HIVAIDS Di Tempat Kerja

SC RE 61 Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja menggabungkan aturan kerja dan keluhan yang transparan dan prosedur investigasi yang: o Mendefinisikan pelecehan dengan jelas, termasuk pelecehan seksual, dan membuat jelas bahwa pelecehan tidak akan ditoleransi; o Menetapkan bahwa setiap pekerja berhak untuk diperlakukan dengan hormat di tempat kerja; o Menyediakan bagi individu untuk mengambil peran focal pointuntuk kasus-kasus pelecehan seksual, untuk memastikan bahwa para korban mendengarkan dengan sensitivitas; o Jadilah subyek konsultasi dengan pekerja dan manajer dan berbagi dengan semua staf dan semua rekrutan baru; o memberi perhatian manajer dan supervisor dan membuat jelas mereka memiliki tugas untuk melaksanakan kebijakan dan akan diajarkan bagaimana. o Tentukan prosedur yang harus diikuti jika insiden terjadi atau diduga. Ini harus mencakup: - Sebuah proses langkah-demi-langkah untuk penanganan dan menyelidiki keluhan dengan batas waktu pada setiap langkah; - Prosedur banding, pihak sehingga tidak puas korban atau terdakwa dapat mengajukan banding hasil investigasi kepada otoritas yang lebih tinggi; - Hapus aturan disiplin yang menyatakan hukuman yang akan dikenakan jika keluhan ditemukan dibenarkan.

2.5.3 HIVAIDS Di Tempat Kerja

Kasus HIVAIDS terdapat kecenderungan jumlahnya meningkat dari waktu ke waktu. Jumlah kasus HIVAIDS sebagian besar terdapat pada kelompok usia kerja produktif yang akan berdampak negatif terhadap produktivitas perusahaan. Maka untuk mengantisipasi dampak negatif dari kasus HIVAIDS di tempat kerja diperlukan upaya pencegahan dan penanggulangan yang optimal. Untuk melaksanakan upaya pencegahan dan penangglangan HIVAIDS di tempat kerja, pengusaha wajib:  Mengembangkan kebijakan tentang upaya pencegahan dan penanggulangan HIVAIDS;  Mengkomunikasikan kebijakan dengan cara menyebarluaskan informasi dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan  Memberikan perlindungan kepada PekerjaBuruh dengan HIVAIDS dari tindak dan perlakuan diskriminasi  Menerapkan prosedur K3 khusus untuk pencegahan dan penanggulangan HIVAIDS sesuai denganperaturan perundang-undangan dan standar yang berlaku. SC RE 62 Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Untuk petugas P3K di tempat kerja dalam memberikan pertolongan pertama harus memperhatikan Universal Precaution, dimana bertujuan untuk mengurangi risiko infeksi terutama yang ditularkan melalui darah dan cairan tubuh tanpa membedakan status infeksi yang dapat dicapai dengan:  Hindari kontak langsung dengan darahcairan tubuh korban dengan menggunakan APD secara memadai;  Cuci tangan sebelum dan segera sesudah melakukan tindakan dengan air mengalir dan sabun atau anti septik lainnya;  Bersihkan segera ceceran darahcairan tubuh korban secepat mungkin dengan disiram antiseptik, dan buang ke tempat pembuangan khusus dan dianggap sebagai limbah berbahaya karena bersifat infeksius;  Pakaian dan peralatan yang kontak dengan darahcairan tubuh korban segera direbusdirendam air panas minimal 80 ͦ C. Bahwa status HIV seseorang pekerja tidak boleh menyebabkan ia mengalami diskriminasi di tempat kerja. Apalagi menjadi alasan untuk diberhentikan dari pekerjaannya. Karena HIVAIDS tidak akan menular kepada pekerja lain dalam hubungan sosial sehari-hari dalam lingkungan kerja. Upaya-upaya pencegahan HIV dan AIDS di tempat kerja akan dapat mencegah penularan HIV terhadap para pekerja dan melakukan upaya-upaya pendidikan kesehatan pada semua pekerja sehingga tetap produktif.

2.5.4 Narkoba Di Tempat Kerja