62 Merdeka Palu serta 4 aktifis ornop dari negara lain turut mendeklarasikan
lahirnya JATAM. Keorganisasian dan mandat JATAM disusun pada pertemuan nasional
konstituennya di tahun 1999, di Tomohon, Sulawesi Utara dan tahun 2003 di Ciloto Bogor. Pertemuan ini memberikan mandat dan posisi strategis
JATAM untuk mendorong upaya moratorium atau penghentian sementara pemberian ijin dan aktifitas pertambangan dalam kerangka penataan ulang
dan perbaikan pengelolaan pertambangan di Indonesia. Pada Pertemuan Nasional selanjutnya pada November 2003 di Ciloto
– Bogor, JATAM dimandatkan untuk mendorong Pengelolaan secara adil dan bijak kekayaan
tambang dan sumber energi hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat dan menjamin keberlanjutan keselamatan rakyat dan ekosistem kini dan masa
depan.
4.1.2 Susunan Organisasi Jaringan Advokasi Tambang Kalimantan
Timur
Jaringan Advokasi Tambang Kalimantan Timur memiliki struktur organisasi sebagai berikut:
Dinamisator JATAM Kalimantan Timur, terdiri dari: a. Divisi Hukum dan Ham
b. Divisi Pendidikan dan Riset c. Divisi Pusat Analisis Data
d. Divisi Kesekretariatan dan Perbendaharaan Adapun bagan strukturnya yaitu:
63
DINAMISATOR JATAM KALTIM
DIV. HUKUM DAN HAM DIV. PENDIDIKAN DAN RISET
DIV. PUSAT ANALISIS DATA DIV. KESEKRETARIATAN DAN
PERBENDAHARAAN
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Jaringan Advokasi Tambang Kalimantan Timur
4.1.3 Identifikasi Masalah
Permasalahan yang terjadi dalam sistem yang berjalan JATAM Kalimantan Timur dalam mengetahui dan menginformasikan mengenai daya
rusak tambang batubara antara lain :
1. Sistem yang ada hanya berupa draft kertas, tidak adanya sistem terkomputerisasi visual dalam menampilkan informasi tersebut.
2. Selama ini tidak adanya media kampanye spasial dan penyampaian opini baik dari pihak JATAM maupun masyarakat sebagai aktor
langsung yang dapat menilai kehadiran tambang tersebut.
4.1.4 Identifikasi Kebutuhan dan Pengguna User Need Assesment
Mengidentifikasikan kebutuhan merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap perencanaan sistem. Kebutuhan adalah sebuah kondisi
yang menuntut suatu hal untuk dipenuhi. Untuk itu dibuat suatu sistem yang
dapat memenuhi kebutuhan JATAM Kalimantan Timur mengenai lokasi tambang batubara yang beroperasi di Samarinda, Kalimantan Timur. Dari
hasil penelitian dan melakukan observasi langsung ke JATAM Kalimantan Timur dan JATAM Nasional dengan Merah Johansyah selaku Koordinator
64 Divisi Hukum dan HAM JATAM Kalimantan Timur, diperoleh berbagai
kebutuhan yang diharapkan oleh JATAM Kalimantan Timur, antara lain:
1. Kebutuhan akan suatu sistem yang dapat memberikan informasi yang jelas mengenai informasi lokasi tambang batubara yang beroperasi di
Samarinda, Kalimantan Timur. 2. Kebutuhan sistem informasi yang mampu memberikan informasi
secara visual sehingga dapat digunakan secara mudah. Hasil wawancara lengkap dapat dilihat pada lampiran.
3. Kebutuhan akan suatu media penyampaian berita, kampanye dan opini terkait informasi daya rusak dari tambang batubara tersebut.
4. Sistem yang akan diusulkan dapat dikelola oleh JATAM Kalimantan Timur untuk memperbaharui dan mengatur data-data yang ada.
4.2 Analisis