BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis
Analisis sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi bagian komponen-komponen dengan tujuan mempelajari kinerja dan
interaksi bagian komponen-komponen sistem tersebut.
Pada bab ini perancangan perangkat lunak steganografi audio MP3 menggunakan algoritma Least Significant Bit LSB dengan modifikasi jarak sisip merupakan
aplikasi yang dapat melakukan penyisipan dan mengekstraksi pesan teks ke dan dari dalam file audio MP3 cover audio. Dalam merancang perangkat lunak ini kita
memerlukan beberapa proses tahapan agar perangkat lunak ini dapat bekerja dengan baik. Berikut ini adalah beberapa tahap-tahap yang akan dilakukan untuk penyisipan
pesan ke dalam file audio adalah sebagai berikut: 1.
Input file audio MP3 cover audio. 2.
Input lompatan 3.
Input pesan teks 4.
Pembacaan header file MP3. 5.
Baca sample audio. 6.
Hitung nilai biner untuk setiap sample audio. 7.
Konversikan pesan teks ke nilai biner. 8.
Sisipkan nilai biner pesan ke dalam bit terakhir setiap sample audio sesuai lompatan.
9. Simpan file audio tersisip stego audio.
Selanjutnya tahap-tahap yang akan dilakukan untuk ekstraksi pesan dari file audio adalah sebagai berikut:
1. Input file audio MP3 tersisip stego audio.
2. Input lompatan
3. Pembacaan header file MP3.
Universitas Sumatera Utara
4. Baca sample audio setiap lompatan.
5. Hitung nilai biner untuk setiap sample audio.
6. Baca bit LSB sample audio.
7. Konversikan setiap 8 bit menjadi ASCII sebagai pesan penyisip.
3.1.1 Pembacaan File Audio
Sebelum file audio ini disisipi pesan, terlebih dahulu akan dilakukan pembacaan file audio untuk mendapatkan data berupa header dalam ukuran 4 bytes 32 bit dalam
bentuk pasangan bilangan heksadesimal. File MP3 ini merupakan file stream yang terdiri atas objek-objek kecil yang disebut frame. Setiap frame memiliki frame header
masing-masing, di mana header tersebut merupakan bagian terkecil dari file MP3 yang dapat diinterprestasikan tanpa informasi tambahan lagi. Frame MP3
mengandung layer khusus dengan header yang disempurnakan yang disebut dengan side info, sampel kode dan faktor skala yang terkait. Faktor skala digunakan untuk
merekonstruksi multiplier untuk kuantisasi terbalik inverted quantization dari sample yang telah terkodekan. Setiap faktor skala disimpan dalam 0-4 bit yang
berurutan
File MP3 terdiri dari MP3 header berukuran 4 bytes di mana 2 byte awal selalu diawali dengan: FF FB dan 2 bytes lainnya berisi nilai sesuai dengan informasi
bit rate, frequency, dan lain-lain. Dua bytes pertama FF dan FB menunjukkan bahwa file tersebut merupakan file MPEG dengan Audio Layer 3 yang sering disebut dengan
MP3. MP3 Header selalu diikuti dengan 32 bytes yang biasanya disebut sebagai side info. Dengan kata lain sebelum melakukan penyisipan, terlebih dahulu dilakukan
pembacaan 36 bytes untuk menghindari bit pesan penyisipan tersisip di dalam 36 bytes tersebut.
Universitas Sumatera Utara
FF FB A0 40 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 11 c0 1a 0d 00 7f 11 00 22 07 3d 3d 0 3d 02 9a 2a 4f 3e
3d 00 10 10 10 03 3d 10 10 2 f 10 10 12 00 12 10 25 23 13 00 04 11 23 00 00 12 11 32 2a 2a 9f 25 10 -10 02 12 10 53 13 00 a6 11 12 23 00 0f 10 10 10 12 10 5d 23 13
70 11 26 23 00 01 13 9a 2a 2f 10 10 10 12 10 53 90 56 11 23 00 01 13 0e 22 52 9a 2a 10 3d 10 02 2f 10 10 10 12 -10 11 33 13 00 07 3d 10 02 3f 10 10 12 12 53 13
Gambar 3.1 Data File Audio MP3
3.1.2 Penyisipan File MP3
Penyisipan File MP3 Algoritma Least Significant Bit LSB dengan modifikasi jarak sisip dilakukan dengan cara bit-bit pesan yang merupakan data rahasia akan
mengganti byte-byte tertentu sample audio dengan lompatan yang sudah ditentukan. Pergantian byte-byte tertentu dari sample audio yang dimaksud adalah dengan
mengganti bit terakhir dari byte tertentu sample audio. Byte yang digantikan dari media digital adalah byte yang dihitung dari setiap lompatan.
Sebagai contoh penyisipan pesan “BU” dalam biner ke dalam sample audio pada Gambar 3.1 adalah:
11 0C 1A 0D 00 7F 11 00 22 07 3D 3D 02 9A 2A 5C 3E 2F 9C 45 87 27 E3 8F 1E 2F 00 4B 12 7D 1E 52 1D 2A 0D 12 00 11 2B 9A 11 4C 2F 45 07 02 9A 2A
Data sample audio di atas dikonversikan ke dalam biner menjadi: 11
= 00010001 0C
= 00001100 1A
= 00011010 0D
= 00001101 00 = 00000000
7F = 01111111
11 = 00010001
00 = 00000000
22 = 00100010
07 = 00000111
Universitas Sumatera Utara
3D = 00111101
3D = 00111101
02 = 00000010
9A = 10011010
2A = 00101010
5C =
01011100
3E = 00111110
2F = 00101111
9C = 10011100
45 = 01000101
87 = 10000111
27 = 00100111
3E = 00111110
8F = 10001111
1E = 00011110
2F = 00101111
00 = 00000000
4B = 01001011
12 = 00010010
7D = 01111101
1E = 00011110
52 = 01010010
1D = 00011101
2A = 00101010
0D = 00001101
12 = 00010010
00 = 00000000
11 = 00010001
2B = 00101011
9A = 10011010
Universitas Sumatera Utara
11 = 00010001
4C = 01001100
2F = 00101111
45 = 01000101
07 = 00000111
02 = 00000010
9A = 10011010
2A = 00101010
Data pesan penyisip “BU” dalam biner adalah sebagai berikut: B
= 01000010 U
= 01010101
Penyisipan LSB dilakukan dengan nilai lompatan = 2 seperti pada Gambar 3.2. B
= 01000010 U
= 01010101
0 0 1 1 0 0 0 0
00010000 00001100 00011010 00001101
00000000 01111111 00010000 00000000
00100010 00000110 00111101 00111101 00000010
10011010 00101010
01011100 00111110 00101111 10011101 01000101
10000111 00100110 00111110 10001111 00011110 00101111
00000000 01001011
00010010 01111101
00011110 01010010
00011101 00101011
00001101 00010010
00000000 00010001
00101011 10011011
00010001 01001100
00101110 01000101
00000111 00000011
10011010 00101010
Gambar 3.2 Data penyisip berupa bit-bit teks “BU”
Setelah penyisipan, bit-bit dari teks “BU” ada terletak di byte ke 1, 4, 7, 10, 13,16,19, 22, 25, 28, 31,34, 37, 40, 43 dan 46. dan selanjutnya dari sample audio.
Universitas Sumatera Utara
3.1.3 Ekstraksi Pesan Tersisip
Untuk ekstraksi pesan pada file audio stego dilakukan algoritma LSB dengan modifikasi jarak sisip, yaitu membaca setiap bit LSB pada data sample audio yang
terdiri dari 8 bit. Pertama yang perlu dilakukan adalah dengan memasukkan nilai lompatan yang juga berfungsi sebagai kunci penyisipan. Baca setiap sample audio
dengan memasukkan lompatan. Konversikan sample audio menjadi biner. Ambil bit LSB setiap sample audio. Konversikan setiap 8 bit menjadi ASCII sebagai pesan
penyisip. Dari file hasil penyisipan seperti pada Gambar 3.3 dibawah ini adalah:
00010000 00001100 00011010 00001101
00000000 01111111 00010000 00000000
00100010 00000110 00111101 00111101 00000010
10011010 00101010
01011100 00111110 00101111 10011101 01000101
10000111 00100110 00111110 10001111 00011110 00101111
00000000 01001011
00010010 01111101
00011110 01010010
00011101 00101011
00001101 00010010
00000000 00010001
00101011 10011011
00010001 01001100
00101110 01000101
00000111 00000011
10011010 00101010
Gambar 3.3 Hasil Penyisipan LSB
Hasil ekstraksi adalah bit LSB pada lompatan 2 byte adalah 01000010 dengan kode ASCII = B dan 01010101 dengan kode ASCII = U
3.2 Perancangan Sistem