BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Steganografi
Steganografi, berasal dari bahasa Yunani yaitu stegos yang berarti atap atau tertutup dan graphia yang berarti tulisan, adalah ilmu dan seni menyembunyikan keberadaan
komunikasi [7]. Steganografi merupakan teknik menyembunyikan atau menyamarkan keberadaan pesan rahasia ke dalam sebuah media yang tidak terlihat mencurigakan,
sehingga orang lain tidak mengetahui keberadaan pesan tersebut. Dua bagian yang paling penting dibutuhkan dalam steganografi adalah media penampung dan pesan
rahasia yang akan disisipkan.
Teknik steganografi konvensional berusaha merahasiakan komunikasi dengan cara menyembunyikan pesan ataupun mengkamuflase pesan. Maka sesungguhnya
prinsip dasar dalam steganografi lebih dikonsentrasikan pada kerahasiaan dalam hal komunikasinya bukan pada datanya [11]. Steganografi berbeda dengan kriptografi.
Kriptografi menyimpan makna sebenarnya dari suatu pesan rahasia, tetapi keberadaan pesan tersebut diketahui. Sedangkan, steganografi menutupi keberadaan pesan rahasia
tanpa diketahui oleh orang lain.
Steganografi sudah dikenal sejak dahulu untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Kebutuhan ini senantiasa berevolusi dan disempurnakan terus menerus. Pada awalnya
orang hanya berkeinginan untuk menyembunyikan suatu teks dengan dituliskan dalam kertas dan menyimpannya dengan hati-hati. Penyembunyian pesan ini kemudian
berkembang menjadi pengiriman pesan rahasia. Hal ini terjadi karena adanya kebutuhan bahwa harus ada pihak lain yang dapat menerima pesan rahasia tersebut
dengan tetap menjaga kerahasiaan pesan dan pesan tersebut dapat disampaikan dengan selamat sampai ke pihak yang bersangkutan. Hal-hal tersebut kemudian mengarah
pada teknik-teknik steganografi [2].
Dalam catatan yang berkaitan dengan steganografi yang dituliskan oleh seorang sejarawan Yunani, Herodotus, bahwa ketika Histaeus seorang raja kejam
Universitas Sumatera Utara
Yunani dipenjarakan oleh Raja Darius di Susa pada abad 5 sebelum masehi. Histaeus harus mengirim pesan rahasia kepada anak laki-lakinya, Aristagoras, di Militus.
Histaeus menulis pesan dengan cara menggunakan tato pada kulit kepala seorang budak dan menunggu sampai rambut budak tersebut tumbuh untuk menutupi pesan
rahasia. Histaeus kemudian mengirimkan budak tersebut kepada Aristagoras.
Penggunaan steganografi menjadi daya tarik banyak orang pada peristiwa penyerangan gedung WTC, 11 September 2001. Pada peristiwa tersebut disebutkan
oleh “pejabat pemerintah dan para ahli dari pemerintahan AS” yang tidak disebutkan namanya bahwa “para teroris menyembunyikan peta-peta dan foto-foto target
demikian juga dengan perintah untuk aktivitas teroris di ruang chat sport, bulletin boards, dan web site lainnya” [6].
2.1.1 Proses Steganografi
Seiring dengan perkembangan teknologi terutama dalam teknologi komputasi, steganografi juga merambah pada media digital. Terdapat dua proses utama dalam
steganografi digital yaitu penyisipan embeddingencoding pesan dan penguraian extractiondecoding pesan. Gambaran proses steganografi menurut Mohanty 1999
dapat dilihat pada gambar 2.1.
Pesan yang dimaksud dapat berupa plaintext, chipertext, citra, atau apapun yang dapat ditempelkan ke dalam bit-stream. Embedding merupakan proses
menyisipkan pesan rahasia ke dalam suatu media penampung yang disebut dengan media cover cover object. Kemudian media cover dan pesan rahasia yang
ditempelkan pada media cover tersebut memberikan hasil berupa media stego stego object. Extraction adalah proses menguraikan pesan yang tersembunyi yang terdapat
dalam media stego.
Suatu kata kunci atau password stego key juga dapat digunakan secara tersembunyi pada saat penyisipan maupun penguraian terhadap suatu pesan rahasia
dalam media penampung. Proses steganografi merupakan proses yang dimulai dari menanamkanmenyimpan embedded message pada suatu cover object, dimana hasil
Universitas Sumatera Utara
penyimpanan pada cover object tersebut selanjutnya dinamakan sebagai stego object dan untuk mendapatkan kembali embedded message dilakukan ekstraksi pada stego
object yang bersangkutan.
Gambar 2.1 Proses Steganografi [5].
Pihak-pihak yang terkait dalam steganografi adalah embeddor, extractor, dan stegoanalyst. Embeddor adalah orang yang melakukan embedding dengan
menggunakan aplikasi steganografi, extractor adalah orang yang melakukan extract stego image dengan menggunakan aplikasi steganografi. Sedangkan stegoanalyst
adalah orang yang melakukan steganalisis. Steganalisis merupakan ilmu dan seni untuk mendeteksi pesan yang tersembunyi dalam steganografi.
Steganografi merupakan suatu seni pengetahuan pembelajaran cara kerja berkomunikasi dengan menyembunyikan sebuah pesan rahasia dalam suatu informasi
utama [8]. Berikut beberapa hal yang berhubungan dengan steganografi menurut Mohanty 1999 sesuai dengan gambar 2.1 adalah sebagai berikut:
• Embedded-datatype
Merupakan pesan yang akan disisipkan ke dalam cover-datatype.
Universitas Sumatera Utara
• Stego-datatype
Merupakan hasil keluaran dari proses penyisipan embedding. Hasil keluaran ini mengandung pesan rahasia yang tersembunyi didalamnya.
• Cover-datatype
Merupakan sebuah inputan dari proses penyisipan yang mana dijadikan sebagai media tempat penampungan pesan rahasia yang akan disisipkan didalamnya.
• Stegokey
Kata kunci tambahan yang dapat digunakan dalam proses penyisipan dan ekstraksi. Penggunaan kata kunci dimaksudkan untuk dapat melakukan proses
verifikasi dalam menguji keaslian dari suatu stego-datatype. •
Embedding Merupakan proses penyisipan embedded-datatype ke dalam cover-datatype
dan menghasilkan stego-datatype. Dalam proses embedding, dimasukkan stegokey agar pada saat proses extracting dapat dilakukan verifikasi dalam
menentukan keaslian sebuah stego-datatype. •
Extracting Merupakan proses ekstraksi embedded-datatype dari stego-datatype dengan
memasukkan stegokey untuk melakukan proses verifikasi dari stego-datatype tersebut.
• Stegoanalyst
Merupakan pihak yang ahli dalam melakukan proses steganografi. Seorang stegoanalyst mampu mendeteksi adanya pesan tersembunyi dengan mempelajari
teknik-teknik memahami seni dari proses steganografi. •
EmbeddorExtractor Merupakan sebuah entitas atau seseorang yang dapat menyisipkan embeddor
ataupun mengekstraksi extractor sebuah pesan rahasia dalam suatu media penampung.
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam steganografi yaitu [9] :
1. Imperceptibility
Penambahan pesan rahasia ke dalam media penampung tidak dapat dideteksi. Jika media penampung yang digunakan adalah media audio, maka telinga manusia tidak
dapat mendeteksi perubahan yang terjadi pada media penampung tersebut setelah disisipi pesan rahasia.
2. Fidelity
Penambahan pesan rahasia ke dalam media penampung tidak mengalami perubahan yang signifikan. Artinya, mutu media penampung setelah ditambahkan
pesan rahasia tidak jauh berbeda dengan mutu media penampung sebelum ditambahkan pesan.
3. Recovery
Pesan rahasia yang telah disisipkan dalam media penampung harus dapat diekstrak kembali. Hal ini merupakan syarat mutlak dalam sebuah algoritma steganografi,
karena ada banyak cara penyisipan pesan yang tidak terdeteksi namun sulit dalam pembacaan kembali pesan yant telah disisip tersebut.
4. Robustness
Pesan yang disembunyikan harus tahan terhadap berbagai operasi manipulasi yang dilakukan pada media penampung. Bila pada media penampung dilakukan operasi-
operasi manipulasi, maka pesan yang disembunyikan seharusnya tidak mengalami kerusakan tetap valid jika diekstraks kembali.
Karakteristik steganografi dikatakan baik jika memiliki imperceptibility tinggi, fidelity tinggi, recovery maksimum serta robustness tinggi [9].
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Taksonomi Steganografi
Taksonomi dari steganografi dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut:
Gambar 2.2 Taksonomi Steganografi [8]. Penjelasan dari taksonomi steganografi yang ada pada gambar 2.2 adalah
sebagai berikut:
1. Technical Steganography
Teknik ini menggunakan metode sains untuk menyembunyikan pesan. Contohnya adalah penyembunyian pesan dalam chip mikro.
2. Linguistic Steganography
Teknik ini menyembunyikan pesan dengan cara yang tidak lazim. Teknik ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Semagrams dan Open Codes.
3. Semagrams
Teknik ini menyembunyikan pesan dengan menggunakan simbol atau tanda-tanda. Contoh penggunaannya adalah dengan mengganti ukuran teks ataupun mengganti
ukuran font. Pergantian dari ukuran atau tipe tersebut digunakan sebagai media penyisipan pesan.
Steganografy
Linguistic Steganografy
Technical Steganografy
Open Codes Semagrams
Jargon Code
Text Semagrams
Cover Ciphers
Visual Semagrams
Grille Cipher
Null Cipher
Universitas Sumatera Utara
Teknik semagrams terbagi menjadi dua bagian yaitu Visual Semagrams dan Text Semagrams. Visual semagrams menggunakan suatu benda dalam kehidupan sehari-
hari yang tidak mencolok untuk menyampaikan pesan. Sebagai contoh penempatan posisi dari dari suatu benda. Sedangkan pada text semagrams menyembunyikan
pesan dengan memodifikasi tampilan dari suatu teks carrier, sebagai contoh melalui perubahan kecil pada ukuran teks, font atau penambahan spasi.
4. Open Codes
Teknik ini menyembunyikan pesan dengan cara yang tidak umum namun tetap tidak terlihat mencurigakan. Teknik ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Jargon
Code dan Covered Ciphers.
5. Covered Ciphers
Teknik ini menyembunyikan pesan dalam media penampung sehingga pesan kemudian dapat diekstrak dari media penampung tersebut oleh pihak yang
mengetahui bagaimana pesan tersembunyi tersebut disembunyikan.
2.2 Media Penampung Pesan