Rancang bangun sistem informasi spasial berbasis web persebaran potensi pariwisata di kabupaten Bogor
(2)
i
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL
BERBASIS
WEB
PERSEBARAN POTENSI PARIWISATA
DI KABUPATEN BOGOR
Oleh :
MUCHAMAD ARIEF RAHMAN
NIM: 108093000121
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1436 H
(3)
ii
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL BERBASISWEB
PERSEBARAN POTENSI PARIWISATA DI KABUPATEN BOGOR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
MUCHAMAD ARIEF RAHMAN NIM: 108093000121
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(4)
(5)
(6)
v
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2014
(7)
vi
ABSTRAK
MUCHAMAD ARIEF RAHMAN (108093000121), Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis web Persebaran Potensi Pariwisata di Kabupaten Bogor. Dibawah bimbinganBAKRI LA KATJONGdanERI RUSTAMAJI.
Pariwisata adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang kepariwisataan dan Kabupaten Bogor di wilayah jawa barat yang sering dikunjungi wisatawan lokal maupun asing. Berdasarkan Perda No 8 Tahun 2006 tentang ketertiban umum pasal 3 menjelaskan pemerintah daerah memiliki kebijakan untuk mengawasi, mencegah, dan menindak segala bentuk penyalahgunaan sarana sosial. Peningkatan jumlah pengunjung wisatawan disetiap tahunnya di Kabupaten Bogor, ini memungkinkan adanya investor yang ingin berinvestasi dalam membangun pariwisata baru, serta untuk meningkatkan pelayanan terhadap obyek wisata melalui media online. Melihat permasalahan tersebut, dibutuhkan suatu sistem informasi spasial potensi pariwisata yang dinamakan SISPARGOR untuk mempermudah Dinas Tata Ruang Kabupaten Bogor dalam monitoring suatu daerah berpotensi secara online. Sistem SISPARGOR dibangun dengan metode pengembangan sistem RAD (Rapid Aplication Devlopment) dengan notasi UML.
Menggunakan bahasa pemrograman PHP, database MySQL dan OpenGeo Suite
serta melakukan pengujianBlack Box. Sistem Informasi Spasial Lokasi Pariwisata di Kabupaten Bogor berbasis web diharapkan mampu membantu Dinas Tata Ruang Kabupaten Bogor dalam memberikan informasi kepada pemerintah daerah Kabupaten Bogor dan masyarakat mengenai pariwisata dan kesesuaian lahan yang berpotensi untuk dibangun.
Kata Kunci: Sistem Informasi, Potensi Pariwisata, RAD (Rapid Aplication Devlopment), UML,OpenGeo Suite
V Bab + 184 Halaman + xxv Halaman Romawi + 82 Gambar + 35 Tabel + 4 Daftar Sombol
(8)
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan baginda Nabi Muhammad S.A.W beserta keluarga dan sahabatnya, semoga kita menjadi pengikutnya yang kelak mendapatkan syafa’at di akhirat kelak. Amin .
Adapun judul penulisan skripsi ini adalah “Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Web Persebaran Potensi Pariwisata d Kabupaten Bogor“. Pada penulisan skripsi ini penulis menyadari masih belum sempurna, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis.
Selama penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak yang memberikan dukungan, bimbingan, pengarahan dan bantuan kepada penulis. Oleh karena itu, izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan ilmiah ini, terutama kepada :
1. Bapak Dr. Agus Salim, S.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI. Selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.
(9)
viii
3. Bapak Ir.Bakri La Katjong. MT, M.Kom Selaku Dosen Pembimbing I yang telah membantu dan memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam penyelesaian skripsi.
4. Bapak Eri Rustamaji, MBA. Selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu dan memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam penyelesaian skripsi.
5. Bapak Didit Nugeraha, MM, M Selaku Dosen Pembimbing Akademik Program Studi Sistem Informasi yang telah membantu dan memberi masukan dalam penyusunan skripsi.
6. Pak Diki Wijaya S.Kom Selaku staff bidang sistem informasi Dinas Tata Ruang dan Pertanahan yang telah mendukung serta membantu dalam pelaksanaan riset.
7. Kedua Orang Tua saya Bapak Waryono dan Ibu Tamiyati yang selalu dan tidak pernah lepasdalam mendo’akan penulis dantidak hanya mendukung penulis untuk bisa menyelesaikan penelitian ini, serta terima kasih untuk segala jasa yang selama ini diberikan hingga akhir dan kepada Kakak saya Dewi R. Dan Adik saya Untari Kusuma N. khususnya yang selalu memberikan semangat dan doanya kepada penulis.
8. Kepada Amin Lubis, Nawawi, Ahmad Sopyan, Muhamad Yazid K, Nanang Heriyanto, dan Teman-teman kosan kosbah yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu. Yang telah banyak memberikan masukan dalam penelitian ini dan khususnya teman-teman seperjuangan SIC 2008, GIS
(10)
ix
2008 serta GIS 2007 yang saya cintai dan yang selalu saling membahu dan memberikan semangat.
9. Kepada semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan ketulusan yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penelitian ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi masyarakat banyak. Maaf atas segala kekhilafan.
Jakarta, 2014
(11)
x
DAFTAR ISI
LEMBAR COVER... i
LEMBAR HALAMAN JUDUL ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... iv
LEMBAR PERNYATAAN ...v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ...x
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR TABEL ...xx
DAFTAR SIMBOL ... xxii
DAFTAR LAMPIRAN ...xxv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Rumusan Masalah...11
1.3 Batasan Masalah ...11
1.4 Tujuan Penelitian ...12
1.5 Manfaat Penulisan ...12
1.5.1 Bagi Penulis ...12
1.5.2 Bagi Universitas ...13
(12)
xi
1.5.4 Bagi Masyarakat/ Investor ...13
1.6 Metode Penelitian ...14
1.6.1 Metode Pengumpulan Data...14
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem...14
1.7 Sistematika Penulisan ...16
BAB II Landasan Teori 2.1 Pengertian Rancang Bangun...18
2.2 Konsep Dasar Sistem ...18
2.2.1 Pengertian Sistem ...18
2.2.2 Karakteristik Sistem...19
2.3 Konsep Dasar Informasi ...21
2.3.1 Data dan Informasi ...21
2.3.2 Kualitas Informasi ...22
2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi ...22
2.4.1 Pengertian Sistem Informasi ...22
2.4.2 Komponen Sistem Informasi ...23
2.5 Sistem Informasi Geografi...23
2.5.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi ...23
2.5.2 Pengertian Sistem Infromasi Geografi ...24
2.5.3 Subsistem Sistem Informasi Geografi ...25
2.5.4 Komponen Sistem Informasi Geografi ...26
(13)
xii
2.5.6 Kemampuan Sistem Informasi Geografi ...30
2.5.7 Sistem Informasi Geografi BerbasisWeb...32
2.5.8 Basis Data Sistem Informasi Geografi...32
2.6 Konsep Dasar Peta ...35
2.6.1 Pengertian Peta...35
2.6.2 Simbolisasi Peta ...36
2.6.3 Skala Peta...38
2.6.4 Sistem Proyeksi ...39
2.7 Metode Pengembangan Sistem...40
2.7.1 Pengertian RAD ...40
2.7.2 Tahap RAD ...40
2.8 OOA dan OOD ...41
2.8.1 Analisis Berorientasi Objek ...41
2.8.2 Perancangan Berorientasi Objek...42
2.9 Alat Bantu Perancangan ...44
2.9.1 Pengertian UML...44
2.9.2 Diagram-diagram UML ...44
2.9.3 PengujianBlack-box...47
2.10 Pendekatan Dalam MembengunWebGIS ...48
2.11 ArcGIS ...49
2.12 MySQL ...51
2.13 OpenGeo Suite...51
(14)
xiii
2.13.2 OpenGeo Suite Enterprise Edition dan Comunity E...53
2.13.3 Komponen OpenGeo Suite ...54
2.14 Bahasa Pemrograman PHP ...58
2.14.1 Pengertian PHP ...58
2.14.2 Tipe Data dalam PHP ...59
2.14.3 Variabel dalam PHP ...59
2.14.4 Operator dalam PHP ...60
2.14.5 Struktur Kontrol dalam PHP ...60
2.14.6 Fungsi dalam PHP ...62
2.15 Pariwisata...62
2.16 Ketentuan Bangunan ...62
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data ...67
3.1.1 Studi Literatur ...67
3.1.2 Wawancara...69
3.1.3 Observasi...70
3.2 Metode Pengembangan Sistem...70
3.2.1 Requirement Planning...70
3.2.2 Workshop Design ...72
3.2.3 Implementation ...74
3.3 Bahan dan Alat Penelitian ...71
(15)
xiv
3.3.2 Alat ...75
3.4 Penelitian Sejenis ...77
3.5 Kerangka Penelitian ...79
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Syarat ...80
4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian...80
4.1.1.1 Profil Kabupaten Bogor ...80
4.1.1.2 Gambaran Umum Dinas Tata Ruang...83
4.1.1.2.1 Tugas Pokok Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor ...83
4.1.1.2.2 Struktur Organisasi ...83
4.1.2 Perencanaan Sistem ...90
4.1.3 Sistem Berjalan ...91
4.1.4 Identifikasi Sistem ...93
4.1.4.1 Identifikasi Kebutuhan...93
4.1.4.2 Identifikasi Masalah...95
4.1.4.3 Tujuan Pengembangan Sistem ...95
4.1.5 Sistem Usulan ...96
4.2 Workshop Design...98
4.2.1 Desain Proses ...98
4.2.1.1 DiagramUse Case...98
(16)
xv
4.2.2 DesainDatabase ...135
4.2.2.1 Objek Potensial ...135
4.2.2.2 Class Diagram ...138
4.2.2.3 Spesifikasi Database ...140
4.2.2.4 Skema Database ...146
4.2.2.5 DiagramSequence...147
4.3 Design Interface...163
4.4 Implementasi Sistem ...171
4.4.1 ArsitekturHardware ...171
4.4.2 ArsitekturSoftware ...172
4.4.3 Blackbox Testing ...172
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...180
5.2 Saran ...181
(17)
xvi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
Gambar 1.1 GrafiklineJumlah Wisatawan Domestik dan Asing ke Kabupaten
Bogor... 2
Gambar 1.2 GrafiklineAnggaran Pendapatan Daerah (Rupiah) Pada Sektor Wisata di Kabupaten Bogor... 3
Gambar 1.3 GrafiklineAnggaran Pendapatan Daerah (USD) Pada Sektor Wisata di Kabupaten Bogor... 3
Gambar 1.4 GrafiklineObjek Wisata Alam, Hiburan, dan Konservasi di Kabupaten Bogor... 4
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem (Edhi Sutanta, 2003)... 21
Gambar 2.2 Komponen SIG (Sumber : Prahasta, 2009)... 27
Gambar 2.3 Struktur Model Data Raster (Prahasta, 2005)... 28
Gambar 2.4 Tampilan Model Basis Data Hirarki (Prahasta, 2009)... 33
Gambar 2.5 Tampilan Model Basis DataNetwork(Prahasta, 2009)... 34
Gambar 2.6 Entity Titik dengan Asosiasi Infromasinya (Prahasta, 2005).... 37
Gambar 2.7 Entity Garis dengan Asosiasi Infromasinya (Prahasta, 2005)... 37
Gambar 2.8 Entity Poligon (Prahasta, 2009)... 38
Gambar 2.9 Skala Grafis Untuk Skala 1:50.000 (Prahasta, 2005)... 39
Gambar 2.10 Lima Lapisan Analisis Berorientasi Objek (Kendall dan Kendall, 2003)... 42
Gambar 2.11 Use case Diagram... 45
(18)
xvii
Gambar 2.13 Sequence Diagram... 46
Gambar 2.14 Class Diagram... 47
Gambar 2.15 Tampilan Dashboard dari OpenGeo Suite... 52
Gambar 2.16 Arsitektur Standar OpenGeo... 53
Gambar 2.17 Tampilan PostGIS Admin pada OpenGeo Suite... 55
Gambar 2.18 Tampilan Aplikasi Web GeoServer... 56
Gambar 2.19 Tampilan Aplikasi Web Editor... 56
Gambar 2.20 Tampilan Aplikasi Web Styler... 57
Gambar 2.21 Tampilan Aplikasi Web GeoExplorer... 58
Gambar 3.1 Kerangka Berfikir... 79
Gambar 4.1 Peta Infrastruktur Kabupaten Bogor... 82
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor... 89
Gambar 4.3 Sistem Berjalan Pada Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor... 91
Gambar 4.4 Sistem Usulan pada Dinas Tata Ruang Kabupaten Bogor... 97
Gambar 4.5 Use case Diagram pada SISPARGOR... 99
Gambar 4.6 DiagramActivity Login... 119
Gambar 4.7 DiagramActivity Logout... 120
Gambar 4.8 DiagramActivity Error Registrasi... 120
Gambar 4.9 DiagramActivityMengelola Peta Spasial... 122
Gambar 4.10 DiagramActivityMengelola Pengguna... 124
(19)
xviii
Gambar 4.12 DiagramActivityMengelola Komentar... 126
Gambar 4.13 DiagramActivityMengelola Pariwisata... 127
Gambar 4.14 DiagramActivityMelihat Peta Spasial... 128
Gambar 4.15 DiagramActivityMelihat Verifikasi Pariwisata... 129
Gambar 4.16 DiagramActivityMelihat Pariwisata... 130
Gambar 4.17 DiagramActivityMelihat Berita... 131
Gambar 4.18 DiagramActivityMelihat Kontak... 132
Gambar 4.19 DiagramActivityMengisi Komentar... 132
Gambar 4.20 DiagramActivityMelihat Pendaftaran... 133
Gambar 4.21 DiagramActivityMelihat Potensi... 134
Gambar 4.22 ClassDiagram SISPARGOR... 139
Gambar 4.23 SkemaDatabase... 146
Gambar 4.24 DiagramSequence Login... 147
Gambar 4.25 DiagramSequence Logout... 148
Gambar 4.26 DiagramSequence ErrorRegistrasi... 149
Gambar 4.27 DiagramSequenceMengelola Peta Spasial... 150
Gambar 4.28 DiagramSequenceMengelola Data Pengguna... 151
Gambar 4.29 DiagramSequenceMengelola Berita... 153
Gambar 4.30 DiagramSequenceMengelola Komentar... 154
Gambar 4.31 DiagramSequenceMengelola Pariwisata... 155
Gambar 4.32 DiagramSequenceMelihat Peta Spasial... 156
Gambar 4.33 DiagramSequenceMelihat Verifikasi Pariwisata... 157
(20)
xix
Gambar 4.35 DiagramSequenceMelihat Berita... 159
Gambar 4.36 DiagramSequenceMelihat Kontak... 159
Gambar 4.37 DiagramSequenceMengisi Komentar... 160
Gambar 4.38 DiagramSequenceMelihat Pendaftaran... 161
Gambar 4.39 DiagramSequenceMemilih Potensi... 162
Gambar 4.41 Login(Admin)... 163
Gambar 4.41 Login(Investor)... 163
Gambar 4.42 Halaman Home (Masyarakat)... 164
Gambar 4.43 Halaman Home (Admin)... 164
Gambar 4.44 Halaman Kelola Pengguna (admin)... 165
Gambar 4.45 Halaman Mengelola Berita (admin)... 165
Gambar 4.46 Halaman Mengelola Komentar (admin)... 166
Gambar 4.47 Halaman Kelola Peta Spasial (survei dan pemetaan)... 166
Gambar 4.48 Halaman Mengelola Pariwisata (teknik pemanfaatan ruang).. 167
Gambar 4.49 Halaman Verifikasi Potensi Pariwisata (bidang pemanfaatan ruang)... 167
Gambar 4.50 Halaman Pendaftaran (masyarakat danmember)... 168
Gambar 4.51 Halaman Potensi (member)... 168
Gambar 4.52 Halaman Pariwisata Potensial (all actor)... 169
Gambar 4.53 Halaman Pariwisata Tedaftar (all actor)... 169
Gambar 4.54 Halaman Berita (masyarakat)... 170
Gambar 4.55 Halaman Kontak (masyarakat)... 170
(21)
xx
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
Tabel 1.1 Lampiran Data Perkembangan Pariwisata di Kabupaten
Bogor... 1
Tabel 1.2 Tahap Penertiban Vila Ilegal Kabupaten Bogor... 8
Tabel 2.1 Beberapa Contoh Tabel Relasional... 34
Tabel 2.2 Spesifikasi Pengguna OpenGeo Suite... 54
Tabel 3.1 Penelitian Terdahulu... 77
Tabel 4.1 IdentifikasiActor... 99
Tabel 4.2 Identifikasi DiagramUsecase... 100
Tabel 4.3 NarasiUse case Login... 103
Tabel 4.4 NarasiUse case Logout... 104
Tabel 4.5 NarasiUse case ErrorRegistrasi... 105
Tabel 4.6 NarasiUse caseMengelola Peta Spasial... 106
Tabel 4.7 NarasiUse caseMengelola Pengguna... 107
Tabel 4.8 NarasiUse caseMengelola Berita... 108
Tabel 4.9 NarasiUse caseMengelola Komentar... 109
Tabel 4.10 NarasiUse caseMengelola Pariwisata... 110
Tabel 4.11 NarasiUse caseMelihat Peta Spasial... 111
Tabel 4.12 NarasiUse caseMelihat Verifikasi Pariwisata... 112
Tabel 4.13 NarasiUse caseMelihat Pariwista... 113
Tabel 4.14 NarasiUse caseMelihat Berita... 114
(22)
xxi
Tabel 4.16 NarasiUse caseMengisi Komentar... 116 Tabel 4.17 NarasiUse caseMelihat Pendaftaran... 117 Tabel 4.18 NarasiUse caseMemilih Potensi... 118 Tabel 4.19 Objek Potensial... 135 Tabel 4.20 Tabel User... 140 Tabel 4.21 Tabel Level... 140 Tabel 4.22 Tabel Berita... 141 Tabel 4.23 Tabel Komentar... 141 Tabel 4.24 Tabel Pariwisata... 142 Tabel 4.25 Tabel Peta Spasial... 143 Tabel 4.26 TabelMember... 144 Tabel 4.27 Tabel Potensi... 145 Tabel 4.28 Pengujian Sistem Sisi Admin... 173 Tabel 4.29 Pengujian Sistem Sisi Survei dan Pemetaan... 175 Tabel 4.30 Pengujian Sistem Sisi Teknik Pemanfaatan Ruang... 176 Tabel 4.31 Pengujian Sistem Sisi Bidang Pemanfaatan Ruang... 177 Tabel 4.32 Pengujian Sistem Sisi Masyarakat... 178 Tabel 4.33 Pengujian Sistem SisiMember... 179
(23)
xxii
DAFTAR SIMBOL
SIMBOL USE CASE MODEL DIAGRAM (Munawar, 2005)
NO Simbol Keterangan
1 Actor
2 Use Case
3 Association
4 Extend
5 Include
6 Generalization
(24)
xxiii
SIMBOL CLASS DIAGRAM (Munawar, 2005)
NO Simbol Keterangan
1 Class
2 Association
3 Generalization
SIMBOL SRQUENCE DIAGRAM (Munawar, 2005)
NO Simbol Keterangan
1 LifeLine
2 Activation
3 Message
4 Self-Message
(25)
xxiv (Munawar, 2005)
NO Simbol Keterangan
Action
1 Control Flow
2 Decision
3 Initial Node
(26)
xxv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Wawancara Lampiran 2 Tampilan Web
Lampiran 3 Source Code Program Lampiran 4 Dokumen-dokumen Lampiran 5 Standarisasi dan Regulasi
(27)
(28)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia disebut sebagai zamrud khatulistiwa karena keindahan panorama, kekayaan alam, serta budayanya. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, kita patut bangga dan bersyukur, Indonesia memiliki banyak sekali keunikan yang telah dikenal di seluruh dunia, mulai dari bahasa, adat istiadat, flora dan fauna, sampai makanan khas yang tak pernah dilewatkan untuk dicicipi (Kemenbudpar, 2011). Tentunya dengan hal tersebut Indonesia berpotensi menjadi daerah tujuan wisata.
Saat ini di Kota Bogor terdapat berbagai jenis objek wisata di antaranya objek wisata alam, objek wisata hiburan, dan objek wisata konservasi. Berdasarkan data yang dihimpun hasil dari kunjungan wisatawan domestik dan asing ke berbagai objek wisata dan tingkat kunjungan hotel yang ada, terjadinya peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke Kabupaten Bogor. Peningkatan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bogor akan memberikan dampak positif terhadap beberapa sektor terkait. Berikut ini adalah grafik peningkatan kunjungan wisatawan domestik dan wisatawan asing mulai tahun 2011-2014 di Kabupaten Bogor:
(29)
2
2011 2012 2013 2014
DOMESTIK 2.142.647 2.255.219 4.070.333 4.092.152 ASING 52.842 67.658 54.797 228.913 TOTAL 2.195.489 2.322.877 4.125.130 4.321.065
0 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000 3.500.000 4.000.000 4.500.000 5.000.000 P e n gu n ju n g
Wisatawan Domestik dan Asing
Gambar 1.1GrafiklineJumlah Wisatawan Domestik dan Asing ke Kabupaten Bogor
(Sumber: Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Bogor (Disbudpar), 2014)
Pada gambar 1.1 grafik tersebut menjelaskan jumlah wisatawan mulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 4.321.065 pengunjung dengan kenaikan pengunjung sebesar 92% jika dibandingkan dengan sebelumnya tahun 2011 yang berjumlah 2.195.489 pengunjung. Untuk wisatawan domestik mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2013 dengan jumlah 4.070.333 pengunjung sedangkan untuk wisatawan asing pada tahun 2014 dengan jumlah 228.913 pengunjung. Berdasarkan data tersebut, pertumbuhan jumlah pengunjung wisatawan domestik maupun asing dari tahun ketahun semakin bertambah, maka dengan pertumbuhan di sektor wisata tersebut anggaran pendapatan daerah akan bertambah baik dari retribusi maupun pajak.
(30)
3
Berikut adalah grafik anggaran pendapatan daerah dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014:
RETRIBUSI PAJAK TOTAL 2011 162.629.000 18.245.682.296 18.408.311.296 2012 189.496.000 18.605.984.755 18.795.480.755 2013 189.496.000 21.307.590.579 21.497.086.579 2014 189.496.000 24.557.676.749 24.747.172.749
0 5.000.000.000 10.000.000.000 15.000.000.000 20.000.000.000 25.000.000.000 30.000.000.000 R u p iah
Anggaran Pendapatan Daerah di Sektor
Wisata
Gambar 1.2GrafiklineAnggaran Pendapatan Daerah (Rupiah) Pada Sektor Wisata di Kabupaten Bogor
RETRIBUSI PAJAK TOTAL 2011 12.572 1.410.579 1.423.151 2012 14.649 1.438.434 1.453.083 2013 14.786 1.647.296 1.662.082 2014 25.215 1.898.561 1.923.776
0 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 U S D
Anggaran Pendapatan Daerah di Sektor
Wisata
Gambar 1.3GrafiklineAnggaran Pendapatan Daerah (USD) Pada Sektor Wisata di Kabupaten Bogor
(31)
4
Berdasarkan gambar 1.2 dan 1.3 grafik tersebut menjelaskan terjadinya peningkatan pendapatan daerah di sektor wisata pada setiap tahunnya baik pendapatan retribusi ataupun pajak berdasarkan tahun 2011 dengan pendapatan sebanyak Rp.18.408.311.296,. atau 1.423.151 USD. sampai dengan tahun 2014 dengan pendapatan Rp.24.747.172.749,. atau 1.923.776 USD. Berdasarkan dengan peningkatan jumlah pengunjung wisatawan yang datang berkunjung ke Kabupaten Bogor hampir disetiap tahunya disetiap tahunnya, memungkinkan peningkatan yang akan terus bertambah pada anggaran pendapatan daerah terutama di sektor wisata. Begitu pula dengan adanya pertambahan jumlah objek wisata di Kabupaten Bogor yang meliputi objek wisata alam, hiburan, dan konservasi, seperti pada grafik dibaawah ini:
ALAM HIBURAN KONSERVASI TOTAL
2011 18 18 4 40
2012 19 18 4 41
2013 19 20 4 43
2014 20 21 5 46
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 P e n in gk at an
Objek Wisata Alam, Hiburan, Konservasi
Gambar 1.4GrafiklineObjek Wisata Alam, Hiburan, dan Konservasi di Kabupaten Bogor
(32)
5
Dari gambar 1.4 grafik tersebut menjelaskan peningkatan jumlah objek wisata alam, hiburan, dan konservasi hampir disetiap tahunnya yaitu, dari tahun 2011 dengan jumlah sebanyak 40 objek wisata sampai dengan tahun 2014 berjumlah 46 objek wisata. Pertambahan tersebut karena Kabupaten Bogor merupakan daerah tujuan wisata di Jawa Barat berdasarkan peningkatan jumlah wisatawan yang datang dan pendapatan daerah yang terus meningkat hampir disetiap tahunnya. Apabila dilihat perbandingannya dengan tabel berdasarkan gambaran grafiklinediatas adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1Lampiran Data Perkembangan Pariwisata di Kabupaten Bogor
DOMESTIK ASING RP USD ALAM HIBURAN KONSERVASI
2011 2.142.647 52.842 18.408.311.296 1.423.151 18 18 4
2012 2.255.219 67.658 18.795.480.755 1.453.083 19 18 4
2013 4.070.333 54.797 21.497.086.579 1.662.082 19 20 4
2014 4.092.152 228.913 24.747.172.749 1.923.776 20 21 5
TOTAL 12.560.351 404.210 83.448.051.379 6.462.092 76 77 17
TAHUNKUNJUNGAN WISATA APBD PERTUMBUHAN OBJEK WISATA
(Sumber: Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Bogor (Disbudpar), 2014)
Dari tabel 1.1 diatas menunjukkan perbandingan di sektor wisata dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. Berdasarkan data yang didapat dari dinas kebudayan dan pariwisata adanya peningkatan dari kunjungan wisatawan domestik dan asing, anggaran pendapatan daerah, dan pertumbuhan objek wisata hampir disetiap tahunnya seperti yang terjadi pada kunjungan wisatawan dengan total sebanyak 12.560.351 pengunjung untuk domestik dan 404.210 pengunjung untuk asing dari tahun 2011-2014.
Dengan peningkatan jumlah pengunjung cukup tinggi disetiap tahunnya terhadap wisatawan yang datang untuk mengunjungi wisata yang terdapat di Kabupaten Bogor ini, maka anggaraan pendapatan daerah akan meningkat hampir
(33)
6
disetiap tahunnya, sehingga memungkinkan akan adanya investor yang ingin berinvestasi dalam membangun pariwisata baru yang berpotensi, untuk meningkatkan pertumbuhan objek wisata di Kabupaten Bogor. Dari data tersebut dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan pelayanan ataupun promosi terhadap objek wisata, melalui media online maupun offline, dengan memperbaiki sistem yang telah ada ataupun menciptakan sistem baru.
Berdasarkan Perda (peraturan daerah) No 8 Tahun 2006 tentang ketertiban umum Pasal 3. Ketertiban umum yang merupakan kebijakan pemerintah daerah bertujuan untuk mengawasi, mencegah dan menindak segala bentuk kegiatan penyalahgunaan sarana sosial, sarana umum dan fasilitas milik pemerintahan daerah, serta permukiman sebagai upaya menciptakan ketertiban, ketentraman, keteraturan kehidupan pada masyarakat.
Gubernur DKI Jokowi dan Wakil Gubernur DKI Ahok selama ini sering mengatakan bahwa banjir yang menggenangi Jakarta, sebagian karena kiriman dari Bogor. Karena itu kemudian Jokowi mewacanakan membentuk waduk di Ciawi sebagai penampung air hujan. Sementara Ahok mengajak pengusaha membeli vila ilegal di Puncak dengan dana Corporate Social Responsibility
(Tanggungjawab Sosial Perusahaan), kemudian menyerahkannya ke Pemprov DKI untuk dibongkar, agar lahannya kembali berfungsi sebagai daerah resapan air.
Rachmat Yasin selaku Bupati Bogor menertibkan kawasan Puncak agar pengembangan kawasan itu dapat kembali pada peruntukannya, sesuai tata ruang yang sudah disepakati, yakni kawasan hutan lindung dan daerah resapan air bagi
(34)
7
Bogor, Bekasi, dan Jakarta. Sekitar 250 vila yang berdiri kokoh akan dirobohkan. Masih ada ribuan bangunan yang terdiri atas vila, rumah tinggal, restoran, dan penginapan yang menunggu giliran untuk diratatanahkan karena melanggar peruntukan lahan. Luasan bangunan yang menyalahi aturan tidak seluas perkebunan yang menyalahi peruntukan atau salah fungsi hutan konservasi. Hasil penelitian sebuah lembaga pengembangan wilayah menyebutkan bahwa 34 persen perkebunan yang ada di kawasan Puncak menyalahi Rencana Tata Ruang dan Rencana Wilayah.
Keberadaan bangunan tidak sesuai izin itu telah membuat fungsi Puncak sebagai daerah resapan, berkurang. Selain telah merubah vegetasi pepohonan menjadi beton, beberapa bangunan menjadikan lebar kali semakin sempit. Rusaknya tata ruang di kawasan Bogor, Puncak, Cianjur ini merupakan salah satu penyebab banjir Jakarta. Air limpasan di kawasan hulu tidak terserap tanah, langsung mengalir ke sungai kemudian berubah menjadi petaka yang disebut banjir kiriman. Dampak banjir kiriman ini lebih besar dan lebih luas dibandingkan banjir biasa karena tingginya curah hujan atau karena air pasang di Jakarta.
Selama ini kawasan Puncak seharusnya lebih banyak untuk hutan konservasi dan hutan lindung. Kenyataannya, hutan konservasi berubah menjadi perkebunan sedangkan hutan lindung banyak berubah menjadi permukiman, hotel, dan vila. Tak mengherankan alih fungsi lahan itu menyebabkan bencana juga di kawasan hulu. Ternyata 40 persen desa atau kelurahan di kawasan hulu pernah mengalami banjir dan 17 persen pernah mengalami longsor, berdasarkan sumber berita (www.beritasatu.com).
(35)
8
Berdasarakan berita tersebut penertiban vila ilegal dikampung sukatani, puncak terbagi menjadi 3 tahap, yaitu :
Tabel 1.2 Tahap Penertiban Vila Ilegal Kabupaten Bogor
Tahap
Jumlah Pemilik
Jumlah
Bangunan Pelaksanaan
Pertama 10 orang 21 20/11/2013
Kedua 16 orang 41 25-26/11/2013
Ketiga 5 orang 13 28/11/203
Jumlah 31 orang 75 20-28/11/2013
Sumber, Satpol PP Kabupaten Bogor
Berdasarkan tabel 1.2 Tahap Penertiban Vila Ilegal melalui 3 tahap dengan diperoleh jumlah pemilik sebanyak 31 orang, jumlah bangunan sebanyak 75, dan pelaksanaan dari tanggal 20-28/11/2013. Data tersebut berdasarkan daftar bangunan yang akan ditertibkan dan sebelumnya sudah diberikan surat kepada pemilik bangunan tersebut, Kemungkinan jumlah tersebut akan terus bertambah.
Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor merupakan lembaga pemerintah yang menangani hal-hal yang berkaitan dengan lokasi pariwisata di Kabupaten Bogor. Di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, penggunaan komputer sebagai salah satu alat teknologi informasi sangat dibutuhkan keberadaannya hampir di setiap aspek kehidupan. Salah satu penggunaan teknologi informasi adalah dengan menggunakan teknologi internet, kendala ruang dan waktu dapat diminimalisasi. Artinya informasi dapat diakses kapanpun dan dimanapun dalam hitungan detik. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, banyak instansi yang telah memanfaatkan teknologi informasi di lembaga-lembaga pemerintahan, seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kehutanan dan lain-lain.
(36)
9
Penyesuaian lahan untuk lokasi wisata yang tepat dengan melihat latar belakang tersebut Dinas Tata Ruang Kabupaten Bogor perlu memastikan bahwa lokasi wisata harus sesuai dengan peruntukan lahannya. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkannya aplikasi pendukung Dinas Tata Ruang Kabupaten Bogor yang dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal, dan menggali potensi yang ada terhadap keseuaian lahan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk pembangunan lokasi pariwisata baru dan pembangunan sekitar wisata berdasarkan ketentuan Pemerintah Kabupaten Bogor wilayah yang telah mendapat izin membangun tanpa merusak kawasan hijau dan pemukiman setempat yang dapat menyebabkan timbulnya beberapa bencana seperti banjir, longsor dan lai-lain. Maka, Dinas Tata Ruang Kabupaten Bogor membutuhkan pengembangan sistem mengenai kesesuaian lahan, diantarannya sistem online yang dapat terintegrasi secara spasial dalam penentuan lokasi pariwisata yang telah mendapatkan izin, sistem informasi spasial ini diharapkan dapat memberikan informasi wilayah Kabupaten Bogor yang memiliki potensi untuk pembangunan lokasi wisata. Selain itu diharapkan dengan adanya pengembangan sistem dan aplikasi online dapat diakses oleh administrator, pihak Dinas Tata Ruang Kabupaten Bogor serta menjadi alat bantu dalam memberikan informasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor dan masyarakat atau calon investor. Serta, sebagai media yang mampu memberikan informasi wisata bagi calon investor yang mencari lokasi pembangunan pariwisata baru di kawasan yang telah mendapatkan izin membangun Pemerintah Kabupaten Bogor. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh diharapkan sistem informasi yang
(37)
10
akan dirancang dapat membantu Dinas Tata Ruang Kabupaten Bogor dalam mengelola potensi kesesuaian lahan pariwisata yang telah mendapatkan izin membangun di Kabupaten Bogor.
Perbandingan jurnal terkait dengan penelitian ini berdasarkan kelebihan atau kekurangannya yaitu. Pertama, Aulia Hanisa dengan judul sistem informasi objek wisata di Kabupaten Magelang (2011). Metode yang digunakan secara terstruktur dengantoolsdata flow diagram, sedangkan metode yang saya gunakan dengan object oriented metode rapid aplication devlopmentdan unifed modeling language sebagai tools. Kedua, Mantofani Rochmat et all dengan judul sistem informasi geografis objek wisata kepulauan Bangka Belitung berbasisweb(2007). Hasil penelitian tersebut hanya menampilkan lokasi wisata, sedangkan penelitian saya menampilkan lokasi wisata yang sudah ada dan lokasi potensi wisata. Ketiga, Erawati Luh Joni dengan judul pencarian rute terpendek tempat wisata di Bali dengan menggunakan algoritma djikstra (2010). Pada penelitian tersebut menampilkan peta spasial berdasarkan point untuk menunjukkan lokasi, sedangkan penelitian saya menampilkan peta spasial berdasarkan polygon untuk menunjukkan lokasi wisata.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis menyusun penlitian dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Web
(38)
11
1.2 Rumusan Masalah
Penulisan tugas akhir ini menitik beratkan pada pembuatan dan perancangan sistem yang memberikan informasi seputar pariwisata di Kabupaten Bogor. Dalam hal ini penulis ingin membuat pemetaan secara terkomputerisasi atau bebasis web yaitu sistem yang menggunakan aplikasi elektronik sebagai pendukung mediainternet, jaringan komputer, maupun komputerstandlone, yang dapat memudahkan Dinas Tata Ruang Kabupaten Bogor dalam memonitoring, mengontrol dan memberikan informasi kepada Pemerintah Kabupaten Bogor dan masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang ditimbulkan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah :
- Bagaimana merancang dan membangun Sistem Informasi Spasial berbasisweb
potensi pariwisata di Kabupaten Bogor.
1.3 Batasan Masalah
Dalam tugas akhir ini ada beberapa hal yang membatasi pembuatnya antara lain :
a. Penelitian ini hanya mencakup wilayah Kabupaten Bogor
b. Pariwisata yang terkait dalam penelitian ini adalah wisata alam, wisata hiburan, dan wisata konservasi.
c. Lokasi pariwisata yang ditampilkan dalam aplikasi adalah lokasi pariwisata yang didapat dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor.
(39)
12
d. Kesesuaian lahan potensi pembangunan pariwisata yang ditampilkan dalam aplikasi berdasarkan data yang didapat dari Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor.
e. Sistem ini dikelola oleh Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor.
f. Tahapan pembangunan sistem hanya sampai pada tahap pengujian sistem dan tidak sampai pada tahap opersional dan pemeliharaan sistem.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah aplikasi Sistem Informasi spasial berbasis web, yang dapat membantu Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor dalam menginformasikan data kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, masyarakat dan pihak yang berkepentingan mengenai lokasi pariwisata di Kabupaten Bogor dan potensi lahan untuk lokasi pariwisata yang baru.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam sistem informasi spasial pariwisata berbasiswebdi Kabupaten Bogor ini adalah:
1.5.1 Bagi Penulis
a. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1), Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
(40)
13
b. Menerapkan dan mengembangkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama kuliah.
1.5.2 Bagi Universitas
a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi pelajaran yang diperoleh dibangku kuliah.
b. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dan sebagai bahan evaluasi.
c. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.
1.5.3 Bagi Instansi
a. Sistem informasi berbasisweb ini, diharapkan dapat membantu Dinas Tata Ruang Kabupaten Bogor dalam memberikan informasi spasial pariwisata dalam menentukan pembangunan lokasi pariwisata baru. b. Sebagai bahan tinjauan kembali aktifitas-aktifitas yang penting untuk
dilakukan secara berkala dalam proses pemetaan dan kesesuaian lahan dalam penentuan lokasi baru pariwisata secara legal.
1.5.4 Bagi Masyarakat/ Investor
a. Dengan pembangunan yang sesuai dengan ketentuan Pemerintah Daerah dan memiliki izin membangun. Maka, masyarakat dapat terhindar dari kerusakan alam seperti bencana longsor, banjir dan sebagainya yang ditimbulkan karena pembangunan tanpa izin.
(41)
14
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam sistem informasi spasial pariwisata berbasis webdi Kabupaten Bogor ini dilakukan dengan tiga metode, yaitu:
a. Observasi b. Studi Literatur c. Wawancara
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan untuk mengembangkan Sistem yang saya rancang adalah adalah Rapid Application Development (RAD)merupakan salah satu metodeprototyping
yang memiliki tahapan-tahapan berikut (Kendall, 2008) : 1. Perencanaan Syarat-syarat
Dalam fase ini pengguna dan analis bertemu untuk meng-identifikasi tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta mengmeng-identifikasi syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Fase ini memerlukan peran aktif dari kedua belah pihak tersebut. Selain itu juga melibatkan pengguna dari beberapa level yang berbeda dalam organisasi. Orientasi dalam fase ini ialah menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan
(42)
15
sistem bisa mengarahkan sebagian dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian tujuan
2. Workshop Design
Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang dapat digambarkan sebagai workshop. Selamaworkshop design RAD, pengguna merespon working prototype yang ada dan menganalisa, memperbaiki modul-modul yang dirancang menggunakan perangkat lunak berdasarkan respon pengguna.
3. Fase Implementasi
Analis bekerja secara intens dengan pengguna selama workshop designuntuk merancang aspek-aspek bisnis dan non-teknis dari proses bisnis yang ada. Segera setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem dibangun dan di-sharing, sub-sub sistem di ujicoba dan diperkenalkan kepadastakeholder.
Menurut Kendall & Kendall (2003), model RAD memiliki keuntungan sebagai berikut :
1. Dapat mempersingkat waktu yang biasanya diperlukan dalam SHPS (Siklus Hidup Pengembangan Sistem) tradisional antara perancangan dan penerapan sistem informasi.
Pengembangan aplikasi cepat dapat digunakan sebagai perangkat yang tajam dan dimaksudkan untuk memperbaharui, meningkatkan dan menyeleksi bagian-bagian terpilih dari suatu sistem. Dalam metode
(43)
16
pengembangan sistem ini menggunakan notasi UML. Diagram yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Use case Diagram, Activity Diagram,Class DiagramdanSequence Diagram.
1.7 Sistematika Penulisan
Sebagai acuan bagi penulis agar penulisan laporan ini dapat terarah sesuai dengan yang penulis harapkan, maka akan disusun sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan yang masing-masing dijelaskan pada tiap bab.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang pengertian dan teori-teori yang digunakan sebagai landasan atau dasar dari penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem.
(44)
17
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Kawasan Strategis Pariwisata di Kabupaten Bogor
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian ini disertai saran untuk pengembangan lebih lanjut
(45)
(46)
18
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Rancang Bangun
Rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisa dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem diimplementasikan. Sedangkan pengertian pembangunan sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian (Pressman, 2002).
2.2 Konsep Dasar Sistem
2.2.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Elemen-elemen yang saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk suatu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem dapat tercapai. Elemen-elemen yang dimaksud merupakan definisi yang lebih luas (Jogiyanto, 2005).
Suatu sistem merupakan sekumpulan objek yang mencakup hubungan fungsional antara tiap-tiap objek dan hubungan antara ciri tiap
(47)
19
objek, dan yang secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan secara fungsional (Dr. Ir. Harijono Djojodihardjo, 1984).
2.2.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang meliputi : (Sutanta, 2003)
1. Mempunyai komponen (Components). Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem.komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak komponen sistem disebut sebagai subsistem.
2. Mempunyai batas (Boundary). Batas sistem diperlukan untuk membedakan suatu sistem dengan sistem yang lain, tanpa adanya batas sistem maka sangat sulit untuk menjelaskan suatu sistem, batas sistem akan memberikan batasanscopetinjauan terhadap sistem.
3. Mempunyai lingkungan (Environments). Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem sedangkan lingkungan sistem yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin bahkan jika mungkin di tiadakan.
4. Mempunyai penghubung (Interface). Penghubung merupakan sarana yang bertugas menjembatani hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung merupakan sarana yang memungkinkan setiap komponen
(48)
20
saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam rangka menjalankan masing-masing komponen.
5. Mempunyai masukan (Input). Masukan merupakan komponen sistem yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan kedalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran yang berguna.
6. Mempunyai pengolahan (processing). Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan keluaran yang berguna bagi para pemakainya. 7. Keluaran (Output). Keluaran merupakan komponen sistem yang
berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.
8. Mempunyai sasaran (Objectives) dan tujuan (Goal). Setiap komponen dalam sistem perlu di jaga agar saling bekerja sama agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem
9. Mempunyai kendali (Control). Setiap komponen dalam system perlu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.
10. Mempunyai umpan balik (Feed Back). Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali kontrol sistem untuk mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan membalikannnya ke dalam kondisi normal.
(49)
21
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem (Edhi Sutanta, 2003)
2.3 Konsep Dasar Informasi 2.13.1 Data dan Informasi
Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model untuk menghasilkan informasi. Sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto, 2005).
Dari pengertian informasi di atas diambil kesimpulan bahwa informasi merupakan data yang telah diproses (diolah) menjadi bentuk yang lebih berguna dan bermanfaat bagi penerimanya atau penggunanya untuk mengambil suatu keputusan. Data sendiri pun merupakan bahan untuk membentuk suatu informasi
(50)
22
2.13.2 Kualitas Informasi
Berdasarkan pengertian informasi yang telah dikemukakan, agar informasi dapat menunjukkan nilai gunanya, menurut Jogiyanto (2001) informasi tersebut harus memiliki kualitas informasi seperti dibawah ini: 1.1 Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan yang
jelas dalam mencerminkan maksudnya.
2.1 Tepat waktu, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Karena keterlambatan penerimaan informasi akan mengurangi nilai dari informasi tersebut atau bahkan dapat pula merugikan pihak yang memerlukan informasi tersebut.
3.1 Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya dan benar-benar sesuai dengan yang dibutuhkan oleh si penerima informasi tersebut.
2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.4.1 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sebagai sekelompok elemen-elemen dalam suatu organisasi yang saling berintegrasi dengan menggunakan masukan, proses dan keluaran dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan dan dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat (Whittenet al,2004).
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi merupakan kombinasi hardware,
(51)
23
software, brainware, jaringan komunikasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan spesifik dan dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat dalam suatu organisasi.
2.4.2 Komponen Sistem Informasi
Komponen dasar sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Ladjamudin, 2005):
1. HardwaredanSoftwareyang berfungsi sebagai mesin.
2. People dan Procedure yang merupakan manusia dan tatacara menggunakan mesin.
3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi suatu proses pengolahan data.
2.5 Sistem Informasi Geografi
2.5.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi
Pada awalnya, data geografi hanya di atas peta dengan menggunakan simbol, garis, dan warna. Peta adalah media yang efektif baik sebagai alat presentasi maupun tempat penyimpanan data geografis. Tetapi media peta ini memiliki kelemahan atau keterbatasan informasi-informasi yang tersimpan dalam peta yang telah diproses dan dipresentasikan dengan suatu cara tertentu, dan biasanya untuk tujuan tertentu pula, yang sudah dimanipulasi sehingga bersifat statis.
(52)
24
Bila dibandingkan dengan peta, SIG memiliki keunggulan yang melekat karena penyimpanan data dan presentasinya dipisahkan. Dengan demikian, data dapat dipresentasikan dalam berbagai cara dan bentuk. Berbeda dengan sistem informasi lainnya, SIG membantu pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan bidang-bidang spasial dan geo-informasi. Salah satu keuntungan teknologi SIG adalah kemampuannya dalam menyediakan data atau informasi berkaitan dengan keruangan (spasial). Hasil analisis data geografi dapat disajikan dalam media peta, laporan atau keduanya. Peta dipakai untuk menampilkan hubungan geografi suatu data, sementara itu laporan sangat tepat untuk merangkum data tabular dan mendokumentasikan suatu nilai hasil perhitungan atau analisis. Secara singkat, SIG mampu mengolah gambar visual sekaligus mengolah basisdata
2.5.2 Pengertian Sistem Informasi Geografi
Menurut Aronoff dalam Prahasta (2009:116), sistem informasi geografi (SIG) adalah sistem berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis.
Menurut Foote dalam Prahasta (2009:117), SIG adalah sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi
(53)
25
secara spasial atau koordinat-koordinat geografis. SIG adalah sistem basis data dengan kemampuan-kemampuan khusus terkait data yang tereferensi secara geografis berikut sekumpulan operasi-operasi (fungsionalitas) yang terkait dengan pengelolaan data tersebut.
2.5.3 Subsistem Sistem Informasi Geografi
SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem berikut (Prahasta, 2005):
1. DataInput
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggungjawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data aslinya ke dalam format-format yang dapat digunakan oleh SIG.
2. DataOutput
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk
hardcopyseperti: tabel, grafik, peta dan lain-lain. 3. DataManagement
Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-updatedan di-edit.
(54)
26
4. DataManipulation & Analysis
Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
2.5.4 Komponen Sistem Informasi Geografi
Menurut Prahasta (2009:120), SIG merupakan salah satu sistem yang kompleks dan pada umumnya terintegrasi dengan lingkungan sistem komputer lainnya di tingkat fungsional dan jaringan. Komponen SIG dapat diuraikan menjadi sebagai berikut :
1. Perangkat Keras
SIG tersedia bagi berbagai platform perangkat keras yang dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, tersebar, berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan (hardisk) besar, dan mempunyai kapasitas memori (RAM) besar. Perangkat keras yang digunakan dalam SIG adalah komputer, mouse, monitor beresolusi tinggi, digitizer, printer, plotter, receiver GPS, dan scanner.
2. Perangkat Lunak
SIG merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana sistem basis datanya memegang peranan kunci. Perangkat SIG diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul hingga ada perangkat SIG yang terdiri dari
(55)
27
ratusan modul program yang masing-masing dapat dieksekusi sendiri-sendiri.
3. Data dan Informasi Geografi
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng-import-nya dari format-format perangkat lunak SIG lain maupun secara langsung dengan cara melakukan digitasi spasial dari peta analog dan kemudian memasukkan data atributnya dari tabel-tabel atau laporan dengan menggunakankeyboard.
4.1 Manajemen
Suatu Proyak SIG akan berhasil jika dikelola dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.
Gambar 2.2Komponen SIG (Sumber : Prahasta, 2009)
(56)
28
2.5.5 Jenis Data Sistem Informasi Geografi
Data pada SIG dikelompokkan dalam 2 (dua) bagian, yakni: data spasial (keruangan) dan data non spasial (atribut).
1. Data Spasial
Secara sederhana data spasial dapat didefinisikan sebagai data yang berhubungan dengan ruang atau bersifat keruangan. Data spasial mendeskripsikan sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap (memiliki kecenderungan untuk bertambah, bergerak atau berkembang). Jenis data ini sering disebut sebagai data-data posisi, koordinat, ruang atau spasial (Prahasta, 2009). Penyajian data spasial dalam komputer dapat disajikan secararasteratau vektor. a. Model DataRaster
Model data raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid (Prahasta, 2005).
Piksel
Baris
Xmax
Ymax
Kolom Titik Asal
(origin)
(0,0)
Gambar 2.3 Struktur Model Data Raster (Prahasta, 2005)
Entitas-entitas spasial model raster juga dapat disimpan di dalam sejumlah layer yang secara fungsionalitas direlasikan dengan
(57)
29
unsur-unsur petanya. Beberapa sumber entitas spasial raster adalah citra dijital satelit (misalnya NOAA, Spot, Landsat, Ikonos, QuickBird dan lain sejenisnya), citra dijital radar dan model ketinggian dijital (DTM atau DEM dalam model data raster) (Prahasta, 2009).
b. Model Data Vektor
Model data vektor menampilkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atributnya (Prahasta, 2005).
1) Entity titik: meliputi semua objek grafis ataupun geografis yang dikaitkan dengan pasangan koordinat (x,y).
2) Entity garis: didefinisikan sebagai semua unsur linier yang dibangun dengan menggunakan segmen-segmen garis lurus yang dibentuk oleh dua titik koordinat atau lebih.
3) Entity poligon (area): bertujuan untuk mendeskripsikan properties yang bersifat topologi dari suatu area (bentuk, hubungan ketetanggaan dan hirarki) sedemikian rupa hingga properties yang dimiliki oleh blok-blok bangunan spasial dasar dapat ditampilkan dan dimanipulasi sebagai data peta tematik.
2. Data Non-Spasial
Merupakan jenis data yang mempresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya (Prahasta, 2009). Aspek deskriptif
(58)
30
ini mencakupitems atau propertiesdari fenomena yang bersangkutan hingga dimensi waktunya. Jenis data atribut (non-spasial) banyak digunakan oleh sistem-sistem manajemen basis data (DBMS-database management system).
2.5.6 Kemampuan Sistem Informasi Geografi
Ada berbagai macam kemampuan SIG, salah satunya dapat dilihat dari fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukannya. Secara umum, terdapat dua jenis fungsi analisis yaitu fungsi analisis atribut (basis data atribut) dan fungsi. analisis spasial (Prahasta, 2005).
1. Fungsi analisis atribut, yaitu: a. Operasi dasar basis data:
1) Membuat basis data baru (create database). 2) Menghapus basis data (drop database). 3) Membuat tabel basis data (create table). 4) Menghapus tabel basis data (drop table).
5) Mengisi dan menyisipkan data (record) ke dalam tabel (insert). 6) Membaca dan mencari data (field ataurecord) dari tabel basis
data (seek,find,search,retrieve).
7) Mengubah dan meng-edit data yang terdapat di dalam tabel basis data (update,edit).
8) Menghapus data dari tabel basis data (delete,zap,pack). 9) Membuat indeks untuk setiap tabel basis data.
(59)
31
b. Perluasan operasi basis data:
1) Membaca dan menulis basis data dalam sistem basis data yang lain (exportdanimport).
2) Dapat berkomunikasi dengan sistem basis data yang lain (misalkan dengan menggunakandriverODBC).
3) Dapat menggunakan bahasa basis data standard SQL (structured query language).
4) Operasi-operasi atau fungsi analisis lain yang sudah rutin digunakan di dalam sistem basis data.
2. Fungsi analisis spasial, berikut ini hanya beberapa fungsi dari analisis spasial:
a. Klasifikasi (reclassify): fungsi ini mengklasifikasikan atau mengklasifikasikan kembali suatu data spasial (atau atribut) menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria tertentu.
b. Jaringan (network): fungsi ini merujuk data spasial titik-titik (point) atau garis-garis (lines) sebagai suatu jaringan yang tidak terpisahkan.
c. Overlay: fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang menjadi masukannya.
d. Buffering: fungsi ini menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon atau zone dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukkannya.
(60)
32
2.5.7 Sistem Informasi Geografi BerbasisWeb
Sistem ini merupakan aplikasi yang berjalan pada media jaringan media LAN dan atau intenet; khususnya dengan layanan web-nya. Dengan demikian, para pengguna yang memanfaatkan aplikasi browser internet dapat mengirimkan beberapa request terhadap server-nya untuk memperoleh informasi yang pada umumnya tersedia dalam bentuk teks danfilegambar dengan format HTML (Prahasta, 2009).
2.5.8 Basis Data Sistem Informasi Geografi
SIG tidak dapat dilepaskan dengan basis data, sebab SIG sendiri memerlukan basis data (spasial dan atribut) yang disimpan di dalam basis data spasial (dimana data atribut terdapat di dalamnya) (Prahasta, 2009). Sistem manajemen basis data merupakan bagian penting di dalam SIG. Dalam Prahasta (2009), menurut Elmasri (2000), yang dimaksud dengan sistem manajemen basis data adalah paket perangkat lunak (software) atau sistem yang digunakan untuk memudahkan pembuatan dan pemeliharaan basis data yang terkomputerisasi. Masih dalam sumber yang sama, menurut Kadir (1999), DBMS merupakan suatu program komputer yang digunakan untuk menghapus, memanipulasi dan memperoleh data dan informasi dengan praktis dan efisien.
Berikut ini adalah model basis data di dalam DBMS (Prahasta, 2009): a. Flat file (tabular): data (properties objek spasial) dituliskan dengan
(61)
33
tabel yang berukuran relatif panjang tunggal (tidak terdapat kaitan antara tabel suatu dengan tabel-tabel lainnya seperti halnya dokumen ataufilelembar kerja atauspreadsheets).
b. Hierarchical: model ini sering disebut dengan model pohon atau hirarki karena mirip dengan struktur pohon (tetapi) terbalik. Model ini menggunakan pola hubunganparent-child.
Gambar 2.4 Tampilan Model Basis Data Hirarki (Prahasta, 2009)
c. Network: model basis data ini sering disebut juga sebagai model DBTG (database task group) atau CODASYL (conference on data systems languages) karena model ini telah distandarisasikan oleh institusi DBTG (yang merupakan bagian dari CODASYL) pada tahun 1971. Model ini sebenarnya sangat mirip dengan model hierarchical, tetapi pada model network ini, setiap child dapat memiliki lebih dari satuparent.
(62)
34
Gambar 2.5 Tampilan Model Basis DataNetwork
(Prahasta, 2009)
d. Relational: model ini terdiri dari tabel-tabel (dimana data direpresentasikan dalam bentuk tabel yang terdiri dari baris-baris dan kolom-kolom) yang ternormalisasi dengan field-field kunci sebagai penghubung relasional antar tabel-tabelnya.
Tabel “Murid”
NIM Nama Alamat
1510913 R. Setiawan Jl. Otista 167
1510907 Maulida P. Jl. Benda Timur 126 1510901 Toni M. Jl. Pamulang Permai 167 1510909 Rizki Jl. Pondok Petir VI/26
Tabel "Pelajaran"
KodeP Nama Bobot Hari Jam KodeRu KodeGu
GD202 Astro 2 Senin 07-Sep GD3101 GD8013
GD203 MatGD 2 Rabu Nov-13 GD3101 GD8013
GD305 Geodesi Satelit 2 Kamis 09-Nov GD3102 GD7603
GD306 Remote Sensing 3 Selasa 09-Des GD3103 GD7603
GD307 Fotogrametri I 2 Jum'at 07-Sep GD3104 GD7603
Tabel 2.1 Beberapa Contoh Tabel Relasional (Prahasta, 2009)
Sebagai model basis data yang paling terkenal dan sering diimplementasiakan di dalam DBMS, model relasional sangat banyak
(63)
35
digunakan di dalam sistem perangkat lunak SIG. Beberapa diantara DBMS yang menggunakan model basis data relasional adalah:
1) Dbase (*.dbf): digunakan oleh ArcView GIS beserta beberapa perangkat lunak SIG lainnya yang berbasiskan data spasial format
shapefile.
2) Dbase (*.dbf): digunakan oleh PC Arc/Info dan SIG lain yang masih berbasiskan PC.
3) INFO: digunakan di dalam Arc/Info.
4) Oracle: digunakan oleh Arc/Info, Geovision, dan lainnya. 5) Empress: digunakan oleh System/9.
2.6 Konsep Dasar Peta 2.6.1 Pengertian Peta
Menurut Prahasta (2005), peta merupakan suatu representasi konvensional (miniatur) dari unsur-unsur (features) fisik (alamiah dan buatan manusia) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi di atas media bidang datar dengan skala tertentu.
Sedangkan menurut Mutiara (2004), peta merupakan gambaran permukaan bumi dalam skala yang lebih kecil pada bidang datar. Suatu peta idealnya harus dapat memenuhi ketentuan geometrik sebagai berikut:
a. Jarak antara titik yang terletak di atas peta harus sesuai dengan
jarak sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta).
(64)
36
b. Luas permukaan yang digambarkan di atas peta harus sesuai
dengan luas sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta).
c. Besar sudut atau arah suatu garis yang digambarkan di atas peta
harus sesuai dengan besar sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi.
d. Bentuk yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan bentuk
yang sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta).
Pada daerah yang relatif kecil (30 km x 30 km) permukaan bumi diasumsikan sebagai bidang datar, sehingga pemetaan daerah tersebut dapat dilakukan tanpa proyeksi peta dan tetap memenuhi semua persyaratan geometrik. Namun karena permukaan bumi secara keseluruhan merupakan permukaan yang melengkung, maka pemetaan pada bidang datar tidak dapat dilakukan dengan sempurna tanpa terjadi perubahan (distorsi) dari bentuk yang sebenarnya sehingga tidak semua persyaratan geometrik peta yang ideal dapat dipenuhi.
2.6.2 Simbolisasi Peta
Berikut ini adalah simbolisasi peta berdasarkan bentuk dan kenampakan geografis dan juga berdasarkan wujudnya.
a. Berdasarkan bentuk dan kenampakan geografis yang diwakili, di antaranya:
(65)
37
1. Simbol Titik
Kenampakan geografi yang tidak memiliki dimensi (0 D) seperti lokasi kota, lokasi pelabuhan dan lokasi objek lainnya.
Gambar 2.6EntityTitik dengan Asosiasi Informasinya (Prahasta, 2005)
2. Simbol Garis
Kenampakan geografis berdimensi 1 (1 D) seperti jalan, sungai dan lain-lain.
Gambar 2.7EntityGaris dengan Asosiasi Informasinya (Prahasta, 2005)
3. Simbol Area/Poligon
Kenampakan geografis berdimensi dua (2 D) seperti wilayah administrasi.
(66)
38
Gambar 2.8EntityPoligon (Prahasta, 2005) b. Berdasarkan wujudnya, di antaranya:
1. Simbol Piktoral
Suatu simbol yang dalam kenampakan wujudnya ada kemiripan dengan wujud dan unsur yang diwakilinya. Contoh: objek masjid digambarkan dengan bentuk rumah.
2. Simbol Geometrik
Suatu simbol yang dalam kenampakan wujud tidak ada kemiripan dengan wujud unsur yang diwakilinya. Contoh: objek masjid digambarkan dengan segitiga.
3. Simbol Huruf
Simbol huruf yang dalam kenampakan wujudnya berbentuk huruf atau angka, biasanya diambil dari huruf pertama dan atau kedua dari nama unsur yang digambarkan. Contoh: objek masjid digambarkan dengan huruf M.
2.6.3 Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak horizontal kedua titik tersebut dipermukaan bumi
(67)
39
(dengan suatu ukuran yang sama). Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menggambarkan skala pada peta, yaitu:
1. Skala Numeris
1:50.000 atau 1/50.000 artinya 1 satuan panjang di peta sama dengan 50.000 satuan panjang di lapangan. 1 cm di peta=50.000 cm di lapangan.
2. Skala dengan Kalimat
1 inch to 1 mile (1:63.660). Biasanya digunakan pada peta buatan Inggris.
3. Skala Grafis
Gambar 2.9 Skala Grafis Untuk Skala 1:50.000 (Prahasta, 2005).
2.6.4 Sistem Proyeksi
Proyeksi peta merupakan penggambaran kembali garis-garis lintang dan bujur bola bumi di atas bidang datar. Proyeksi Universal Transfer Mercator (UTM) dibuat oleh US Army sekitar tahun 1940-an. Proyeksi ini memotong bola bumi pada dua buah meridian tersebut. Seluruh permukaan bumi dibagi menjadi 60 bagian/zonedengan tiapzone -nya dibatasi oleh dua meridian selebar 6o dengan menggunakan sistem ini, wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zone dimulai darizone 46 hinggazone
54 yang dimulai dari meridian 90oBT - 141oBT dengan batas lintang 11o LS–6oLU (Prahasta, 2005).
(68)
40
2.7 Metode Pengembangan Sistem 2.7.1 Pengertian RAD
RAD (Rapid Application Development) atau pengembangan aplikasi cepat adalah suatu pendekatan berorientasi objek untuk pengembangan sistem yang mencakup suatu metode pengembangan serta perangkat-perangkat lunak (Kendall dan Kendall, 2003).
a. RAD merupakan alat digunakan untuk menghasilkan layar dan menunjukkan aliran keseluruhan aplikasi.
b. Pengguna menyetujui rancangan dan menandatangani model visual.
c. Implementasi kurang karena pengguna membantu untuk merancang aspek bisnis dari sistem.
2.7.2 Tahapan RAD
RAD terdapat 3 fase, yaitu:
a. Requirements planning(Perencanaan Persyaratan), yaitu: 1. Pengguna dan analis bertemu untuk mengidentifikasi tujuan dari aplikasi atau sistem.
2. Berorientasi pada pemecahan masalah bisnis. b. Workshop design, yaitu:
1. Fase desain dan menyempurnakan.
2. Gunakan kelompok pendukung keputusan sistem untuk membantu pengguna setuju pada desain.
(69)
41
3. Programmer dan analis dapat membangun dan menunjukkan representasi visual dari desain dan alur kerja pengguna.
4. Pengguna menanggapiprototipekerja aktual.
5. Analis menyempurnakan modul dirancang berdasarkan tanggapan pengguna.
c. Implementation(Penerapan), yaitu:
1. Sebagai sistem yang dibangun, sistem baru atau sistem parsial diuji dan diperkenalkan kepada organisasi.
2. Ketika membuat sistem baru, tidak perlu untuk menjalankan sistem yang lama secara paralel.
2.8 OOA dan OOD
2.8.1 Analisis Berorientasi Objek (Object-oriented Analysis)
Object-oriented analysis (OOA) adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mempelajari objek-objek yang sudah ada untuk digunakan kembali dan disesuaikan untuk penggunaannya yang baru. Selain itu, OOA juga dapat digunakan untuk membuat objek baru atau bisa juga untuk merubah objek yang sudah ada untuk dipadukan dengan objek-objek lainnya sehingga membentuk suatu aplikasi bisnis yang berdaya guna tinggi (Whittenet al. 2004).
Pendekatan Coad dan Yourdon pada OOA didasarkan pada model lima lapis (Kendall dan Kendall, 2003). Lapisan-lapisan ini terdiri atas:
(70)
42
1) Lapisan kelas dan objek, dari analisa dan perancangan menunjukkan kelas dan objek.
2) Lapisan struktur, menangkap berbagai struktur dari kelas dan objek (pelayanan atau metode).
3) Lapisan atribut, memperinci atribut-atribut kelas.
4) Lapisan subjek, membagi perancangan ke dalam unit-unit implementasi atau penugasan kelompok.
Lapisan Kelas dan Objek
Lapisan Struktur
Lapisan Layanan
Lapisan Atribut
Lapisan Subjek
Gambar 2.10 Lima Lapisan Analisis Berorientasi Objek (Kendall dan Kendall, 2003)
2.8.2 Perancangan Berorientasi Objek (Object-Oriented Design)
Object-oriented design (OOD) adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk menentukan solusi terbaik bagi piranti lunak dalam hal perpaduan objek (objects), atribut (attributes) dan metode (methods).
Atribut c Atribut A Atribut D Atribut B
(71)
43
Perancangan suatu piranti lunak berorientasi objek membutuhkan penggunaan arsitektur piranti lunak berlapis (multilayered software architecture), juga membutuhkan spesifikasi dari subsistem yang menyediakan fungsi-fungsi (functions) yang dibutuhkan. Selain itu, gambaran tentang penggunaan objek yang membentuk sistem dan gambaran mekanisme komunikasi yang memungkinkan aliran data mengalir melalui lapisan (layers), subsistem dan objek juga dibutuhkan. Semua itu dilakukan dan diselesaikan dengan menggunakan pendekatan OOD (Whittenet al. 2004).
Analisis dan Desain Berbasis Objek atau OOAD adalah salah satu pendekatan dalam rekayasa atau pengembangan perangkat lunak yang memodelkan sebuah sistem sebagai kumpulan dari banyak objek yang saling berinteraksi. Setiap objek merupakan representasi dari entitas-entitas yang ada pada sistem tersebut dan dapat dibedakan berdasarkan atribut (elemen data) dan perilaku entitasnya.
OOAD merupakan sekumpulan petunjuk umum yang mengarahkan kepada aktivitas analisis dan perancangan. Untuk membuat metode menjadi lebih berguna, merancangnya hingga terdapat penyesuaian, perkembangan dan substitusi bagian dapat dengan mudah diimplementasikan.
(72)
44
2.9 Alat Bantu Perancangan 2.9.1 Pengertian UML
Unified Modeling Language (UML) adalah adalah bahasa grafis yang mendokumentasikan, menspesifikasikan dan membangun sistem perangkat lunak (Hariyanto, 2004). UML merupakan notasi yang membantu pemodelan sistem menggunakan konsep berorientasi objek.
Sebagai bahasa pemodelan UML merupakan salah satu alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi obyek. Hal ini di sebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti, serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain (Munawar, 2005).
2.9.2 Diagram-diagram UML
UML menyediakan beberapa diagram visual yang menunjukkan berbagai berbagai aspek dalam sistem UML. Berikut ini akan dipaparkan diagram-diagram yang digunakan dalam UML.
1. Use case Diagram
Use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya
(73)
45
sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem di pakai (Munawar, 2005).
Gambar 2.11Use case Diagram
2. Activity Diagram
Activity Diagram adalah teknik untuk mendeskripsikan logika procedural, proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus. Activity diagram mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya denganflowchart adalahactivity diagramdapat mendukung perilaku paralel sedangkan flowchart tidak bisa (Munawar, 2005).
(74)
46
3. Sequence Diagram
Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah scenario (Munawar, 2005). Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh objek actor dan message (pesan) yang diletakkan di antara objek-objek ini di dalam use case. Komponen utama sequence diagram terdiri atas obyek yang dituliskan dengan kotak segi empat bernama. Pesan diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang ditunjukkan denganprogress vertical.
Gambar 2.13Sequence Diagram
4. Class Diagram
Class dalam notasi UML digambarkan dengan kotak (Munawar, 2005). Nama class menggunakan huruf besar di awal kalimatnya dan diletakkan di atas kotak. Bila class mempunyai nama yang terdiri dari dua suku kata atau lebih, maka semua suku kata digabungkan tanpa spasi dengan huruf awal tiap suku kata menggunakan huruf besar. Attribute adalah properti dari sebuah class. Attribute ini melukiskan batas nilai yang mungkin ada
(75)
47
pada objek dari class. Sebuah class mungkin mempunyai nol atau lebih
attribute.Operation adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh sebuah class atau class yang lain dapat lakukan untuk sebuah class. Responsibility
adalah keterangan tentang apa yang akan dilakukan class yaitu apa yang akan dicapai oleh attribute dan operation.
Gambar 2.14Class Diagram
Diagram-diagram tersebut tidak mutlak harus digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, semuanya dibuat sesuai dengan kebutuhan.
2.9.3 PengujianBlack-box
Pengujian Black-box (Pressman, 2002) merupakan pengujian yang memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian Black-box juga merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkapkan kelas kesalahan daripada metode White-box. Pengujian
(76)
48
Black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori (Pressman, 2002) sebagai berikut:
1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. 2. Kesalahaninterface.
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses Databaseeksternal. 4. Kesalahan kinerja.
5. Inisiasi dan kesalahan informasi.
2.10 Pendekatan Dalam MembangunWebGIS
SIG berbasis web yaitu suatu aplikasi berbasis SIG yang dapat dijalankan dan diaplikasikan pada suatu web browser apakah aplikasi tersebut dalam suatu jaringan komputer berbasisLocal Area Network(LAN) atau dalam suatuPersonal Computer (PC) namun memiliki dan terkonfigurasi dalam setting jaringan dalam
web server. Aplikasi SIG yang dibuat dengan basis jaringaninternetyang berbasis
web memiliki konfigurasi yang khas juga yang dibangun atas dasar konsep arsitektur client-server. Dengan konsep arsitektur ini, beberapa program aplikasi yang lain dapat bertindak sebagai server, sementara program aplikasi yang lain dapat bertindak sebagai client. Walaupun demikian, arsitektur (webbased) ini tidak membatasi hanya pada koneksi satu-ke-satu tetapi sebuah client dapat mengakses banyak server yang berbeda, sementara server-nya dapat pula diakses oleh banyakclientyang berbeda (Prahasta, 2007).
(77)
49
Pada pengembangannya, arsitektur aplikasi pemetaan di web di bagi menjadi dua pendekatan, yaitu:
1. PendekatanThin Client
Pendekatan yang memfokuskan diri pada sisiserver. Hampir semua proses dan analisis data hasil request atau permintaan dari client dilakukan pada sisi server. Data hasil pemrosesan kemudian dikirim ke client dalam format standar HTML, yang didalamnya terdapat file gambar dalam file
format standar sehingga dapat dilihat menggunakan sembarang web browser. Kelemahan utama pendekatan ini menyangkut keterbatasan opsi interaksi denganuseryang kurang fleksibel.
2. PendekatanThick Client
Pada pendekatan ini, pemrosesan data dilakukan di sisi client sehingga memungkin web browser menangani format data yang standar. Dengan begitu transfer data antara client danserver akan berkurang. Tidak seperti pada pendekatan thin client, pada pendekatan ini data akan dikirim ke
client dalam bentuk vector yang disederhanakan. Pemrosesan dan penggambaran kembali dilakukan di sisi client. Dengan begini pengembangan aplikasi dapat lebih fleksibel dalam menentukan prosedur interaksi aplikasi denganuser.
2.11 ArcGIS
ArcGIS merupakan perangkat lunak desktop Sistem Informasi Geografis dan pemetaan. Software ini diluncurkan oleh ESRI (Environmental System Research Institute Inc.) dengan sistem operasi windows. Struktur data yang
(1)
9. Industri
Pariwisata
adalah
kumpulan
usaha pariwisata
yang
saling
terkait
dalam
rangka
menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan
wisatawan
dalam
penyelenggaraan
pariwisata.
10. Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki
fungsi
utama
pariwisata
atau
memiliki
potensi
untuk
pengembangan
pariwisata
yang
mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek,
seperti
pertumbuhan
ekonomi,
sosial
dan
budaya,
pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan
hidup, serta pertahanan dan keamanan.
11. Kompetensi
adalah
seperangkat
pengetahuan,
keterampilan,
dan
perilaku
yang
harus
dimiliki,
dihayati,
dan dikuasai oleh
pekerja
pariwisata
untuk
mengembangkan profesionalitas kerja.
12. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha dan
pekerja pariwisata untuk mendukung peningkatan mutu produk
pariwisata, pelayanan, dan pengelolaan kepariwisataan.
13. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah
Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan
negara
Republik
Indonesia sebagaimana
dimaksud
dalam
Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
14. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota,
dan
perangkat
daerah
sebagai
unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
15. Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya
di bidang kepariwisataan.
(2)
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2002
TENTANG BANGUNAN GEDUNG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
b. bahwa bangunan gedung penting sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya untuk mencapai berbagai sasaran yang menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional;
c. bahwa bangunan gedung harus diselenggarakan secara tertihuruf b, diwujudkan sesuai dengan fungsinya, serta dipenuhinya persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung;
d. bahwa agar bangunan gedung dapat terselenggara secara tertib dan terwujud sesuai dengan fungsinya, diperlukan peran masyarakat dan upaya pembinaan;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d di atas perlu membentuk Undang-undang tentang Bangunan Gedung;
Mengingat : Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar 1945;
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG BANGUNAN GEDUNG.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan
(3)
Pasal 9 Ayat (1)
Cukup jelas Ayat (2)
Rencana tata bangunan dan lingkungan digunakan untuk pengendalian pemanfaatan ruang suatu lingkungan/kawasan, menindaklanjuti rencana rinci tata ruang dan sebagai panduan rancangan kawasan dalam rangka perwujudan kualitas bangunan gedung dan lingkungan yang berkelanjutan dari aspek fungsional, sosial, ekonomi, dan lingkungan bangunan gedung termasuk ekologi dan kualitas visual. Rencana tata bangunan dan lingkungan memuat persyaratan tata bangunan yang terdiri atas ketentuan program bangunan gedung dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan.
Rencana tata bangunan dan lingkungan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dan dapat disusun berdasarkan kemitraan Pemerintah Daerah, swasta, dan/atau masyarakat sesuai tingkat permasalahan pada lingkungan/kawasan yang bersangkutan.
Ayat (3)
Cukup jelas Pasal 10
Ayat (1)
Intensitas bangunan gedung adalah ketentuan teknis tentang kepadatan dan ketinggian bangunan gedung yang dipersyaratkan pada suatu lokasi atau kawasan tertentu, yang meliputi koefisien dasar bangunan (KDB), koefisien lantai bangunan (KLB), dan jumlah lantai bangunan.
Ketinggian bangunan gedung adalah tinggi maksimum bangunan gedung yang diizinkan pada lokasi tertentu.
Jarak bebas bangunan gedung adalah area di bagian depan, samping kiri dan kanan, serta belakang bangunan gedung dalam satu persil yang tidak boleh dibangun.
Ayat (2)
Cukup jelas Pasal 11
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan peruntukan lokasi adalah suatu ketentuan dalam rencana tata ruang kabupaten/kota tentang jenis fungsi atau kombinasi fungsi bangunan gedung yang boleh dibangun pada suatu persil/kavling/blok peruntukan tertentu. Ayat (2)
Bangunan gedung dimungkinkan dibangun di atas atau di bawah tanah, air, atau prasarana dan sarana umum seperti jalur jalan dan/atau jalur hijau setelah mendapatkan izin dari pihak yang berwenang dalam penyelenggaraan prasarana dan sarana yang bersangkutan, dengan pertimbangan tidak bertentangan dengan rencana tata ruang, rencana tata bangunan dan lingkungan, tidak mengganggu fungsi prasarana dan sarana yang ber-sangkutan, serta tetap mempertimbangkan keserasian bangunan gedung dengan lingkunganny
(4)
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 12 Ayat (1)
Yang dimaksud dengan koefisien dasar bangunan (KDB) adalah koefisien perbandingan antara luas lantai dasar bangunan gedung dan luas persil/ kaveling/blok peruntukan.
Yang dimaksud dengan koefisien lantai bangunan (KLB) adalah koefisien perbandingan antara luas keseluruhan lantai bangunan gedung dan luas persil/ kaveling/blok peruntukan.
Penetapan KDB, KLB, dan ketinggian bangunan gedung pada suatu lokasi sesuai ketentuan tata ruang dan diatur oleh Pemerintah Daerah melalui rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL).
Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Pasal 13 Ayat (1)
Yang dimaksud dengan garis sempadan adalah garis yang membatasi jarak bebas minimum dari bidang terluar suatu massa bangunan gedung terhadap batas lahan yang dikuasai, antar massa bangunan lainnya, batas tepi sungai/ pantai, jalan kereta api, rencana saluran, dan/atau jaringan listrik tegangan tinggi.
Tepi sungai adalah garis tepi sungai yang diukur pada waktu pasang tertinggi. Tepi pantai adalah garis pantai yang diukur pada waktu pasang tertinggi dan waktu bulan purnama.
Penetapan garis sempadan bangunan gedung oleh Pemerintah Daerah dengan mempertimbangkan aspek keamanan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan, serta keseimbangan dan keserasian dengan lingkungan. Ayat (2)
Untuk bangunan gedung fasilitas umum seperti bangunan sarana transportasi bawah tanah, penetapan jarak bebas bangunan ditetapkan secara khusus oleh Pemerintah Daerah setelah mempertimbangkan pendapat para ahli. Ayat (3) Cukup jelas
Pasal 14 Ayat (1)
Persyaratan arsitektur bangunan gedung dimaksudkan untuk mendorong perwujudan kualitas bangunan gedung dan lingkungan yang mampu mencerminkan jati diri dan menjadi teladan bagi lingkungannya, serta yang dapat secara arif mengakomodasikan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
(5)
(6)