uncertainty karena sudah banyak penelitian yang menggunakan variabel
tersebut. Variabel tersebut diganti dengan variabel teknologi informasi. Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengetahui apakah interaksi
antara sistem informasi akuntansi manajemen dan teknologi informasi akan memepengaruhi kinerja manajerial. Sehingga penulis melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial dengan Teknologi Informasi sebagai Variabel
Moderating .”
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian diatas yang menjadi masalah dalam peneitian ini adalah apakah interaksi antara sistem informasi akuntansi manajemen dan
teknologi informasi akan memepengaruhi kinerja manajerial.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris apakah interaksi antara sistem informasi akuntansi
manajemen dan teknologi informasi akan mempengaruhi kinerja manajerial. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan teori sistem informasi akuntansi manajemen.
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Kerangka Teoritis 1. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan output dengan menggunakan input dan berbagai proses
yang diperlukan untuk memenuhi tujuan manajemen Hansen dan Mowen, 2006; 4. Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terkait oleh suatu
kriteria formal yang menjelaskan sifat dari masukan atau proses bahkan keluaran. Model operasional dari sistem informasi akuntansi manajemen
diilustrasikan pada gambar 2.1. Pengumpulan
Laporan khusus
Pengukuran Harga pokok
produk Penyimpanan
Biaya pelanggan
Analisis Anggaran Pengelolaan
Laporan kinerja
Komunikasi personal
Economic Event
Gambar 2.1. Model operasional dari sistem informasi akuntansi manajemen
Sumber: Hansen dan Mowen, 2006; 4 masukan
proses
pengguna keluaran
Sistem akuntansi manajemen SAM adalah suatu mekanisme pengawasan organisasi yang dapat memudahkan pengawasan dengan cara
membuat laporan dan menciptakan tindakan-tindakan yang nyata terhadap penilaian kinerja dari setiap komponen-komponen dalam organisasi Chia,
1995 dalam Ritonga dan Zainudin, 2002. Simons 1997, Bouwens dan Sbernethy 2000 dalam Evi 2004 menyatakan bahwa SAM adalah sistem
formal yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer. SAM merupakan suatu kontrol organisasi serta merupakan sistem yang efektif
didalam menyediakan informasi yang bermanfaat guna memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi dari berbagai aktivitas yang bisa
dilakukan Hong, 1996 dalam Evi, 2004. Menurut Atkinson 1995 dalam Evi 2000 SAM adalah sistem
informasi yang mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya, dan melaporkannya kepada pengguna.
Salah satu produk yang dihasilkan oleh SAM adalah informasi akuntansi manajemen seperti pengeluaran yang terjadi dalam departemen operasional,
perhitungan biaya produksi, jasa, dan aktivitas. Sistem akuntansi manajemen menpunyai tiga tujuan umum
Hansen dan Mowen, 2006; 4, yaitu: 1.
Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perhitungan harga pokok jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan,
pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
3. Menyedikan informasi untuk pengambilan keputusan.
Aspek pengendalian suatu organisasi yang penting adalah koordinasi berbagai segmen dalam sub–sub organisasi. Karakteristik SAM
yang membantu koordinasi mencakup spesifikasi target yang menunjukkan pengaruh interaksi segmen dan informasi mengenai
pengaruh keputusan pada operasi seluruh subunit organisasi. Chenhall dan Narayan 1984 dalam Ekawati 2003 menemukan bukti empiris
mengenai karakteristik informasi yang bermanfaat menurut persepsi para manajer yaitu:
1. Broadscope
Gordon dan Narayan 1984 dalam Nazarudin dan Fajry 2005 menyatakan informasi SAM yang bersifat broadscope lingkup luas
mewakili dimensi fokus eksternal dan internal, kuantifikasi finansial dan non finansial, dan horizon waktu. Dalam melaksanakan tugasnya
manajer membutuhkan informasi dari berbagai sumber yang sifatnya luas Robbins 1994:8, dalam Juniarti dan Evelyne, 2003. Karena itu
manajer membutuhkan informasi yang memiliki karakteristik broadscope
yaitu informasi yang memiliki cakupan yang luas dan lengkap completeness yang biasanya meliputi aspek ekonomi seperti
Gross National Product , total penjualan pasar, dan pangsa pasar suatu
industri, atau mungkin juga bersifat nonekonomi seperti faktor demografi, cita rasa konsumen, tindakan para pesaing dan
perkembangan teknologi Chia, 1995 dalam Juniarti dan Evelyne,
2003. Lingkup SAM yang luas mencakup ukuran nonmoneter terhadap karakteristik lingkungan eksternal Gordon dan Miller, 1976
dalam Laksamana dan Muslichah, 2002. Disamping itu, lingkup SAM yang luas akan memberikan estimasi tentang kemungkinan terjadinya
peristiwa di masa yang akan datang didalam ukuran probabilitas Laksamana dan Muslichah, 2002.
2. Timeliness Timeliness
ketepatan waktu yang dikonsepkan dalam penelitian ini mempunyai dua subdimensi yaitu frekuensi pelaporan
dan kecepatan membuat laporan. Frekuensi diartikan dengan seberapa sering informasi disediakan untuk para manajer, sedangkan kecepatan
diartikan sebagai tenggang waktu antara kebutuhan akan informasi dengan tersedianya informasi Ritongga dan Zainudin, 2002.
Timeliness menyatakan ketepatan waktu dalam memperoleh informasi
mengenai suatu kejadian Echols, 1996:593 dalam Juniarti dan Evelyne, 2003. Informasi dikatakan tepat waktu apabila informasi
tersebut mencerminkan kondisi terkini dan sesuai dengan kebutuhan manajer Bordnar, 1995:399 dalam Juniarti dan Evelyne, 2003.
Chia 1995 dalam Laksamana dan Muslichah 2002 menyatakan bahwa timing informasi menunjuk kepada jarak waktu
antara permintaan dan tersedianya informasi dari SAM ke pihak yang meminta. Menurut Prasetyo 2002 informasi yang bersifat timeliness
adalah informasi yang tersedia ketika dibutuhkan dan sering dilaporkan secara sistematis.
Kemampuan para manajer untuk merespon secara cepat terhadap suatu peristiwa dipengaruhi oleh timeliness dari SAM.
Muslichah 2002 dalam Ekawati 2003 berpendapat bahwa informasi yang timeliness akan meningkatkan fasilitas sistem akuntansi
manajemen untuk melaporkan peristiwa paling akhir dan untuk memberikan umpan balik secara tepat terhadap keputusan yang telah
dibuat. Informasi yang tepat waktu akan membantu manajer dalam pengambilan keputusan Chusing, 1994:16 dalam Juniarti dan
Evelyne, 2003. 3. Aggregation
Aggregation informasi merupakan ringkasan informasi
menurut fungsi, periode waktu, dan model keputusan Ritonga dan Zainudin, 2002. Agregasi menunjukkan proses pengurangan volume
data. Agregasi diperlukan agar dapat mengurangi atau menghemat biaya dalam penyediaan informasi akuntansi Ekawati, 2003.
Informasi disampaikan dalam bentuk yang lebih ringkas, tetapi tetap mencakup hal-hal penting sehingga tidak mengurangi nilai informasi
itu sendiri Bordnar, 1995; Alwi, 2001 dalam Juniarti dan Evelyne, 2003. Informasi yang teragregasi dengan tepat akan memberikan
masukan penting dalam proses pengambilan keputusan karena waktu yang dibutuhkan untuk mengevaluasi informasi lebih sedikit
dibandingkan dengan informasi yang tidak terorganisir atau informasi yang masih mentah Nazaruddin, 1998. SAM memberikan informasi
dalam berbagai bentuk agregasi yang berkisar dari pemberian bahan dasar, data yang tidak diproses hingga berbagai agregasi berdasarkan
periode waktu atau area tertentu misalnya pusat pertanggungjawaban atau fungsional. Tipe agregasi yang lain mengacu kepada berbagai
format yang konsisten dengan model keputusan formal seperti analisis cash flow
yang didiskontokan untuk anggaran modal, simulasi dan linear programming
untuk penerapan anggaran, analisis biaya-volume- laba, dan model pengendalian persediaan. Dalam perkembangan
terakhir, agregasi informasi merupakan penggabungan informasi fungsional dan temporal seperti area penjualan, pusat biaya,
departemen produksi dan pemasaran, dan informasi yang dihasilkan secara khusus untuk model keputusan formal.
4. Integration
Informasi integrasi adalah informasi yang mencerminkan adanya koordinasi antara segmen yang satu dengan segmen yang lain
Prasetyo, 2002. Informasi yang mencerminkan kompleksitas dan saling keterkaitan antara bagian satu dan bagian lain Nazaruddin,
1998. Informasi integrasi mencakup aspek seperti ketentuan target atau aktivitas yang dihitung dari proses interaksi antara subunit satu
dengan subunit lainnya akan tercerminkan dalam informasi integrasi Nazaruddin, 1998.
Menurut Gordon 2001 dalam Ekawati 2003 informasi integrasi bermanfaat bagi manajer untuk melakukan pengambilan
keputusan yang mungkin akan berpengaruh pada bagian lainnya. Oleh karena itu, informasi integrasi akan berperan dalam mengkordinasikan
kebijakan dalam perusahaan agar terjadi keselarasan dalam mencapai tujuan utama perusahaan. Adanya informasi integrasi akan
mengakibatkan para manajer untuk mempertimbangkan unsur integrasi didalam melakukan evaluasi kinerja Ansari, 1979 dalam Justriana,
2007. Informasi yang teragregasi akan berfungsi sebagai masukan yang berguna dalam proses pengambilan keputusan, karena lebih
sedikit waktu yang diperlukan untuk mengevaluasinya, sehingga meningkatkan efisiensi kerja manajemen Chia, 1995 dalam Juniarti
dan Evelyne, 2003. Informasi yang terintegrasi berperan sebagai koordinator dalam mengendalikan pengambilan keputusan yang
beraneka ragam Chia, 1995 dalam Juniarti dan Evelyne, 2003. Manfaat informasi yang terintegrasi dirasakan penting saat manajer
dihadapkan pada situasi dimana harus mengambil keputusan yang akan berdampak pada bagianunit yang lain.
Salah satu peran utama informasi akuntansi manajemen adalah menyedikan informasi yang memudahkan proses pengambilan keputusan
Angraini, 2003. Informasi akuntansi manajemen sebagai salah satu produk sistem akuntansi manajemen berperan dalam membantu
memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi atas berbagai alternatif
tindakan yang dapat dilakukan pada berbagai aktivitas seperti perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan Nazaruddin,
1998. Mia dan Clark 1999 dalam Faisal 2007 menyatakan bahwa penggunaan informasi sistem akuntansi manajemen dapat membantu
manajer dan organisasi untuk mengadopsi dan mengimplementasikan rencana-rencana mereka dalam merespon untuk lingkungan persaingan.
2. Teknologi Informasi
Istilah teknologi informasi sendiri pada dasarnya merupakan gabungan dua istilah dasar yaitu teknologi dan informasi. Teknologi dapat
diartikan sebagai pelaksanaan ilmu, sinonim dengan ilmu terapan Arifiyadi, 2008. Sedangkan pengertian informasi menurut Oxfoord
English Dictionary adalah that of which one is apprised or told:
intelligence, news Arifiyadi, 2008. Kamus lain menyatakan bahwa
informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui Arifiyadi, 2008. Namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan
Arifiyadi, 2008. Selain itu istilah tekmologi informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU Pasal 1 angka 1 teknologi
informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan,
menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu Arifiyadi, 2008. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks,
image , suara, kode, program komputer, databases Arifiyadi, 2008.
Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan intangible, sedangkan informasi itu dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan observasi terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi Arifiyadi, 2008.
Secara umum, teknologi Informasi dapat diartikan sebagai teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah, serta menyebarkan
informasi Arifiyadi, 2008. Definisi ini menganggap bahwa teknologi informasi tergantung pada kombinasi komputasi dan teknologi telekomunikasi
berbasis mikroeletronik. Istilah teknologi informasi yang sekarang lazim digunakan orang, sebenarnya merupakan perpaduan antara teknologi
komputer, komunikasi, dan otomatisasi kantor, yang telah bercampur menjadi satu sehingga sulit untuk memisahkannya Indriantoro, 1996 dalam Prasetyo,
2002. Teknologi informasi adalah bidang yang bersentuhan erat
dengan kehidupan manusia sehari-hari. Oleh karena itu penerapannya dalam rangka penyelesaian masalah problem solving sering kali bersifat
komprehensif, melibatkan berbagai aspek teknologi. Bahkan dalam dunia nyata, penerapan teknologi informasi sering kali bersentuhan dengan
aspek-aspek non-teknologi, seperti sosial, psikologis, atau organisasional. Situasi ini mensyaratkan para profesional teknologi informasi untuk
memiliki pengetahuan yang solid dan wawasan yang komprehensif. Kemampuan ini hanya dapat diperoleh melalui pendidikan yang
memberikan pengetahuan tentang fondasi konseptual yang kuat dan sekaligus kemampuan untuk berpikir secara integral Anonim, 2008.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan
Anonim, 2008. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer
dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara
global Anonim, 2008. Salah satu ciri khusus dari bidang ilmu teknologi informasi
adalah fokus perhatian bidang ilmu tersebut yang lebih bersifat aplikatif. Bidang ilmu teknologi informasi lebih mengarah pada pengelolaan data
dan informasi dalam sebuah enterprise perusahaan atau organisasi kerja lainnya, dengan pemanfaatan teknologi komputer dan komunikasi data
serta lebih menekankan pada teknik pemanfaatan perangkat-perangkat yang ada untuk meningkatkan produktifitas kerja Anonim, 2008. Dalam
perkembangannya sejalan dengan paradigma ekonomi baru, maka teknologi informasi menjadi senjata yang handal dalam meningkatkan
komunikasi dan interaksi enterprise dengan stake holdernya.
Taret 2000:2 dalam Maddeppungeng 2005 teknologi pada umumnya terdiri atas tiga komponen yaitu hardware perangkat keras,
software perangkat lunak dan brainware sumber daya manusia.
Fletcher 1995 seperti yang dikutip Dharmesta 1998 dalam Sandra 2006 mengemukakan bahwa teknologi mempunyai tiga aspek yaitu
komputerisasi, mikroelektronik dan telekomunikasi yang semuanya dikombinasikan untuk menyediakan berbagai barang dan jasa.
Teknologi informasi merupakan perpaduan teknologi komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti perangkat keras,
perangkat lunak, database, teknologi jaringan dan peralatan telekomunikasi lainnya Wan Wan, 2005. Bilamana teknologi informasi
secara efektif terintegrasi dalam perusahaan maka hal berikut dapat terjadi Heng Li, 2000 dalam Maddeppungeng 2005:
1. Koordinasi team-work dapat ditingkatkan
2. Transaksi antar perusahaan dapat dibuat lebih cepat dan lebih efisien.
3. Aliansi dengan sub-kontraktor dan supplier dapat ditingkatkan melalui
jaringan elektronik. Teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai persiapan,
pengumpulan, pemindahan, pencarian, penyimpanan, akses presentasi dan pengolahan data menjadi informasi dalam semua bentuk
Maddeppungeng, 2005. Menurut Haag dan Cummings 1998 dalam Wan Wan 2005 teknologi informasi sebagai alat berbasis komputer yang
digunakan orang dalam bekerja dengan informasi dan mendukung informasi dan kebutuhan pemrosesan informasi dari suatu organisasi.
Menurut Haag dan Ken 1996 seperti yang dikutip Kadir 2003:2 dalam Maddeppungeng 2005 yang dimaksud dengan teknologi informasi
adalah seperangkat alat yang membantu manusia bekerja dengan informasi dan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pemrosesan informasi.
Callon 1996 seperti yang dikutip Dharmesta 1998 dalam Sandra 2006 menyatakan bahwa teknologi informasi merupakan sesuatu yang
digunakan untuk menciptakan sistem informasi termasuk didalamnya adalah komputer, arsip piringan disk file, modem, dan sebagainya, yang
semua itu merupakan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk mengimplementasikan sistem yang berbasis komputer.
Tabel 2.1. menyajikan lima kategori tugas pemrosesan informasi yang mencakup menangkap, menyampaikan, menciptakan, menyimpan,
dan mengomunikasikan Haag dan Cummings, 1998 dalam Laksamana dan Muslichah, 2002. Tiap tugas pemrosesan informasi tersebut dapat
digunakan secara individu, atau dapat juga digabungkan untuk menciptakan suatu sistem yang menangani semua tugas Laksamana dan
Muslichah, 2002.
Tabel 2.1. Kategori Pemrosesan Informasi dan Alat TI
Tugas pemrosesan informasi
Keterangan Alat TI
Menangkap informasi Memperoleh informasi
ada titik asalnya Teknologi input, misalnya:
Mouse, Keyboard, Bar code reader
Menyampaikan informasi
Menyajikan informasi dalam bentuk yang
paling berguna Teknologi output,
misalnya: Screen, Printer, Speaker
Menciptakan informasi
Memproses informasi untuk memperoleh
informasi baru Teknologi software,
misalnya: Word processing,
Payroll, Expert system
Menyimpan informasi
Menyimpan informasi untuk penggunaan waktu
yang akan datang Teknologi penyimpanan,
misalnya: Hard disk, CD Rom,Tape
Mengkomunikasikan informasi
Menyampaikan informasi ke orang lain atau ke
lokasi lain Teknologi telekomunikasi,
misalnya: Modem, Satellite
Sumber: Laksamana dan Muslichah, 2003 Pemanfaatan teknologi informasi yang tepat dan didukung oleh
keahlian personil yang mengoperasikannya dapat meningkatkan kinerja perusahaan termasuk kinerja individu yang bersangkutan Sandra, 2006.
Menurut Goodhue dan Thompson 1995 dalam Jin 2003 kinerja yang dicapai berkaitan dengan pencapaian serangkaian tugas-tugas didukung
oleh teknologi informasi.
3. Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial adalah ukuran seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi Stoner, 1992
dalam Juniati dan Evelyne, 2003. Bila perusahaan memiliki kinerja yang
baik maka perusahaan optimis akan dapat mencapai tingkat keberhasilan yang dikehendaki oleh perusahaan. Dengan demikian kelangsungan hidup
perusahaan terjamin. Namun bila kinerja perusahaan buruk maka perusahaan pesimis untuk dapat mencapai tingkat keberhasilan yang
dikehendaki oleh perusahaan. Kinerja manajerial adalah kinerja para individu dalam kegiatan
manajerial. Kinerja personel meliputi delapan demensi yaitu Narsa dan Yuniawati, 2003:
2. Perencanaan, dalam arti kemampuan untuk menentukan tujuan,
kebijakan dan tindakan atau pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur, dan pemrograman.
3. Investigasi, yaitu kemampuan mengumpulkan dan menyampaikan
informasi untuk catatan, laporan, dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, dan analisis pekerjaan.
4. Pengkordinasian, yaitu kemampuan melakukan tukar menukar
informasi dengan orang lain di bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain,
dan hubungan dengan manajer lain. 5.
Evaluasi, yaitu kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian
catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk. 6.
Pengawasan supervisi, yaitu kemampuan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan
menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan.
7. Pengaturan staff staffing, yaitu kemampuan untuk mempertahankan
angkatan kerja dibagian anda, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan mutasi pegawai.
8. Negosiasi, yaitu kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan
atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual, tawar menawar secara
kelompok dan 9.
Perwakilan representatif, yaitu kemampuan dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan
perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan, mempromosikan tujuan umum
perusahaan. Evaluasi atas kinerja yang dilakukan oleh manajer beragam
tergantung pada budaya yang dikembangkan masing-masing perusahaan Ivancevich, 1999:187 dalam Juniati dan Evelyne, 2003. Berikut ini
beberapa ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajemen, berdasarkan perspektif nonkeuangan Juniati dan Evelyne, 2003:
1. Kemampuan manajer untuk membuat perencanaan Schermerhorn,
1999:138 dalam Juniati dan Evelyne, 2003. Perencanaan yang baik dapat meningkatkan fokus dan fleksibilitas manajer dalam
manangani pekerjaannya. Masalah fokus dan fleksibilitas merupakan
dua hal penting dalam lingkungan persaingan yang tinggi dan dinamis. Kemampuan manajer dalam membuat perencanaan dapat
menjadi salah satu indikator untuk mengukur kinerja manajer Nazaruddin, 1998 dalam Juniati dan Evelyne, 2003.
2. Kemampuan untuk mencapai target. Kinerja manajer dapat diukur
dari kemampuan mereka untuk mencapai apa yang telah direncanakan Mulyadi, 2001:302 dalam Juniati dan Evelyne, 2003.
Target harus cukup spesifik, melibatkan partisipan, realistik dan menantang serta memiliki rentang waktu yang jelas Hess, 1996:83
dalam Juniati dan Evelyne, 2003. 3.
Kiprah manajer di luar perusahaan. Intensitas manajer dalam mewakili perusahaan untuk berhubungan dengan pihak luar
menunjukkan kepercayaan perusahaan kepada manajer tersebut. Kepercayaan ini dapat timbul karena beberapa hal, salah satunya
adalah kinerja yang baik dari manajer. Wagner 1995:50 dalam Juniati dan Evelyne 2003 juga mengungkapkan bahwa peranan
manajer dalam mewakili perusahaan menunjukkan tingkat kinerjanya.
Mahoney et al 1965 dalam Justriana 2007 mendefinisiskan kinerja manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen yang ada
dalam teori manajemen klasik, yaitu seberapa jauh manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi: perencanaan,
investigasi, koordinasi, evaluasi, supervise, pemilihan staff, negosiasi, dan perwakilan
4. Interaksi antara Sistem akuntansi Manajemen, Teknologi Informasi, dan Kinerja Manajerial
Chia 1955 dalam Juniati dan Evelyne 2003 dalam salah satu penelitiannya mengungkapkan bahwa karaktersitik informasi yang berupa
aggregation ,
broadscope ,
integration dan
timeliness mampu
meningkatkan kinerja manajer. Manajer yang memiliki informasi dengan karakteristik tersebut umumnya mampu untuk membuat perencanaan yang
lebih baik dan mencapai target yang telah ditetapkan. Hal ini khususnya lebih nampak pada organisasi-organisasi yang terdesentralisasi Chia,
1995 dalam Juniati dan Evelyne, 2003. Sebelumnya, Gul dan Chia 1994 dalam Juniati dan Evelyne 2003 menyimpulkan bahwa ketersediaan
karakteristik broadscope dan agregasi atas informasi berkaitan erat dengan kinerja manajemen. Dengan kata lain, bahwa keberadaan kedua
karakteristik ini mampu meningkatkan kinerja manajemen. Mia dan Chenhall 1994 dalam Juniati dan Evelyne 2003 meskipun hanya
meneliti karakteristik broadscope dari informasi, namun mereka berhasil membuktikan bahwa karakteristik ini berpengaruh terhadap kinerja
manajemen. Bukti-bukti bahwa karakteristik informasi berhubungan dengan
kinerja manajemen juga diungkapkan oleh AICPA. Hasil survey yang
pernah dilakukan oleh AICPA Lawrence S. Maisel mengenai pengukuran kinerja menyatakan, sebanyak 77 responden menyetujui
bahwa karakteristik informasi yang berkualitas penting dalam meningkatkan kinerja manajerial Maisel and AICPA 2001:28 dalam
Juniati dan Evelyne, 2003. Selanjutnya, Nazaruddin 1998 yang menguji mengenai pengaruh antara desentralisasi dan karakteristik informasi
terhadap kinerja manajerial menunjukkan bahwa tingkat keandalan karakteristik informasi broadscope, timeliness, agregasi dan integrasi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Namun besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung pada derajat desentralisasi.
Pada organisasi-organisasi yang memiliki derajat desentralisasi yang tinggi maka kebutuhan akan karakteristik informasi sangat berpengaruh
terhadap kinerja manajerial
.
Teknologi komputer merupakan salah satu teknologi informasi TI yang banyak berpengaruh terhadap sistem informasi organisasi karena
dengan sistem informasi berbasis komputer informasi dapat disajikan tepat waktu dan akurat. Seperti dinyatakan oleh Hansen dan Mowen 1997
dalam Laksamana dan Muslichah 2002 dengan penggunaan komputer sejumlah besar informasi yang berguna dapat dikumpulkan dan dilaporkan
kepada manajer dengan segera. Apa yang terjadi diberbagai bagian dapat diketahui dalam sekejap. Ini memungkinkan manajemen dapat mengambil
keputusan secara lebih cepat. TI juga dapat digunakan untuk integrasi kerja baik itu integrasi vertikal maupun horizontal Martin et al., 1994
dalam Laksamana dan Muslicah, 2002, TI dapat membantu perusahaan dalam memperoleh informasi yang kompetitif Mc Leod, 1995 dalam
Laksamana dan Muslicah 2002. Teknologi informasi TI dapat menyajikan informasi dalam
bentuk yang berguna serta dapat digunakan untuk mengirim informasi ke orang lain atau ke lokasi lain Haag dan Cummings, 1998 dalam
Laksamana dan Muslicah, 2002. TI mengintegrasikan data dari berbagai bagian dan mempercepat penyajian data yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan. Christiansen dan Mouritsen 1995 dalam Laksamana dan Muslicah 2002 menyatakan bahwa TI merupakan
tantangan bagi akuntan manajemen. Pertama TI digunakan untuk mekanisasi tugas–tugas departemen akuntansi, seperti pelaporan,
pengumpulan data. TI dalam bentuk yang berbeda diintegrasikan ke dalam peralatan produksi, dimana data yang dihasilkan akan disimpan secara
otomatis, ini tentu saja akan mempercepat laporan–laporan yang berkaitan dengan produksi. Kedua, TI saat ini memungkinkan untuk menyediakan
database yang lebih kompleks, sehingga informasi non keuangan dapat
tersedia, misalnya informasi yang berkaitan dengan produk, konsumen, proses produksi. Informasi ini memudahkan para manajer dalam
memonitor dan menganalisa operasi mereka. Ketiga, TI memungkinkan dibuatnya rencana yang disuaikan dengan situasi. Simulasi dan skenario
bagaimana jika what if yang dapat disajikan oleh TI dapat menyediakan berbagai alternatif dari konsekuensi suatu keputusan. Perangkat lunak saat
ini memungkinkan para manajer membuat model mereka sendiri secara cepat, dan dapat secara mudah dimodifikasi, tanpa harus berkonsultasi
dengan spesialis komputer.
B. Model Penelitian
Model penelitian sebagai dasar untuk mengajukan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan pemikiran di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:
Ha: Interaksi antara sistem informasi akuntansi manajemen dengan teknologi informasi akan mempengaruhi kinerja manajerial.
Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
Kinerja Manajerial
Teknologi Informasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh antara sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial dengan teknologi informasi
sebagai variabel moderating.
B. Metode Pengumpulan Sampel
Penelitian ini mengambil objek perusahaan manufaktur yang terdapat di wilayah Jabodetabek tahun 2007. Pengambilan sampel dengan metode
convenience sampling dengan kriteria responden yaitu manajer semua lini.
C. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui metode survey dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner dikirimkan
kepada para manajer di perusahaan manufaktur yang terdapat di wilayah Jabodetabek.
D. Metode Analisis Data
Untuk melakukan uji kualitas data primer ini peneliti melakukan uji validitas dan uji realibilitas.
1. Uji validitas
Uji validitas yaitu pengujian untuk menyatakan valid atau tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner
tersebut mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk mengujinya digunakan pearson correlation,
apabila koefisien pearson yang diperoleh tidak signifikan pada level signifikan 0,05 berarti data yang diperoleh tidak valid.
2. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas yaitu pengujian yang bertujuan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstanta. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Cara mengukur uji ini
adalah dengan memakai uji statistik cronbach alpha, suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha lebih
besar dari 0,60 Nunnally, 1967 dalam Gozali, 2005; 42. Metode analisis data melalui deskriptif mengenai karakteristik
responden digunakan tabel frekuensi absolut yang menunjukkan angka rata- rata, kisaran, teoritis, kisaran sesungguhnya, dan standar deviasi.
Selain itu penelitian ini juga menggunakan uji asumsi klasik diantaranya:
1. Uji normalitas
Uji normalitas untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Jika
data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Model regresi yang
baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. 2.
Uji multikolinearitas Uji multikolinearitas untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel bebas independent. Model regresi yang tidak ada multikolinearitas adalah yang mempunyai besaran korelasi
antara variabel bebas lebih kecil dari angka 10 dan mempunyai tolerance lebih besar daro 0,1 atau 10. Model regresi yang baik adalah yang tidak
terjadi korelasi antara variabel bebasnya Gozali, 2005: 92. 3.
Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Pedoman suatu model regresi bebas dari heteroskedastisitas adalah
tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu YGhozali, 2005: 105.
4. Uji hipotesis
Frucot dan Shearon 1991 mengajukan model regresi untuk menguji pengaruh moderasi yaitu dengan model selisih mutlak dari variabel
independen dengan rumus persamaan regresi Ghozali, 2005; 153: Y= a + b1X1 + b2X2 + b3|X1-X2|
Dimana:
Xi = merupakan nilai standardized score [Xi-X σX]
|X1-X2| = merupakan interaksi yang diukur dengan nilai absolut perbedaan antara X1 dan X2
Menurut Frucot dan Shearon 1991 interaksi seperti ini lebih disukai oleh karena ekspektasi sebelumnya berubungan dengan kombinasi
antara X1 dan X2 dan berpengaruh terhadap Y. Teknik analisis data untuk menguji pengaruh moderasi dalam penelitian ini adalah model selisih
mutlak dari variabel independen dengan rumus persamaan regresi: Y = a + b1Xsiam + b2 Xti + b3 |Xsiam-Xti| + e
Dimana: Y = kinerja manajerial
a = konstanta X
SIAM
= sistem informasi akuntansi manajemen X
TI
= teknologi informasi b
1-3
= koefisien regresi e = Error
Dimana nilai Xsiam dan Xti adala standardized. Setelah nilai Xsiam dan Xti diubah menjadi standardized, langkah berikutnya adalah
membuat regresi baru dengan persamaan sebagai berikut: Y = a + b1Zsiam + b2 Zti + b3 AbsX1_X2 + e
Dimana: Y = kinerja manajerial
a = konstanta
Z
SIAM
= standardize sistem informasi akuntansi manajemen Z
TI
= standardize teknologi informasi b
1-3
= koefisien regresi e = Error
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya