Peranan CSR PT. Arun Ngl Dalam Pengembangan UKM Di Aceh Utara

(1)

SKRIPSI

PERANAN CSR PT. ARUN NGL DALAM PENGEMBANGAN

UKM DI ACEH UTARA

OLEH

MUHAMMAD YURIL SYA

050501066

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKTULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peran program CSR PT. Arun yang meliputi partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan dan bantuan pendidikan dan pelatihan UKM didalam pengembangan UKM di 12 Desa Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara, baik secara simultan maupun secara parsial. Populasi dalam penelitian ini adalah pemangku kepentingan

(stakeholder) pola program CSR yang dikerjasamakan, yaitu meliputi divisi/unit pengelola CSR, Pemerintah, Perguruan Tinggi, LSM dan lembaga lainnya, serta UKM yang tersebar di wilayah pemerintahan Kabupaten Aceh Utara. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 488 stakeholders. Dengan menggunakan pendekatan purposive sampling atau pemilihan secara sengaja dengan pertimbangan tertentu, didapat sebanyak 78 stakeholders untuk dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini, masing – masing dari divisi/unit pengelola CSR PT Arun NGL sebanyak 6 orang, pelaku UKM sebanyak 10 orang, mewakili pemerintahan (desa, kecamatan, kabupaten, provinsi) sebanyak 21 orang, mewakili perguruan tinggi (ahli , pemerhati, akademisi) sebanyak 24 orang dan masyarakat (setempat, usia produktif, LSM) sebanyak 17 orang. Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang dihimpun melalui kuesioner penelitian. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis statistik inferensial yang meliputi : Uji validatas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, pemodelan, analisis koefisien determinasi (R2), uji F statistik untuk pengujian hipotesis secara simultan dan uji t statistik untuk pengujian hipotesis secara parsial. Berdasarkan hasil analisis, disimpulkan bahwa program CSR PT. Arun NGL yang meliputi partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan dan bantuan pendidikan dan pelatihan UKM berperan signifikan didalam pengembangan UKM 12 Desa di Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara, baik secara simultan maupun secara parsial, ceteris parubus.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dihaturkan kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih nan Pemurah, oleh karena kemurahan dan perkenannya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul : “Peranan CSR PT. Arun NGL Dalam Pengembangan Ukm Di Aceh Utara”

Dalam menyelesaikan skripsi ini tentu saja penulis banyak menemui kesulitan-kesulitan, kendala-kendala dan hambatan-hambatan, akan tetapi berkat bantuan, bimbingan, petunjuk dan masukan dari berbagai pihak lainnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Irsyad Lubis, S.E., M.Soc.Sc., Ph.D, selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang menjadi Suri Tauladan bagi penulis dan banyak membantu penulis selama menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Bapak Paidi Hidayat, S.E., M.Si, selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Dosen Penguji I yang telah memberi banyak masukan dan bimbingan bagi penulis untuk penyempurnaan skripsi ini.

4. Haroni Doli Hamoraon, S.E., M.Si., selaku Dosen Wali yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis dalam menjalankan studi di perkuliahan maupun penyelesaian skripsi ini.

5. Kasyful Mahalli, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan serta bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Dra. Raina Linda Sari, M.Si., selaku Dosen Pembaca Nilai yang telah memberi banyak masukan dan bimbingan bagi penulis untuk penyempurnaan skripsi ini.

7. Seluruh staf pengajar dan Pengawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, terutama di Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bantuan bagi penulis selama perkuliahan dan


(4)

8. Seluruh stakeholders Program CSR PT. Arun NGL yang telah memberikan data sesuai dengan kebutuhan penelitian.

9. Teristimewa untuk Ayahanda H. Ir. Chairil Anwar dan Ibunda tersayang Drg. Anita Syafrida serta adik – adik tersayang : M. Deriansyah dan M. Madarilsyah yang telah memberikan dukungan, doa dan harapan sehingga penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi ini.

10. Rekan – rekan mahasiswa/i. di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya di Departemen Ekonomi Pembangunan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari segi penyajian maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna penyempurnaan skripsi ini pada masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengucapkan semoga tesis ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi rekan mahasiswa/i.

Medan, Mei 2013 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Konsep Corporate Social Responsiblity (CSR) ... 9

2.1.1. Pengertian ... 9

2.1.2. Kunci Keberhasilan Penerapan CSR ... 14

2.2. Konsep Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ... 16

2.2.1. Pengertian ... 16

2.2.2. Dimensi Pengembangan UKM ... 20

2.3. Hubungan Social Responsibility (CSR) dengan Pengembangan UKM ... 23

2.3.1. Pola Kemitraan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan UKM ... 24

2.3.2. Dimensi Kemitraan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan UKM ... 26

2.4. Penelitian Terdahulu ... 32

2.5. Kerangka Konsep ... 35

2.6. Hipotesis ... 38

BAB III : METODE PENELITIAN ... 39

3.1. Objek, Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

3.1.1. Objek Penelitian ... 39

3.1.2. Lokasi Penelitian ... 39

3.1.3. Waktu Penelitian ... 40

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 40

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 41


(6)

3.4. Deinisi Operasional Variabel ... 42

3.5. Populasi dan Sampel ... 43

3.6. Metode Analisis Data ... 45

3.6.1. Uji Kualitas Data ... 45

3.6.2. Uji Asumsi Klasik ... 46

3.6.3. Analisis Statistik Deskriptif ... 47

3.6.4. Model Analisis Data ... 47

3.6.5. Analisis Koefisisen Determinasi (R2) ... 48

3.6.6. Pengujian Hipotesis ... 48

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1. Gambaran Umum PT. Arun NGL ... 51

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 51

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 53

4.1.3. Bisnis Utama Perusahaan ... 54

4.1.4. Struktur Organisasi ... 55

4.1.5. Corporate Social Responsibility Perusahaan dan UKM di Lingkungan Perusahaan ... 59

4.2. Hasil Penelitian ... 62

4.2.1. Pengumpulan Data Penelitian ... 62

4.2.2. Karakteristik Responden Penelitian ... 63

4.2.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Data ... 65

4.2.4. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 66

4.2.5. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 68

4.2.6. Model Analisis Data ... 70

4.2.7. Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 72

4.2.8. Pengujian Hipotesis ... 73

4.3. Pembahasan ... 76

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

5.1. Kesimpulan ... 79

5.2. Saran ... 79


(7)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1. Alokasi Dana CSR PT. Arun NGL dari Tahun 2005 – 2012 4 2.1. Matriks Karakterisasi Tahap-Tahap Kedermawanan Sosial

Perusahaan ... 13

3.1. Desa/Gampong Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara ... 39

4.1. Perkembangan Jumlah UKM di 12 Desa (Gampong) Sekitar PT. Arun LNG ... 61

4.2. Pengumpulan Data Penelitian ... 62

4.3. Karkteristik Responden Penelitian ... 63

4.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian... 65

4.5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 66

4.6. Hasil Uji Normalitas (Kolmogrov – Smirnov)... 66

4.7. Hasil Uji Heterokedasitas (Glejser) ... 67

4.8. Hasil Uji Multikolinearitas ... 67

4.9. Hasil Analisis Deskriptif ... 68

4.10. Hasil Analisis Koefisien Determinasi ... 72

4.11. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan ... 73


(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1. Pola Program CSR yang ditangani langsung Perusahaan

Besar ... 24

2.2. Pola Program CSR yang Dikerjasamakan ... 24

2.3. Kerangka Konsep ... 37

3.1. Peta Kecamatan Muara Batu ... 40


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Struktur Organisasi PT. Arun NGL ... 84

2. Permohonan Pengisian Kuesioner ... 85

3. Kuesioner Penelitian ... 86

4. Kisaran Teoritis Total Skor Alat Ukur Untuk Masing – masing Variabel ... 90

5. Tabulasi Input Data Penelitian ... 91

6. Hasil Uji Validitas ... 95

7. Hasil Uji Reliabilitas ... 99

8. Tabulasi Data Penelitian ... 100

9. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 103

10. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Peranan CSR PT. ARun NGL dalam Pengembangan UKM 12 Desa Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara ... 104


(10)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peran program CSR PT. Arun yang meliputi partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan dan bantuan pendidikan dan pelatihan UKM didalam pengembangan UKM di 12 Desa Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara, baik secara simultan maupun secara parsial. Populasi dalam penelitian ini adalah pemangku kepentingan

(stakeholder) pola program CSR yang dikerjasamakan, yaitu meliputi divisi/unit pengelola CSR, Pemerintah, Perguruan Tinggi, LSM dan lembaga lainnya, serta UKM yang tersebar di wilayah pemerintahan Kabupaten Aceh Utara. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 488 stakeholders. Dengan menggunakan pendekatan purposive sampling atau pemilihan secara sengaja dengan pertimbangan tertentu, didapat sebanyak 78 stakeholders untuk dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini, masing – masing dari divisi/unit pengelola CSR PT Arun NGL sebanyak 6 orang, pelaku UKM sebanyak 10 orang, mewakili pemerintahan (desa, kecamatan, kabupaten, provinsi) sebanyak 21 orang, mewakili perguruan tinggi (ahli , pemerhati, akademisi) sebanyak 24 orang dan masyarakat (setempat, usia produktif, LSM) sebanyak 17 orang. Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang dihimpun melalui kuesioner penelitian. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis statistik inferensial yang meliputi : Uji validatas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, pemodelan, analisis koefisien determinasi (R2), uji F statistik untuk pengujian hipotesis secara simultan dan uji t statistik untuk pengujian hipotesis secara parsial. Berdasarkan hasil analisis, disimpulkan bahwa program CSR PT. Arun NGL yang meliputi partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan dan bantuan pendidikan dan pelatihan UKM berperan signifikan didalam pengembangan UKM 12 Desa di Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara, baik secara simultan maupun secara parsial, ceteris parubus.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan Perekonomian Indonesia yang mulai berkembang setelah didera krisis ekonomi membuat bangkitnya berbagai sektor perekonomian, keadaan ini membuat persaingan antar perusahaan sejenis makin ketat. Lebih-lebih saat ini dimana dunia seperti tanpa batas dengan kemajuan teknologi informasi. Era keterbukaan ini menempatkan setiap perusahaan lebih mudah dilihat oleh siapa saja , kapan saja, dan darimana saja, artinya siapapun dapat mengetahui tentang apapun termasuk aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan dengan cepat.

Seiring dengan perkembangan jaman menjadikan perusahaan lupa akan fungsinya yaitu sebagai organisasi bisnis perusahaan dan juga sebagai organisasi sosial. Orientasi bisnis yang hanya terfokus pada tujuan ekonomi tersebut dewasa ini telah menghadapi tantangan, karena secara langsung maupun tidak langsung dalam menjalankan kegiatan operasinya perusahaan harus berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, perusahaan mendapatkan berbagai jenis bahan baku sebagai input operasinya beserta tenaga kerja yang diperlukan berasal dari lingkungan (Sukarno, 2006).

Peran perusahaan terhadap kemerosotan kualitas lingkungan hidup, seperti polusi, eksploitasi tenaga kerja dan sumber energi, kerusakan lingkungan dan penggunaan energi yang tidak bertanggung jawab membawa dampak negatif terhadap kehidupan social masyarakat (Sukarno, 2006). Untuk itu perusahaan


(12)

Kesadaran masyarakat terhadap dampak perusahaan pada kondisi sosialnya dan lingkungan hidup semakin penting, sehingga mulai menekan perusahaan untuk mengungkapkan pertanggung jawaban sosialnya (Corporate Social Responsibility).

CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu komitmen perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik bersama

stakeholder terkait, terutama adalah masyarakat disekeliling dimana perusahaan tersebut berada. Seyogyanya program CSR dapat dilakukan secara terpadu dengan kegiatan usahanya secara berkelanjutan. Berawal dari kebutuhan untuk memperoleh “izin sosial” dari komuniti, peran CSR semakin penting dalam mendorong semakin luasnya tanggung jawab sosial korporat bagi terciptanya keseimbangan pembangunan baik ekonomi, sosial maupun lingkungan. Hal ini juga berangkat dari kenyataan bahwa perusahaan bukan hanya entitas bisnis belaka tetapi juga entitas sosial sehingga keberadaannya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar (Budimanta 2002).

Corporate Social Responsibility (CSR) saat ini bukan lagi sebagai slogan popularitas bagi perusahaan, akan tetapi sudah merupakan Kebijakan dari Pemerintah yang telah diundangkan dalam Undang – Undang No 40 Tahun 2007, tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 mengamanahkan bahwa sebuah perusahan berkewajiban melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR). Pasal tersebut mencantumkan bahwa “perseroan yang menjalankan kegiatan/usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumberdaya alam (SDA) wajib menyisihkan dana sebesar 5-10% dari laba bersih untuk dialokasikan sebagai aktifitas kepedulian terhadap lingkungan perusahaan dan sosial atau dalam konsepnya sebagai tanggung jawab sosial perusahaan (Susanto, 2007). Pasal tersebut juga


(13)

menyebutkan bagi perusahaan yang tidak menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungannya akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dengan keluarnya peraturan tersebut serentak menuai kontroversi dari pihak perusahaan. Ada sebagian dari perusahaan yang keberatan dengan keputusan tersebut, namun sebaliknya ada juga perusahaan yang tidak merasa berat dengan pasal tersebut, termasuk satu diantaranya adalah PT. Arun NGL.

PT. Arun merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada sektor minyak dan gas juga memiliki masalah seperti perusahaan lainnya, seperti masalah lingkungan sekitar. Dalam menghadapi masalah-masalah tersebut PT.Arun terus mengembangkan konsep program pembangunan berkelanjutan (suitanable development) seperti apa yang diharapkan oleh pemerintah atau sekaligus tuntutan dunia bisnis dan masyarakat dewasa ini (Laporan CSR Arun, 2010). Satu bentuk pembangunan berkelanjutan adalan adanya program CSR atau di PT.Arun disebut juga Community development (CD). Trerdapat 6 (enam) program CSR yang diimplementasikan PT. Arun NGL, yaitu Program partisipasi publik, kontribusi keagamaan, kontribusi pendidikan, social ekonomi dan kontribusi lain (lihat Tabel 1.1). Untuk kelima program tersebut, PT. Arun NGL menyalurkan dana CSR sebesar 2% dari capaian laba bersih perusahaan setiap tahunnya (Irwandar, 2012). Alokasi dana CSR PT. Arun NGL pada masing – masing program dari tahun 2005 hingga tahun 2012, ditunjukkan pada Tabel berikut ini.


(14)

Tabel 1.1.

Alokasi Dana CSR PT. Arun NGL dari Tahun 2005 – 2012

No No

Code Deskrpisi

Tahun (US$ 000)

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 221-7101

Public

Participation 172.04 217.40 118.00 106.36 76.99 74.45 67.09 63.16 2

221-7105

Religious

Contribution 226.50 266.90 295.00 295.00 223.10 213.07 197.52 162.02 3

221-7109

Education

Contribution 668.50 690.10 475.30 513.80 403.59 399.84 383.41 354.87 4

221-7112

Social

Economic 155.00 264.45 446.00 396.00 301.09 291.13 264.94 229.68 5

221-7113

Others

Contribution 3,421.48 366.00 460.50 460.50 366.33 359.97 349.41 353.82 Total 4,643.52 1,804.85 1,794.80 1,771.66 1,371.10 1,338.46 1,262.37 1,163.55 Sumber : (Irwandar, 2012)

Tabel di atas menunjukkan bahwa alokasi dana CSR PT. Arun NGL, secara total maupun per program hanya pada tahun 2006 yang mengalami kenaikan, selebihnya dari tahun 2007 hingga tahun 2012 cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya. Dana CSR terbesar dialokasikan pada program partisipasi publik dan kontribusi keagamaan, sedangkan kontribusi pendidikan, social ekonomi dan kontribusi lainnya masih kurang mendapatkan perhatian. Sekalipun program sosial ekonomi bukan merupakan program priorisasi dalam konsep CSR PT. Arun, bukan berarti PT. Arun mengabaikan program sosial Ekonomi. Team CSR PT. Arun mengatakan dalam program ekonomi telah disalurkan bantuan modal usaha, bantuan kemitraan bina lingkungan (PKBL) dan pengembangan program usaha-usaha kecil (PUKK) yang diharapakan meminimalisis ketimpangan pendapatan. Di samping itu PT.Arun mengembangkan Konsep Micro Enterprise Economic Program(MEEP) yang bekerja sama dengan Dompet Duafa Republika (DDR) Jakarta. MEEP ini melakukan konsep pengembangan masyarakat dengan pendekatan empowerment, microfinance melalui lembaga perbankan yang bersifat revolving fund sejak tahun 2008. PT. Arun juga mendampingi lembaga koperasi sebanyak 12 desa yang telah


(15)

mampu menjalankan unit usahanya dengan masa kerja dua tahun antara PT.Arun dengan DDR. PT.Arun juga menggandeng Lembaga BPRS Hikmah Hijrah Agung Lhokseumawe untuk membagun ekonomi masyarakat dalam bentuk mikrofinance: usaha mikro. Program microfinancedikembangkan melalui program pemberian kredit lunak, dana skala mikro 1 juta-4 juta rupiah. Soft loans ini diberikan khusus perempuan dan ibu rumah tangga yang hanya memerlukan dana kontan untuk menjalankan usahanya seperti kerajinan dan industri rumah tangga.

Budimanta (2002) juga menyatakan bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam membangun hubungan antara perusahaan dan masyarakat sekitar yang lebih berkualitas adalah melalui pengembangan strategic partnership dan

trust building. Terkait dengan implementasi CSR, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan pekonomian masyarakat sekitar dengan cara pengembangan usaha kecil menengah (UKM) yang terdapat di sekitar lingkungan perusahaan. Peran perusahaan dalam pengembangan UKM dapat dilakukan dengan memberikan bantuan kepada UKM sehingga UKM tersebut dapat membentuk capacity building, financial support dan jalur pemasaran yang kuat.

Dalam kaitannya dengan pendapatan, Parapat (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa tingkat pendidikan pemilik UKM, jangkauan pemasaran hasil produksi UKM, pembinaan melalui kegiatan pelatihan (training) dan seminar, serta pemberian pinjaman dari Telkom CDC Area Medan kepada UKM binaannya berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan UKM. Namun kegiatan pameran yang dilakukan atau disponsori Telkom CDC Area Medan kepada UKM binaannya serta jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan


(16)

UKM, selain ituwalaupun harga jual produksi UKM berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan UKM namun tidak signifikan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan UKM.

Disamping fenomena belum diprioritaskannya program social ekonomi, khususnya pengembangan UKM pada program CSR PT. Arun NGL (Irwandar, 2012), inkonsisten Budimanta (2002) dengan temuan penelitian Parapat (2012), juga merupakan ide yang mendasari dilakukannya penelitian kembali tentang Peranan CSR PT. Arun NGL Dalam Pengembangan UKM di Kabupaten Aceh Utara, khususnya 12 Desa di Kecamtan Mura Batu dimana PT. Arun NGL berdomisili. Merujuk pada program CSR yang dijalakan PT. Arun NGL (2012) dan penelitian Budiman (2002) dan Parapat (2012), selanjutnya dikembangkan variable CSR yang akan dianalisis dalam penelitian ini meliputi : partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan dan bantuan pendidikan dan pelatihan UKM.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini :

1. Bagaimana peran secara simultan program CSR PT. Arun yang meliputi partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan dan bantuan pendidikan dan pelatihan UKM didalam pengembangan UKM di Kabupaten Aceh Utara, khususnya di 12 Desa Kecamatan Muara Batu tempat PT. Arun NGL berdomosili?


(17)

2. Bagaimana peran secara parsial program CSR PT. Arun yang meliputi partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan dan bantuan pendidikan dan pelatihan UKM didalam pengembangan UKM di Kabupaten Aceh Utara, khususnya di 12 Desa Kecamatan Muara Batu tempat PT. Arun NGL berdomosili?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini:

1. Untuk mengetahui peran secara simultan program CSR PT. Arun yang meliputi partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan dan bantuan pendidikan dan pelatihan UKM didalam pengembangan UKM di 12 Desa Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara.

2. Untuk mengetahui peran secara parsial program CSR PT. Arun yang meliputi partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan dan bantuan pendidikan dan pelatihan UKM didalam pengembangan UKM di 12 Desa Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak , Khususnya :

1 Bagi PT. Arun NGL


(18)

sekitar perusahaan, sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mengimplementasikan CSR pada pengembangan UKM di 12 Desa Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara.

2 Bagi UKM di Kabupaten Aceh Utara

Sebagai bahan masukan bagi pelaku UKM di Kabupaten Aceh Utara didalam menyikapi fenomena Pengembangan UKM.

3. Bagi Peneliti

Sebagai wadah didalam mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya tentang peranan CSR didalam pengembangan UKM.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Corporate Social Responsiblity (CSR) 2.1.1. Pengertian

Kamus online Wikipedia mendefinisikan CSR sebagai suatu konsep merupakan suatu organisasi (khususnya, tapi tidak terbatas pada, perusahaan) memiliki kewajiban untuk memperhatikan kepentingan pelanggan, karyawan, pemegang saham, komunitas dan pertimbangan-pertimbangan ekologis dalam segala aspek dari usahanya (Ashogu, 2009). Sementara Schermerhorn (1993) secara singkat mendefinisikannya sebagai kewajiban dari suatu perusahaan untuk bertindak dalam cara-cara yang sesuai dengan kepentingan perusahaan tersebut dan kepentingan masyarakat secara luas.

The International Organization of Employers (IOE) mendefinisikan CSR sebagai "initiatives by companies voluntarily integrating social and environmental concerns in their business operations and in their interaction with

their stakeholders". Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pertama, CSR merupakan tindakan perusahaan yang bersifat sukarela dan melampaui kewajiban hukum terhadap peraturan perundang-undangan Negara. Kedua, definisi tersebut memandang CSR sebagai aspek inti dari aktifitas bisnis di suatu perusahaan dan melihatnya sebagai suatu alat untuk terlibat dengan para pemangku kepentingan (Burket, et. al., 2009).

Definisi yang diterima luas oleh para praktisi dan aktivis CSR adalah definisi menurut The World Business Council for Sustainable Development yaitu


(20)

berlaku etis dan untuk memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi sambil meningkatkan kualitas hidup para pekerja dan keluarganya, juga bagi komunitas lokal dan masyarakat pada umumnya (Ashongu, 2009). Dari definisi ini kita melihat pentingnya ‘sustainability’ (berkesinambungan /berkelanjutan), yaitu dilakukan secara terus-menerus untuk efek jangka panjang dan bukan hanya dilakukan sekali-sekali saja. Konsep CSR memang sangat berkaitan erat dengan konsep sustainability development (pembangunan yang berkelanjutan).

Pada dasarnya CSR merupakan suatu bentuk tanggung jawab sosial yang berkembang sebagai wujud dari sebuah good corporate governence. Pada sisi ini, CSR dilihat sebagai aplikasi dari keberadaan korporat sebagai salah satu elemen sosial yang merupakan bagian dari etika bisnis. Dalam hal ini, pelaksanaan CSR mengacu pada konsep yang lebih luas dan global. Corporate social Responsibility/Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) merupakan suatu komitmen perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik bersama dengan para pihak yang terkait, utamanya masyarakat disekelilingnya dan lingkungan sosial dimana perusahaan tersebut berada, yang dilakukan terpadu dengan kegiatan usahanya secara berkelanjutan (Budimanta, 2002).

Pandangan konsep manajemen modern, menyebutkan bahwa perusahaan tidak dapat dipisahkan dari para individu yang terlibat di dalamnya dan

stakeholders di luar perusahaan. Oleh karena itu selain bertanggung jawab secara internal bagi kelangsungan usahanya, pemilik perusahaan juga memiliki tanggung jawab sosial kepada publik. Menurut pandangan ini, masyarakat adalah sumber dari segala sumberdaya yang dimiliki dan direproduksinya. Para profesional bekerja untuknyapun memiliki tanggung jawab ganda, selain kepada pemilik juga kepada publik. Kesan dan komitmen perusahaan dalam memenuhi tanggung


(21)

jawab sosialnya merupakan keputusan yang secara sepintas tidak sejalan atau bahkan bertolak belakang dengan tanggung jawab lainnya, terutama, tanggung jawab untuk menghasilkan laba sebesar-besarnya. Memberi sumbangan, sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial, bukan saja terkesan sebagai pekerjaan yang tidak perlu, melainkan juga bisa mengacaukan misi utama perusahaan-yakni mencari keuntungan (Saidi, dkk. 2003).

Nursahid (2006) menyatakan bahwa penerapan etik dalam dunia bisnis berkaitan erat dengan apa yang sekarang ini berkembang dan dikenal sebagai tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility); yakni tanggung jawab moral suatu organisasi bisnis terhadap kelompok yang menjadi

stakeholder-nya yang terkena pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung dari operasi perusahaan. Perusahaan dapat mengadopsi konsep CSR ini dalam pengertian terbatas dan luas, meski pada umumnya pengertian dalam arti luas lebih dapat diterima. Dalam pengertian terbatas, tanggung jawab sosial suatu perusahaan dipahami sebagai upaya untuk tunduk dan memenuhi hukum dan aturan main yang ada. Perusahaan tidak bertanggung jawab untuk memahami ”apa yang ada” (konteks) di sekitar aturan tersebut, karena perusahaan mungkin saja menginterpretasikan secara ”kreatif” aturan-aturan hukum untuk kepentingan mereka, terutama ketika aturan tersebut tidak cukup spesifik mengatur apa yang legal dan tidak legal, atau perilaku apa yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan.

CSR dalam pengertian luas dipahami sebagai konsep yang lebih ”manusiawi” di mana suatu organisasi dipandang sebagai agen moral. Oleh karena itu, dengan atau tanpa aturan hukum, sebuah organisasi–termasuk di dalamnya


(22)

tidak ada aturan hukum atau etika masyarakat yang mengatur tanggung jawab sosial dapat dilakukan dalam berbagai situasi dengan mempertimbangkan hasil terbaik atau yang paling sedikit merugikan stakeholder-nya.

Perusahaan juga harus bertanggung jawab secara etis. Ini berarti sebuah perusahaan berkewajiban mempraktikkan hal-hal yang baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai etis. Oleh karena itu, nilai-nilai dan norma-norma masyarakat harus menjadi rujukan bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya sehari-hari. Lebih dari itu, perusahaan juga mempunyai tanggung jawab filantropis yang mensyaratkan agar perusahaan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat, agar kualitas hidup masyarakat meningkat sejalan dengan operasi bisnis sebuah perusahaan (Nursahid, 2006).

Steiner dalam Nursahid (2006) menyatakan bahwa terdapat sejumlah alasan mengapa perusahaan memiliki program-program filantropik atau program tanggung jawab sosial, yaitu: pertama, untuk mempraktikkan konsep ”good corporate citizenship”, kedua, untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup, dan ketiga adalah untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terdidik. Effendi, (2010) menyebutkan terdapat 4 (empat) manfaat yang diperoleh .dengan mengimplementasikan CSR, yaitu pertama, keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan berkelanjutan dan perusahaan mendapatkan citra positif dari masyarakat luas, kedua, perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap kapital (modal)., ketiga, perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human resources) yang berkualitas dan keempat, perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis (critical decision making) dan mempermudah pengelolaan manajemen risiko


(23)

Tanggung jawab sosial perusahaan biasanya didasari dua motif sekaligus, yakni: motivasi untuk menyenangkan atau membahagiakan orang lain (altruisme) pada satu sisi dan pada saat yang bersamaan terjadi pula bias kepentingan perusahaan di sisi lain. Tipologi kedermawanan tanggung jawab sosial terbagi menjadi lima kategori, yaitu: charity (amal atau derma), image building

(promosi), facility (insentif pajak), security prosperity (ketahanan hidup atau peningkatan kesejahteraan, dan money laundring (manipulasi). Memahami beragam motivasi kedermawanan ini penting dari perspektif etis agar tujuan normatif kedermawanan sosial dalam rangka pemberdayaan masyarakat tidak terdistorsi dan dimanipulasi oleh kepentingan yang tidak sehat.

Tabel 2.1.


(24)

2.1.2. Kunci Keberhasilan Penerapan CSR

Menurut Thiel (2010) Ada beberapa kunci pokok yang mendorong CSR lebih baik, yaitu:

1. Enlightened self interest.

Perusahaan hendaknya menciptakan sinergi dan etika, membangun hubungan sosial dan pasar ekonomi global yang berkelanjutan, tenaga kerja dan masyarakat yang dapat bekerja sama.

2. Social investment.

Perusahaan hendaknya berkontribusi terhadap infrastruktur fisik, sosial

capital untuk meningkatkan bagian kerja bisnisnya. 3. Transparancy and trust.

Perusahaan yang memiliki ratingpersepsi rendah di masyarakat, maka untuk meningkat harapannya perusahaan harus lebih terbuka, akuntabel, dan memperbaiki laporan ke masyarakat tentang lingkungan dan sosial mereka.

4. Increased public expectation of business.

Perusahaan global diharapkan bekerja lebih dan memberikan kontribusi terhadap ekonomi melalui pajak dan penyediaan lapangan kerja (Anonim, 2004).

Thiel (2010) yang melakukan penelitian di Singapura menemukan 7 (tujuh) kunci yang mesti dipelajari untuk menghasilkan model CSR yang inovator. Tujuh kunci tersebut adalah:

1. Corporate social responsibility dimulai dari Individual. Hasil penelitian menemukan bahwa banyak faktor membuat implementasi CSR efektif, tapi faktor individual yang berkeinginan untuk memperbaiki negeri,


(25)

perusahaan dan masyarakat ke arah yang lebih baik. Untuk diharapkan kepada pemimpin global/ perusahaan mengkaitkan CSR dengan pekerja individual, kepemimpinan dan nilai organisasi sebagai inti strategi bisnis global.

2. Pelaksanaan CSR yang efektif adalah harus secara kolektif dan kolaborasif. keseluruhan praktik CSR global menginginkan pemimpin perusahaan global beserta karyawannya secara simultan berpengetahuan budaya secara bersamaan. Dengan demikian, isu-isu global yang kompleks dapat dipecahkan dengan sukses ketika pemimpin global dan para pekerja individual untuk berkolaborasi.

3. Corporate social responsibilitydapat meningkatkan Return on Investmentketika ekonomi, sosial dan lingkungan berkinerja sama. Jika kinerja ekonomi baik akan berkontribusi untuk bidang sosial. Karena itu, kinerja ekonomi, penting untuk meningkatkan keunggulan bersaing dan kualitas hidup hal tersebut dikarenakan ekonomi, keunggulan bersaing, dan masyarakat dan sumber daya alam saling berkaitan. Dengan demikian, ROI meningkat ketika organisasi global terintegrasi dengan ekonomi, sosial dan kinerja lingkungan telah sama.

4. Human Research Developmentdapat memacu cross cultural. CSR dalam sebuah organisasi global. Sumber daya manusia merupakan modal strategik yang sangat penting dalam perencanaan strategi ekonomi. Sumber daya manusias yang profesional akan membantu kompetensi antar budaya dan manajer untuk bekerja lebih efektif dalam mengelola para pekerja dengan budaya beragam. Karena itu HRD berperan dalam


(26)

meningkatkan daya saing organisasi perusahaan global melalui implementasi CSR yang baik.

5. Corporate social responsibility menginginkan etika individu, penegakan hukum, mekanisme pengawasan, struktur, sistem dan praktik bisnis.

6. Corporate social responsibilitymenginginkan para pemimpin global mereka mengintegrasikan antar lintas budaya CSR dalam budaya organisasi. Gaya negoisiasi budaya, dimana berpijak pada negoisiasi strategis dan taktik yang dilakukan manajer dari berbagai manajer yang berbeda budaya merupakan aspek yang sensitif manajemen (Osman, Gani dan Chan, 2009). Karena itu CSR yang efektif dalam organisasi global yaitu bagaimana pemimpin global memadukan antar lintas budaya dalam budaya organisasi.

Corporate social responsibility menginginkan dukungan dan intervensi pemerintah.Dukungan pemerintah dan intervensi CSR penting untuk masyarakat dan bisnis global yang berkelanjutan.

2.2. Konsep Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2.2.1. Pengertian

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menurut Sumodiningrat (2007), mempunyai ciri utama: (1) pada umumnya dalam berusaha tidak memisahkan kedudukan pemilik dengan manajerial; (2) menggunakan tenaga kerja sendiri; (3) unbankable mengandalkan modal sendiri, (4) sebagian tidak berbadan hukum dan memiliki tingkat kewirausahaan yang relatif rendah. Kriteria lain menurut Bank Indonesia adalah: (1) kepemilikan oleh individu atau keluarga; (2) memanfaatkan teknologi sederhana dan padat karya; (3) rata-rata tingkat


(27)

pendidikan dan keterampilan tergolong rendah; (4) sebagian tidak terdaftar secara resmi dan atau belum berbadan hukum serta; (5) tidak membayar pajak.

Ada dua definisi usaha kecil yang dikenal di Indonesia. Pertama, definisi usaha kecil menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1 milyar dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp 200 juta. Kedua, menurut kategori Badan Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu: (1) industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang; (2) industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah dengan pekerja 20-99 orang; dan (4) industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih.

Usaha Mikro (Menurut Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003, tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil) antara lain adalah Usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia serta memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun.

Usaha Kecil (Menurut UU No. 9/1995, tentang Usaha Kecil):

1. Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha orang orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukum termasuk koperasi;

2. Bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan Usaha Menengah atau Besar;


(28)

3. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun.

Berdasarkan Kepmenkeu 571/KMK 03/2003 maka pengusaha kecil adalah pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan penyerahan barang kena pajak dan atau jasa kena pajak dengan jumlah peredaran brutto dan atau penerimaan brutto tak lebih dari 600 juta.

Usaha Menengah menurut Inpres No. 10/1999, tentang Pemberdayaan Usaha Menengah adalah:

1. Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukum termasuk koperasi;

2. Berdiri sendiri, dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan Usaha Besar;

3. Memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200 juta, sampai dengan Rp. 10 miliar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun.

Usaha Produktif (Menurut Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003, tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil): Usaha pada semua sektor ekonomi yang dimaksudkan untuk dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan usaha. Ada beberapa acuan definisi yang digunakan oleh berbagai instansi di Indonesia, yaitu:

1. UU No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil mengatur kriteria usaha kecil berdasarkan nilai aset tetap (di luar tanah dan bangunan) paling besar Rp


(29)

200 juta dengan omzet per tahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu berdasarkan Inpres No.10 tahun 1999 tentang usaha menengah, batasan aset tetap (di luar tanah dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp 200 juta hingga Rp 10 milyar.

2. BPS dan Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha sebagai usaha kecil jika memiliki omset kurang dari Rp 1 milyar per tahun. Untuk usaha menengah, batasannya adalah usaha yang memiliki omset antara Rp 1 sampai dengan Rp 50 milyar per tahun. Berdasarkan definisi tersebut, data BPS dan Kementrian Koperasi dan UKM pada tahun 2002 menunjukkan populasi usaha kecil mencapai sekitar 41,3 juta unit atau sekitar 99,85 persen dari seluruh jumlah usaha di Indonesia; sedangkan usaha menengah berjumlah sekitar 61,1 ribu unit atau 0,15 persen dari seluruh usaha di Indonesia. Sementara itu persebaran UKM paling banyak berada di sektor pertanian (60 persen) dan perdagangan (22 persen) dengan total penyerapan tenaga kerja di kedua sektor tersebut sekitar 53 juta orang (68 persen penyerapan tenaga kerja secara total). 3. Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan bahwa industri

kecil dan menengah adalah industri yang memiliki nilai investasi sampai dengan Rp. 5 milyar. Sementara itu, usaha kecil di bidang perdagangan dan industri juga dikategorikan sebagai usaha yang memiliki aset tetap kurang dari Rp. 200 juta dan omzet per tahun kurang dari Rp. 1 miliar (sesuai UU No. 9 tahun 1995).

4. Bank Indonesia menggolongkan UK dengan merujuk pada UU No. 9/1995, sedangkan untuk usaha menengah, BI menentukan sendiri kriteria


(30)

aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri manufaktur (Rp. 200 juta s/d Rp. 5 miliar) dan non manufaktur (Rp. 200 – 600 juta). 5. Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan suatu usaha berdasarkan

jumlah tenaga kerja. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja 1-19 orang; usaha menengah memiliki pekerja 20-99 orang; dan usaha besar memiliki pekerja sekurang-kurangnya 100 orang.

2.2.2. Dimensi Pengembangan UKM

Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada hakekatnya merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Hafsah (2004) dalam jurnal imiahnya mengatakan terdapat 9 (sembilan) dimensi yang perlu diperhatikan dididalam pengembangan UKM, antara lain :

1. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif

Pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif antara lain dengan mengusahakan ketenteraman dan keamanan berusaha serta penyederhanaan prosedur perijinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.

2. Bantuan Permodalan

Pemerintah perlu memperluas skim kredit khusus dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi UKM, untuk membantu peningkatan permodalannya, baik itu melalui sektor jasa finansial formal, sektor jasa finansial informal, skema penjaminan, leasing dan dana modal ventura. 3. Perlindungan Usaha

Jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang merupakan usaha golongan ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dari


(31)

pemerintah, baik itu melalui undangundang maupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada saling menguntungkan (win-win solution).

4. Pengembangan Kemitraan

Perlu dikembangkan kemitraan yang saling membantu antara UKM, atau antara UKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha. Disamping itu juga untuk memperluas pangsa pasar dan pengelolaan bisnis yang lebih efisien. Dengan demikian UKM akan mempunyai kekuatan dalam bersaing dengan pelaku bisnis lainnya, baik dari dalam maupun luar negeri.

5. Pelatihan

Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi UKM baik dalam aspek kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta keterampilannya dalam pengembangan usahanya. Disamping itu juga perlu diberi kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan rintisan. 6. Membentuk Lembaga Khusus

Perlu dibangun suatu lembaga yang khusus bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya penumbuhkembangan UKM dan juga berfungsi untuk mencari solusi dalam rangka mengatasi permasalahan baik internal maupun eksternal yang dihadapi oleh UKM.

7. Memantapkan Asosiasi

Asosiasi yang telah ada perlu diperkuat, untuk meningkatkan perannya antara lain dalam pengembangan jaringan informasi usaha yang sangat


(32)

8. Mengembangkan Promosi

Guna lebih mempercepat proses kemitraan antara UKM dengan usaha besar diperlukan media khusus dalam upaya mempromosikan produk-produk yang dihasilkan. Disamping itu perlu juga diadakan talk show antara asosiasi dengan mitra usahanya.

9. Mengembangkan Kerjasama yang Setara

Perlu adanya kerjasama atau koordinasi yang serasi antara pemerintah dengan dunia usaha (UKM) untuk menginventarisir berbagai isu-isu mutakhir yang terkait dengan perkembangan usaha.

UKM yang berkembang adalah UKM yang memiliki kemampuan permodalan yang cukup, memiliki akses yang luas baik terhadap investor, sumber bahan baku, calon konsumen dan para stakeholder lain, serta memiliki daya saing yang kuat. Dalam rangka meningkatkan kemampuannya UKMK membutuhkan : pelatihan, pendampingan, konsultasi, dan temu usaha (Kartawan, 2004). Berkaitan dengan fungsi pendampingan dan konsultasi, selama ini berbagai lembaga/instansi telah melakukannya seperti : Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Departemen Pertanian, Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) di BKKBN, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Perguruan Tinggi , konsultan swasta dan sebagainya. Bahkan pada tahun 2005, Pemerintah Indonesia telah memformalkan pengembangan UKM melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 7 tahun 2005 tentang “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004- 2009, dan mengundangkannya dalam Undang – Undang No 40 Tahun 2007, tentang Perseroan Terbatas, dimana pada Pasal 74 sangat tegas digariskan bahwa setiap perusahan berkewajiban melaksanakan


(33)

kegiatan/usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumberdaya alam (SDA) wajib menyisihkan dana sebesar 5-10% dari laba bersih untuk dialokasikan sebagai aktifitas kepedulian terhadap lingkungan perusahaan dan sosial atau dalam konsepnya sebagai tanggung jawab sosial perusahaan (Susanto, 2006).

2.3. Hubungan Social Responsibility (CSR) dengan Pengembangan UKM

Sesuai dengan cirinya, UKM sangat rentan dengan berbagai keterbatasan dan permasalahan, yaitu beberapa diantaranya :

1. Biasanya berbentuk usaha perorangan dan belum berbadan hukum perusahaan

2. Aspek legalitas usaha lemah

3. Struktur organisasi bersifat sederhana dengan pembagian kerja yang tidak baku

4. Kebanyakan tidak mempunyai laporan keuangan dan tidak melakukan pemisahan antara kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan

5. Kualitas manajemen rendah dan jarang yang memiliki rencana usaha 6. Sumber utama modal usaha adalah modal pribadi

7. Sumber Daya Manusia (SDM) terbatas

8. Pemilik memiliki ikatan batin yang kuat dengan perusahaan, sehingga seluruh kewajiban perusahaan juga menjadi kewajiban pemilik.

Kondisi tersebut berakibat kepada; 1) Lemahnya jaringan usaha serta keterbatasan kemampuan penetrasi pasar dan diversifikasi pasar, 2) Skala ekonomi terlalu kecil sehingga sukar menekan biaya, dan 3) Margin keuntungan sangat tipis. Sehubungan dengan permasalahan secara umum yang dialami oleh


(34)

(1) kesulitan dalam pemasaran; (2) persaingan usaha ketat; (3) kesulitan bahan baku; (4) Keterampilan manajerial kurang; (5) kurang pengetahuan manajemen keuangan dan (6) Iklim usaha yang kurang kondusif (perijinan, aturan/perundangan), 2 (dua) permasalahan besar UKM adalah kemapuan teknis produksi dan permodalan.

2.3.1. Pola Kemitraan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan UKM

Secara umum pola pengembangan program CSR oleh perusahaan dapat dilakukan dalam beberapa pilihan berikut ini:

Gambar 2.1.

Pola Program CSR yang ditangani langsung Perusahaan Besar

Gambar 2.2.


(35)

Pola pengelolaan program CSR oleh perusahaan besar sangat tergantung pada kemampuan internal perusahaan. Perusahaan yang memiliki dukungan sumberdaya manusia cukup sehingga Devisi/Unit CSR yang dibentuk bisa langsung menangani kegiatan yang akan dilakukan. Namun, tidak jarang juga mengingat keterbatasan kemampuannya dalam memberikan pendampingan kepada UMKM, Devisi/Unit pengelola CSR dapat bekerjasama dengan pemerintah, perguruan tinggi, lembaga riset, LSM dan lembaga lainnya.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendorong iklim usaha yang lebih kondusif dan membangun kesadaran perusahaan besar melalui program CSR dalam pengembangan UMKM, diantaranya :

1. Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan untuk mendorong program CSR bagi pengembangan UMKM, bisa dalam bentuk undang-undang (UU), Peraturan Presiden atau Peraturan Menteri dan paling sedikit harus mengatur: (a) Tujuan dan Sasaran CSR; (b) Penetapan Besaran CSR; (c) Hak dan Kewajiban Perusahaan Besar; (d) Hak dan Kewajiban UMKM; (e) Penggunaan CSR dan (f) Peran Pemerintah Pusat dan Daerah;

2. Setiap kebijakan yang dikeluarkan dikawal dan dilaksanakan dengan penuh komitmen dan konsisten mulai dari tingkat pusat sampai daerah;

3. Bagi perusahaan besar yang memberikan kontribusi dan prestasi yang besar dan baik dalam penguatan UMKM seyogyanya diberikan penghargaan atau reward sehingga mampu menumbuhkan semangat dan gairah bagi perusahaan besar lainnya yang belum menunjukkan prestasi.


(36)

2.3.2. Dimensi Kemitraan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan UKM

Chahal & Sharma (2006) dan Russo & Tencati (2009) mengatakan kedua pola di atas akan dapat berjalan efektif apabila ditopang 3 (tiga) pilarnya, dimana ketiga pilar tersebut mencerminkan 3 dimensi yang seimbang, yaitu :

1. Economic Dimension

Dimensi ekonomi dari Corporate Social Responsibility (CSR) ini meliputi dampak ekonomi dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan. Dimensi ini sering kali disalahartikan sebagai masalah keuangan perusahaan sehingga dimensi ini diasumsikan lebih mudah untuk diimplementasikan daripada 2 dimensi Responsibility (CSR) lainnya, yaitu dimensi sosial dan lingkungan.

Bagaimanapun juga, dimensi ekonomi ini tidak sesederhana melaporkan keuangan / neraca perusahaan saja, tetapi juga meliputi dampak ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap operasional perusahaan di komunitas lokal dan di pihak-pihak yang berpengaruh terhadap perusahaan lainnya.

Kunci sukses dari dimensi ekonomi ini adalah economic performance/ kinerja keuangan perusahaan. Indikator-indikatornya adalah:

a. Product

Faktor yang sangat mempengaruhi sebuah perusahaan untuk dapat meningkatkan kinerja keuangannya adalah produk itu sendiri. Produk yang dihasilkan sebaiknya memiliki kualitas yang tinggi, aman dipakai, dan inovatif.


(37)

b. Service

Selain produk yang dihasilkan berkualitas, pelayanan yang baik perlu diterapkan agar dapat memuaskan konsumen. Mulai dari delivery service hingga after sales service sudah banyak dilakukan oleh beberapa perusahaan untuk meningkatkan kepuasan konsumennya. Tidak hanya itu, pemenuhan kebutuhan konsumen dan penanganan komplain yang baik juga dapat mendorong kinerja keuangan perusahaan.

c. Avoiding Actions that Damage Trust

Sebuah perusahaan dapat beroperasi bergantung pada kepercayaan dan dukungan masyarakat dan komunitas lokal lainnya. Beberapa perusahaan sebaiknya menghindari kegiatan yang mungkin dapat mengganggu masyarakat ataupun dapat merusak lingkungan.

2. Sosial Dimension

Dimensi sosial memiliki arti untuk bertanggung jawab terhadap dampak sosial yang diakibatkan oleh perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Inti dari dimensi sosial ini meliputi :

a. Labour Practises

Indikator ini berbcira banyak mengenai pekerja dalam perusahaan. Misalnya, perusahaan dituntut untuk menjaga keselamatan pekerjannya, memperlakukan secara adil menghargai pekerjannya sebagai suatu individu, melakukan pembagian hasil keuntungan perusahaan, dan masih banyak lagi hal – hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk kesejahteraan pekerjanya.


(38)

b. Social activities

Chahal & Sharma (2006) mengemukakan bahwa kegiatan – kegiatan sosial sudah mulai banyak dilakukan oleh perusahaan karena memang kegiatan ini memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Menurut Kotler dan Lee (2005), kegiatan ini dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu corporate philantrophy, corporate volunteering dan cause – related marketing. 3. Environtment Dimension

Banyaknya perusahaan manufaktor pada saat ini, memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh sebab itu, intu dari dimensi ini adalah

management of environment, atau bagaimana bertindak agar dapat mengurngi dampak negatif terhadap lingkungn yang ditimbulkan. Indikator – indikator dari dimensi ini adalah :

a. Waste Management

Banyak sekali perusahaan – perusahaan yang sudah mulai peduli akan lingkungannya. Perusahaan tersebut melakukan recycle, reduce, reuse

untuk mengurangi limbah yang dihasilkan. b. Producing environment Friendly Product

Untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan tentu, bukanlah hal yang mudah. Cost of Good Solodnya lebih tinggi daripada produk yang tidak ramah lingkungan, sehingga akan sulit bersaing dengan kompetitornya.

Irwandar, (2012) menyebutkan dimensi CSR yang dilaksanakan PT. Arun NGL meliputi 6 (enam) program, yaitu :


(39)

1. Program Ekonomi

PT.Arun dalam program ekonomi telah melakukan berbentuk bantuan modal usaha, bantuan kemitraan bina lingkungan (PKBL) dan pengembangan program usaha-usaha kecil (PUKK) yang diharapakan meminimalisis ketimpangan pendapatan. Di samping itu PT.Arun mengembangkan Konsep Micro Enterprise Economic Program (MEEP) yang bekerja sama dengan Dompet Duafa Republika (DDR) Jakarta.

MEEP ini melakukan konsep pengembangan masyarakat dengan pendekatan empowerment, microfinance melalui lembaga perbankan yang bersifat revolving fund sejak tahun 2008.PT. Arun juga mendampingi lembaga koperasi sebanyak 12 desa yang telah mampu menjalankan unit usahanya dengan masa kerja dua tahun antara PT.Arun dengan DDR. PT.Arun juga menggandeng Lembaga BPRS Hikmah Hijrah Agung Lhokseumawe untuk membagun ekonomi masyarakat dalam bentuk

mikrofinance: usaha mikro. Program microfinancedikembangkan melalui program pemberian kredit lunak, dana skala mikro 1 juta-4 juta rupiah.

Soft loansini diberikan khusus perempuan dan ibu rumah tangga yang hanya memerlukan dana kontan untuk menjalankan usahanya seperti kerajinan dan industri rumah tangga.

2. Program Pendidikan

PT. Arun NGL memiliki kepedulian terhadap program pengembangan pendidikan masyarakat di Aceh, seperti membangun SMP di desa Blang Pulo dan juga membangun Gedung SMA 5 Kandang.Di samping itu PT. Arun juga mengwacanakan program wajar 9 tahun dan jenjang pendidikan


(40)

3. Program Kesehatan

PT Arun NGL membangun sebuah sarana pelayanan kesehatan (Civic Mission Clinic) untuk publik, fasilitas tersebut berlokasi di desa Batuphat.CMC PT Arun NGL merupakan tumpuan masyarakat lingkungan, sehingga program CSR PT Arun NGL terus meninggkatkan mutu pelayanan, sarana fisik tersebut di pelihara dengan baik. Di desa Ujong Blang, PT Arun NGL bersama pemerintahan Kota Lhokseumawe mendirikan sebuah Puskesmas Pembantu (PUSTU). Program ini merupakan hasil kerjasama privat sektor dengan pemerintah lokal dalam pelayanan kesehatan PUSTU Ujong Blang. Pembangunan dan infrastruktur serta perlengkapan sepenuhnya di bantu oleh PT Arun NGL, dan sekarang telah beroperasi di bawah pengelolaan Dinkes Pemkot Lhokseumawe. Di samping itu PT. Arun juga ikut berpartisipasi perhatian khusus pada program kesehatah untuk membasmi penyakit menular. Seperti flu burung, malaria, HIV/AIDS.

4. Program Pengembangan SDM Lokal

PT. Arun dalam menyusun program CSR bidang pengembangan SDM lokal membuat beberapa program. Program tersebut antara lain; pelatihan skil pemuda desa, life skilltingkat politeknik dan program capacity building.

5. Program Lingkungan

PT Arun NGL menerapkan sistem manajemen lingkungan (SML) melalui penerapan proses safety managementterdiri dari 14 elemen yang terintegrasi dalam sistem pengelolaan managemen lingkungan. PT Arun LNG juga menerapkan standar managemen lingkungan ISO 14001: 2004


(41)

agar tata kelola sistem manajemen lingkungan berdasarkan standar internasional. Di samping limbah PT.Arun juga mengelola sumber air yang berada di lingkungan kilang. PT.Arun juga melakukan penghematan bahan bakar premium dan diesel melaui management energyantara lain adalah car minimazing programmepenggunaan sepeda di kilang, efisiensi mesin-mesin diesel. Dalam program lingkungan PT Arun NGL bersama pekerja merespon juga melakukan kegiatan pemeliharaan lingkungan sebagai tanggung jawab bersama-sama demi masa depan generasi. PT Arun NGL melalui program CSR bersama masyarakat telah melakukan aksi penanaman kembali sebanyak 3500 pohon mangrovedi bantaran sungai mamplam dan sungai Krueng Geukueh.

6. Program Keagamaan

Aceh dikenal dengan serambi mekkahdimana memiliki pengaruh besar terhadap perubahan sosial dan agama di Propinsi Aceh. PT. Arun NGL membentuk wadah sosial keagamaan masyarakat industri untuk melakukan kegaiatan agama di lingkungannya yang disebut Badan Dakwah Islam (BDI). Beberapa kegiatan keagamaan yang dilakukan setiapa tahun antara lain; buka puasa bersama dengan masyarakat, khitanan massal dan kenduri anak yatim piatu pada perayaan maulid nabi Muhammad SAW, pemberian dana pendidikan, dan bantuan darurat.

Sesuai dengan judul penelitian ini yang mengorientasikan pada pengembangan UKM, maka dimensi CSR yang akan diteliti lebih lanjut dalam penelitian ini hanya bersentuhan dengan substansi ekonomi yang dikembangkan oleh Chahal & Sharma (2006) dan Russo & Tencati (2009), yang meliputi :


(42)

Sharma, 2006 dan Russo & Tencati, 2009); dan yang dikembangkan oleh Irwandar (2012), yang meliputi : bantuan modal usaha, bantuan kemitraan bina lingkungan (PKBL) dan pengembangan program usaha-usaha kecil (PUKK) dan

Micro Enterprise Economic Program (MEEP).

2.4. Penelitian Terdahulu

Isu peranan CSR perusahaan dalam menggerakkan dan menumbuh kembangkan sendi-sendi perekonomian telah banyak mendapat perhatian dan masih menarik untuk diteliti. Beberapa penelitian diantaranya :

1. Parapat (2012)

Dalam penelitiannya Parapat (2012) mengangkat topik penelitian : Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Pertumbuhan Pendapatan Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) Binaan P.T. Telekomunikasi Indonesia Tbk. CDC Area Medan. Hasil penelitian Parapat (2012) menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan pemilik UKM, jangkauan pemasaran hasil produksi UKM, pembinaan melalui kegiatan pelatihan (training) dan seminar, serta pemberian pinjaman dari Telkom CDC Area Medan kepada UKM binaannya berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan UKM. Namun kegiatan pameran yang dilakukan atau disponsori Telkom CDC Area Medan kepada UKM binaannya serta jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan UKM berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap peningkatan pendapatan UKM, selain itu walaupun harga jual produksi UKM berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan UKM namun tidak signifikan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan UKM.


(43)

2. Mulyani (2011)

Dalam penelitiannya, Mulyani (2011) meneliti tentang : Implementasi Program Corporate Social Responsibility (Csr) Dalam Pemberdayaan Ukm Pada Bank Mandiri. Hasil penelitian Mulyani (2011) menyimpulkan bahwa Program CSR Bank Mandiri telah dilaksanakan dan dijalankan dengan baik sesuai dengan Peraturan Menteri dan dokumen-dokumen terkait yang ada. Adapun kelemahan Bank Mandiri dalam menjalankan Program CSR yaitu kurangnya SDM yang ada dalam hal jumlah staf PKBL, dan adanya tingkat kemacetan pengembalian pinjaman yang masih sangat tinggi.

3. Setiawati (2010)

Dalam penelitiannya Setiawati (2010) mengangkat topik penelitian tentang : Penerapan Corporate Social Responsibility Melalui Program Kemitraan Telkom Community Development Center Surabaya Timur Dalam Pemberdayaan Usaha Kecil Pada Pengrajin Batik Di Jetis – Sidoarjo. Hasil penelitian Setiawati (2010) menyimpulkan bahwa Program Kemitraan yang dilakukan oleh PT. Telkom mempunyai kejelasan serta telah mendapat dukungan baik dari pemerintah maupun dari pihak Telkom dengan dikeluarkannya Peraturan-Peraturan yang mendukung pelaksanaan Program dan juga pelaksanaan dari bentuk-bentuk Program Kemitraan telah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi Mitra Binaan Telkom sangat mudah dan Prosedurnya juga jelas. Mitra Binaan juga merasa senang dengan bunga ringan yang dibebankan dan hampir semua pengrajin batik di Jetis yang


(44)

peningkatan usaha dan juga peningkatan penjualan setelah mengikuti Program Kemitraan. Kendala-kendala dalam penerapan Program Kemitraan yaitu Lamanya proses atau alur yang harus dilakukan menyebabkan tidak adanya kepastian waktu kapan mitra binaan menerima pinjaman dana, jumlah pegawai Telkom CDC yang hanya 3 (tiga) orang sedikit menggangu survey kelayakan Calon Mitra Binaan yang ada di luar Surabaya dan juga kewajiban mitra binaan dalam pengembalian pinjaman dana kemitraan sering mengalami keterlambatan.

4. Bessie (2009)

Dalam penelitiannya, Bassie (2009) mengangkat topik penelitian : Peranan CSR PT.Pertamina Dalam Membantu Pengembangan UKM Hasil dari penelitian ini menyimpulkan Bassie (2009) bahwa :

a. Peran CSR PT. Pertamina adalah tidak hanya sebagai pihak perusahaan yang melakukan pembiayaan atau permodalan terhadap usaha kecil dan menengah tetapi sebagai suatu pemberdayaan potensi guna menunjang peningkatan produktivitas dan kesejahteraan ekonomi.

b. Wujud pelaksanaan CSR sebagai strategi yang dilaksanakan PT. Pertamina adalah melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, yang memberi kemudahan dalam memperoleh akses dalam hal pembiayaan atau permodalan, mengembangkan jaringan usaha dan meningkatkan produktivitas, mendukung segala kegiatan usaha dengan melakukan pelatihan dan pengembangan skill yang sangat penting bagi pengusaha.


(45)

2.5. Kerangka Konsep

Berbagai strategi dan program telah diupayakan dalam pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Namun demikian, semua strategi dan program tersebut tidak mungkin dilakukan sendiri oleh Kementerian Koperasi dan UKM secara khusus dan pemerintah pada umumnya mulai dari pusat sampai Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 7 tahun 2005 tentang “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004- 2009, dan mengundangkannya dalam Undang – Undang No 40 Tahun 2007, tentang Perseroan Terbatas, mengarahkan peran dan dukungan masyarakat, perguruan tinggi termasuk para pelaku bisnis dan stakeholders lainnya juga sangatlah penting. Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh pemerintah perlu didukung oleh sumberdaya yang lain termasuk oleh para pelaku bisnis itu sendiri. Tanpa ada kemauan dari para pelaku bisnis untuk melakukan perbaikan, bagaimanapun besarnya sumberdaya yang dialokasikan akan sia-sia saja. Jadi sinergitas didalam pemberdayaan UKM menjadi kunci penentu dalam rangka pengembangan UKM yang tangguh dan berdaya saing tinggi di masa depan.

Salah satu sinergitas yang telah banyak dilakukan di luar negeri, adalah kerjasama atau kemitraan antara UMKM dengan usaha besar. Kemitraan yang ideal dilandasi adanya keterkaitan usaha, melalui prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan kita kenal dengan “win-win solution”. Melalui pola kemitraan ini, diharapkan terjadinya alih teknologi dan manajemen dari perusahaan besar kepada yang lebih kecil. Di samping itu, pola kemitraan akan mendorong adanya peningkatan daya saing UMKM. Kemitraan


(46)

dalam kesepakatan dalam bentuk kontrak. Selain kemitraan yang didasarkan pada inter-relasi atau keterkaitan usaha, di banyak negara juga dikembangkan program kemitraan yang didorong karena kepedulian perusahaan besar untuk membina perusahaan kecil, khususnya usaha mikro dan kecil. Pola kepedulian perusahaan besar dalam bentuk sosial seperti ini yang sering disebut CSR telah banyak dikembangkan.

CSR sebagai salah satu solusi kemitraan dapat memperkuat daya saing UKM. Kemitraan antara UKM dengan perusahaan yang kuat akan mendorong UKM menjadi kuat juga. Dalam kaitan ini, kepedulian perusahaan besar akan memberi manfaat kepada kedua belah pihak, khususnya dalam rangka pengurangan dampak gejolak sosial sebagai akibat adanya kecemburuan sosial –si kaya semakin kaya dan si miskin semakin miskin.

Pengembangan program kemitraan dengan pola CSR ini dapat dilakukan dalam berbagai pola, seperti community development, peningkatan kapasitas, promosi produk, bahkan perkuatan permodalan bagi Usaha Kecil dan Menengah. Secara spesifik menyebutkan bahwa CSR bisa diarahkan agar UKM bisa dibantu dalam inovasi packaging, inovasi branding, inovasi produk, serta penampilan produk. Selain hal-hal tersebut, bentuk program CSR lainnya yang juga bisa dilakukan adalah pengembangan lembaga layanan bisnis dan yayasan lain yang intinya diarahkan untuk pengembangan UKM.

Didalam mengembangkan UKM di Aceh Utara, PT. Arun NGL menuangkan CSR dalam program ekonomi, yang meliputi : partispasi publik, bantuan modal usaha, bantuan kemitraan bina lingkungan (PKBL) dan bantuan pendidikan dan pelatihan. Budiman (2002) dan Parapat (2012) memandang penting akses pemasaran yang lebih luas dalam pengembangan UKM. Langkah


(47)

konkrit yang dapat dilakukan untuk mengakses pasar yang lebih luas, salah satunya adalah menyediakan wadah promosi produk- produk UKM melalui program-program kemitraan.

Berdasarkan uraian kerangka berpikir di atas, digambarkan kerangka konsep dalam penelitian ini sebagai berikut.

Gambar 2.3. Kerangka Konsep

Sumber : Dikembangkan dari Program CSR PT. Arun NGL (2012); Budiman (2002) dan Parapat (2012)

PT. ARUN NGL

Divisi/Unit Pengelola CSR Pemerintah, LSM,

Perguruan Tinggi dan Lembaga Lainnya

1. Partisipasi Publik (X1)

2. Bantuan Modal UKM (X2)

3. Bantuan Kemitraan Promosi Produk UKM (X3)

4. Bantuan Kemitraan Bina Lingkungan UKM (X4)

5. Bantuan Pendidikan dan Pelatihan (X5)

PROGRAM CSR

1. Jumlah UKM 2. Modal UKM

3. Pemasaran Produk UKM

PENGEMBANGAN UKM

UKM BERKEMBANG

Analisis Deskriptif Analisis Regressi


(48)

2

.6. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu rumusan permasalahan yang masih harus dibuktikan kebenerannya secara empiris. Berdasarkan kedua permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, selanjutnya dirumuskan hipotesis yang akan dibuktikan dalam penelitian ini.

1. Secara simultan program CSR PT. Arun yang meliputi partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan dan bantuan pendidikan dan pelatihan UKM berperan signifikan didalam pengembangan UKM di 12 Desa Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara.

2. Secara parsial program CSR PT. Arun yang meliputi partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan dan bantuan pendidikan dan pelatihan UKM berperan signifikan didalam pengembangan UKM di 12 Desa Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara.


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek, Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Objek Penelitian

Objek yang diteliti dalam penelitian ini meliputi Community development

Divsi CSR PT. Arun NGL dan Pelaku UKM sebagai aktor serta Instansi Pemerintah terkait, Akademisi dari perguruan tinggi, LSM dan lembaga lainnya sebagai regulator dan fasilitator.

3.1.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada lokasi wilayah Administratif Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Khususnya 12 Desa Kecamatan Muara Batu, yaitu tempat PT. Arun NGL berdomosili. Keduabelas Desa tersebut ditunjukkan pada Tabel dan Gambar berikut ini.

Tabel 3.1. Desa/Gampong Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara No. Gampong

1 Batuphat 2 Cot Trieng 3 Paloh Punti 4 Mns. Dayah 5 Blang Panyang 6 Meuria

7 Blang Pulo 8 Batuphat Timur 9 Padang Sakti 10 Ujong Pacu

11 Blang Naleung Mameh 12 Batuphat Barat


(50)

Gambar 3.1. Peta Kecamatan Muara Batu

Sumber : Pemerintah Kecamatan Muara Batu

3.1.3. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan, terhitung sejak Maret 2013 hingga Mei 2013.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya atau objek yang diteliti dengan cara menyebarkan kuesioner penelitian. Data primer dalam penelitian diperoleh langsung dari informan pemangku kepentingan (stakeholder) pola program CSR yang dikerjasamakan, yang meliputi divisi/unit pengelola CSR, Pemerintah,


(51)

Perguruan Tinggi, LSM dan lembaga lainnya, serta UKM yang tersebar di wilayah pemerintahan Kabupaten Aceh Utara

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara, berupa bukti catatan atau laporan yang diperoleh melalui studi dokumentasi. Adapun data sekunder dalam penelitian ini meliputi perkembangan jumlah UKM wilayah administratif Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan digunakan adalah metode triangulasi, yaitu, metode yang terdiri atas; Kuesioner Observasi dan Studi Literatur kepada para stakeholder yang terkait dengan program Pengembangan UKM dari PT. Arun NGL yang dilakukan di Kabupaten Aceh Utara. Ditunjang pula dengan kegiatan studi literatur pada berbagai pustaka yang dapat dijadikan referensi.

3.3.1. Kuesioner

Angket/Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden penelitian. Setiap jawaban pertanyaan diberikan skor sesuai dengan masing – masing skala pengukuran

3.3.2. Observasi


(52)

Aceh Utara yang terlibat dalam program CSR perusahaan berupa Pengembangan UKM setempat.

3.3.3. Studi Literatur

Meneliti program melalui penlusuran literatur berupa laporan tahunan CSR perusahaan. Selain itu juga pendokumentasian atau pengambilan gambar-gambar (foto-foto) yang terkait dengan program dan kemudian diarsipkan untuk dilampirkan sebagai bagian dari data pendukung program jika memungkinkan.

3.4.Deinisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel bebas

Corporate Social Responsibility, yang selanjutnya diberi inisial ”X” dan variabel terikat pengembangan UKM, yang selanjutnya diberi inisial ”Y”. Definisi operasional masing – masing variabel diuraikan sebagai berikut :

1. Corporate Social Responsibility (CSR)

Definisi operasional Corporate Social Responsibility (CSR) dalam penelitian ini dikutib dari (Ashongu, 2009), yaitu suatu komitmen terus-menerus dari pelaku bisnis untuk berlaku etis dan untuk memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi sambil meningkatkan kualitas hidup para pekerja dan keluarganya, juga bagi komunitas lokal dan masyarakat pada umumnya. Variabel ini dijelaskan dengan menggunakan 5 (enam) yang dikembangkan dari Program CSR PT. Arun NGL (2012), Budiman (2002) dan Parapat (2012), yaitu : Partispasi publik (X1);

Bantuan modal UKM (X2); Bantuan kemitraan promosi produk UKM


(53)

dan Pelatihan (X5). Kelima program ini selanjutnya dijabarkan kedalam

masing – masing 3 (tiga) indikator yang ditransformasikan dalam bentuk kuesioner, dengan skala pengukuran liker 1-5, dimana skala 1 menunjukkan kriteria sangat tidak baik, dan skala 5 menunjukkan skala sangat tidak baik.

2. Pengembangan UKM

Secara operasional, pengembangan UKM dalam penelitian ini difeinisikan sebagai peningkatan kemampuan UKM. Variabel ini dijelaskan dengan menggunakan 3 indikator yang ditransformasikan dalam bentuk kuesioner, dengan skala pengukuran liker 1-5, dimana skala 1 menunjukkan kriteria sangat tidak berkembang, dan skala 5 menunjukkan skala sangat berkembang.

3.5. Populasi dan Sampel

Menurut Erlina (2011), bahwa populasi merupakan sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat tetentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Sesuai dengan karakteristik wilayah, syarat – syarat dan masalah penelitian ini, maka entitas yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pemangku kepentingan

(stakeholder) pola program CSR yang dikerjasamakan (Gambar 2.2.), yang meliputi divisi/unit pengelola CSR, Pemerintah, Perguruan Tinggi, LSM dan lembaga lainnya, serta UKM yang tersebar di wilayah pemerintahan Kabupaten Aceh Utara, yaitu berjumlah 6 unit populasi.


(54)

Sampel yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini oknum pemangku kepentingan yang tersebar di divisi/unit pengelola CSR, Pemerintah, Perguruan Tinggi, LSM dan lembaga lainnya, serta UKM di wilayah pemerintahan Kabupaten Aceh Utara yang berjumlah 488 stakeholders. Teknik penarikan sampel penelitian dilakukan secara purposive sampling atau pemilihan secara sengaja dengan pertimbangan tertentu. Persyaratan penarikan sampel dengan purposive sampling menurut Arikunto (1996) adalah (1) penarikan sampel harus didasarkan pada ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi, (2) subyek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subyek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subject), dan (3) penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat. Pakar merupakan pihak yang berkompeten sebagai pemangku kepentingan dan ahli dalam CSR, UKM dan akademisi. Dasar pertimbangan dalam penentuan atau pemilihan pakar untuk dijadikan sebagai responden menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Keberadaan responden dan kesediaannya untuk dijadikan responden;

2. Memiliki reputasi, kedudukan/jabatan dan telah menunjukan kredibilitasnya sebagai ahli atau pakar pada bidang yang diteliti;

3. Memiliki latar belakang pendidikan tinggi yang dikaji dan atau telah memiliki pengalaman dalam bidangnya minimal 2 tahun.

Berdasarkan ketiga pengkriteriaan di atas, didapat sebanyak 78 sampel untuk dijadikan responden penelitian, masing – masing dari divisi/unit pengelola CSR PT Arun NGL sebanyak 6 orang, pelaku UKM sebanyak 10 orang, mewakili pemerintahan (desa, kecamatan, kabupaten, provinsi) sebanyak 21


(55)

orang, mewakili perguruan tinggi (ahli , pemerhati, akademisi) sebanyak 24 orang dan masyarakat (setempat, usia produktif, LSM) sebanyak 17 orang.

3.6. Metode Analisis Data 3.6.1. Uji Kualitas Data

3.6.1.1. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Untuk menguji apakah instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar akurat dilakukan dengan pengujian validitas. Menurut Umar (2000) uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Validitas dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan kebenaran sekalipun responden yang dijadikan pengujian berbeda (Ikhsan dan Ghozali, 2006). Uji validitas dihitung dengan menggunakan korelasi pearson (Pearson Correlation) dan setelah dilakukan pengukuran dengan SPSS akan dilihat tingkat signifikan atas semua pertanyaan. Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid.

3.6.1.2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban responden atas seluruh butir pertanyaan atau pernyataan yang digunakan. Pengujian reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang


(56)

dengan koefisien cronbach’s alpha dengan bantuan software SPSS. Cronbach’s Alpha merupakan uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih dari dua. Secara umum suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki cronbach’s alpha > 0,6.

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan bermanfaat. Uji asumsi klasik dalam penelitian hanya meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. sedangkan uji autokorelasi tidak digunakan karena penelitian ini menggunakan data primer dalam bentuk kuesioner yang tidak berhubungan dengan model data yang memakai rentang waktu.

3.6.2.1. Uji Normalitas Data

Menurut Umar (2000) uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov Test. Suatu data dikatakan berdistribusi secara normal apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari  5%.

3.6.2.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Menurut Erlina (2011) model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya


(1)

Lampiran 7. Hasil Uji Reliabilitas

7.1. Pengembangan UKM (Y)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 72 100.0

Excludeda 0 .0

Total 72 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.657 3

7.2. Partisipasi Publik (X1)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 72 100.0

Excludeda 0 .0

Total 72 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.630 3

7.3. Bantuan Modal Usaha (X2)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 72 100.0

Excludeda 0 .0

Total 72 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.


(2)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.910 3

7.5. Bantuan Kemitraan Bina Lingkungan UKM (X4)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 72 100.0

Excludeda 0 .0

Total 72 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.899 3

7.6. Bantuan Pendidikan dan Pelatihan UKM (X6)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 72 100.0

Excludeda 0 .0

Total 72 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.917 3


(3)

Lampiran 8. Tabulasi Data Penelitian

Responden Y

X1

X2

X3 X4 X5

Res_1

AbsUt

1 13

14

12

10

9

10

-0.775

0.77

2 12

11

13

12

12

4

0.690

0.69

3 14

13

15

9

9

9

0.809

0.81

4 12

13

13

4

14

13

-1.189

1.19

5 9

8

9

15

13

13

-0.075

0.07

6 10

10

8

5

12

13

-0.137

0.14

7 9

7

8

12

11

10

1.230

1.23

8 10

10

10

14

11

14

-0.751

0.75

9 13

12

14

14

14

4

0.592

0.59

10 14

13

14

15

6

12

0.628

0.63

11 10

9

9

15

13

9

0.327

0.33

12 12

10

12

14

15

12

0.969

0.97

13 12

12

11

14

10

12

-0.347

0.35

14 11

11

10

11

12

6

-0.046

0.05

15 13

12

15

13

3

8

0.767

0.77

16 14

13

15

14

11

13

0.294

0.29

17 12

12

12

13

4

13

-0.218

0.22

18 12

11

14

12

14

14

-0.055

0.05

19 8

8

7

13

13

5

-0.329

0.33

20 9

10

10

14

12

12

-1.683

1.68

21 10

11

10

12

14

12

-1.502

1.5

22 10

9

10

10

13

14

0.152

0.15

23 14

13

15

14

14

8

0.442

0.44

24 14

12

14

14

13

9

1.359

1.36

25 13

14

15

14

14

9

-1.431

1.43

26 14

14

14

10

14

10

-0.207

0.21

27 14

14

14

5

12

14

-0.131

0.13

28 12

12

11

4

9

9

0.281

0.28

29 13

13

14

15

14

4

-0.269

0.27

30 14

13

14

5

13

4

1.195

1.19

31 10

11

11

4

12

4

-0.752

0.75

32 13

12

14

14

11

5

0.663

0.66

33 13

12

14

15

11

4

0.676

0.68

34 13

12

14

14

14

6

0.482

0.48

35 11

12

11

11

14

4

-0.950

0.95

36 9

11

10

10

14

3

-1.923

1.92

37 9

10

8

14

5

14

-1.277

1.28


(4)

53 12

13

13

13

7

12

-1.219

1.22

54 13

12

11

14

6

12

0.821

0.82

55 14

14

12

13

6

12

0.116

0.12

56 14

12

14

10

8

14

1.464

1.46

57 10

9

8

9

9

8

0.914

0.91

58 11

13

9

8

3

9

-1.232

1.23

59 9

9

8

9

4

9

0.069

0.07

60 8

9

9

10

9

4

-1.019

1.02

61 10

11

13

12

12

3

-1.255

1.26

62 12

11

7

4

8

4

1.860

1.86

63 12

12

9

4

8

4

0.820

0.82

64 13

14

13

14

7

3

-0.585

0.58

65 14

13

7

14

14

14

0.999

1

66 14

12

12

13

14

14

1.306

1.31

67 10

9

14

11

7

14

-0.081

0.08

68 13

14

13

12

3

12

-0.827

0.83

69 10

10

7

9

9

9

0.151

0.15

70 12

12

8

5

8

9

0.614

0.61

71 10

10

12

12

14

4

-0.465

0.47

72 12

11

9

15

8

15

0.570

0.57

Sumber

: Lampiran 5 dan Olahan Output SPSS


(5)

Lampiran 9. Hasil Uji Asumsi Klasik

9.1. Uji Normalitas (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

AbsUT

N 72

Normal Parametersa,,b Mean .7132

Std. Deviation .47703 Most Extreme Differences Absolute .084

Positive .084

Negative -.074

Kolmogorov-Smirnov Z .714 Asymp. Sig. (2-tailed) .688 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

9.2. Uji Heterokedastisitas (Glejser)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .349 .426 .819 .416

Partisipasi Publik .085 .036 .319 .371 .821

Bantuan Modal Usaha -.058 .026 -.305 -.179 .933

Bantuan Kemitraan Promosi Produk UKM

.004 .016 .032 .264 .793

Bantuan Kemitraan Bina Lingkungan

.013 .016 .102 .811 .420

Bantuan Pendidikan dan Pelatihan

-.014 .014 -.120 -1.020 .311

a. Dependent Variable: AbsUT

9.3. Uji Multikolinieritas


(6)

Lampiran 11. Hasil Analisis Regresi Liner Berganda Peranan CSR

Dalam Pengembangan UKM di PT. Arun NGL.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .888a .789 .773 .89426

a. Predictors: (Constant), Bantuan Pendidikan dan Pelatihan , Partisipasi Publik, Bantuan Kemitraan Promosi Produk UKM, Bantuan Kemitraan Bina Lingkungan , Bantuan Modal Usaha

Model Summary

Model

Change Statistics R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .789 49.320 5 66 .000

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -.366 .814 -.449 .655

Partisipasi Publik .819 .068 .783 11.966 .000

Bantuan Modal Usaha .111 .051 .149 2.193 .032

Bantuan Kemitraan Promosi Produk UKM

.042 .030 .082 1.388 .170

Bantuan Kemitraan Bina Lingkungan

.042 .031 .083 1.360 .178

Bantuan Pendidikan dan Pelatihan

.055 .026 .120 2.094 .040

a. Dependent Variable: Pengembangan UKM