2.19 1.93 1.89 2.14 1.96 1.92 2.09 1.98 1.96 20 2.5 2.59 2.48 2.44 2.58 2.57 2.66 2.59 25 3.19 2.89 2.99 3.01 3.12 3.16 2.98 2.88 3.06 30 4.01 3.87 4.05 3.97 4.09 3.96 3.88 3.79 3.86 Pengujian Rangkaian Pengendali Kipas

dimasukkan kedalam regulator tegangan 5 volt 7805, sehingga keluarannya menjadi 5 volt. Tegangan 5 volt inilah yang menjadi tegangan refrensi ADC. Dengan demikian walaupun tegangan masukan turun setengahnya, yaitu dari 12 volt menjadi 6 volt, tegangan refrensi ADC tetap 5 volt. Output dari ADC dihubungkan ke mikrokontroler, sehingga setiap perubahan output ADC yang disebabkan oleh perubahan inputnya akan diketahui oleh mikrokontoler. Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : JARAK cm WAKTU s WAKTU RATA-RATA s 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0.34 0.35 0.31 0.41 0.42 0.31 0.39 0.35 0.41 0.32

0.36 5

1.17 1.09 1.13 1.15 1.23 0.97 1.07 1.12 1.16 1.19

1.13 10

1.55 1.42 1.66 1.51 1.59 1.64 1.53 1.43 1.61 1.48

1.54 15

1.99 2.19 1.93 1.89 2.14 1.96 1.92 2.09 1.98 1.96

2.01 20

2.56 2.5

2.61 2.59 2.48 2.44 2.58 2.57 2.66 2.59

2.56 25

3.05 3.19 2.89 2.99 3.01 3.12 3.16 2.98 2.88 3.06

3.03 30

3.85 4.01 3.87 4.05 3.97 4.09 3.96 3.88 3.79 3.86

3.93 Tabel 4.1 Tabel Waktu Pendeteksian Sensor Terhadap Jarak Sumber Gas Universitas Sumatera Utara JARAK SUMBER GAS DENGAN SENSOR vs WAKTU PENDETEKSIAN

0, 0.36 5, 1.13

10, 1.54 15, 2.01

20, 2.56 25, 3.03

30, 3.93

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 10 15 20 25 30 35 JARAK SUMBER GAS TERHADAP SENSOR cm W AKT U PEN D ET EK SI A N cm Grafik 4.1 Jarak Sensor - Sumber Gas Vs Waktu Pendeteksian M gr V volt V RATA- RATA Volt DATA OUT ADC HEX 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 1.47 1.49 1.49 1.48 1.45 1.47 1.48 1.46 1.49 1.48 1.48 77.8 4dh 8 1.74 1.76 1.74 1.76 1.77 1.75 1.74 1.75 1.74 1.76 1.75 92.1 5ch 12 2.01 2.01 2.01 2.01 2.02 2.01 2.03 2.01 2.02 2.01 2.01 105.7 69h 16 2.47 2.47 2.49 2.51 2.49 2.47 2.48 2.48 2.47 2.48 2.48 130.5 82h 20 2.75 2.74 2.78 2.75 2.78 2.77 2.75 2.76 2.73 2.74 2.76 145.2 91h 24 3.05 3.07 3.07 3.09 3.09 3.05 3.07 3.07 3.08 3.06 3.07 161.5 a1h 28 3.41 3.41 3.43 3.43 3.44 3.41 3.42 3.41 3.41 3.42 3.42 180 b4h 32 3.92 3.95 3.96 3.97 3.95 3.96 3.94 3.95 3.95 3.96 3.95 207.8 cfh Tabel 4.2 Perbandingan Massa Gas dengan Tegangan V in ADC Universitas Sumatera Utara PERBANDINGAN MASSA GAS vs TEGANGAN INPUT ADC

4, 1.48 8, 1.75

12, 2.01 16, 2.48

20, 2.76 24, 3.07

28, 3.42 32, 3.95

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 MASSA gr T E G ANG AN v o lt Grafik 4.2 Massa Gas LPG vs Tegangan Input V in ADC

4.3 Pengujian Rangkaian Pengendali Kipas

Rangkaian pengendali kipas pada alat ini berfungsi untuk memutuskan atau menghubungkan sumber tegangan 12 volt dengan kipas. Gambar rangkaian pengendali kipas ini ditunjukkan pada gambar 3.5 berikut ini: Gambar 4.2 Pengujian Rangkaian Pengendali Kipas Universitas Sumatera Utara Output dari relay yang satu dihubungkan ke sumber tegangan 12 volt dan yang lainnya dihubungkan ke kipas. Hubungan yang digunakan adalah normally open. Prinsip kerja rangkaian ini pada dasarnya memanfaatkan fungsi transistor sebagai saklar elektronik. Tegangan atau sinyal pemicu dari transistor berasal dari mikrokontroler Port 0.1 P0.1. Pada saat logika pada port 0.1 adalah tinggi high, maka transistor mendapat tegangan bias dari kaki basis. Dengan adanya tegangan bias ini maka transistor akan aktip saturation, sehingga adanya arus yang mengalir ke kumparan relay. Hal ini akan menyebabkan sakar pada relay menjadi tertutup, sehingga hubungan sumber tegangan 12 volt ke kipas akan terhubung dan kipas akan menyala. Begitu juga sebaliknya pada saat logika pada P0.1 adalah rendah low maka relay tidak dialiri arus. Hal ini akan menyebabkan saklar pada relay terputus, sehingga sumber tegangan 12 volt dengan kipas akan terputus dan kipas tidak menyala

4.4 Pengujian Rangkaian Buzzer