SISTEM GASTROINTESTINAL TRACK GIT DALAM

SISTEM GIT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENCERNAAN
DAN ABSORPSI LEMAK
KE LO MPOK

VI

Ahmad Fatahillah

03009006

Andreas Ronald

03009016

Annisa Parasayu

03009026

Ayu Prima Dewi

03009036


Bellinda Paterasari

03009046

Cynthia Ayu P.

03090056

Devita Friska Santy

03009066

Dyka Jafar Hutama

03009076

Fenni Cokro

03009086


Fitya Syarifa

03009096

Hanina Yuthi M.

03009106

I. G. A. Satwikka P

03009116

Jessica W.

03009126

Lina Pratiwi

03009136


Martin Renyut N.

03009146

JAKARTA

25 JANUARI 2010

PENDAHULUAN
Sistem gastrointestinal merupakan pintu gerbang masuknya zat makanan, vitamin,
mineral, dan cairan ke dalam tubuh. Karbohidrat, protein dan lemak yang terkandung
dalam makanan berbentuk senyawa kompleks, kemudian diuraikan menjadi unit-unit yang
dapat serap (dicerna), terutama di usus halus. Hasil pencernaan, vitamin, mineral, dan air
menembus mukosa dan masuk ke dalam pembuluh limfe atau pembuluh darah (penyerapan).
Proses pencernaan dan penyerapan akan dibahas dalam makalah ini khususnya pada
pencernaan lemak.
Pencernaan zat makanan utama merupakan proses teratur yang melibatkan kerja
sejumlah besar enzim pencernaan. Enzim kelenjar saliva dan klenjar lingualis mencerna
karbohidrat dan lemak. Enzim lambung mencerna protein dan lemak; dan Kirn yang berasal

dari bagian eksokrin pankreas mencerna karbohidrat, protein, lemak, DNA, dan enzim-enzim
lainnya yang melengkapi proses pencernaan ditemukan di membran luminal dan sitoplasma
sel dinding usus halus. Kerja berbagai enzim dibantu oleh HCL yang disekresi oleh lambung
dan empedu yang disekresi oleh hepar. Kebanyakan zat melintas dari lumen usus halus ke
dalam enterosit dan, kemudian keluar dari enterosit menuju cairan interstisium.
Proses yang berperan pada pemindahan zat melalui membran sel luminal sering kali
agak berbeda dengan proses pemindahan zat melalui membran sel basal dan lateral
yang masuk ke dalam cairan interstisium.
Lipid ( bahasa Yunani : lopos, yang berarti lemak) adalah sekelompok senyawa heterogen,
meliputi lemak, minyak, steroid, malam (wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena
sifat fisiknya daripada sifat kimianya. Lipid memiliki sifat umum berupa (1) relatif/tidak larut
dalain air dan (2) larut dalam pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform. Senyawa ini
merupakan konstituen makanan yang penting tidak saja karena nilai energinya yang tinggi, tetapi
juga karena vitamin larut-lemak dan asam lemak esensial yang terkandung di dalam lemak

makanan alami. Lemak disimpan di jaringan adiposa, tempat senyawa ini juga berfungsi sebagai
insulator panas di jaringan subkutan dan di sekitar organ tertentu. Lipid nonpolar berfungsi
sebagai insulator listrik, dan memungkinkan penjalaran gelombang depolarisasi di sepanjang
saraf bermielin. Kombinasi lipid dan protein (lipoprotein) adalah konstituen sel yang penting,
yang terdapat baik di membran sel maupun di mitokondria, dan juga berfungsi sebagai alat

pengangkut lipid dalam darah.
Karena lemak merupakan senyawa yang memiliki sistem pencernaan yang tidak biasa
terkait problema biokimianya, kami kelompok VI akan memaparkan sistem pencernaan yang
terarah pada pencernaan lemak.
LAPORAN KASUS
Bapak Eri 44 tahun datang ke praktek saudara dengan membawa hasil laboratorium sebagai
berikut: total kolestrol 250 mg %, trigliserida 200 mg%.
Bapak Eri memiliki kebiasaan makan yang gurih dan berlemak.
PEMBAHASAN
Bapak Eri mengalami hiperlipidemia karena kadar kolesterol total dan trigliserida melebihi
ambang batas normal, yaitu kolesterol total >200 mg% dan trigliserida >150 mg%

Susunan anatomi GIT

Sistem GIT dapat dibagi menjadi dua, yaitu: (1)
1. Saluran pencernaan (traktus digestivus)
Adalah suatu saluran (tabung) dengan panjang sekitar 30 kaki (9 m) yang berjalan dari
bagian tengah tubuh dari mulut hingga anus. Mencakup organ-organ berikut:
Mulut, faring, esophagus, lambung, intestinum tenue (duodenum, jejunum, ileum),
intestinum crassum (sekum, colon ascendens, colon transversus, colon descedens, colon

sigmoid, rectum, anus)

2. Organ aksesorius (organ tambahan)
Adalah organ yang berada di luar dinding saluran pencernaan dan menyalurkan sekresi
mereka melalui duktus ke dalam lumen saluran pencernaan. Mencakup organ-organ
berikut:
Kelenjar liur, pankreas, hepar, dan empedu
Jalur pencernaan manusia adalah:
Mulut → faring → oesophagus → gaster → intestinum tenue → intestinum crassum → anus

HISTOLOGI (2)
LIDAH
Dibedakan atas 3 bagian yaitu apex linguae, korpus linguae dan radix linguae. Sebagian
besar lidah terdiri atas serat-serat otot skelet, dilapisi oleh selaput lender dan mengandung
kelenjar. Di antara serat-serat otot skelet terdapat kelenjar yaitu :
1.

Glandula apicis linguae (glandula. Blandin
Nuhn) sifatnya mukoserosa


2.

Glandula Weberi sifatnya mukosa

3.

Glandula Ebneri sifatnya serosa

4.

Kelenjar serosa lidah

Serat-serat otot skelet saling menyilang dalam 3
bidang disebut Mm. Itrinsik lidah, yaitu :
1. M. Horizontalis (M. Transversalis)
2. M. Vertikalis
3. M. Longitudinalis
Seluruh otot-otot ini ber origo dan ber insersio pada septum linguae, yaitu jaringan ikat
fobrosa yang terletak di tengah lidah. Membran mukosa sangat erat melekat ke jaringan otot


karena jaringan ikat lamina propria menyusup ke dalam celah-celah di antara berkas-berkas otot.
Jaringan ikat yang merupakan lembaran di bawah papil-papil lidah disebut aponeurosis linguae.
Yang termasuk Mm. Extrinsik lidah yaitu :
1. M. Genioglossus
2. M. Hyoglossus
3. M. Palatoglossus
4. M. Stylglossus
Papillae linguae adalah tonjolan epitel bersama lamina propria pada permukaan lidah, yang
mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Ada 4 jenis papil yaitu.
Papila filiformis
Terdapat hampir pada seluruh permukaan atas lidah, tersusun dalam barisan sejajar linea
terminalis. Bentuknya mirip seperti benang, langsing dan tingginya 2-3 mm dan
menonjol di permukaan lidah. Dilapisi oleh epitel selapis gepeng yang terdapat lapisan
tanduk.
Papila fungiformis
Letaknya tersebar di antara deretan papila filiformis dan jumlahnya makin banyak ke arah
ujung lidah. Bentuknya seperti jamur dengan tangkai pendek dan bagian atas yang lebih
lebar seperti jamur. Beepitel selapis gepeng dengan lapisan tanduk. Jaringan ikat di
tengah papil membentuk papil sekunder.
Papila Sirkumvalatae

Merupakan papila paling besar yang terdapat pada pangkal lidah sepanjang linea
terminalis. Pada dasar parit bermuara kelenjar Ebner dan papila ini diliputi oleh epitel
berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk juga terdapat papila sekunder.

Papila Foliatae
Papila ini tidak terdapat apda lidah manusia dan banyak terdapat pada ldiah kelinci.
Benutknya seperti lipatan daun, seragam berjejer menonjol dari permukaan lidah.
Berlapis gepeng dan mempunyai lapisan tanduk, terdapat papil sekunder.
Taste Bud
Adalah reseptor untuk rasa yang terutama terdapat pada lidah, pallatum molle dan
permukaan laringeal epiglottis. Terletak di lamina basalis sampai sedikit di bawah permukaan
sehingga sel-sel sensoris ini terlindungi dari abrasi. Serat saraf sensorisnya terdiri dari sel
pengecap, sel penyokong dan sel basal.
Pada manusia terdapat 4 rasa kecap dasar yaitu asam yang terdapat pada daerah samping
lidah, rasa pahit yang terdapat pada daerah sirkum vallatae, rasa manis dan asin yang terdapat
pada lujung lidah.
ESOFAGUS
Esofagus mempunyai panjang sekitar 20 cm, merupakan lanjutan ke bawah dari faring,
mulai pada batas bawah tulang krikoid dan terbentang dari leher bawah, melalui mediastinum
menembus diafragma dan terbuka ke lambung. Secara histologi esophagus dibedakan atas 1/3

bagian atas, 1/3 bagian tengah, dan 1/3 bagian bawah.
Dinding esophagus terdiri dari 4 lapisan, yaitu :
1. Tunika muskulosa, yang terdiri dari epitel
berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Epitel
disini tebal (sekitar 25 lapisan sel) dan tampak
gambaran mitosis pada si salurtratum basalis.

Pada lapisan ini, terdapat serat otot polos yang lebih tebal dari saluran cerna lainnya
dan seratnya berjalan memanjang.
2. Tunika submukosa, tampak serat kolagen dan serat elastis. Dalam lapisan ini
terdapat kelenjar esophagus, bentuknya tubulo-alveolar kompleks, sifatnya mukosa,
jumlahnya bervariasi, terdapatnya tidak beraturan. Selain itu, juga terdapat pleksus
submukosus Meissneri.
3. Tunika muskularis, terdiri atas dua lapisan otot yang tebal. Lapisan sebelah dalam
berjalan sirkular dan lapisan sebelah luar berjalan longitudinal. Pada 1/3 atas
esofagus, serat-serat otot seluruhnya adalah otot skelet, sering susunannya tidak
beraturan. Pada 1/3 tengah esofagus terdiri dari campuran otot skelet dan otot polos.
Pada 1/3 bagian bawah esofagus, terdiri atas otot polos, susunannya lebih teratur. Di
antara tunika muskularis sirkularis dan tunika muskularis longitudinal terdapat
plakesus mienterikus Auerbachi yang terdiri atas kumpulan serat-serat saraf dan selsel ganglion.

4. Tunika adventisia (lapisan luar tunika muskularis), terdiri atas jaringan fibrosa,
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf.

DINDING
- LAPISAN
- BANGUNAN SEL

ESOFAGUS

T. MUKOSA
Epitel
L. Propria

- lipatan longitudinal
- berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
- jaringan ikat jarang + selular kelenjar (-) + kelenjar
kardia esophagus

T. Musk. mukosa
T.SUBMUKOSA

Jaringan otot polos berkas longitudinal
Jaringan ikat jarang yang memadat (pembuluh darah,
limfe, saraf)
+ kel. Esophagus
+ pleksus submukosus Meissneri
2 lapis

T. MUSKULARIS
-

Silindris
longitudinalis

1/3 ATAS

Otot skelet
Otot skelet

1/3 TENGAH

Otot skelet
Otot polos

1/3 DISTAL

Otot polos
Otot polos

T. ADVENTISIA/SEROSA

Jaringan ikat jarang (pembuluh darah, limfe, saraf)

GASTER
Secara histologis, struktur lambung dibedakan menjadi kardia, fundus, dan pilorus. Epitel
yang membatasi ketiga daerah ini adalah selapis thorak, mensekresi lendir. Sel-selnya berinti
bulat dan di tengah.
Dinding gaster terdiri atas 4 lapisan, yaitu :
1. Tunika mukosa
Dalam keadaan hidup mukosa lambung berwarna pucat, merah keabu-abuan dan
dibatasi oleh epitel selapis thorak. Mukosa lambung tebal karena adanya massa
kelenjar lambung yang bermuara ke permukaan melalui foveola gastrika. Kelenjar
lambung bentuknya tubulosa simpleks atau tubulosa bercabang, masuk jauh ke dalam
mukosa, sehingga mendekati tunika muskularis mukosa.
Berdasarkan perbedaan pada kelenjar dan foveola, dapat dibedakan 3 zona :
1. Kelenjar kardia. Terletak pada daerah sempit,berbentuk cincin mengelilingi
kardia
2. Kelenjar fundus (kelenjar utama). Terletak pada daerah fundus dan korpus
lambung
3. Kelenjar pilorus. Terletak di antrum dan kanalis pilorikum
Tunika muskularis mukosa, tersusun dalam 2 lapisan. Lapisan dalam berjaan
sirkular dan lapisan luar berjalan longitudinal. Sebelah atas tunika muskularis mukosa
gaster tampak pucat karena terdiri atas serat-serat elastin sehingga disebut membrana
elastis.
Kardia

Merupakan daerah melingkar sempit pada
peralihan antara esofagus dan gaster. Foveola
gastrika di daerah ini dangkal dan sempit. Dalam
lamina propria terdapat kelenjar kardia, kelenjar
tubulosa berkelok-kelok, pendek, lumennya lebar, terdiri atas satu macam sel kelenjar. Sekret
kelenjar berbentuk lender dan menghasilkan enzim lisosim.
Kardia Gaster :
A. Esophagus
B. Gaster kardia
C. Diafragma (tdd otot skelet)
Sel Parietal ( Sel oksintik/sel HCl )
Sel ini membentuk asam HCl, berfungsi mengubah pepsinogen menjadi pepsin. Terdapat
paling banyak di setengah bagian atas kelenjar lambung, selain itu juga terdapat di kelenjar
kardia dan kelenjar pirolus walaupun hanya sedikit. Sel parietal itu besar, berbentuk bulat atau
pyramid dengan sitoplasma asidofil, inti bulat di tengah dan tampak mencolok di dalam lamina
propria.
Sel Mukus Leher ( mucous neck cell )
Terletak di daerah leher kelenjar lambung, berkelompok atau tunggal, di antara sel-sel
parietal, menghasilkan mukus asam, bentuk sel tidak beraturan, dan initinya terdapat di dasar sel.
DINDING
- LAPISAN
- BANGUNAN SEL
T. MUKOSA
Epitel
L. Propria
T. Musk. mukosa

GASTER
KARDIA

FUNDUS

Foveola Gastrika + kelenjar gaster
- selapis silindris + mikrovili
- jaringan ikat jarang
Kel kardia
kel fundus

PILORUS

kel pylorus

Jaringan otot polos berkas longitudinal + sirkuler

T.SUBMUKOSA

T. MUSKULARIS
T. ADVENTISIA/SEROSA

saluran
Pencernaan

Lapisan Mukosa

Intestinum
Tenue

Jejunum

a.

Jaringan ikat jarang yang memadat (pembuluh darah,
limfe, saraf)
- Tanpa kelenjar
+ pleksus submukosus Meissneri
2 – 3 lapis
Jaringan ikat jarang (pembuluh darah, limfe, saraf)

T. Mukosa

1. Vilus Intestinalis
2. ep. selapis silindris dgn sel
goblet
3. Kriptus/kelenjar Lieberkuhn
dalam t. propria
4. T. Musk. Mukosa

Lapisan Submukosa

B. T.Submukosa

5.PIika semisirkularis
Kerckringi (t. mukosa
+ t. submukosa)

Lapisan
Eksterna

Muskularis Lapisan Serosa

C). T. muskularis
6. Kontraksi serat-serat
otot polos
7. Plexus mienterikus
Auerbach
8.T.musk.
longitudinalis

Tunika
mukosa jejunum gambarannya
mirip duodenum tetapi vilus
intestinalisnya lebih langsing dan sel
gobletnya lebih banyak. Sel Paneth
lebih mudah dikenali pada sajian ini.

Tunika submukosa di
sini tidak mengandung
kelenjar. Hanya terdiri
atas jaringan ikat jarang
dengan pleksus
Meissneri di dalamnya.
Lapisan ini juga ikut
membentuk plika
sirkularis Kerckringi.

Tunika muskularis
susunannya sama seperti
pada duodenum.

Jaringan
jarang

ikat

duodenum:
A. T. Mukosa
1. Vilus intestinalis
2. Ep.selapis silindris + sel
goblet
3. Kriptus / kel lieberkuhn
dalam t propia
4. T. Musk. Mukosa

Ileum :
A. T. mukosa

B. T Submukosa
berisi gl duodenalis

5.

Plaque Peyeri

C. T. Muskolaris

Jaringan
jarang

ikat

6. T. musk. sirkularis
7.T.musk. longitudinalis

T. serosa ( tipis )

1. Vilus intestinalis
2. Ep. selapis silindris + sel Goblet
3. Kriptus / kel. Lieberkuhn
4. T. musk. mukosa

Tunika mukosa mirip dengan
jejunum, tetapi sel goblet jauh lebih
banyak./Di dalam lamina propria
terdapat
kelompokan
nodulus
limfatikus
yang
membentuk
bangunan khusus disebut plaque
Peyeri.
Kelompokan
nodulus
limfatikus ini serincj terlihat meluas
ke dalam tunika submukosa sehingga
sering menjadikan tunika muskularis
mukosa terpenggal-penggal.

muskularis, Jaringan
Tunika
submukosa Tunika
gambarannya
sama
seperti jarang
terdiri atas jaringan ikat
jarang dengan pleksus duodenum dan jejunum.
Meissneri di dalamnya.
Di sini juga tidak
terdapat kelenjar. Plika
sirkularis
Kerckringi
tampak lebih pendek
dibanding yang terdapat
pada
duodenum
maupun jejunum.

ikat

Gaster

Cardiac fundus

A. T.

Mukosa
1. Ep.selapis silindris
2. Foveola gastrika
3. T. Propia + kel fundus
4. Membran elastis
5. T musk mukosa

B. T. Submukosa

Pylorus Gaster

B. T. Submukosa

C.T. Muskularis

A. T. Mukosa

1. Ep.selapis silindris
2. Foveola gastrika (lebar dan
dalam)
3. Kel. Pylorus (dlm t.propria)
4. Membran elastis
5. T. musk.mukosa

gaster fundus

B. T. Submukosa
A. T. Mukosa
1. Ep. Selapis silindriss
2. Foveola gastrika
3. T. propria+ kel.fundus
4. Membran elastis
5. T. musk. Mukosa

Intestinum
Crassum

Seringkali
banyak
dijumpai
sel
limfoid
Usus
besar
terdiri
atas
membran mukosa tanpa adanya dan nodul yang
merupakan lanjutan

Muskularis
terdiri
atas
berkas-berkas
longitudinal
dan
sirkular. Lapisan ini
berbeda dari lapisan

Pada
kolon
bagian
intraperitoneal,
lapisan/ tunika

lipatan kecuali pada bagian
distalnya (rektum). Vili usus
tidak dijumpai pada bagian usus
ini. Kelenjar usus berukuran
panjang dan ditandai dengan
banyaknya sel goblet dan sel
absorptif dan sedikit sel
snteroendokrin. Sel absorptifnya
berbentuk
silindris
dengan
mikrovili pendek dan tak
teratur. Usus besar disesuaikan
dengan iingsi utamanya: absorpsi
air, pembentukan massa tinja,

dari lamina propia.

dan produksi mukus. Mukus
adalah jel berhidrasi tinggi yang
tidak
hanya
melumasi
permukaan usus, namun juga
menutupi bakteri dan zat
renik lain. Absorpsi air
berlangsung
pasif,
dan
mengikuti transpor aktif natrium
yang keluar dari permukaan
basal sel-sel epitel.
apendix veriformis

B. T. submukosa
berisi
4. Noduli limfatisi
A. T. mukosa
1. ep. Selapis silindris + sel
goblet
2. Kriptus lieberkuhn
3. T. musk. Mukosa

Kolon rektum

A. Tunika mukosa
1. ep. Selapis torak + sel goblet
2. Kriptus Lieberkuhn

B. Tunika submukosa
(kadang-kadang
ada)
3. Nodulus limfatikus

muskularis di usus
halus karena serabut
lapisan longitudinal
luarnya
mengelompok dalam
3 pita longitudinal
yang disebut taenia
coli.

serosa ditandai
dengan
tonjolan
kecil'yang
terdiri
atas
jaringan lemak,
yaitu apendiks
epiploika.

Anus
(Peralihan
Rektum
Anus)

Tunika mukosa. Perhatikan
perubahan epitel, dari epitel selapis
torak dengan sel goblet menjadi
epitel berlapis gepeng tanpa lapisan
tanduk, yang semakin ke distal dapat
dijumpai adanya lapisan tanduk.
Kriptus tidak terlihat lagi di daerah
anus. Moduli limfatisi dapat
ditemukan dalam lapisan ini.
Tunika muskularis mukosa tidak
terlihat lagi setelah masuk daerah
anus. Lamina propria digantikan oleh
dermis. Carilah di dalam dermis,
kelenjar apokrin yang disebut
kelenjar sirkumanalis.

Tunika
submukosa
berupa jaringan ikat
jarang yang menjadi
satu dengan jaringan
ikat jarang lamina
propria pada tempat
pertemuannya dengan
anus dan akhirnya
digantikan oleh dermis
dan hypodermis.

Tunika muskularis yang
melingkar pada daerah
rektum
menebal
membentuk otot sirkular
yaitu m. sfingter ani
internus.
Lapis otot
longitudinal
tidak
mengalami
perubahan.
Pada beberapa sajian dapat
dikenali m. sfingter ani
eksternus yang terdiri atas
jaringan otot skelet.

Tunika adventisia
terdiri
atas
jaringan
ikat
jarang.

anus

1. ep. Berlapis gepeng tanpa lap.
Tanduk
berlanjut ke
2. ep. Berlapis gepeng dengan
lap. Tanduk
3. Nodulus limfatikus
4. Pleksus venosus
5. GI. Sirkumanalis
6. M. sfingter ani eksternus(2).

Fisiologi GIT

PENCERNAAN

ORGAN MOTILITAS

SEKRESI

Mulut dan
kelenjar liur

Saliva :
Dimulai pencernaan
Amilase, Mukus, Lisozim,
karbohidrat
Lingual lipase

Mengunyah

PENYERAPAN
Makanan tidak diserap secara
sempurna

Faring dan
esofagus

Lambung

Pankreas

Menelan

Mukus

Relaksasi, Reseptif,
Peristaltis

Getah lambung
- HCL
- Pepsin
- Renin
- Mukus
- Faktor intrinsik

-

Hati

-

Usus halus

Usus besar

Segmentasi
Kompleks motilitas
migratif

Haustrasi, pergerakan
masa

-

EnZim pencernaan
pankreas

-Garam empedu
-Bilirubin

-

-Pencernaan karbohidrat
-Makanan tidak diserap
dilanjutkan
-Hanya beberapa zat yang larut
-Pencernaan protein
lemak
dimulai

Menyelesaikan
pencernaan di
duodenum

-

-Empedu tidak
mencerna apapun
Tapi garam empedu
-mempermudah
pencernaan &
penyerapa lemak di
lumen duodenum

-

-Dalam lumen, dibawah
pngaruh enzim pankreas
dan empedu,
-Sukus enterikus :
pencernaan KH dan
Mukus & garam
protein berlanjut
Semua nutrien,
-Enzim usus halus tak
-pencernaan lemak
Sebagian besar elektrolit dan air
disekresikan tapi berfungsi
selesai
intrasel di brush border
-Di brush bolder,
Pencernaan KH dan
protein selesai
Mukus

-

Garam dan air, mengubah isi
menjadi feses

Terdapat 4 proses pencernaan dasar, yaitu:
1. Motilitas, mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran
pencernaan. Terdiri dari gerak propulsive (mendorong) dan mixing (mencampur)
2. Sekresi, yaitu pengeluaran getah pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin
3. Pencernaan, yaitu pemecahan makromolekul menjadi mikromolekul yang dapat
diserap tubuh
4. Penyerapan, yaitu proses pengangkutan monomer yang sederhana
masuk ke dalam lingkungan internal tubuh.

LEMAK

Lipid adalah senyawa organic yang merupakan ester antara alcohol dan asam lemak. Alkohol
yang membentuk lipid adalah gliserol, sfingol, kolesterol, sterol lain dan alcohol alifatik rantai
panjang.
Klasifikasi lipid antara lain sebagai berikut:

Lemak ( Lipid )

Simple Lipid

- Lemak
netral
- Minyak
- Malam / lilin
(wax)

Lipid Majemuk

Derivat Lipid

- Fosfolipid
- Glikolipid
- Lipoprotein

- Asam
lemak
- Alkohol
- Gugus
sterol

Dari bagan di atas dapat disimpulkan:
-

Simple lipid ialah lipid yang terdiri dari alcohol dan asam lemak saja.

-

Lipid majemuk terdiri dari alcohol, asam lemak, dan senyawa lain.

-

Derivat Lipid adalah hasil hidrolisis kedua kelompok lipid di atas

Asam lemak dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Asam lemak jenuh, yang tidak memiliki ikatan rangkap (diberi nama dengan akhiran –
anoat)
2. Asam lemak tak jenuh, yang memiliki ikatan rangkap (diberi nama dengan akhiran –
enoat). Dapat dibagi menjadi dua:
- Esensial : adalah asam lemak yang tidak dapat dibuat sendiri oleh atau tidak dapat

mencukupi kebutuhan minimal dari suatu spesies (hewan atau manusia).
Contoh: asam linolenat (omega 3), asam linoleat dan asam arakidonat (omega 6)

- Non esensial : adalah asam lemak yang dapat diproduksi oleh tubuh
Contoh: oleat, palmitoleat
ASAM LEMAK OMEGA 3

ASAM LEMAK OMEGA 6

Asam lemak yang berasal dari posisi
ikatan ganda pertama yang terletak pada
atom ketiga, dihitung dari gugus metil
rantai karbon utama.

Asam lemak yang berasal dari posisi ikatan
ganda pertama yang terletak pada atom
keenam, dihitung dari gugus metil rantai
karbon utama.

Contoh :
Contoh :
eicosapentaenoic acid (EPA), asam Asam
linoleat
dan
asam
linolenat dan docosahexaenoic acid arakhidonat.
(DHA)
Sumber dari makanan :
Sumber dari makanan :
minyak jagung, minyak kedelai, minyak biji
Salmon,tuna,kacang walnut, biji kapok bunga matahari, minyak canola.
(flaxseeds),dan sayuran berdaun hijau.

Isomer asam lemak tak jenuh
- Cis: apabila gugus-gugus sejenis terletak
pada sisi yang sama
Contoh : asam oleat, asam maleat
-Trans : apabila gugus-gugus sejenis terletak
pada

sisi yang berlawanan

Contoh: asam elaidat, asam fumarat
Lipid plasma terdiri dari triasilgliserol (16%), fosfolipid (30%), kolesterol (14%), dan ester
kolesterol (36%) serta sedikit asam lemak rantai panjang tak teresterifikasi (asam lemak bebas,
FFA) (4%).
KOLESTEROL

Kolesterol adalah salah satu derivate lipid dan merupakan komponen structural esensial pada
membrane serta lapisan luar protein plasma. Senyawa ini disintesis di banyak jaringan dari asetil
ko-A dan merupakan precursor semua steroid lain di tubuh, termasuk kortikosteroid, hormone
seks, asam empedu, dan vitamin D. Kolesterol tubuh berasal dari hasil pembentukan di dalam
tubuh (sekitar 500 mg/hari) dan dari makanan yang dimakan. Pembentukan kolesterol di dalam
tubuh terutama terjadi di hati (50% total sintesis) dan sisanya di usus, kulit, dan semua jaringan
yang mempunyai sel-sel berinti. Kelebihan kolesterol diekskresikan dari hati sebagai kolesterol
atau garam empedu.
TRIGLISERIDA
Trigliserida adalah senyawa yang terdiri dari gliserol dan tiga molekul asam lemak yang
dihubungkan oleh ikatan ester. Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol
maka dinamakan monogliserida. Fungsi utama Trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak
disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim
lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta
melepasnya ke dalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yang membutuhkan komponen-komponen
tersebut kemudian dibakar dan menghasilkan energi, karbondioksida (CO2), dan air (H2O).
Pencernaan lemak

Lemak dipindahkan dari kimus yang cair melalui cairan tubuh yang mengandung banyak air
walaupun lemak tidak larut dalam air. Dengan demikian, lemak harus menjalani serangkaian
transformasi. Sewaktu isi lambung mengalir ke dalam duodenum, lemak yang ada menggumpal
membentuk trigliserida berukuran besar yang mengambang dalam kimus.

Melalui efek deterjen garam-garam empedu, butir-butir besar terdispersi menjadi emulsifikasi
butir-butir kecil lemak, sehingga luas permukaan lemak yang terpajan ke lipase pankreas
meningkat. Produk pencernaan lipase (monogliserida dan asam lemak bebas) tidak terlalu larut
air, komponen-komponen empedu mempermudah penyerapan produk-produk akhir pencernaan
lemak ini melalui pembentukan misel.

 merupakan tampilan misel secara sekematik.
Kandungan empedu (garam empedu, lesitin dan
kolesterol) membentuk misel yang terdiri ari
selubung hodrofilik dan hidrofobik.

Misel merupakan vehikulum yang praktis untuk mengangkut bahan-bahan yang larut
dalam lemak di dalam isi lumen yang banyak mengandung air. Misel memiliki ukuran yang lebih
kecil dari emulsi lemak. Misel dibentuk dari garam empedu bersama dengan kolesterol dan
lesitin. Lesitin memiliki yang larut dalam lemak dan larut dalam air, sementara kolesterol tidak
larut dalam air. Dalam misel
(micelle) garam empedu dan lesitin
menggumpal, bagian yang larut
lemak (hidrofobik) berada di tengah
membentuk inti, sedangkan bagian
yang larut air (hidrofilik) di bagian
luar.Misel, karena larut air akibat

lapisan hidrofiliknya, dapat melarutkan zat-zat yang tidak larut dalam air di dalam intinya yang
larut lemak.

 merupakan skema pencernaan dan penyerapan lemak.
Setelah misel-misel ini mencapai membrane luminal sel-sel epitel, monogliserida dan
asam lemak bebas secara pasif berdifusi dari misel menembus komponen lemak membran sel
epitel. Di dalam sel epitel, monogliserida dan asam lemak bebas disintesis ulang menjadi
trigliserida-trigliserida yang nantinya akan dibungkus oleh lapisan lipoprotein disebut dengan
kilomikron. Kilomikron dikeluarkan melalui proses eksositosis dari sel epitel ke dalam cairan
interstisium di dalam vilus dan kemudian masuk ke dalam pembuluh limfe. Asam lemak dengan
rantai karbon pendek atau sedang dapat masuk ke darah.
Enzim-enzim yang berperan pada pencernaan lemak antara lain:
- Pancreas




-

-

Lipase pankreas (steapsin) : rantai ester primer dari triacyl glycerol à asam lemak +
2 monoacyl glycerol + glycerol
Cholesterol esterase
Cholesteryl ester ↔ kolesterol bebas + asam lemak
Dalam kondisi lumen usus, reaksinya ke kanan sehingga kolesterol dapat diserap dalam
bentuk kolesterol bebas
Phospolipase A2 ( disekresikan sebagai proenzim, diaktifkan oleh trypsin & Ca 2+ :
Phospolipid à asam lemak,lysophospolipid
Hepar dan vesica fellea menghasilkan garam empedu :
Lemak à asam lemak-garam empedu kompleks dan lemak
netral yang diemulsifikasikan dalam misel
PERAN EMPEDU DALAM PENCERNAAN LEMAK
Dihasilkan oleh hati
Terdiri dari cairan alkalis encer serta beberapa konstituen organik termasuk garam-garam
empedu, kolesterol, lesitin, dan bilirubin
Fungsi:
1) Mengemulsikan lemak

Globulus-globulus lemak berukuran besar diubah menjadi emulsi lemak dengan
banyak butir lemak kecil. Adsorbsi garam empedu di permukaan butiran lemak kecil
menciptakan selaput komponen garam empedu larut air yang bermuatan negatif yang
menyebabkan butiran lemak saling menolak satu sama lain. Ini bertujuan untuk
meningkatkan luas permukaan yang dapat dicerna oleh lipase pankreas
2) Menetralkan asam → karena empedu alkalis, chime yang asam dinetralkan
3) Ekskresi → obat-obatan, toksin, bilirubin, zat anorganik
4) Melarutkan kolesterol → pembentukan misel
HEPAR

Hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan mempunyai banyak fungsi. Letak hepar
sebagian besar di region hypochondriac dextra menuju epigastrium lalu masuk ke region
hypochondriac sinistra. Hepar dapat dibagi menjadi lobus hepatis dexter yang besar dan lobus
hepatis sinister yang kecil oleh perlekatan ligamentum peritoneale, ligamentum falciforme
hepatis. Lobus hepatis dexter terbagi lagi menjadi lobus quadratus dan lobus caudatus oleh
adanya vesica biliaris, fissure ligamenti teretis, vena cava inferior, dan fissure ligamenti venosi.
Kenyataannya lobus quadrates dan lobus caudatus merupakan bagian fungsional lobus hepatis
sinister. Porta hepatis, atau hilus hepatis, terdapat pada facies viseralis, dan terletak di antara

lobus caudatus dan lobus quadratus. Seluruh hepar dikelilingi oleh capsula fibrosa, tetapi hanya
sebagian yang ditutupi oleh peritoneum. Hepar tersusun atas lobuli hepatis.
Bilirubin yang merupakan produk akhir utama pemecahan hemoglobin
Bila sel darah merah melewati masa hidupnya ( 120 hari ) dan menjadi
mudah pecah bila beada lebih lama di sistem sirkulasi, maka membran selnya
pecah dan melepaskan hemohlobin yang difagositosis oleh sel retikuloendotel di
seluruh tubuh. Hemoglobin mula – mula dipecah menjadi globin dan hemoglobin,
lalu cincin hemoglobin dengan cepat dikonversi menjadi bilirubin yang dilepaskan
ke dalam plasma. Tapi beberapa jam kemudian, bilirubin diabsorbsi melalui
membran sel hepar dan diekskresi oleh proses transpor aktif ke dalam empedu.

SIKLUS ENTEROHEPATIK GARAM EMPEDU
Garam empedu adalah turunan kolesterol. Mereka secara
aktif disekresikan

ke dalam empedu dan akhirnya

masuuk ke duodenum bersama dengan konstituen empedu
lainnya.setelah

ikut

serta

dalam

pencernaan

dan

penyerapan lemak, sebagain besar garam empedu
direabsorpsi ke dalam darah oleh mekanisme transportasi
aktif khusus yang terdapat di ileum terminal, bagian
terakhir dari usus halus. Dari sini garam-garam empedu
dikembalikan melalui system porta hepatica ke hati, yang
kembali mensekresikan mereka ke dalam empedu.
Pendaur ulangan garam-garam empedu (dan sebagian
konstituen empedu lain) antara usus halus dan hati ini
disebut sebagai sirkulasi enterohepatik (entero berarti usus, hepatic berarti hati)Jumlah total
garam empedu di dalam tubuh rata-rata adalah 3 sampai 4 gram, namun dalam satu kali makan

garam empedu yang disalurkan ke duodenum dapat mencapai 3 sampai 15 gram. Jelaslah, bahwa
garam empedu harus didaur ulang beberapa kali sehari. Biasanya hanya sekitar 5% garam
empedu yang disekresikan oleh hati lolos melalui tinja setiap harinya. Garam empedu yang
hilang tersebut digantikan oleh garam empedu baru yang disintesis oleh hati, dengan demikian
jumlah simpanan garam empedu dipertahankan konstan(4).
Sel – sel hepatosit

Ductus
Biliaris

Ductus hepaticus dextra

Ductus hepaticus
sinistra

Ductus hepaticus communis

Ductus
Cysticus

Jika dibutuhkan
oleh tubuh untuk
mencerna
makanan (lemak)

Kantong empedu
(Vesica Fellea)

Duodenum
BATU EMPEDU

Papila duodenalis major

Ductus choledicus

Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu.
Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis, sedangkan batu di dalam
saluran empedu disebut koledokolitiasis.

Peran kolesterol dalam pembentukan batu empedu :
- kolesterol adalah penyusun utama dari batu empedu
- Kolesterol bebasàmembentuk micelle dengan lesitin dan garam empedu
agar bisa larutàkelarutan kolesterol tergantung dari perbandingan
as.empedu:lesitin:kolesterolàjika kolesterol kelewat
jenuhàmengendapàbatu empedu

Pembentukan Batu Empedu
Komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian kecil lainnya terbentuk dari
garam kalsium. Cairan empedu mengandung sejumlah besar kolesterol yang biasanya tetap
berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka kolesterol bisa
menjadi tidak larut dan membentuk endapan diluar empedu. Sebagian besar batu empedu
terbentuk di dalam kandung empedu dan sebagian besar batu di dalam saluran empedu berasal
dari kandung empedu. Batu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu jika empedu
mengalami aliran balik karena adanya penyempitan saluran atau setelah dilakukan pengangkatan
kandung empedu. Batu empedu di dalam saluran empedu bisa mengakibatkan infeksi hebat

saluran

empedu

(kolangitis),

infeksi

pankreas

(pankreatitis)

atau

infeksi

hati.

Jika saluran empedu tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan dengan segera menimbulkan
infeksi di dalam saluran. Bakteri bisa menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di
bagian tubuh lainnya.
Kerja cholestyramin dalam menurunkan kadar kolesterol
• Cholestyramine adalah obat yang dapat mengurangi kadar kolesterol dalam darah.
• Cholestyramine mengikat asam empedu dalam usus
• Efek samping dari cholestyramine adalah sembelit, sakit perut, mulas, bersendawa, mual,
kehilangan nafsu makan, wasir, perubahan rasa, sakit kepala atau gatal dapat terjadi
karena tubuh Anda menyesuaikan obat
Pencegahan
Karena komposisi terbesar batu empedu adalah kolesterol, sebaiknya menghindari makanan
berkolesterol tinggi yang pada umumnya berasal dari lemak hewani.(5)
PERAN DIET DALAM PENURUNAN KOLESTEROL
Diet dengan cara mengurangi makanan yang berlemak kurang berperan dalam menurunkan
kadar kolesterol dalam tubuh kita karena satu-satunya jalan utama pengeluaran kolesterol dalam
tubuh adalah melalui garam empedu. Dalam prosesnya garam empedu tersebut hanya 1% yang
lolos dan mejadi feses sedangkan

99% sisanya diserap kembali oleh hati lewat siklus

enterohepatik. Di sisi yang lain, dikeluarkanya 1% garam empedu tersebut akan diganti oleh
hasil sintesis asam empedu di hati sehingga diet menjadi kurang efektif karena kolesterol dalam
tubuh tidak mengalami pengurangan yang berarti.
Salah satu cara menurunkan kolesterol yaitu dengan cholesteramyn. Cholesteramyn adalah suatu
resin dalam bentuk chloride yang memiliki afinitas terhadap asam empedu yang diikatnya
menjadi kompleks dan tidak larut, sehingga dapat diekresikan melalui feses. Dengan demikian

akan mengakibatkan pengurangan asam empedu dari siklus enterohepatik serta meningkatkan
oksidasi kolesterol. Obat ini diberikan secara oral sebagai tambahan untuk diet dalam menangani
pasien yang mengalami hiperkolesterolemia (6).
KESIMPULAN
Fungsi pencernaan dan penyerapan sistem gastrointestinal yang dibahas dalama
makalah ini bergantung pada berbagai mekanisme yang melunakkan makanan, mendorongnya
di sepanjang saluran cerna, dan mencampurnya dengan einpedu hati yang disimpan di kandung
empedu dan enzim pencernaan yang disekresi oleh kelenjar saliva dan pankreas. Beberapa
mekanisme ini bergantung pada sifat intrinsik otot polos usus. Mekanisme lainnya melibatkan
kerja re-fleks, termasuk neuron intrinsik usus, berbagai refleks SSP, efek parakrin messenger
kimiawi, dan hormon saluran cerna.
Susunan struktur-struktur yang membentuk dinding saluran cerna mulai dari faring
posterior sampai anus dapat dilihat dalam berbagai bagan dan gambar. Terdapat beberapa
variasi setempat, tetapi pada umumnya terdapat empat lapisan dari lumen ke arah luar: mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa. Terdapat serabut-serabut otot polos di submukosa
(muskularis mukosa) dan dua lapisan otot polos di muskularis, yakni lapisan longitudinal di
luar dan sirkular di dalam. Seluruh dinding saluran pencernaan dilapisi oleh mukosa dan,
kecuali pada esofagus dan rektum distal, diliputi oleh serosa. Serosa tersebut berlanjut Ice
mesenterium, yang mengandung serabut saraf, pembuluh limfe, dan pembuluh darah yang
mendarahi saluran cerna.
Kebanyakan pencernaan lemak berawal di duodenum, yang melibatkan salah satu
enzim terpenting, yakni lipase pankreas. Enzim ini menghidrolisis ikatan -1 dan -3

trigliserida (triasilgliserol) dengan relatif mudah, tetapi bekerja pada ikatan-2 dengan
kecepatan yang sangat rendah sehingga hasil utama kerjanya adalah asam lemak bebas
dan 2-monoglise-rida (2-monoasilgliserol). Enzim ini bekerja pada lemak yang telah
diemulsikan. Kebanyakan kolesterol makanan berbentuk estei kolesteril, dan ester
kolesteril hidrolase juga menghidrolisis ester-ester ini di lumen usus halus. Lemak
relatif bersifat tak-larut, yang membatasi kemampuannya untuk menembus lapisan statis
(unstirred layer) dan mencapai permukaan sel mukosa. Namun, lemak diemulsifikasi
dengan halus di usus halus oleh efek deterjen dari garam empedu, lesitin, dan
monogliserida. Bila konsentrasi garam empedu di usus halus tinggi, seperti setelah
kandung empedu berkontraksi, lipid dan garam empedu berinteraksi spontan rnembentuk
misel. Pada akhirnya, pernyataan akhir dari makalah ini adalah asam lemak (AL)
dibebaskan oleh kerja lipase pankreas terhadap trigliserida makanan dan, dengan ada-nya
garam empedu (GE), membentuk misel (struktur bun-dar), yang berdifusi melalui
lapisan air statis ke permukaan mukosa.

DAFTAR PUSTAKA
1. Spatelholz W, Spanner R. Atlas Anatomi Manusia. 16th ed. Jakarta: Buku Kedokteram
EGC; 1994.
2. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun Praktikum Kumpulan Foto Mikroskopik
Histologi. Jakarta: Universitas Trisakti; 2007. p. 104-27.
3. Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd ed. Jakarta: EGC, 2001.
P. 543.

4. Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd ed. Jakarta: EGC, 2001.
P. 567.
5. http://medicastore.com/penyakit/67/Batu_Empedu.html
6. Jay W Gallstone. Available at: http://www.medicinet.com/gallstones/article.htm.
Accessed 10 January, 2010.