Konsumsi bahan bakar spesifik

Aulia Fahmi Adha : Kajian Eksperimental Penggunaan Bahan Bakar Campuran Dimetil Ester Dan Solar B-03 Dengan Solar Terhadap Performansi Motor Diesel Dan Emisi Gas Buang, 2009. Linear model Poly5: fx = p1x5 + p2x4 + p3x3 + p4x2 + p5x + p6 Coefficients: p1 = 9.21e-014 p2 = -8.533e-010 p3 = 3.002e-006 p4 = -0.005018 p5 = 4.111 p6 = -1308 Goodness of fit: SSE: 1.591e-021 R-square: 1 Adjusted R-square: NaN RMSE: NaN Torsi adalah suatu keadan benda mengalami puntir atau gaya gunting akibat beban puntir. Dari gambar 4.3 dan 4.4 dapat dilihat bahwa penggunaan bidiesel B-03 ini dapat membuat torsi menjadi lebih kecil sehingga daya yang dihasilkan juga bisa lebih kecil, sehingga akan membuat mesin menjadi lebih awet dan tahan lama untuk beroperasi.Jadi bahan bakar biodiesel B-03 ini cocok digunakan pada truk – truk pengangkut yang membawa peralatan besar, sampan nelayan dan juga kendaraan bermesin diesel.

4.2.3 Konsumsi bahan bakar spesifik

Konsumsi bahan bakar spesifik Specific fuel consumption, Sfc dari masing–masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : Sfc = B f P x m 3 . 10 dimana : Sfc = konsumsi bahan bakar spesifik gkW.h . f m = laju aliran bahan bakar kgjam Aulia Fahmi Adha : Kajian Eksperimental Penggunaan Bahan Bakar Campuran Dimetil Ester Dan Solar B-03 Dengan Solar Terhadap Performansi Motor Diesel Dan Emisi Gas Buang, 2009. Besarnya laju aliran massa bahan bahan bakar . f m dihitung dengan persamaan berikut : 3600 10 . . 3 x t V sg m f f f f − = dimana : f sg = spesific gravity biodiesel = 0,8624 f V = Volume bahan bakar yang diuji dalam hal ini 100 ml. f t = waktu untuk menghabiskan bahan bakar sebanyak volume uji detik. Dengan memasukkan harga f sg , harga f t yang diambil dari percobaan sebelumnya harga f V yaitu sebesar 100 ml, maka laju aliran bahan bakar untuk pengujian dengan menggunakan bahan bakar biodiesel B-03 : Beban : 10 kg Putaran : 1000 rpm . f m = 410 10 . 100 8624 , 3 − x x 3600 = 0,77422 44 kg jam Dengan diperolehnya besar laju aliran bahan bakar, maka dapat dihitung harga konsumsi bahan bakar spesifiknya Sfc. Untuk pengujian dengan menggunakan bahan bakar biodiesel B-03 : Beban : 10 kg Putaran : 1000 rpm Sfc = 523 , 10 7742244 , 3 x = 1.480,3526 gkWh Aulia Fahmi Adha : Kajian Eksperimental Penggunaan Bahan Bakar Campuran Dimetil Ester Dan Solar B-03 Dengan Solar Terhadap Performansi Motor Diesel Dan Emisi Gas Buang, 2009. Dengan cara yang sama untuk setiap jenis pengujian, pada putaran dan beban yang bervariasi, maka hasil perhitungan Sfc untuk kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.4 Konsumsi bahan bakar spesifik sfc dengan bahan bakar biodiesel B-03 dan solar . Dengan Bahan Bakar Biodiesel B-03 Beban Statis kg Putaran rpm Konsumsi Bahan Bakar Spesifik sfc grkWh 10 1000 1.480,3526 1400 373,09711 1800 282,48781 2200 321,00888 2600 359,96627 2800 428,01184 25 1000 351,02036 1400 200,14319 1800 161,55349 2200 163,422705 2600 197,21556 2800 224,70621 Aulia Fahmi Adha : Kajian Eksperimental Penggunaan Bahan Bakar Campuran Dimetil Ester Dan Solar B-03 Dengan Solar Terhadap Performansi Motor Diesel Dan Emisi Gas Buang, 2009. Dengan Bahan Bakar Solar Beban Statis kg Putaran rpm Konsumsi Bahan Bakar Spesifik sfc grkWh 10 1000 307,9739933 1400 295,0528217 1800 296,5178748 2200 360,1280158 2600 360,1220005 2800 344,8525849 25 1000 129,2438787 1400 111,7850750 1800 117,5978084 2200 118,8994084 2600 132,4586669 2800 133,7610046 • Pada pembebanan 10 kg gambar 4.5, Sfc terendah terjadi saat dengan menggunakan biodiesel B-03 pada putaran 1800 rpm yaitu sebesar 282,48781 gkWh. Sedangkan Sfc tertinggi terjadi saat menggunakan B-03 pada putaran 1000 rpm yaitu sebesar 1.480,3526 gkWh. • Pada pembebanan 25 kg gambar 4.6, Sfc terendah terjadi pada pengujian dengan menggunakan solar pada putaran 1400 rpm yaitu 111,7850750 gkWh. Sedangkan Sfc tertinggi terjadi pada saat mesin menggunakan biodiesel B-03 pada putaran 2800 rpm sebesar 351,02036 gkWh. Besarnya Sfc sangat dipengaruhi oleh nilai kalor bahan bakar lihat Tabel 4.1, semakin besar nilai kalor bahan bakar maka Sfc semakin kecil dan sebaliknya. Perbandingan harga Sfc untuk masing-masing pengujian pada setiap variasi beban dan putaran dapat dilihat pada gambar berikut : Aulia Fahmi Adha : Kajian Eksperimental Penggunaan Bahan Bakar Campuran Dimetil Ester Dan Solar B-03 Dengan Solar Terhadap Performansi Motor Diesel Dan Emisi Gas Buang, 2009. Gambar 4.5 Grafik Sfc vs putaran untuk beban 10 kg. Gambar diatas didapat dari persamaan : Gambar 4.5 Beban statis 10 kg - Sfc FIT 1 Biodiesel Linear model Poly5: fx = p1x5 + p2x4 + p3x3 + p4x2 + p5x + p6 Coefficients: p1 = -3.931e-013 p2 = 4.773e-009 p3 = -2.264e-005 p4 = 0.05259 p5 = -59.88 p6 = 2.703e+004 Goodness of fit: SSE: 5.673e-020 R-square: 1 Adjusted R-square: NaN RMSE: NaN FIT 2 Solar Putaran rpm Sf c gr kW. h Putaran rpm Aulia Fahmi Adha : Kajian Eksperimental Penggunaan Bahan Bakar Campuran Dimetil Ester Dan Solar B-03 Dengan Solar Terhadap Performansi Motor Diesel Dan Emisi Gas Buang, 2009. fx = p1x5 + p2x4 + p3x3 + p4x2 + p5x + p6 Coefficients: p1 = 3.153e-013 p2 = -3.12e-009 p3 = 1.189e-005 p4 = -0.02173 p5 = 18.97 p6 = -6020 Goodness of fit: SSE: 1.702e-020 R-square: 1 Adjusted R-square: NaN RMSE:NaN Gambar 4.6 Grafik Sfc vs putaran untuk beban 25 kg. Gambar diatas didapat dari persamaan : Gambar 4.6 Beban statis 25 kg - Sfc FIT 1 Biodiesel Linear model Poly5: Sf c gr kW. h Putaran rpm Aulia Fahmi Adha : Kajian Eksperimental Penggunaan Bahan Bakar Campuran Dimetil Ester Dan Solar B-03 Dengan Solar Terhadap Performansi Motor Diesel Dan Emisi Gas Buang, 2009. fx = p1x5 + p2x4 + p3x3 + p4x2 + p5x + p6 Coefficients: p1 = -5.297e-014 p2 = 5.797e-010 p3 = -2.52e-006 p4 = 0.005538 p5 = -6.219 p6 = 3025 Goodness of fit: SSE: 4.654e-022 R-square: 1 Adjusted R-square: NaN RMSE: NaN FIT 2 Solar Linear model Poly5: fx = p1x5 + p2x4 + p3x3 + p4x2 + p5x + p6 Coefficients: p1 = -9.093e-014 p2 = 8.909e-010 p3 = -3.41e-006 p4 = 0.006371 p5 = -5.802 p6 = 2170 Goodness of fit: SSE: 1.572e-021 R-square: 1 Adjusted R-square: NaN RMSE: NaN Dari gambar 4.5 dan 4.6 kita lihat perbandingan Sfc antara biodiesel B- 03 dengan solar.Adanya kecendrungan peningkatan Sfc dengan kenaikan putaran poros pada beban konstan disebabkan oleh waktu periode persiapan pembakaran yang pendek, sehingga pencampuran bahan bakar dengan udara tidak berlangsung dengan baik. Penambahan beban pada putaran poros konstan sedikit mengurangi Sfc karena adanya kandungan oksigen yang terikat langsung pada biodiesel membantu pembakaran, sehingga pembakaran berlangsung relatif lebih baik. Dengan kata lain konsumsi bahan bakar dengan menggunakan biodiesel B-03 akan lebih sedikit atau lebih hemat dari pada pemakaian solar. Jadi biodisel B-03 ini cocok digunakan pada bahan bakar sampan untuk nelayan, kendaran yang ada diperkotaan dan juga truk –truk yang mengangkat atau membawa beban yang besar. Aulia Fahmi Adha : Kajian Eksperimental Penggunaan Bahan Bakar Campuran Dimetil Ester Dan Solar B-03 Dengan Solar Terhadap Performansi Motor Diesel Dan Emisi Gas Buang, 2009.

4.2.4 Rasio perbandingan udara bahan bakar AFR