Elida Khairani : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat LAFI DITKESAD, 2009.
4. Pembersihan dan penyimpanan peralatan yang dapat dilepas dilakukkan
diruang khusus yang terpisah dari ruang pengolahan, yaitu diruang pencucian alat dan ruang penyimpanan alat.
5. Setiap wadah dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi
dilengkapi dengan prosedur pembersihan secara tertulis, rinci dan telah tervalidasi.
6. Catatan mengenai pelaksanaan pembersihan, pemeriksaan sebelum
penggunaan serta catatan proses validasinya hendaklah disimpan. Prosedur sanitasi dan hygiene sebaiknya divalidasi dan dievaluasi secara
periodik untuk memastikan bahwa penerapan prosedur yang bersangkutan cukup efektif dan selalu memenuhi persyaratan, yaitu bersih dan bebas dari sisa produk
bahan pembersih dan bahan asing yang lainya.
4.6. Produksi
Setiap bahan awal yang digunakan harus lulus pemeriksaan uji mutu yang dilakasanakan oleh Instalasi Pengawasan Mutu. Bahan awal yang datang harus
diperiksa kesesuaian jumlah, nama bahan, nama pabrik, keutuhan kemasan, tanggal kadaluarsa dan sertifikat analisis. Tim komisi merupakan tim khusus
penerimaan barang, yang umumnya melakukan pemeriksaan fisik, dokumen dan bagian pengawasan mutu melakukan pemeriksaan kemurnian dan sifat-sifat lain
dari bahan untuk menjamin mutu sediaan yang dihasilkan.
Elida Khairani : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat LAFI DITKESAD, 2009.
Bahan awal yang mudah rusak karena suhu, disimpan dalam ruangan dengan suhu udara terkendali. Sistem penomoran batch dibuat sedemikian rupa
dan dijamin bahwa nomor batch yang sama tidak terulang. Pelaksanaan produksi telah mengikuti protap yang telah di buat sesuai
CPOB. Setiap produk yang akan diproduksi memiliki batch record tersendiri sehingga produk obat yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang telah
ditentukan. Perlu penerapan kedisiplinan setiap personil produksi untuk mencatat semua kegiatan selama proses produksi berlangsung pada batch record yang
merupakan tugas dan tanggung jawabnya masing- masing. Setiap proses yang telah tercantum dalam batch record sebaiknya dilaksanakan, meskipun kegiatan
tersebut berulang kali dilakukan. Hal ini untuk meminimalisasi kesalahan dalam setiap tahap produksi.
4.7. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu merupakan bagian yang essensial dari cara pembuatan obat yang baik untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten
mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Pengawasan mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tetapi juga harus terlibat dalam semua
keputusan yang terkait dengan mutu produk. Produk dianggap hal yang fundamental agar pengawasan mutu dapat melakukan kegiatan dengan
memuaskan. Instalasi Pengawasan Mutu Lafi Ditkesad bertugas melakukan pengawasan
mutu terhadap obat-obat produksi Lafi Ditkesad mencakup pemeriksaan bahan
Elida Khairani : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat LAFI DITKESAD, 2009.
awal, In Process Control dan obat jadi. Personil Instalasi Pengawasan Mutu yang berfungsi sebagai analisis yang memiliki ketrampilan dan pengalaman cukup.
Prosedur pengujian terhadap obat-obat yang dihasilkan oleh Lafi Ditkesad telah terdokumentasikan dengan baik, sehingga memudahkan dalam proses
pemeriksaan mutu bahan awal dan obat jadi.
4.8. Inspeksi Diri