Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran

8 Buku Guru Kelas XI MA Keagamaan

D. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran

1. Pendekatan

Dalam pengajaran bahasa Arab ada tiga istilah yang perlu dipahami pengertian dan konsepnya secara tepat, yakni pendekatan, metode, dan teknik. Pendekatan adalah seperangkat asumsi berkenaan dengan hakekat bahasa dan belajar mengajar bahasa. Metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Sedangkan teknik adalah kegiatan spesiik yang diimplementasikan dalam kelas, selaras dengan metode dan pendekatan yang dipilih. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah scientiic approach dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat non-ilmiah. Proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah disajikan melaui kegiatan sebagai berikut: 1. Mengamati • Peserta didik menyimakmembaca contoh-contoh kata, ungkapan, dan kalimat yang sedang dipelajari dari berbagai sumber, langsung dari guru dan atau rekamantayangan dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, unsur kebahasaan, maupun format penyampaian atau penulisannya. • Peserta didik menirukanmenyalinmengulangi contoh-contoh secaraterbimbing. 2. Menanyakan • Dengan pertanyaan pengarah dari guru, peserta didik mempertanyakantentang fungsi sosial, ungkapan dan struktur teks, unsur kebahasaan, sertaformat penulisan yang digunakan dalam teks yang sedang dipelajari. 9 Bahasa Arab Kurikulum 2013 • Peserta didik memperoleh pengetahuan tambahan tentang fungsi sosial,ungkapan dan struktur teks, unsur kebahasaan, serta format penulisan atau penyampaian dari berbagai sumber, termasuk dari guru. 3. Mencobamengekplorasi Membacamendengarmenonton contoh-contoh lain dari teks yang dipelajari dariberbagai sumber, termasuk buku teks, buku panduan, denganmemperhatikanfungsi sosial, ungkapan dan struktur teks, unsur kebahasaan, serta format penulisandari jenis teks yang sedang dipelajari. 4. Menalar • Dalam kerja kelompok terbimbing peserta didik mempelajari teks untuk dapatmenyebutkan fungsi sosial, ungkapan dan struktur teks, unsur kebahasaan,serta format penulisan dari jenis teks yang sedang dipelajari. • Peserta didik memperoleh balikan feedback dari guru dan teman tentangsetiap yang dia sampaikan dalam kerja kelompok. 5. Mengkomunikasikan • Peserta didik membacamenyimakmempresentasikanmemperagakan mempublikasikanberbicaramembacakanmenontonteks-teks yang dipelajari. • Peserta didik memperoleh balikan dari guru dan teman tentang karya yangdihasilkanpesan yang ditangkap dan disampaikan, dan lain-lain. • Peserta didik mengungkapkan hal-hal yang sulit dan mudah dipelajari danstrategi yang sudah atau akan dilakukan untuk mengatasinya. Selain pendekatan ilmiah, di dalam pengajaran bahasa dikenal adanya beberapa pendekatan antara lain sebagai berikut : 1. Pendekatan qawāʻid berdasarkan atas asumsi bahwa 1 ada satu logika semesta yang merupakan semua bahasa, dan tata bahasa adalah bagian dari ilsafat dan logika, 2 bahasa adalah kumpulan sistem atau kaidah, dan barangsiapa menguasai sistem atau kaidah serta kosakata berarti menguasai bahasa tersebut. 2. Pendekatan langsung yang didasarkan atas asumsi bahwa belajar bahasa kedua atau bahasa asing sama dengan belajar bahasa ibu, 10 Buku Guru Kelas XI MA Keagamaan yaitu dengan penggunaan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi yaitu; dengan menyimak dan berbicara, sedangkan menulis dan membaca dikembangkan kemudian. Oleh karena itu, peserta didik dibiasakan berikir dalam bahasa yang dipelajari dan penggunaan bahasa ibu dihindari sama sekali. 3. Pendekatan Aural-Oral yang didasarkan atas asumsi bahwa bahasa adalah kebiasaan, suatu perilaku akan menjadi kebiasaan apabila diulang berkali-kali, oleh karena itu pengajaran bahasa harus dilakukan dengan teknik pengulangan atau repetisi. 4. Pendekatan komunikatif yang didasarkan atas asumsi bahwa penggunaan bahasa bersifat kreatif bukan kebiasaan dan bahwa belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi lewat bahasa asing tersebut sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun tertulis. Salah satu konsep penting dalam pendekatan ini ialah konsep kebermaknaan yang mengandung arti bahwa bahasa adalah alat untuk mengungkapkan makna, dan makna direalisasi lewat struktur dan kosakata. Dalam program pembelajaran bahasa Arab di Madrasah disarankan penggunaan pendekatan ilmiah dipadu pendekatan komunikatif sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penerapan konsep-konsep di atas dalam pembelajaran bahasa Arab menyiratkan hal-hal berikut. a. Unsur-unsur bahasa, yaitu kosa kata mufradāt, tata bahasa qawāʻidal-lughah, ejaan, dan pelafalan ashwāt hendaknya disajikan dalam lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi, sehingga lebih bermakna. Lingkup situasi harus mencakup lingkup budaya Arab dan budaya siswa. b. Pembelajaran unsur-unsur bahasa ditujukan untuk mendukung penguasaan dan pengembangan empat keterampilan berbahasa, dan bukan untuk kepentingan penguasaan unsur-unsur bahasa itu sendiri. c. Dalam kegiatan pembelajaran, unsur-unsur bahasa yang dipandang sulit bagi siswa dapat disajikan tersendiri, secara sistematis sesuai dengan tema yang dibahas. 11 Bahasa Arab Kurikulum 2013 d. Dalam kegiatan pembelajaran, keempat keterampilan berbahasa pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu, keterampilan berbahasa harus dikembangkan secara terpadu. e. Siswa harus dilibatkan dalam semua kegiatan belajar yang bermakna, yaitu kegiatan yang dapat membantu untuk: 1 Mengembangkan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; 2 Mengembangkan keterampilan menjalin hubungan dengan pihak lain.

2. Metode

Di dalam pengajaran bahasa Arab dikenal adanya berbagai macam metode. Setiap metode selalu dikembangkan atas dasar pendekatan tertentu. Metode yang disarankan dalam program ini adalah metode eklektik yang di dalam bahasa Arab disebut dengan istilah ath-tharīqah al-Intiqāiyah atau ath- tharīqah al-muzdawijah. Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa a. tidak ada metode yang ideal karena masing-masing mempunyai segi-segi kekuatan dan kelemahan, b. setiap metode mempunyai kekuatan yang bisa dimanfaatkan untuk mengefektifkan pengajaran, c. lahirnya metode baru harus dilihat tidak sebagai penolakan kepada metode lama, d. tidak ada satu metode yang cocok untuk semua tujuan, semua guru, semua siswa, dan semua program pengajaran, e. yang terpenting dalam pengajaran adalah memenuhi kebutuhan pelajar, bukan memenuhi kebutuhan suatu metode, f. setiap guru memiliki kewenangan dan kebebasan untuk memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan pelajar. Metode eklektik ini bisa menjadi metode yang ideal apabila didukung oleh penguasaan guru secara memadai terhadap berbagai macam metode, sehingga dapat mengambil secara tepat segi-segi kekuatan dari setiap metode dan menyesuaikannya dengan kebutuhan program pengajaran yang ditanganinya, kemudian menerapkannya secara proporsional. 12 Buku Guru Kelas XI MA Keagamaan Sebaliknya, metode eklektik bisa menjadi metode “seadanya” atau metode “semau guru”, apabila pemilihannya hanya berdasarkan “selera” guru, atau atas dasar “mana yang paling enak dan paling mudah” bagi guru. Bila demikian halnya, maka yang terjadi adalah ketidakmenentuan. Sebagai contoh implementasi dari metode eklektik ini dapat dikemukakan sebagai berikut : a Dalam menjelaskan makna mufradāt, metode qawāid wa tarjamah menggunakan cara penerjemahan langsung. Cara ini efesien tetapi tidak efektif karena pembelajar cepat melupakannya dan tidak memahami konteks pemakaiannya. Sedangkan metode langsung mengharamkan terjemah dan memilih penggunaan alat peraga, dramatisasi, kontekstralisasi, dan sebagainya. Cara ini efektif tapi kadang tidak efesien terutama menyangkut kata-kata yang abstrak. Dalam hal ini, penggabungan dua metode tersebut dapat dilakukan dengan cara 1 menghindari penerjemahan untuk kata-kata yang kongkrit, dan 2 menggunakan penerjemahan untuk kata-kata yang abstrak. b Dalam latihan kebahasaan, metode audiolingual pendekatan Aural- Oral berfokus pada latihan pola kalimat yang seringkali manipulasi dan tidak kontekstual. Latihan ini bagus untuk pemula dan para pembelajar umumnya terampil membuat kalimat yang polanya sudah dilatihkan. Akan tetapi, karena drill-drill manipulatif itu diberikan dalam waktu yang cukup panjang 16 minggu4 bulan akibatnya bisa menimbulkan kebosanan, di samping itu berdasarkan hasil penelitian pembelajar yang terampil membuat pola kalimat belum tentu terampil berkomunikasi. Sedangkan pendekatan komunikatif menentang drill-drill manipulatif, dan menerapkan latihan komunikatif sejak jam pertama pelajaran bahasa. Cara ini seringkali menimbulkan kesulitan bagi pembelajar pemula. Dalam hal ini dapat dilakukan penggabungan dua metode dengan cara 1 menggunakan model yang menjembatani latihan manipulatif dengan latihan komunikatif sebagai berikut : Manipulatif → semi Komunikatif → komunikatif Atau Manipulatif → bermakna → komunikatif Contoh drill 13 Bahasa Arab Kurikulum 2013 Drill manipulatif : سيبوتوأاا ةبرعلا ةرايسلا ةجاردلا : ـب ةسردما ىإ بهذي دجام ءاشتيبلا Drill Semi komunikatif : Gambar 1 sepeda ـب ةسردم� لإ بهذي دجام Gambar 2 mobil Gambar 3 bus Gambar 4 dokar Gambar 5 becak Drill komunikatif ؟دجامايتنأو،سيبوتوأا ه� ةسردماىلإبهذأ ز�أ : سردما ؟دماح ي� تنأو .............. ـب ةسردما ىإ بهذأ ز�أ : دجام ؟ماس ي� تنأو .............. ـب ةسردما ىإ بهذأ ز�أ : دماح ؟ليبن ي� تنأو .............. ـب ةسردما ىإ بهذأ ز�أ : ماس .. ... ، ي� تنأو .............. ـب ةسردما ىإ بهذأ ز�أ : ليبن 2 peningkatan jarak waktu antara latihan manipulatif dan latihan komunikatif. Dalam metode Audiolingual murni, latihan-latihan manipulatif-mekanistis dilaksanakan selama 16 minggu 4 bulan, baru setelah itu diberikan latihan komunikatif. Dalam metode eklektik, jarak itu bisa dipersingkat. Tiga jenis drill pada butir 1 bisa diberikan dalam satu unit pelajaran, bahkan dalam jam pelajaran yang sama. c Modiikasi dan pengembangan bahan ajar. Sebagai misal, untuk materi tata bahasa: dari deduktif menjadi induktif, dari pengetahuan menjadi penerapan. Untuk materi percakapan, dari materi berbentuk dialog untuk dihafalkan, dikembangkan menjadi atau ditambah dengan materi latihan yang kongkrit dan kontekstual. Materi bacaan, yang dalam audiolingual ditekankan pada pelafalan dan penguasaan pola-pola kalimatnya, dikembangkan dengan latihan-latihan analisis model metode membaca dan seterusnya. 14 Buku Guru Kelas XI MA Keagamaan

3. Teknik

Dalam pelaksanaan metode eklektik di dalam kelas, perlu digunakan berbagai teknik pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus dan situasi serta kondisi pembelajaran. Teknik-teknik pembelajaran dimaksud adalah seperti: peragaan, dramatisasi, tanya jawab, penugasan, drill, membaca, dan terjemah.

E. Prinsip-prinsip Penilaian