Mekanisme Kerja MEKANISME KERJA KETERPASANGAN RTD

41 3. Drum menerima gas alam dari cabang 5 yang digunakan sebagai media pemanasan untuk heat exchanger. Gambar 4.2. Unit Produk Drum

IV.2. Mekanisme Kerja

Mekanisme keterpasangan RTD pala line fuel gas dapat di lihat pada gambar d bawah ini: Universitas Sumatera Utara 42 Gambar 4.3. Pengontrolan Temperatur Pada Line Fuel Gas Sistem kerja pada pengontrolan temperatur pada line fuel gas dapar dijelaskan sebagai berikut : 5 bukaan valve untuk aliran gas feed gas menuju ke exchanger untuk didinginkan, selanjutnya masuk ke produk drum. Kemudian LNG dari main exchanger E-4018 juga masuk ke produk drum. Pada kedua saluran ini, masing- masing memiliki control valve, hal itu berfungsi untuk mengendalikan temperatur dan juga untuk mengatur laju aliran gas yang menuju produk drum. Sebuah check valve juga terdapat pada saluran ini, check valve berfungsi untuk mengarahkan Universitas Sumatera Utara 43 aliran gas pada satu aliran. Setelah LNG dan feed gas bercampur dalam produk drum maka gas atau vapour dari puncak drum ini dialirkan ke heat exchanger, gas yang dikeluarkan dari heat exchanger ini dapat digunakan sebagai bahan bakar kompresor dengan temperatur tertentu. RTD Pt100 yang diletakkan pada aliran fuel gas ini akan mengontrol temperatur gas tersebut. Apabila temperatur gas belum sesuai dengan set point maka Temperature Indicator Controller TIC akan memberikan sinyal kepada control valve untuk membuka katup sehingga gas akan semakin banyak masuk ke produk drum dan gas yang dihasilkan menjadi bertambah. Sehingga mempercepat terjadinya kenaikan temperatur. Setelah temperatur gas telah mencapai harga yang ditetapkan maka RTD Pt100 akan mengirim sinyal ke transmitter dan transmitter merubah menjadi sinyal fisis elektrik dan mengirimkannya ke kontroller TIC. Selanjutnya TIC akan memberi syarat kepada control valve untuk menutup, setelah sinyal TIC tersebut di ubah oleh transduser untuk menjadi besaran proses pneumatik. Demikian seterusnya sistem ini bekerja secara otomatis untuk mempertahankan temperatur yang diinginkan dan skema line fuel gas ini dapat di lihat pada lampiran 2. Adapun data hasil pengamatan dari pengukuran laju aliran temperatur pada line fuel gas yang di dapat dari pabrik adalah sebagai berikut : Tabel 4.1. Tabel Data Temperatur Temperatur O C Tahanan RTD Ώ Transmitter mA CV 100 4 -20 92,13 7,2 20 -36 85,79 9,76 36 -37 85,40 9,92 37 -38 85,00 10,08 38 Universitas Sumatera Utara 44 -40 84,21 10,4 40 -60 76,28 13,6 60 -80 68,28 16,8 80 -100 60,20 20 100 Note: contoh perhitungan tahanan RTD telah dijelaskan pada bab 3. Untuk mengetahui besar arus yang mengalir pada line fuel gas pada temperatur yang dikontrol seperti yang terlihat dialam tabel diatas, maka dapat kita gunakan rumus interpolasi sebagai berikut : Keterangan : x = Test Input x 1 = Temperatur terkecil minimum x 2 = Temperatur terbesar maximum y = Indikasi yang dibutuhkan y 1 = Indikasi minimum yang diukur y 2 = Indikasi maximumyang diukur Contoh hasil perhitungan besar arus yang mengalir pada temperatur -37 C, adalah: = = 18y – 10,08 = -2,88 18y – 181,44 = -2,88 18y = 178,56 Universitas Sumatera Utara 45 y = 9,92 mA begitu juga apabila kita ingin mencari berapa persen besar bukaan control valve, kita juga bisa menggunakan rumus interpolasi seperti yang telah kita gunakan diatas, misalnya temperatur -37 C maka perhitungan bukaan valve dapat dihitung sebagai berikut : = = 18 y -38 = -18 18y - 684 = -18 18 y = 666 y = 37

IV.3. Instrumen yang Mendukung Pada Line fuel gas