2. Peranan Tatalaksana Rumah Sakit atau Rumah Bersalin
Peranan tata laksana rumah sakit atau rumah bersalin sangat penting mengingat kini banyak ibu yang lebih menginginkan melahirkan di pelayanan
kesehatan yang lebih baik. Tata laksana rumah sakit yang tidak menunjang keberhasilan menyusui harus di hindari, seperti:
a. Bayi yang dipuaskan beberapa hari, padahal refleks hisap bayi lebih kuat pada
jam-jam pertama sesudah lahir. Rangsangan payudara dini akan mempercepat timbulnya hormon prolaktin untuk mempercepat produksi asi.
b. Memisahkan bayi dengan ibunya karena tidak adanya sarana inisiasi menyusu
dini menyebabkan ibu tidak dapat menyusui bayinya. Penggunaan obat – obatan selama proses persalinan seperti obat penenang yang
dapat menghambat permulaan laktasi sehingga rasa sakit akibat episiotomi atau
robekan jalan lahir dapat mengganggu pemberian asi Soetjiningsih, 1997. C.Bidan
1. Pengertian bidan Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat registrasi, diberi izin secara sah
untuk menjalankan praktek Sofyan, 2006.
2. Pengertian bidan praktek swasta
Bidan praktek swasta adalah bidan yang memiliki surat izin praktek bidan SIPB sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat register
Universitas Sumatera Utara
diberi izin secara sah dan legal untuk menjalankan praktek kebidanan mandiri IBI, 2008, hal. 3.
3. Pelayanan kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui asuhan kebidanan kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan mulai
dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, termasuk kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat
Atik, 2008, hal 6.
4. Asuhan kebidanan
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab bidan dalam pelayanan yang diberikan kepada klien yang memiliki
kebutuhan dan atau masalah kebidanan seperti kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi wanita dan
pelayanan kesehatan masyarakat Suryani, 2008, hal. 5.
D.Peran dan Fungsi Bidan Peran Bidan
•
Bidan sebagai pelaksana
Sebagai pelaksana bidan memiliki 3 kategori tugas yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi, dan tugas ketergantungan. Bidan mempunyai tugas mandiri
sebagai pelaksana untuk memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien keluarga dan memberikan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir. Heni, P.W., Asmar Y.Z., 2005.
Universitas Sumatera Utara
Dalam ruang lingkup yang lebih luas dalam hal ini bidan menolong persalinan, mendukung ibu untuk menyusui termasuk membantu
terlaksananya Inisiasi Menyusu Dini yang benar. Utami, R, 2008
•
Peran
Bidan mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di
wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat klien. sebagai pengelola
•
Peran sebagai pendidik
Bidan memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, masyarakat
tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnyan yang berhubungan dengan pihak terkait dengan kesehatan ibu,
anak dan Keluarga Berencana. Heni, P.W., Asmar Y.Z., 2005.
Dalam persiapan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini bidam memotivasi ibu hamil dan suami keluarga untuk melakukan pertemuan, untuk membahas
keuntungan ASI, tatalaksana menyusui yang benar, dan Inisiasi Menyusu Dini. Utami, R, 2008.
•
Peran Bidan sebaagai peneliti
Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidan kesehatan baik secara mandiri ataupun secara kelompok. Heni, P.W., Asmar Y.Z., 2005.
Selain itu bidan juga mempunyai karakteristik profesionalisme yang berkaitan dengan praktek kebidanan dalam pelayanan sehari-hari. Sifat terbuka atau mampu
Universitas Sumatera Utara
menerima perubahan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelayanan kebidanan yang mana bidan dituntut harus mampu menguasai dan menggunakan pengetahuan
teoritis sehingga permasalahan dapat diselesaikan dengan baik. Dan seorang bidan juga harus mengembangkan dirinya dengan pengetahuan terbaru tentang kebidanan
baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan. Pada saat seorang bidan ingin membuka praktek kebidanan maka harus dilalui dengan beberapa prosedur
guna untuk meyakinkan masyarakat bahwa bidan tersebut mampu memberikan pelayanan yang aman, nyaman dan tepat dengan mempunyai surat izin praktek bidan
Sofyan, 2006, hal. 99.
Fungsi Bidan
Bidan sesuai dengan fungsinya dalam melaksanakan seluruh aktivitasnya baik sebagai tenaga fungsional yang secara langsung memberikan pelayanan kesehatan
kepada ibu dan anak, maupun sebagai tenaga struktural dituntut bekerja secara profesional yaitu bekerja sesuai dengan standar yang ada. Keselamatan dan
kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang paling utama bagi bidan, dan dalam memberikan pelayanan kesehatan bertanggung jawab dan
mempertanggungjawabkan prakteknya. Dalam melaksanakan praktek, bidan sering dihadapkan dalam pertanyaan: “Apa
yang dikerjakan bidan dan bagaimana dia berkarya?”, untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu ditegaskan kompetensi pendukung yang harus dimiliki bidan Zein dan
Wahyuningsih, 2005, hal. 10. Kompetensi bidan dalam dokumen ini adalah meliputi pengetahuan, keterampilan
dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktek
Universitas Sumatera Utara
kebidanan secara aman dan bertanggung jawab pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Adapun kompetensi yang dimaksud yaitu ada 9 sembilan dengan
penjabaran sebagai berikut : kompetensi ke-1 : Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik
yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya, kompetensi ke-2 : Bidan memberikan
asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan
kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua, kompetensi ke-3 : Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi dini, pengobatan atau rujukan, kompetensi ke-4 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk
mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir, kompetensi ke-5 : Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan
tanggap terhadap budaya setempat, kompetensi ke-6 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1
bulan, kompetensi ke-7 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita sehat 1 bulan-5 tahun, kompetensi ke-8 : Bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif kepada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai budaya setempat, kompetensi ke-9 : Bidan melaksanakan
asuhan kebidanan pada wanitaibu dengan gangguan reproduksi. Menyadari bahwa bidan di Indonesia merupakan produk dari beberapa institusi maupun area
pendidikan yang berbeda, maka dengan tersusunnya kompetensi bidan tersebut
Universitas Sumatera Utara
sangatlah bermanfaat untuk menyatukan persepsi terhadap pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki bidan di Indonesia Yanti dan Nurul, 2010, hal. 59-
71. Didasari kompetensi tersebut, bidan dapat menerapkan pengetahuan dan
keterampilannya dalam memberikan asuhan kebidanan sesuai kebutuhan klienpasien.
E. Peran Bidan dalam Inisiasi Menyusui Dini Bounding Attachment