E. Pankreas
Produksi enzim amilase, tripsin, dan lipase akan menurun, sehingga kapasitas metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak juga akan menurun. Pada
lanjut usia sering terjadi pankreatitis yang dihubungkan dengan batu empedu. Batu empedu yang menyumbat ampula Vateri akan menyebabkan oto-digesti
parenkim pankreas oleh enzim elastase dan fosfolipase-A yang diaktifkan oleh tripsin dan asam empedu.
Substansi struktur pankreas berubah sejalan dengan penuaan yang terdiri dari penurunan berat badan, hiperplasia ductus dan fibrosis lobular. Anehnya
perubahan ini tidak mempengaruhi fungsi ekskresi pankreas secara signifikan dimana enzim pankreas dan bikarbonat hanya turun sedikit dan karbohidrat tidak
berpengaruh terhadap pertambahan usia. Sekresi insulin berkurang sehingga akibat turunnya respons sel-sel pankreas tehadap glukosa dan peningkatan
resistensi pankreas yang sesuai dengan pertambahan usia, yang keduanya mempengaruhi tingginya risiko intoleransi glukosa dan diabetes melitus tipe-2
pada lansia.
Gambar 2.5.Pankreas
F. Usus Halus
Mukosa usus halus mengalami atrofi sehingga luas permukaan berkurang yang menyebabkan jumlah villi berkurang dan selanjutnya menurunkan proses
absorbsi. Di daerah duodenum, enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu
juga menurun, sehingga metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak menjadi tidak sebaik sewaktu muda. Keadaan seperti ini sering menyebabkan maldigesti
dan malabsorbsi. Proses penuaan hanya sedikit mempengaruhi usus halus, yaitu berupa
perubahan pada struktur villus dan berkurangnya persarafan plexus mesenteric. Proses penuaan tidak banyak memberikan perubahan dalam hal motilitas, transit,
permeabilitas dan absorpsi usus halus. Meskipun bisa terlihat perubahan fungsi imun usus halus tetapi perubahan itu secara klinis tidak terlalu penting.
Pertumbuhan pesat bakteri dalam usus halus tidaklah normal pada lansia sehat, biasanya akan menyertai berbagai penyakit yang ada. Hal-hal yang dapat
mencetuskannya adalah hipoklorida, divertikulosis usus halus dan diabetes melitus. Pertumbuhan pesat bakteri tersebut bisa tanpa gejala atau relatif hanya
menimbulkan gejala non spesifik seperti anoreksia, berat badan menurun dan menimbulkan malabsorpsi mikronutrien seperti folat, Fe, kalsium, vitamin K dan
B
6
serta bisa menyebabkan timbulnya diare.
Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 6 April 2009 – 9 Mei 2009 243
Pada proses penuaan, absorpsi kalsium berkurang karena terjadi resistensi usus halus terhadap aksi 1,25-dihidroksivitamin D. Defisiensi vitamin D juga ikut
mempengaruhinya. Malabsorpsi kalsium merupakan faktor utama pengurangan densitas tulang yang berhubungan dengan pertambahan usia, baik pada laki-laki
maupun perempuan sehingga kebutuhan diet kalsium harus lebih tinggi pada lansia.
G. Usus Besar dan Rektum