawat inap pada anak-anak usia di bawah 5 tahun dengan gastroenteritis akut adalah dehidrasi. Dehidrasi dikelompokkan mejadi tiga kategori oleh WHO ( tanpa, ringan-sedang, berat). Pada penelitian sebelumnya dikatakan derajat dehidrasi berhubungan dengan lama masa rawat di rumah sakit.

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara lama masa rawat di rumah sakit dengan derajat dehidrasi akibat diare akut pada anak-anak usia di bawah 5 tahun.

Metode : Dilakukan observasional analitik pada 102 anak-anak berusia antara 1 bulan sampai 5 tahun, yang menderita diare akut dengan atau tanpa dehidrasi yang dirawat di RSUP. H. Adam Malik dan RSU. dr. Pirngadi, Medan, Sumatera Utara, pada bulan Juni 2010 sampai bulan Agustus 2010.

Hasil : Dari 118 kasus diare akut, dieksklusikan 16 orang dan tinggal 102 anak yang diteliti selama dirawat di rumah sakit dan dijumpai kasus diare akut tanpa dehidrasi sebanyak 1 (1%), diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang sebanyak 89 (87.3%), diare akut dengan dehidrasi berat sebanyak 12 (11.7%), dan lama masa rawat di rumah sakit atau length of stay (mean ± SD) adalah sebagai berikut, tanpa dehidrasi 76 ± 0 jam, dehidrasi ringan-sedang 65.4 ± 16.61 jam ( 95% CI: 61,91 – 68,90), dehidrasi berat 71.17 ± 17.35 jam ( 95% CI; 60,15 – 82,19).

Kesimpulan : Tidak ada perbedaan bermakna antara lama masa rawat di rumah sakit dengan derajat dehidrasi akibat diare akut pada anak-anak usia di bawah 5 tahun . Kata kunci : Gastroenteritis akut, dehidrasi, lama perawatan di rumah sakit


(15)

ABSTRACT

Background Acute gastroenteritis is one of the most common illnesses affecting infants and young children. Rates of hospitalization with gastroenteritis for children younger than 5 years have been reported to be 9 per 1000 per year in the united states and 12 to 15 per 1000 in England and Australia. In developing countries, the rates of hospitalization with gastroenteritis are known to be higher (for example, 26 per 1000 per year in China). Each year in the United States, children under the age of 5 years experience > 20 million episodes of diarrhea, resulting in approximately 1.5 million outpatient visits, 200 000 hospitalizations, 400 deaths, and $1 billion in direct medical costs. The main cause of hospitalization in children younger than 5 years with acute gastroenteritis was dehydration. Dehydration was classified into three categories by WHO ( none, some, and severe ). In the previous study it was hypothesized that dehydration categories were associated with the length of stay (LOS).

Objective : To determine the association between length of stay to dehydration stage due to acute diarrhea in children younger than 5 years old.

Methods : Analysis observational was done for 102 children age between 1 month to 5 years who had acute diarrhea with or without dehydration admitted to RSUP. H. Adam Malik, and RSU Pirngadi, Medan, North Sumatera, from June 2010 until August 2010. Result : From 118 enrolment, 16 were excluded and 102 remining were studied during their admission due to acute gastroenteritis. We found 1 case (1%) none- dehydration, 89 (87.3%) some dehydration, and 12 (11.7%) severe dehydration, and the length of stay (mean ± SD), 76 ± 0 hours for none-dehydration, 65.4 ± 16.61 hours (95% CI : 61.91- 68.90) for some dehydration, and 71.17 ± 17.35 hours ( 95% CI; 60.15 – 82.19) for severe dehydration.

Conclusion : There was no difference significantly between length of stay and dehydration stage due to acute gastroenteritis in children younger than 5 years old. Key word : Acute gastroenteritis,dehydration, length of stay


(16)

ABSTRAK

Latar belakang : Gastroenteritis akut merupakan salah satu penyakit yang paling sering menyerang bayi dan anak-anak. Angka rawat inap akibat gastroenteritis pada anak-anak di bawah 5 tahun telah dilaporkan sebanyak 9 per 1000 pertahun di Amerika Serikat, dan 12 sampai 15 per 1000 di Inggris dan Australia. Pada negara-negara yang sedang berkembang, angka rawat inap akibat gastroenteritis dikenal lebih tinggi (sebagai contoh, 26 per 1000 per-tahun di China). Di Amerika Serikat setiap tahun, anak-anak di bawah 5 tahun mengalami > 20 juta kejadian diare, yang menyebabkan lebih kurang 1.5 juta kunjungan pada klinik berobat jalan, 200 000 rawat inap, 400 kematian, dan menghabiskan 1 miliar dollar biaya pengobatan. Penyebab utama rawat inap pada anak-anak usia di bawah 5 tahun dengan gastroenteritis akut adalah dehidrasi. Dehidrasi dikelompokkan mejadi tiga kategori oleh WHO ( tanpa, ringan-sedang, berat). Pada penelitian sebelumnya dikatakan derajat dehidrasi berhubungan dengan lama masa rawat di rumah sakit.

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara lama masa rawat di rumah sakit dengan derajat dehidrasi akibat diare akut pada anak-anak usia di bawah 5 tahun.

Metode : Dilakukan observasional analitik pada 102 anak-anak berusia antara 1 bulan sampai 5 tahun, yang menderita diare akut dengan atau tanpa dehidrasi yang dirawat di RSUP. H. Adam Malik dan RSU. dr. Pirngadi, Medan, Sumatera Utara, pada bulan Juni 2010 sampai bulan Agustus 2010.

Hasil : Dari 118 kasus diare akut, dieksklusikan 16 orang dan tinggal 102 anak yang diteliti selama dirawat di rumah sakit dan dijumpai kasus diare akut tanpa dehidrasi sebanyak 1 (1%), diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang sebanyak 89 (87.3%), diare akut dengan dehidrasi berat sebanyak 12 (11.7%), dan lama masa rawat di rumah sakit atau length of stay (mean ± SD) adalah sebagai berikut, tanpa dehidrasi 76 ± 0 jam, dehidrasi ringan-sedang 65.4 ± 16.61 jam ( 95% CI: 61,91 – 68,90), dehidrasi berat 71.17 ± 17.35 jam ( 95% CI; 60,15 – 82,19).

Kesimpulan : Tidak ada perbedaan bermakna antara lama masa rawat di rumah sakit dengan derajat dehidrasi akibat diare akut pada anak-anak usia di bawah 5 tahun . Kata kunci : Gastroenteritis akut, dehidrasi, lama perawatan di rumah sakit


(17)

ABSTRACT

Background Acute gastroenteritis is one of the most common illnesses affecting infants and young children. Rates of hospitalization with gastroenteritis for children younger than 5 years have been reported to be 9 per 1000 per year in the united states and 12 to 15 per 1000 in England and Australia. In developing countries, the rates of hospitalization with gastroenteritis are known to be higher (for example, 26 per 1000 per year in China). Each year in the United States, children under the age of 5 years experience > 20 million episodes of diarrhea, resulting in approximately 1.5 million outpatient visits, 200 000 hospitalizations, 400 deaths, and $1 billion in direct medical costs. The main cause of hospitalization in children younger than 5 years with acute gastroenteritis was dehydration. Dehydration was classified into three categories by WHO ( none, some, and severe ). In the previous study it was hypothesized that dehydration categories were associated with the length of stay (LOS).

Objective : To determine the association between length of stay to dehydration stage due to acute diarrhea in children younger than 5 years old.

Methods : Analysis observational was done for 102 children age between 1 month to 5 years who had acute diarrhea with or without dehydration admitted to RSUP. H. Adam Malik, and RSU Pirngadi, Medan, North Sumatera, from June 2010 until August 2010. Result : From 118 enrolment, 16 were excluded and 102 remining were studied during their admission due to acute gastroenteritis. We found 1 case (1%) none- dehydration, 89 (87.3%) some dehydration, and 12 (11.7%) severe dehydration, and the length of stay (mean ± SD), 76 ± 0 hours for none-dehydration, 65.4 ± 16.61 hours (95% CI : 61.91- 68.90) for some dehydration, and 71.17 ± 17.35 hours ( 95% CI; 60.15 – 82.19) for severe dehydration.

Conclusion : There was no difference significantly between length of stay and dehydration stage due to acute gastroenteritis in children younger than 5 years old. Key word : Acute gastroenteritis,dehydration, length of stay


(18)

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gastroenteritis akut merupakan salah satu penyakit paling umum pada bayi dan anak-anak. Angka rawat inap akibat gastroenteritis untuk anak-anak di bawah 5 tahun dilaporkan sebanyak 9 per-1000 pertahun di Amerika Serikat setiap tahun, sedangkan di Inggris sebanyak 12 per-1000 dan di Australia sebanyak 15 per-1000. Pada negara berkembang angka rawat inap akibat diare pada anak-anak sebesar 26 per-1000, misalnya di negara Cina.¹

Di seluruh dunia penyakit diare merupakan penyebab utama angka kesakitan dan kematian pada anak-anak, dengan 1.5 miliar kejadian dan diperkirakan setiap tahunnya angka kematian sebesar 1.5 sampai 2.5 juta di antara anak-anak berusia di bawah 5 tahun.² Walaupun kenyataan kebanyakan perawatan di rumah sakit untuk penyakit diare sebenarnya dapat dihindari, khususnya setelah dimulai dengan pengobatan rehidrasi oral/oral rehydration therapy (ORT), penyakit diare masih merupakan alasan utama untuk kunjungan instansi gawat darurat dan rawat inap

Gastroenteritis dengan dehidrasi merupakan penyebab utama morbiditas pada anak-anak. Di Amerika Serikat setiap tahun diperkirakan > 20 juta kejadian diare pada anak-anak < 5 tahun, dengan angka rawat jalan 1.5 juta, angka rawat inap 220 000 dan jumlah kematian sebanyak 300 sampai 400. Jumlah keseluruhan lama masa rawat di rumah sakit 925 000 hari, serta menghabiskan dana sebesar 2 miliar dollar Amerika Serikat.4 Gastroenteritis akut merupakan salah satu alasan utama anak-anak dirawat di rumah sakit.5


(19)

2

Cairan rehidrasi oral telah terbukti efektif dalam pencegahan dan pengobatan terhadap dehidrasi yang disebabkan penyakit diare. Penggunaan cairan rehidrasi oral ini telah direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) selama 2 dekade

lalu. American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan rehidrasi cepat dalam

waktu 4 sampai 6 jam dengan cairan rehidrasi glukosa-elektrolit oral yang diikuti dengan formula atau susu yang diencerkan 6

Salah satu kemajuan dibidang medis yang terpenting pada abad ke 20 adalah telah dikembangkannya cairan rehidrasi oral /Oral Rehydration Solution (ORS) untuk pengobatan penyakit diare. Masih ada kecenderungan menggunakan cairan intravena dibanding cairan oral, walaupun pengunaan cairan rehidrasi oral itu lebih aman, fisiologis, tidak nyeri, murah dibanding penggunaan cairan intravena. Di samping itu cairan rehidrasi oral lebih disukai dari pada cairan lain, cairan-cairan yang tidak sesuai secara fisiologis, jus buah yang osmolalitasnya tinggi. 7

Walaupun rekomendasi untuk rehidrasi oral untuk dehidrasi ringan dan sedang, pengobatan ini digunakan kurang dari 30% dari kasus diare di Amerika Serikat. 8 Penilaian tingkat keparahan dehidrasi masih tergantung pada penemuan dari hasil pemeriksaan klinis. WHO, AAP dan suatu tinjauan sistematik yang baru dipublikasikan setuju bahwa gabungan tanda-tanda, walaupun secara relatif kurang akurat, merupakan alat terbaik yang dapat digunakan oleh paramedis yang praktek.9

Sebuah tinjauan dari kepustakaan yang dipublikasikan menunjukkan bahwa karakteristik klinis yang berhubungan dengan derajat dehidrasi adalah: keadaan umum,


(20)

3 urine output, masa pengisian kapiler, turgor kulit, fontanela, mata, membrana mukosa, air mata, frekuensi pernafasan, frekuensi denyut jantung, tekanan darah, dan spesifik gravitas urine.10 Gold standard untuk diagnosa dehidrasi adalah pengukuran kehilangan berat badan secara mendadak, yaitu selisih berat badan sebelum dan sesudah pengobatan dengan cairan, dalam klinis dapat diimplementasikan sebagai

kekurangan cairan yang ditentukan dari pertambahan berat badan setelah rehidrasi.11 1.2. Perumusan Masalah

Dari paparan diatas, dapat dirumuskan pertanyaan ; apakah masa rawat di rumah sakit lebih lama pada anak-anak penderita diare akut dengan dehidrasi berat dibandingkan dengan dehidrasi ringan-sedang ?

1.3. Hipotesis

Masa rawat di rumah sakit lebih lama pada anak-anak diare akut dengan dehidrasi berat dibandingkan dengan dehidrasi ringan-sedang.

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan umum :

Untuk menentukan tindakan agar dapat memperpendek lama masa rawat di rumah sakit pada anak anak dengan diare akut agar dapat mengurangi biaya perawatan.

1.4.2 Tujuan khusus :

Untuk membuktikan bahwa lama masa rawat di rumah sakit berhubungan dengan derajat dehidrasi akibat diare akut pada


(21)

4

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat dalam bidang akademik atau ilmiah : menambah pengetahuan dalam bidang gastroenterologi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi lama masa rawat di rumah sakit pada anak-anak dengan diare akut.

1.5.2 Manfaat dalam bidang pelayanan masyarakat : dapat mempersingkat lama masa rawat di rumah sakit, serta mengurangi biaya perawatan rumah sakit pada anak-anak dengan diare akut. 1.5.3 Manfaat dalam pengembangan penelitian: sebagai referensi untuk


(22)

BAB 2 . TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diare akut

Diarrhea berasal dari bahasa Greek, yaitu Dia berarti melalui dan rhien berarti mengalir, istilah diarrhea digunakan untuk menyatakan buang kotoran yang frekuensi dan jumlah cairannya abnormal.12 Penyakit diare menjadi penyebab paling umum kedua kematian pada anak-anak di bawah 5 tahun secara demografi di negara berkembang.13

Diare akut merupakan penyakit yang paling sering di negara yang sedang berkembang dan penyebab kematian utama pada bayi di bawah usia 2 tahun.14 Umumnya diare pada balita disebabkan oleh infeksi virus rota.15 Infeksi virus rota diperkirakan sebagai penyebab setengah dari rawat inap rumah sakit akibat dehidrasi akut.16 Virus rota telah dideteksi dalam tinja anak-anak penderita diare (72%).17

Keseragaman untuk definisi gastroenteritis akut belum ada.18 Definisi diare akut berdasarkan AAP, adalah suatu penyakit diare yang berlangsung secara cepat , disertai atau tanpa disertai gejala-gejala atau tanda-tanda seperti ; mual, muntah, demam, atau nyeri perut.5,18

Definisi diare menurut WHO adalah pengeluaran tinja yang lembek atau cair, dengan frekwensi paling sedikit 3 kali dalam periode 24 jam. Definisi diare kronis menurut Bhutta adalah episode dare yang berlangsung lebih dari 2 minggu, sebagian besar disebabkan diare akut berkepanjangan akibat infeksi, sedangkan menurut The American Gastroenterological Association adalah episode diare yang berlangsung lebih dari 4 minggu , oleh etiologi non-infeksi serta memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.19


(23)

6 Dalam referensi lain disebutkan bahwa definisi diare untuk bayi dan anak-anak adalah pengeluaran tinja > 10 g/kg/24jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal pada bayi sebesar 5-10 g/kg/24 jam. Bervariasinya definisi ini pada dasarnya disebabkan perbedaan kejadian diare kronis dan persisten di negara berkembang dan negara maju, dimana infeksi merupakan latar belakang tertinggi di negara berkembang, sedangkan penyebab non-infeksi lebih banyak dijumpai di negara maju.19

2.2. Patofisiologi diare

Semua segmen dari usus halus mulai dari duodenum sampai bagian distal usus besar mempunyai mekanisme untuk absorbsi air dan elektrolit.20 Menurut patofisiologi diare secara garis besar dibagi menjadi :

- diare osmotik (absorptive) - diare sekretorik

Sebenarnya pembagian ini tidak begitu tegas karena sering mikroorganisme yang menyebabkan diare osmotik/absorptive, juga dapat menyebabkan diare sekretorik sehingga terjadi diare campuran/kombinasi antara osmotik/absorptive dengan sekretorik.21 Diare osmotik relatif umum terjadi pada anak-anak, hal ini terjadi jika makanan sulit atau tidak dapat diabsorpsi di usus maka akan terjadi osmotik di usus menjadi meningkat sehingga air akan ditarik ke dalam usus yang mengakibatkan terjadinya kelebihan cairan dalam usus sehingga dikeluarkan dari usus dalam bentuk cair.22


(24)

7 mencapai usus besar dalam bentuk utuh. Bakteri dalam usus besar akan memfermentasi laktosa yang tidak diabsorbsi tersebut menjadi asam organik berantai pendek, yang menghasilkan beban osmotik yang menyebabkan air disekresi ke dalam lumen usus. 23

Pada diare sekretorik, terjadi peningkatan sekresi klorida secara aktif dari sel kripta akibat mediator intraseluler seperti cAMP,cGMP, dan Ca2+. . Mediator tersebut juga mencegah terjadinya perangkaian antara Na+ dan Cl- pada sel vili usus. Hal ini berakibat cairan tidak dapat terserap dan terjadi pengeluaran cairan secara masif ke lumen usus.19

Diare sekretorik murni ditandai dengan :

(a) Jumlah cairan kotoran banyak ( dapat melebihi 1 liter per-jam pada orang dewasa yang hidrasi baik)

(b) Tidak dijumpai sel darah merah dan sel darah putih dalam tinja

(c) Tidak dijumpai adanya demam atau gejala sistemik lain (kecuali akibat dehidrasi)

(d) Diare terus berlanjut walaupun dipuasakan (akan tetapi volume mungkin berkurang)

(e) Kekurangan kelebihan osmotik gap dalam elektrolit tinja.

Tanpa penggantian cairan yang cepat, dehidrasi yang hebat dapat menyebabkan kolaps pembuluh darah, dan dapat menyebabkan kehilangan K+ dan HCO3- yang berat.20 Contoh klasik diare sekretorik yaitu yang diinduksi oleh


(25)

8 spesifik. (monosialo ganglioside GM1), fragmen dari toksin kemudian masuk ke dalam sel, dimana dia mengaktifkan adelnylate cyclase pada membrana basolateral melalui interaksi dengan protein G stimulator.23

Gangguan motilitas usus, baik peningkatan maupun penurunan motilitas usus dapat menyebabkan diare. Peningkatan motilitas usus dapat dijumpai pada penyakit tirotoksikosis, opiate withdrawal, irritable colon of infancy atau diare non-spesifik kronik.20 Penurunan motilitas usus dapat disebabkan oleh; malnutrisi, skleroderma, diabetes mellitus, intestinal pseudo-obstruction syndrome dan penyakit hirschsprung semua ini dapat menyebabkan bakteri tumbuh lampau yang hebat pada usus halus, dan terjadi kerusakan mukosa serta peradangan.20,23 Bakteri tumbuh lampau dapat menyebabkan dekonjugasi garam empedu dan sebagai akibatnya terjadi peningkatan siklik AMP mediator intrasel yang menyebabkan terjadinya diare sekretorik.23

Diare peradangan relatif umum pada kelompok umur anak-anak, khususnya berhubungan dengan gangguan diare akut yang kemungkinan menjadi infeksi. Keadaan-keadaan peradangan kronik seperti colitis ulseratif, dan penyakit crohn juga terjadi pada kelompok usia anak-anak. Eksudasi mukosa, protein, dan darah kedalam lumen gastrointestinal dapat menambah air tinja, elektrolit, dan kehilangan protein. Diare peradangan sering disertai dengan sekretorik, osmotik, dan bahkan komponen-komponen yang menginduksi motilitas.22


(26)

9 2.3 Pembagian derajat dehidrasi

Derajat dehidrasi masih bergantung pada penemuan penemuan dalam pemeriksaan klinis. WHO, AAP, dan publikasi baru baru ini setuju bahwa gabungan tanda-tanda, walaupun relatif tidak akurat, merupakan alat yang terbaik buat para medis yang berpraktek. Tanda yang paling baik dalam memprediksi derajat dehidrasi 5% pada anak-anak adalah masa pengisian kapiler yang memanjang. Akan tetapi tanda ini walaupun relatif spesifik (0.85; interval kepercayaan 95%; 0.72 -0.98), namun tidak sensitif (0.65; interval kepercayaan 95%; 0.29 – 0.91).9

Tabel 2.1. Penilaian derajat dehidrasi

Variabel Ringan (3%-5%) Sedang (6%-9%) Berat (≥10%)

Tekanan darah Normal Normal Normal/rendah

Tekanan nadi Normal Normal/sedkit rendah Agak rendah

Denyut jantung Normal Meningkat Meningkat

Turgor kulit Normal Turun Turun

Fontanela Normal Cekung Cekung

Membrana mukosa Agak kering Kering Kering

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Ekstremitas Hangat CTR lambat Dingin/mottled

Status mental Normal Normalgelisah Letargi

Urine output Sedikit menurun < 1 mL/kg/jam <<1mL/kg/jam

Haus sedikit meningkat Agak haus Sangat haus


(27)

10

Skema klasifikasi yang lain termasuk panduan-panduan WHO tahun 1995 dan 2001 European Society of Pediatrics Gastroenterology, Hepatology and Nutrition (ESPGHAN) yang membagi pasien menjadi :

Tanpa dehidrasi  3% - 5% Dehidrasi ringan-sedang  5% - 10% Dehidrasi berat  ≥ 10%

Tanda dehidrasi mungkin tidak tampak nyata jika dehidrasi belum mencapai 3% sampai 4%, tanda-tanda klinis dehidrasi akan tampak jika dehidrasi 5% dan tanda klinis dehidrasi berat tidak jelas jika dehidrasi belum mencapai 9%-10%. 24,23 Untuk penelitian ini klasifikasi derajat dehidrasi yang digunakan yaitu berdasarkan kriteria WHO tahun 2005 yaitu tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan-sedang, dan dehidrasi berat.

Tabel 2.2. derajat dehidrasi menurut WHO tahun 2005

Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi Ringan – Sedang Berat Keadaan Umum BAIK Sedang Lemas Mata Normal Cekung Cekung

Haus Normal Haus Tidak bisa minum Turgor Normal Lambat Sangat lambat

NB : - Pembacaan dari kiri ke kanan


(28)

11

2.4 Penangan penyakit diare akut.

Dehidrasi merupakan komplikasi paling sering dari diare akut, cairan rehidrasi oral telah terbukti efektif dalam pencegahan dan pengobatan dehidrasi akibat penyakit diare. Penggunaan cairan rehidrasi ini dalam pengobatan diare telah direkomendasikan oleh WHO selama 2 dekade yang lalu. AAP merekomendasikan untuk rehidrasi cepat dalam 4 sampai 6 jam dengan cairan rehidrasi oral glukosa-elektrolit yang diikuti pemberian susu atau formula yang diencerkan.6

Terapi rehidrasi oral harus diberikan untuk awal pengobatan karena sama efektifnya dibandingkan dengan terapi cairan intravena dalam rehidrasi dan penggantian elektrolit pada anak-anak dengan dehidrasi ringan dan sedang. Diet sesuai usia harus dilanjutkan pada anak-anak dengan diare yang tidak dehidrasi, dan diet sesuai usia harus diberikan segera sesaat rehidrasi telah tercapai pada anak-anak dengan dehidrasi ringan dan sedang. 12

Pengobatan cairan meliputi 2 fase yaitu fase rehidrasi dan rumatan. Pada fase rehidrasi kekurangan cairan diperbaiki dengan cepat ( 3 sampai 4 jam) hingga hidrasi klinis tercapai. Dalam fase rumatan, kalori dan cairan rumatan diberikan. Mengistrahatkan usus tidak diindikasikan, pemberian air susu ibu harus dilanjutkan setiap saat, bahkan selama permulaan fase rehidrasi. Diet harus ditingkatkan segera mungkin jika ditoleransi untuk mengganti pemasukan kalori selama sakit akut. Pembatasan laktosa, dan perubahan susu formula tidak perlu. Full-strength formula


(29)

12

Makanan sesuai usia dilanjutkan, dan tingkatkan asupan cairan, mungkin satu-satunya terapi yang diperlukan jika hidrasi normal. Bayi harus melanjutkan minum air susu ibu atau susu formula regular. Pada anak lebih besar makanan yang direkomendasikan meliputi tajin (beras, kentang, mie, dan pisang) dan gandum ( beras, gandum, dan sereal). Makanan yang harus dihindari adalah makanan dengan kandungan tinggi gula sederhana yang dapat memperburuk diare seperti minuman kaleng dan sari buah apel. Juga makanan tinggi lemak yang sulit ditoleransi karena menyebabkan lambatnya pengosongan lambung. Center for Disease Control and Prevention (CDC), AAP and WHO semuanya telah membuat panduan pengobatan terhadap gastroenteritis berdasarkan penilaian klinis dari dehidrasi. 24

Panduan dari AAP untuk pengobatan pada anak-anak dengan diare adalah ditujukan terutama terhadap derajat dehidrasi yang ada. Yang secara klinis dibagi menjadi dehidrasi ringan (3% sampai 5%) dehidrasi sedang (5% sampai 9%), atau dehidrasi berat (> 10%), dan pengobatan berdasarkan pada klasifikasi tersebut.

CDC menggunakan penilaian dan skala yang sama dalam penanganan awal diare. WHO juga menggabungkan tanda-tanda dehidrasi kedalam suatu kesatuan pananganan dari Childhood Illness Scale yang membantu para dokter di negara berkembang untuk melakukan suatu pengobatan atau keputusan rujukan.26

Penilaian dehidrasi yang tidak akurat dapat menimbulkan akibat yang penting. Ketidaktahuan dan kekurangan cairan yang tidak terobati dapat mengakibatkan gangguan elektrolit, asidosis, dan end organ damage yang meliputi ketidakstabilan


(30)

13 kardiovaskuler, gagal ginjal, dan letargi. Komplikasi ini dapat menyebabkan kerusakan termasuk cedera permanen dan kematian. Sebaliknya jika terjadi kesalahan dalam penilaian maka akan terjadi intervensi yang tidak perlu dan merugikan pasien. Penilaian yang berlebihan serta penilaian yang kurang terhadap derajat dehidrasi keduanya dapat mengakibatkan meningginya biaya pengobatan. 8

Percobaan intervensi menunjukkan bahwa pemberian zink selama diare akut efektif menurunkan lamanya dan beratnya penyakit. Oleh karena itu pengobatan dengan menggunakan zink mempunyai potensi menurunkan kematian anak-anak akibat diare sebanyak 2.5 juta orang setiap tahunnya. Secara keseluruhan penurunan resiko diare yang lama, (diare yang berakhir 7 hari) sebanyak < 20% dan mempunyai interval kepercayaan =1. Penelitian baru-baru ini di Bangladesh menunjukkan bahwa zink dan suplemen vitamin A berinteraksi dalam menurunkan prevalensi dari diare persisten dan disentri pada anak-anak. 26

Lamanya diare berkurang 13% sampai 50% untuk yang memakai suplemen zink.27 Pengobatan dengan cairan rehidrasi oral tidak mempengaruhi lamanya dan tingkat keparahan diare sehingga penerimaan terhadap cairan rehidrasi oral rendah dan oleh karena itu diare masih tetap merupakan penyebab utama angka kesakitan dan kematian pada anak-anak. Diare biasanya merupakan masalah yang dikaitkan dengan kekurangan zink pada anak-anak dan diare juga menyebabkan kehilangan zink yang berlebihan.28


(31)

14 Fakta bertahun-tahun telah menunjukkan bahwa suplemen zink mengurangi lamanya dan derajat keparahan diare. Zink merupakan mikronutrien yang penting dan melindungi membrana sel dari kerusakan oksidatif. Zink tidak disimpan dalam tubuh, sehingga kadar zink ditentukan oleh keseimbangan pemasukan makanan, absorpsi, dan kehilangan. Keadaan kekurangan zink dapat terjadi pada anak-anak dengan diare akut sebagai akibat kehilangan melalui usus. Kemanjuran zink dalam pengobatan terhadap diare didukung oleh beberapa percobaan secara random, dan terkontrol yang menunjukkan penurunan lamanya diare, jumlah pengeluaran tinja, dan frekuensi buang air besar. 29

Pada penelitian observasional, kadar zink dalam plasma yang rendah berhubungan dengan peningkatan derajat keparahan diare. Pemberian zink dengan dosis 20 – 40 mg kepada anak-anak dengan gastroenteritis ringan memberi hasil penurunan lamanya diare dan frekuensi BAB pada percobaan plasebo terkontrol di negara-negara berkembang. 30

Probiotik merupakan mikroorganisme yang bila dikonsumsi per-oral akan memberikan dampak positif bagi kesehatan manusia dan merupakan strain flora usus normal yang telah diisolasi dari tinja manusia sehat. Kaitan ilmiah antara probiotik dan manfaatnya bagi kesehatan manusia pertama kali diungkapkan oleh ahli mikrobiologi Rusia yang bernama Metchnikoff (1907). Ia mengatakan bahwa asam laktat yang dihasilkan oleh laktobacillus dalam yogurt dapat menghambat pertumbuhan beberapa spesies bakteri patogen. 25


(32)

15 Formula bayi yang mengandung baik bifidobacterium lactis atau lactobacillus reuteri, dapat menurunkan resiko diare, gejala respiratori, demam, dan parameter angka kesakitan saat dibandingkan dengan formula plasebo.31

Beberapa penelitian klinis telah membuktikan kebenaran kemanjuran agen probiotik dalam pencegahan dan pengobatan diare, terutama disebabkan oleh virus. Akan tetapi, hanya sedikit penelitian yang telah mempublikasikan kemampuan agen ini mencegah penyakit infeksi pada bayi dan anak-anak yang datang ke tempat perawatan anak-anak. 32 Penelitian yang dilakukan oleh Van Niel dkk memperlihatkan penurunan secara bermakna lamanya diare 0.7 hari (IK 95%: 0.3-1.2 hari) pada subjek yang diberikan lactobacillus dibandingkan dengan subjek control, dan penurunan frekuensi BAB 1.6 pada hari kedua pengobatan (IK 95%: 0.7 – 2.6 lebih sedikit BAB).33 Intervensi nutrisi selama penyakit diare biasanya tidak bermanfaat dalam menurunkan lamanya masa diare, dan rekomendasi sekarang ini adalah meneruskan diet sesuai usia selama menderita diare ringan. Dua meta-analisis telah menunjukkan efek pengobatan probiotik terutama lactobacillus strain GG, pada diare akut yang disebabkan virus rota, dapat menurunkan lamanya masa diare beberapa jam. Disamping probiotik, percobaan intervensi telah menunjukkan bahwa penambahan zink juga mengurangi lamanya masa dan derajat keparahan diare pada anak-anak.34 Diare dapat merupakan komplikasi umum dari pengobatan antibiotik, khusus nya pada anak-anak yang menggunakan antibiotik spektrum luas. Lactobacillus GG telah terbukti menurunkan resiko diare yang berhubungan dengan antibiotik dengan


(33)

16 Pengunaan antibiotik dapat merusak keseimbangan mikroflora usus sehingga dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.36 Obat antiemetik dan obat anti diare umumnya tidak diindikasikan dan mungkin bisa menyebabkan komplikasi. Penggunaan antibiotik masih kontroversial.18 Antibiotik diberikan hanya pada kasus kolera, disentri basiler, amubiasis dan giardiasis ataupun ada penyakit penyerta (sepsis, pneumonia, dan lain-lain).37

Pemberian oralit pada anak penderita diare akut sendiri mungkin memberikan keuntungan-keuntungan seperti mencegah kematian karena dehidrasi, mencegah penyakit karena dehidrasi (muntah, anoreksia, kejang dan koma), mekanisme homeostatis tubuh (perasan haus dan fungsi ginjal) tetap baik. Bila pemberian oralit gagal harus diberikan pengganti cairan yang hilang secara intravena.37

Terapi rehidrasi oral direkomendasikan oleh AAP dan WHO sebagai first line therapy untuk anak - anak dengan dehidrasi ringan dan sedang, akan tetapi tiga perempat dokter-dokter spesialis anak bagian emergensi yang sangat mengetahui rekomendasi AAP untuk terapi rehidrasi oral, masih menggunakan terapi cairan intravena untuk anak-anak dengan dehidrasi sedang.38 Walaupun terapi cairan intravena cepat dan efektif dalam memperbaiki syok hipovolemik, namun memliki beberapa kekurangan. Terapi cairan intravena berhubungan dengan komplikasi seperti koreksi berlebihan dari ketidak-seimbangan elektrolit, terjadi ekstravasasi cairan ke jaringan sekitarnya dan infeksi atau peradangan.39


(34)

17

Sebagai hasil rekomendasi seminar rehidrasi nasional ke I sampai dengan IV, dan pertemuan Ilmiah penelitian diare, Litbangkes (1982) digunkan cairan Ringer Laktat sebagai cairan rehidrasi parenteral tunggal untuk digunakan di Indonesia. Pada diare dengan penyakit penyerta (KKP, jantung, ginjal) cairan yang digunakan adalah half strength Darrow glukosa. Penyakit diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak yang lebih besar, kejadian diare pada anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan. 40


(35)

18 2.5. Kerangka Konseptual

KETERANGAN :

YANG DITELITI

REAKSI PERADANGAN  AUTOIMMUN  

KERUSAKAN VILLUS  

INTOLERANSI FORMULA  EKSASERBASI  INFEKSI   

DEHIDRASI  

PENINGKATAN  PERMEABILITAS 

MALABSORPSI / KEKURANGAN   INTAKE 

INFEKSI  AGEN VIRUS,  BAKTERI 

LAMA 

 MASA RAWAT 

DI RUMAH SAKIT  


(36)

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian

Ini merupakan suatu penelitian observasional analitik, untuk menilai hubungan antara lama masa rawat di rumah sakit dengan derajat dehidrasi akibat diare akut pada anak di bawah usia 5 tahun.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP. H. Adam Malik, dan RSU. Dr. Pirngadi Medan. Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan mulai bulan Juni 2010 sampai Agustus 2010 (jadwal terlampir).

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi target adalah anak dengan usia 1 bulan sampai usia 59 bulan yang menderita diare akut. Populasi terjangkau adalah populasi target yang datang berkunjung ke RSUP. H. Adam Malik dan RSU. Dr. Pirngadi, Medan. selama bulan Juni 2010 sampai bulan Agustus 2010. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi.


(37)

3.4. Besar Sampel

Besar sampel untuk meneliti korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi lama masa rawat di rumah sakit menggunakan koefisien korelasi (r) menggunakan rumus uji hipotesis dengan sampel tunggal:

n = Z² PQ d²

P = 0.50 ; Z =1.96 ; d = 0.1 1.96² 0.50 ( 1 -0.50) N = = 97 0.10²

Keterangan :

n = besar sampel

P = 0.50 Q = 1- P

Z = 1.96

d = tingkat ketepatan absolut yg dikehendaki = 0.1

Dari rumus di atas, didapat besar sampel yang diharapkan sebesar 97 orang.


(38)

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.5.1. Kriteria Inklusi :

1. Anak usia 1 bulan sampai usia 59 bulan

2. Penderita gastroenteritis akut yang memerlukan rawat inap 3. Penderita gastroenteritis akut tanpa disertai penyakit berat lainnya

4. Penderita diare yang berlangsung tidak lebih dari 7 hari 3.5.2. Kriteria Eksklusi :

1. Penderita yang telah dirawat dirumah sakit lain sebelumnya karena penyakit yang sama

2. Penderita dirawat karena indikasi sosial atau asuransi

3.6. Etika Penelitian

Penelitian ini disetujui oleh Komite Etis Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.7. Cara Kerja

1. Data dicatat dari status pasien di ruang rawat inap.

2. Pengambilan data demografi ( usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan ). 3. Dicatat jam dan tanggal saat penderita tiba di IGD dan jam serta tanggal saat pasien dipulangkan.

4. Dicatat jika ada pengobatan yang diberikan selain cairan rehidrasi intravena.


(39)

3.8 Alur Penelitian

Populasi terjangkau

Kelompok usia 1 bulan sampai 59 bulan

Pencatatan data demografi

Pencatatan masa rawat di rumah sakit

GAMBAR 3.1. Alur Penelitian

3.9. Identifikasi Variabel

Variabel bebas Skala

Derajat dehidrasi, Nominal

Variabel tergantung

Lama masa rawat di rumah sakit Numerik

Variabel perancu

Usia , berat badan, tinggi badan Numerik


(40)

3.10. Definisi Operasional

3.10.1 Definisi Diare akut berdasarkan American Academy of Pediatrics 3.10.2 Derajat dehidrasi berdasarkan kriteria WHO

3.10.3 Lama masa rawat di rumah sakit, dihitung mulai saat pasien tiba di IGD sampai pasien dipulangkan setelah sembuh.

3.11. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data yang terkumpul dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 15, dengan tingkat kemaknaan P < 0.05 dan interval kepercayaan (IK) 95%. Untuk melihat hubungan antar variabel digunakan uji ANOVA, uji Bonferroni dan uji-T.


(41)

BAB 4. HASIL

Pada studi ini, didapati 118 anak penderita diare dirawat di rumah sakit, 16 orang dieksklusikan yang teridiri dari 5 anak menderita gizi buruk, 4 menderita diare persisten, 3 menderita penyakit HIV, 2 menderita ensefalitis, 1 menderita disentri amuba, dan 1 meninggal dunia, sehingga terdapat 102 pasien yang diikutkan dalam studi ini.

Tabel 4.1. Karakteristik pasien

Karakteristik N = 102 IK 95%

Jenis Kelamin, n (%)

‐ Laki-laki 53 (52)

‐ Perempuan 49 (48)

Usia, bulan, n (%)

‐ < 2 tahun 67 (65,7)

‐ 2 tahun – 5 tahun 35 (34,3)

Berat Badan Masuk, kg, mean (SD) 10,36 (2,89) 9,79 – 10,39 Berat Badan Rehidrasi, kg, mean (SD) 10,93 (2,89) 10,36 – 11,49 Tinggi Badan, cm, mean (SD) 82,5 (15,44) 79,47 – 85,53 Tingkat Dehidrasi, n (%)

‐ Tanpa Dehidrasi 1 (1)

‐ Ringan – Sedang 89 ( 87,3)

‐ Berat 12 (11,7)

Jenis Terapi, n (%)

‐ Zink 28 (27,5)

‐ Zink dan probiotik 21 (20,6) ‐ Tidak diberi terapi 53 (52)


(42)

25

Pada studi ini kebanyakann pasien termasuk kelompok usia kurang dari 2 tahun yaitu 67 orang (65,7%). Pada saat masuk rumah sakit rerata berat badan pasien adalah 10,36 kg (SD = 2,89 kg). Setelah dilakukan rehidrasi rerata berat badan pasien meningkat menjadi 10,93 kg (SD= 2,89 kg). Pasien memiliki tinggi badan rata-rata 82,5 cm. Pada saat pemeriksaan awal, sebagian besar pasien berada pada derajat dehidrasi ringan-sedang yaitu sebanyak 89 orang (87,3%). Pada umumnya, pasien dalam studi ini tidak diberikan terapi zink dan/atau probiotik yaitu sebanyak 53 orang (52%). Rerata lama masa rawat pasien adalah 66,19 jam (SD = 16,66 jam).

Tabel 4.2. Hubungan antara lama masa rawat di rumah sakit dengan perbedaan usia dan jenis kelamin

Lama masa rawat p IK 95% < 2 tahun (n=67) 63,97 ± 14,55 0.092 -14.001 – 1.084 2 tahun -5 tahun (n=35) 70,43 ± 19,62

Laki-laki (n=53) 68,40 ± 17,09 0,165 -1,918 – 11,119 Perempuan (n=49) 63,8 ± 16,01

Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dua kelompok usia dengan lama masa rawat di rumah sakit (p = 0.092), demikian halnya tidak dijumpai hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan lama masa rawat di rumah sakit (p = 0.165).


(43)

26

Tabel 4.3. Hubungan antara lama masa rawat di rumah sakit dengan derajat dehidrasi

Derajat Dehidrasi N Mean SD IK 95% P

Tanpa Dehidrasi 1 76 - -

Dehidrasi Ringan-Sedang 89 65,4 16,61 61,91 – 68,90 Dehidrasi Berat 12 71,17 17,35 60,15 – 82,19

0,45

Tidak ada hubungan yang bermakna antara lama masa rawat di rumah sakit dengan derajat dehidrasi (p = 0,45)

Tabel 4.4. Hubungan antara lama masa rawat di rumah sakit dengan jenis terapi

Jenis Terapi N Mean SD IK 95% P

Zink 28 56,68 11,59 52,19 – 61,17

Zink dan probiotik 21 56,48 11,39 51,29 – 61,66 Tidak diberi Zink dan Probiotik 53 75,06 15,89 70,68 – 79,44

0,0001

Didapatkan hubungan yang bermakna antara lama masa rawat di rumah sakit dengan perbedaan jenis terapi (p = 0,0001). Jenis terapi menunjukkan hubungan secara bermakna antara kelompok yang diberi terapi zink dengan kelompok yang tidak diberi terapi zink dan probiotik (p = 0,0001). Selain itu kelompok yang memiliki hubungan yang bermakna adalah kelompok yang diberi terapi zink dan probiotik dengan kelompok yang tidak diberi terapi zink dan probiotik (p = 0,0001). Namun, antara kelompok yang diberi terapi zink dan probiotik tidak mempunyai hubungan secara bermakna dengan kelompok yang mendapat terapi zink saja (p = 1,000).


(44)

27 Tabel 4.5. Analisis regresi usia, berat badan dan tinggi badan terhadap lama

masa rawat di rumah sakit

Variabel r R2 Persamaan Garis P

Usia 0,233 0,054 Y = 60,63 + 0,27*Usia 0,019 Berat Badan 0,246 0,061 Y = 51,47 + 1,42*Berat Badan 0,013 Tinggi Badan 0,243 0,059 Y = 44,52 + 0,26*Tinggi Badan 0,014

Faktor usia menunjukkan hubungan yang lemah (r = 0,233) dengan lama masa rawat di rumah sakit (P=0.019)

Gambar 4.1. Grafik scatter hubungan usia dan lama perawatan di rumah sakit

Usia (bulan)

60 50

40 30

20 10

0

Lama Perawatan (jam)

120

100

80

60

40


(45)

28

Faktor berat badan menunjukkan hubungan yang bermakna dengan lama masa rawat di rumah sakit (p = 0.013)

Gambar 4.2. Grafik scatter hubungan berat badan dan lama perawatan di rumah sakit

Berat Badan Masuk (kg)

18 16 14 12 10 8

6 4 2

Lama Perawatan (jam)

120

100

80

60

40


(46)

29

Begitu pula dengan faktor tinggi badan juga menunjukkan hubungan yang bermakna dengan lama masa rawat di rumah sakit (p= 0.014).

Gambar 4.3. Grafik scatter hubungan tinggi badan dan lama perawatan dirumah sakit

Tinggi Badan (cm)

120 110

100 90

80 70

60 50

Lama Perawatan (jam)

120

100

80

60

40


(47)

BAB 5. PEMBAHASAN

Pada sutdi ini didapati kejadian diare pada bayi < 2 tahun sebanyak 67 (65.7%) dan antara usia 2 sampai 5 tahun sebanyak 35 (34.3%), dimana kejadian berdasarkan jenis kelamin terdapat anak laki-laki sebanyak 53 (52%) sedangkan anak perempuan sebanyak 49 (48%).

Peneliti Goldman RD dkk, menilai derajat dehidrasi dengan menggunakan clinical dehydration scale(CDS) dan dari 205 anak-anak penderita gastroenteritis akut yang diteliti, didapati usia rata-rata (mean = 22.4 ± 14.9 bulan), dengan jumlah pasien 103 (50%) adalah laki-laki. Distribusi kategori yang didapati adalah tanpa dehidrasi (CDS=0) sebanyak 117 (57%), dehidrasi ringan (CDS=1-4) sebanyak 83 (41%), dan dehidrasi sedang-berat (CDS=5-8) sebanyak 5 (2%). Dengan lama masa rawat di rumah sakit atau length of stay (mean ± SD) ; untuk tanpa dehidrasi 245 ± 181 menit, dehidrasi ringan 397 ± 302 menit, dehidrasi sedang-berat 501 ± 389 menit, dan didapati hubungan yang positif antara derajat dehidrasi dengan lama masa rawat, dimana semakin berat derajat dehidrasi maka semakin lama masa rawat di rumah sakit.5 Pada studi ini derajat dehidrasi dinilai berdasarkan kriteria WHO yang diklasifikasi menjadi tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan-sedang dan dehidrasi berat. Hasil studi ini didapati kasus diare akut tanpa dehidrasi sebanyak 1 (1%), diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang sebanyak 89 (87.3%), diare akut dengan dehidrasi berat sebanyak 12 (11.7%), dan lama masa rawat di rumah sakit atau length of stay (mean ± SD) adalah sebagai berikut, tanpa dehidrasi 76 jam ± 0 jam, dehidrasi ringan-sedang 65.4 jam ± 16.61 jam, dehidrasi berat 71.17 ± 17.35 jam.


(48)

31 Hasil studi ini tidak ada hubungan yang bermakna antara lama masa rawat di rumah sakit dengan perbedaan derajat dehidrasi akibat diare akut pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. Pada studi ini terdapat keterbatasan, dimana hanya dijumpai 1 kasus diare akut tanpa dehidrasi, sehingga tidak dapat mewakili rerata lama masa rawat pada diare akut tanpa dehidrasi.

Diare dan malnutrisi sangat umum pada anak-anak di negara yang sedang berkembang, dan antara diare dengan malnutrisi mempunyai hubungan timbal balik, dimana diare dapat menyebabkan malnutrisi, dan malnutrisi dapat memperberat dan memperpanjang kejadian diare.41

Loperamide secara luas digunakan pada orang dewasa. Akan tetapi WHO dan AAP masih mempertimbangkan penggunaannya pada anak-anak menyangkut keamanan dan efektifitasnya, di Amerika Serikat, loperamide disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk dipergunakan pada anak-anak dengan usia > 2 tahun. Dimana loperamide tampak menurunkan durasi dan frekuensi diare pada anak-anak jika digunakan sebagai adjuvant terhadap rehidrasi oral atau intravena.42

Pada bulan Mei tahun 2004, WHO dan UNICEF mengeluarkan pernyataan bersama merekomendasikan gabungan suplementasi zink bersama dengan ORS baru dengan osmolaritas yang rendah serta dilanjutkan dengan feeding merupakan pendekatan pengobatan diare yang paling efektif. Dengan mengimplementasikan rekomendasi baru ini, telah diperkirakan hampir 90% kematian akibat diare dapat dihindari. Pemberian zink bersamaan dengan ORS mengurangi durasi dan keparahan


(49)

32 Probiotik mempunyai efek mengurangi durasi kejadian diare, dan probiotik jenis heat killed probiotic lebih unggul dan mempunyai efek memperpendek durasi diare lebih dibandingkan dengan live probiotic pada anak penderita diare akut.44 Faedah dari zink telah diteliti secara luas, sehingga UNICEF dan WHO telah merekomendasikan pengobatan dengan zink untuk jangka waktu 10 sampai 14 hari pada anak-anak dengan diare akut pada negara yang sedang berkembang.45

Pada umumnya, pasien dalam studi ini tidak diberikan terapi zink dan/atau probiotik yaitu sebanyak 53 pasien (52%). Pasien yang mendapat terapi zink dan probiotik sebanyak 21 orang (20.5 %) sedangkan yang mendapat terapi zink saja sebanyak 28 orang (27.5 %). Dari hasil studi ini dijumpai rata-rata lama masa rawat di rumah sakit adalah 75.06 jam pada pasien yang tidak mendapat terapi zink maupun probiotik, sedangkan pasien yang mendapat terapi zink rata-rata lama masa rawat di rumah sakit adalah 56.68 jam, dan pasien yang mendapat terapi zink + probiotik rata-rata masa rawat di rumah sakit adalah 56.48 jam. Dari hasil studi ini didapati perbedaan yang bermakna antara jenis terapi dengan lama masa rawat di rumah sakit (p = 0,0001). Dimana pasien yang diberi terapi kombinasi zink dan probiotik masa rawatnya secara bermakna lebih pendek disbanding pasien yang tidak diberi terapi zink dan probiotik (p = 0,0001). Selain itu pasien yang memiliki perbedaan yang signifikan adalah pasien yang diberi terapi zink saja dengan pasien yang tidak diberi terapi zink dan probiotik (p = 0,0001). Namun, antara pasien yang diberi terapi zink dan probiotik tidak berbeda secara signifikan dengan pasien yang hanya mendapat terapi zink (p = 1,000).


(50)

BAB 6. KESIMPULAN

Pada studi ini tidak ada hubungan yang bermakna antara lama masa rawat di rumah sakit dengan perbedaan derajat dehidrasi akibat diare akut pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. (p = 0,45). Didapati perbedaan yang bermakna antara jenis terapi dengan lama masa rawat di rumah sakit (p = 0,0001). Dimana pada anak-anak dengan diare akut yang diberi terapi zink sendiri, atau gabungan zink dengan probiotik, lama masa rawat di rumah sakit lebih singkat dibanding dengan anak-anak penderita diare akut yang tidak diberi terapi zink maupun probiotik.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

 

1. Fonseca BK, Holdgate A, Craig JC. Enteral vs Intravenous rehydration therapy for children with gastroenteritis.Arch pediatr Adolesc. Med. 2004;158: 482-90.

2. King CK, Glass R, Bresee JS. Acute diarrhea : oral rehydration and continued feeds- The best therapy; AAP Grand rounds. 2004:11(2):13-24.

3. Tieder JS, Robertson A, Garrison MM. Pediatrics hospital adherence to the standard of care for acute gastroenteritis. Pediatrics. 2009;124(6):1081-87.

4. Ozuah PO, Avner JR, Stein REK. Oral rehydration emergency physicians and practice parameters. Pediatrics. 2002;109(2):259-61.

5. Goldman RD, Friedman JN, Parkin PC. Validation of the clinical dehydra tion scale for children with acute gastroenteritis. Pediatrics. 2008;122:545-49.

6. Bezerra JA, Stathos TH, Duncan B, Gaines JA, Udall JN. Treatment of infants with acute diarrhea: what’s recommended and what’s practiced. Pediatrics. 1992; 90:1-4.

7. Duggan C, Lasche J, McCarty M, Mitchell K, Dershewitz R, Lerman SJ, et al. Oral rehydration solution for acute diarrhea prevents subsequent unscheduled follow-up visit. Pediatrics.1999;104(3) :1-5.

8. Steiner MJ, De Walt DA, Byerley JS. Is this child dehydrated. Jama. 2004; 291 (22):2746-54.

9. Shavit I, Brait R, Jordan CN, Galbraith R, Jhonson D. A Novel imaging technique to measure capillary refill time ; improving diagnostic accuracy for dehydration in young children with gastroenteritis. Pediatrics. 2006:118(6):2402-8

10. Friedman JN, Goldman RD, Srivastava R, Parkin PC. Development of a clinical dehydration scale for use in children between 1 and 36 monthsof age. J pediatr. 2004;145:201-7.

11. Gorelick MH, Shaw KN, Murphy KO. Validity and reliability of clinical signs in the diagnosis of dehydration in children. Pediatrics. 1997:99(5):16

12. DeWitt TG. Acute diarrhea in children.pediatr.Rev.1989:11;6-12

13. Moris SS, Cousens SN, Kirkwood BR, Arthur P, Ross DA. Is prevalence of diarrhea a better predictor of subsequent mortality and weight gain than diarrhea incidence? Am J Epidemiol. 1996;144(6):582-8

14. Neta UF, de Andrade JAB. Acute diarrhea and malnutrition: Lathality risk in hospitalized infant. Journal of the American College of Nutrition.1999;18(4):303-8 15. Malek MA, Curns AT, Holman RC, Fischer TK, Bresee JR, Glass RI, et al. Diarrhea

abd rotavirus-assiciated hospitalizations among children less than 5 years of age. United States, 1997 and 2000. Pediatrics. 2006;117:1887-92

16. Elliott EJ, Dalby-Layne RD. Acute infectious diarrhea and dehydration in children. MJA. 2004;181(10):565-70.


(52)

38

17. Rautanen T, Isolauri E, Salo E, Vesikari T. Management of acute diarrhea with low osmolarity oral rehydration solutions and lactobacillus strain GG. Arch Dis Child. 1998;70:157-60.

18. Burkhart DM. Management of acute gastroenteritis in children. Am Fam physician. 1999;60:2555-66

19. Soenarto Y, Diare kronis dan persisten diare; buku ajar Gastroenterologi-Hepatologi.121-135.

20. Field M. Intestinal ion transport and the pathophysiology of diarrhea. J clin invest. 2003;111(7):931-4.

21. Sinuhaji AB, Sutanto AH. Mekanisme diare infeksi akut. Cermin dunia kedokteran. 1992;80:44-46.

22. Vanderhoof JA ; Chronic diarrhea. pediatrics in review. 1998;19(12):418-22.

23. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB. Chronic diarrhea. In Ghishan FK Nelson Text book of pediatrics.17th edition:1276-81

24. Provisional committee on Quality improvement, subcommittee on cute gastroenteritis; Practice parameter : The management of acute gastroenteritis in young children; pediatrics.1996;97(3)424-35

25. King CK, Glass R, Bresee JS, Duggan C. Managing acute gastroenteritis among children MMWR recommendations and report.2003;52(RR16) ;1-16

26. Strand TA, Chandya RK, Bahl R, Shaima PR, Adhikan RK, Bhandari N, et al. Effectiveness and efficacy of zinc for the treatment of acute diare in young children. Pediatrics. 2002;109(5):898-903

27. Kelly J, Black R. Should Zinc be used the treatment of acute gastroenteritis. Royal children hospital, Australia. John Hopkins university

28. Shimelis D, Benti D, Chalk D. Effect of Zinc supplementation in treatment of acute diarrhea among 2 – 59 months children treated in black Lion hospital Ethiopia. Ethiopia J Health. 2008;22(2):187-90

29. Lukacik M, Thomas RL, Aranda JV. A Meta-analysis of the effects of oral Zinc in the treatment of acute and persistent diarrhea. Pediatrics. 2008;121(2):326-34

30. Bhatnagar S, Bahl R, Sharma P.K, Kumar GT, Saxena K, Bhan MK, Zinc with oral rehydration therapy reduces stool output and duration of diarrhea in hospital children. A Randomized controlled trial; J Pediatr Gastroenterol and Nutr. 2004;38:34-40

31. Van Niel CW, Probiotics: Not just for treatment anymore. Pediatrics. 2005;115:174-7 32. Weizman Z, Asli G, Alsheikh A. Effect of a probiotic Infant formula on infection in

child care centers comparison of two probiotic agents. Pediatrics. 2005; 115(1):5-9 33. Van Niel CW, Feudtner C, Garrison MM, Christakis DA. Lactobacillus therapy for

acute infectious diarrhea in children; A meta-analysis. Pediatrics. 2002;109(4):678-84


(53)

39 34. Makhoul IR, Etzioni A, Shehadeh N. Evaluation of a diet containing probiotic and

zinc for the treatment of mild diarrheal illness in children younger than one year of age. Journal of American college. 2005;24(5):370-5

35. Vanderhoof JA, Young RJ. Probiotic in pediatrics ; University of Nebraska Medical center, section of pediatrics Gastroenterology and Nutrition, Oamaha, NE. 68198-5160, 2002

36. Firmansyah A,Probiotik dan Prebiotik. Aplikasi klinis pada anak. J Gastrohepatol Anak Indones. 2006;1(1):6-10

37. Sinuhaji AB. Asidosis metabolik salah satu penyulit diare akut pada anak yang seharusnya dapat dicegah ( Pidato pengukuhan jabatan guru besar tetap fakultas kedokteran USU);2007

38. Spandorfer PR, Alessandrini EA, Joofe MD, Localio R, and Shaw KN.Oral versus intravenous rehydration of moderately dehydrated children: A Randomized, Controlled Trial.Pediatrics. 2005:115(2);295-301

39. Craig WR, McConnell D, Klassen TP. Oral rehydration versus intravenous therapy for treating dehydration due to gastroenteritis in children: a meta-analysis of randomized controlled trials.BMC.Medicin. 2004:2(11):1-8

40. Noerasid H, Suraatmadja S, Asnil PO. Gatroenteritris (diare) akut. Dalam: Suharyono, Boediarso A, Halimun EM, penyunting. Gastroenterologi anak praktis. Edisi ke-4. Jakarta: FK_UI;2003.h.51-76.

41. Black RE, Brown KH, Becker S. Malnutrition is a determining factor in diarrheal duration, but not incidence, among young children in a longitudinal study in rural Bangladesh. The American Journal of Clinical Nutrition. 1984;37: 87-94

42. T.Li ST, Grossman DC, Cummings P. Loperamide therapy for acute diarrhea in children: systematic review and Meta-Analysis. PLoS Medicine. 2007;4(3):495-505 43. Harvey P. Cost-Effectiveness of Zinc supplementation as an adjunct treatment for

children diarrhea. The USAID Micronutrient program. 2005

44. Supriatmo. Effectivity of Live versus heat killed probiotic in children with acute diarrhea. Majalah kedokteran nusantara. 2006;39(4)419-23

45. Teran CG, Teran-Escalera CN, Villarroel P. Nitazoxanide vs. probiotics for the treatment of acute rotavirus diarrhea in children: a randomized, single-blind, controlled trial in Bilivian children. International journal of infectious Diseases. 2009;3:518-23

===ooo000ooo===


(54)

40 Lampiran 1.

Lembar Penjelasan kepada Orangtua Yth Bapak/ Ibu……

1. Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri (dengan menunjukkan surat tugas dari

Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU). Nama saya dokter………., bertugas di Unit Pediatrik Sosial Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan. Saat ini, kami sedang melaksanakan penelitian tentang lamanya masa rawat di rumah sakit pada anak-anak penderita diare akut serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Berdasarkan hasil pemeriksaan kami, anak-anak yang menderita diare akut akan menjadi dehidrasi sehingga memerlukan rawatan di rumah sakit

3. Untuk itu, kami berencana untuk mencari faktor-faktor apa saja yang dapat mempersingkat atau memperlama masa rawatan anak penderita diare akut di rumah sakit. Karena pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan di luar negeri, dimana dikatakan semakin berat derajat dehidrasi pada penderita diare akut pada anak-anak semakin lama masa rawatan di rumah sakit. Pada penelitian ini akan diteliti derajat keparahan dehidrasi pada penderita diare akut anak-anak serta mencari faktor-faktor apa yang dapat mempersingkat masa rawatan di rumah sakit.

4. Pada penelitian ini akan dilakukan pendataan identitas pasien seperti usia, jenis kelamin, lamanya sudah menderita diare, gejala-gejala yang menyertainya seperti, muntah, sakit perut, demam, juga penggunaan obat-obat selama dirawat di rumah sakit, seperti obat antibiotic, zincum, probiotik.

5. Jika Bapak / Ibu bersedia memberikan keterangan mengenai keluhan maupun riwayat

kejadian penyakit diare tersebut, maka kami mengharapkan Bapak / Ibu menandatangani lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP).

6. Bapak/ Ibu serta putra/ putri anda bebas menolak ikut atau mengundurkan diri dalam

penelitian ini. Semua data penelitian akan diperlakukan secara rahasia, sehingga tidak memungkinkan orang lain mengetahui data penderita. Semua biaya penelitian akan ditanggung oleh peneliti.


(55)

41 Lampiran 2

Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) Informed Consent

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ... Umur ... tahun L / P Alamat : ... dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

PERSETUJUAN

untuk memberikan keterangan-keterangan seputar penyakit diare yang diderita oleh: Nama : ...Umur ... tahun Alamat Rumah : ... Alamat Sekolah : ... Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Medan , ...2010

Yang memberikan penjelasan Yang membuat pernyataan persetujuan

dr. ... ...

Saksi-saksi : Tanda tangan

1. ... ... 2. ... ...


(56)

42 

Lampiran  3 

Data‐data karakteristik pasien diare akut 

gender usia BB TB Tkt dehidrasi

Terapi Tgl msk

Jam msk

Tgl pulang

Jam pulang

Lama rawatan


(57)

(58)

44 Lampiran 4.

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : dr. Ariyanto

Tempat/ Tanggal lahir : Berastagi, 28 Juni, 1964 Alamat : Jl. Kalianda no. 36 , Medan

Nama istri : Nana

Nama anak : Ervina, Verawaty, Vincent

Riwayat Pendidikan

1. SD Letjen Jamin Ginting’s Berastagi, tamat tahun 1976. 2. SMP Negeri I, Berastagi , tamat tahun 1980.

3. SMA Subsidi Roma Katolik, Kabanjahe, tamat tahun 1983.

4. S1 Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia, selesai tahun 1991.

5. Program Pendidikan Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Chinese General Hospital and Medical Center, Manila, Filipina selesai 2008

6. Program Adaptasi Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, tahun 2010 sampai sekarang.

Riwayat Pekerjaan

1. Dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Puskesmas Teluk Mengkudu, (1993 –1996) 2. Dokter jaga IGD, RS, St. Elizabeth, Medan ( 1997 – 2004 )

3. Residensi pediatrics, Chinese General Hospital and Medical Center, Manila, Filipina (2005-2008)


(1)

39 34. Makhoul IR, Etzioni A, Shehadeh N. Evaluation of a diet containing probiotic and

zinc for the treatment of mild diarrheal illness in children younger than one year of age. Journal of American college. 2005;24(5):370-5

35. Vanderhoof JA, Young RJ. Probiotic in pediatrics ; University of Nebraska Medical center, section of pediatrics Gastroenterology and Nutrition, Oamaha, NE. 68198-5160, 2002

36. Firmansyah A,Probiotik dan Prebiotik. Aplikasi klinis pada anak. J Gastrohepatol Anak Indones. 2006;1(1):6-10

37. Sinuhaji AB. Asidosis metabolik salah satu penyulit diare akut pada anak yang seharusnya dapat dicegah ( Pidato pengukuhan jabatan guru besar tetap fakultas kedokteran USU);2007

38. Spandorfer PR, Alessandrini EA, Joofe MD, Localio R, and Shaw KN.Oral versus intravenous rehydration of moderately dehydrated children: A Randomized, Controlled Trial.Pediatrics. 2005:115(2);295-301

39. Craig WR, McConnell D, Klassen TP. Oral rehydration versus intravenous therapy for treating dehydration due to gastroenteritis in children: a meta-analysis of randomized controlled trials.BMC.Medicin. 2004:2(11):1-8

40. Noerasid H, Suraatmadja S, Asnil PO. Gatroenteritris (diare) akut. Dalam: Suharyono, Boediarso A, Halimun EM, penyunting. Gastroenterologi anak praktis. Edisi ke-4. Jakarta: FK_UI;2003.h.51-76.

41. Black RE, Brown KH, Becker S. Malnutrition is a determining factor in diarrheal duration, but not incidence, among young children in a longitudinal study in rural Bangladesh. The American Journal of Clinical Nutrition. 1984;37: 87-94

42. T.Li ST, Grossman DC, Cummings P. Loperamide therapy for acute diarrhea in children: systematic review and Meta-Analysis. PLoS Medicine. 2007;4(3):495-505 43. Harvey P. Cost-Effectiveness of Zinc supplementation as an adjunct treatment for

children diarrhea. The USAID Micronutrient program. 2005

44. Supriatmo. Effectivity of Live versus heat killed probiotic in children with acute diarrhea. Majalah kedokteran nusantara. 2006;39(4)419-23

45. Teran CG, Teran-Escalera CN, Villarroel P. Nitazoxanide vs. probiotics for the treatment of acute rotavirus diarrhea in children: a randomized, single-blind, controlled trial in Bilivian children. International journal of infectious Diseases. 2009;3:518-23

===ooo000ooo===

 


(2)

40 Lampiran 1.

Lembar Penjelasan kepada Orangtua Yth Bapak/ Ibu……

1. Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri (dengan menunjukkan surat tugas dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU). Nama saya dokter………., bertugas di Unit Pediatrik Sosial Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan. Saat ini, kami sedang melaksanakan penelitian tentang lamanya masa rawat di rumah sakit pada anak-anak penderita diare akut serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Berdasarkan hasil pemeriksaan kami, anak-anak yang menderita diare akut akan menjadi dehidrasi sehingga memerlukan rawatan di rumah sakit

3. Untuk itu, kami berencana untuk mencari faktor-faktor apa saja yang dapat mempersingkat atau memperlama masa rawatan anak penderita diare akut di rumah sakit. Karena pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan di luar negeri, dimana dikatakan semakin berat derajat dehidrasi pada penderita diare akut pada anak-anak semakin lama masa rawatan di rumah sakit. Pada penelitian ini akan diteliti derajat keparahan dehidrasi pada penderita diare akut anak-anak serta mencari faktor-faktor apa yang dapat mempersingkat masa rawatan di rumah sakit.

4. Pada penelitian ini akan dilakukan pendataan identitas pasien seperti usia, jenis kelamin, lamanya sudah menderita diare, gejala-gejala yang menyertainya seperti, muntah, sakit perut, demam, juga penggunaan obat-obat selama dirawat di rumah sakit, seperti obat antibiotic, zincum, probiotik.

5. Jika Bapak / Ibu bersedia memberikan keterangan mengenai keluhan maupun riwayat kejadian penyakit diare tersebut, maka kami mengharapkan Bapak / Ibu menandatangani lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP).

6. Bapak/ Ibu serta putra/ putri anda bebas menolak ikut atau mengundurkan diri dalam penelitian ini. Semua data penelitian akan diperlakukan secara rahasia, sehingga tidak memungkinkan orang lain mengetahui data penderita. Semua biaya penelitian akan ditanggung oleh peneliti.


(3)

41 Lampiran 2

Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) Informed Consent

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ... Umur ... tahun L / P Alamat : ... dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

PERSETUJUAN

untuk memberikan keterangan-keterangan seputar penyakit diare yang diderita oleh: Nama : ...Umur ... tahun Alamat Rumah : ... Alamat Sekolah : ... Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Medan , ...2010

Yang memberikan penjelasan Yang membuat pernyataan persetujuan

dr. ... ...

Saksi-saksi : Tanda tangan

1. ... ... 2. ... ...


(4)

42 

Lampiran

  

3

 

Data

data

 

karakteristik

 

pasien

 

diare

 

akut

 

gender usia BB TB Tkt dehidrasi

Terapi Tgl msk

Jam msk

Tgl pulang

Jam pulang

Lama rawatan


(5)

(6)

44 Lampiran 4.

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : dr. Ariyanto

Tempat/ Tanggal lahir : Berastagi, 28 Juni, 1964 Alamat : Jl. Kalianda no. 36 , Medan

Nama istri : Nana

Nama anak : Ervina, Verawaty, Vincent

Riwayat Pendidikan

1. SD Letjen Jamin Ginting’s Berastagi, tamat tahun 1976. 2. SMP Negeri I, Berastagi , tamat tahun 1980.

3. SMA Subsidi Roma Katolik, Kabanjahe, tamat tahun 1983.

4. S1 Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia, selesai tahun 1991.

5. Program Pendidikan Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Chinese General Hospital and Medical Center, Manila, Filipina selesai 2008

6. Program Adaptasi Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, tahun 2010 sampai sekarang.

Riwayat Pekerjaan

1. Dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Puskesmas Teluk Mengkudu, (1993 –1996) 2. Dokter jaga IGD, RS, St. Elizabeth, Medan ( 1997 – 2004 )

3. Residensi pediatrics, Chinese General Hospital and Medical Center, Manila, Filipina (2005-2008)


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN INFEKSI RESPIRATORIK AKUT (IRA) BAGIAN BAWAH PADA ANAK USIA 1-5 Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Infeksi Respiratorik Akut (IRA) Bagian Bawah ada Anak Usia 1-5 Tahun Di RSUD Sukoharjo.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR USIA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) BAGIAN BAWAH PADA ANAK USIA 1 BULAN - 5 TAHUN.

0 0 6

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA ANAK YANG MENDERITA DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA ANAK YANG MENDERITA DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO TAHUN 2009.

0 0 15

HUBUNGAN PEMBERIAN ZINC (Zn) PADA ANAK DIARE DENGAN LAMA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH Hubungan Pemberian Zinc (Zn) Pada Anak Diare Dengan Lama Rawat Inap Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

Daftar Pustaka Hubungan Pemberian Zinc (Zn) Pada Anak Diare Dengan Lama Rawat Inap Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

0 4 6

HUBUNGAN PEMBERIAN ZINC (Zn) PADA ANAK DIARE DENGAN LAMA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Hubungan Pemberian Zinc (Zn) Pada Anak Diare Dengan Lama Rawat Inap Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA PENANGANAN AWAL BALITA DIARE DI RUMAH DENGAN DERAJAT DEHIDRASI BALITA DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KURANJI PADANG.

0 0 6

HUBUNGAN LAMA RAWAT INAP DENGAN TINGKAT STRES ANAK AKIBAT HOSPITALISASI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Lama Rawat Inap dengan Tingkat Stres Anak Akibat Hospitalisasi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah I Yogyakarta -

0 0 13

PROFIL TERAPI DIARE AKUT PADA PASIEN ANAK RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SURABAYA

0 0 19

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN LAMA RAWAT INAP PADA PASIEN ANAK BALITA DIARE AKUT

0 0 24