83
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di
segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Hanya kepada- Nyalah kamu dibangkitkan”
Ajaran islam menetapkan bahwa pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan hidup, merupakan kewajiban tiap individu untuk mengusahakannya dengan cara bekerja.
Sebab, memang itu menjadi tanggung jawab negara sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
66
“Seorang imam kepala Negara adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyat, dan iya akan diminta pertanggung jawaban terhadap rakyatnya”.
D. Kepemilikan Pribadi dan Umum Private Ownership and Public Property
Persoalan kepemilikan dalam terma ekonomi islam didasari atas konsep tauhid. Allah sebagai Mahapencipta adalah pemilik segala sesuatu. Dia telah
menundukkan ciptaan-Nya bagi manusia, seperti bumi, matahari, bulan, laut sungai dan lain-lainSurat Ibrahim14:32-34; an-Nahl16: 12-14; Luqman31:20
dan al-Jatsiyah45:13. Kekuasaan manusia memikul suatu tanggung jawab berasal dari perannya
sebagai khalifah Allah. Agar fungsi hak milik dapat ditempatkan menurut proporsi sebenarnya, diperlukan ketegasan tentang sumber hak milik agar pemanfaatan hak
kepemilikan itu tidak menyimpang dari kehendak pemilik yang sebenarnya.
66
. Muhammad Ismail Abdullah al-Bukhari, Shahih Bukhari Juz II, Nomor hadis 2278, Beirut: Dar Ibn Katsir, 1987, hal.848
84 Dalam ayat 20 Surah Luqman ditegaskan bahwa Allah telah
menyempurnakan nikmat lahir batin kepada manusia dengan menundukkan apa yang ada di langit dan di bumi kepada manusia.
Allah SWT telah meyempurnakan nikmat lahir batin kepada manusia dengan menundukkan apa yang ada di langit dan dibumi kepada manusia disertai
rezky yang baik-baik. Melalui ayat-ayat tersebut Allah menegaskan bahwa hak milik manusia merupakan pemberian Allah yang bersumber dari hak milik
mutlak-Nya. Kekuasaan yang dilimpahkan Allah kepada manusia merupakan amanah yang harus dipertanggung jawabkan kepada Sang Pemberi Amanah.
Manusia tidak dapat dilepaskan dari hak kepemilikan. Dengan hak memiliki manusia dapat mengembangkan kehidupan. Allah memberi kekuasaan kepada
manusia untuk memiliki apa saja yang ada di bumi. Ketundukan itu harus terwujud sejak manusia melakukan proses kepemilikan sampai menggunakan hak
miliknya. Kesemuanya harus sesuai syariah. Syariah adalah ekspresi kehendak Allah atas manusia, dan alam ciptaan-Nya. Atas landasan filosofi ini, islam
menegaskan bahwa kepemilikan yang dimiliki dengan cara demukian merupakan proses yang sesuai dengan kehendak Allah.
Hak milik pribadi memiliki peran penting sebagai wujud kebebasan manusia yang merdeka. Ajaran islam menghargai kehidupan, kebebasan, dan
kemerdekaan. Hidup menjadi penuh makna ketika hidup itu terwujud sebagai kehidupan yang bebas. Hak yang bersifat asasi adalah hak yang harus ada pada
setiap orang. Hak untuk dapat hidup secara wajar sebagai individu sekaligus juga
85 anggota masyarakat, selaras dengan harkat dan martabtnya sebagai pribadi yang
terhormat. Hak ini adalah hak yang tidak boleh tidak harus selalu menyertai kehidupan
setiap orang dalam arti yang sewajarnya dan seharusnya. Misalnya hak untuk bebas bertindak dalm memenuhi kebutuhan hidup, baik untuk dirinya maupun
orang lain yang menjadi tanggungannya. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan hak milik
adalah hak untuk menggunakan atau mengambil keuntungan dari suatu benda yang berada dalam kekuasaan tanpa merugikan pihak lain, dan dipertahankan
terhadap pihak manapun.
67
Hak milik ialah peranan seseorang atau suatu pihak untuk memiliki sesuatu dan bertindak atas sesuatu yang menjadi miliknya itu.
68
Hak milik dapat beralih dan di alihkan kepada pihak lain.
69
Ahmad Azhar Basyir mendefenisikan hak milik sebagai penguasaan terhadap sesuatu. Penguasa hak milik itu dapat melakukan sendiri tindakan-
tindakan terhadap apa yang dikuasainya itu. Ia dapat menikmati manfaatnya apabila tidak ada halangan syara’.
70
Menurut Ibnu Tamiyah hak milik itu adalah sebuah kekuatan yang didasari atas syariat. Kekuatan untuk mengguanakan suatu
objek. Walaupun
demikian, kekuatan
itu sangat
bervariasi bentuk
tingkatnya.
71
Menurut Behesti kepemilikan ialah pemberian suatu hak kepada
67
. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. hal. 335
68
. Purnadi Purbacaraka dan A. Ridwan Halim, Hak Milik, Keadilan dan Kemakmuran. Tinjauan Falsafah Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986, hal. 10
69
. Hilman Hadikusuma, Ensiklopedia Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia. Bandung: Alumni, 1977, hal. 65.
70
. Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Muamalat. Yogyakarta: UII Press, 2000, hal.45
71
. Abdul Azim Islahi, Economic Concepts of Ibn Taimiyah. United Kingdom: The Islamic Foundation, 1998, hal.122
86 seseorang, atau suatu kelompok, atau masyarakat. Pemberian yang bersifat sosial
dan diakui. Pemberian ini mencerminkan hak potensial untuk memanfaatkan barang tertentu. Pada saat yang sama, pemberian hak itu mengenyampingkan
pihak lain dari memiliki hak yang sama.
72
Kepemilikan adalah ikatan seseorang dengan hak miliknya yang disahkan syariah. Kepemilikan berarti pula hak khusus yang didapatkan si pemilik sehingga
ia mempunyai hak mengguanakan miliknya tersebut. Sejauh ia tidak melanggar garis-garis syariah.
73
Dari definisi ini terlihat bahwa setiap terjadi kepemilikan maka sejatinya tiada ikatan apapun antara pemilik dan benda yang dimiliki
sebelum proses yang disebut kepemilikan. Setelah proses ini terjadi lahirlah si pemilik, bendanya di sebut mamluk yang dimiliki. Otimatis terjadilah hak
milik.
74
Secara hukum hak milik individu adalah hak untuk memiliki, menikmati dan memindah tangankan kekayaan yang diakui dan dipelihara dalam islam.
Sekalipun memiliki hak miliknya secara penuh. Si pemilik mempunyai kewajiban moral untuk meyedekahkan hartanya, karena dalam kekayaan
seseorang itu juga terdapat hak masyarakat bahkan hewan.
75
Dalam istilah hukum, defenisi kepemilikan pribadi yang dirujuk dalam banyak surah AL-Quran, adalah
hak ekslusif atas sebuah benda yang dimiliki oleh si pemilik, dengan wewenang
72
. Muhammad H. Behesti, Kepemilikan dlam Islam. Terjemahan Lukman Hakim dan Ashin Muhammad. Jakarta: Pustaka hiayah, 1998, hal. 122
73
. M.faruq an Nabhan, Sitem Ekonomi Islam. Pilihan setelah kegagalan Sistem Kapitalis dan Sosialis. Alih baha Muhadi Zainuddin. Yogyaarta: UII Pres, 2002, hal. 42
74
. ib id, hal. 42
75
. Muhammad Abdul Mannan, Islamic Economics: Theory and Practice, hal.65
87 hukum atas penggunaan, pemanfaatan, serta pemusnahannya, kecuali jika
bertentangan dengan hukum.
76
Dari beberapa definisi diatas, hak milik merupakan hak kebendaan yang paling kuat di antara hak-hak kebendaan lainnya. Dikatakan demikian karena
pemegang hak milik dapat berbuat apa saja terhadap barang miliknya asal tidak bertentangan denagn kemaslahatan umat dalam arti luas.
Dalam hal ini Al-Quran mengakui adanya hak miliki setiap manusia, namun hak milik perseorangan menurut Al-Quran tidak sama pengertiannya dengan hak
milik perseorangan menurut hukum Perdata, Droit inviolable et sacre, dalam bentuk hak mutlak yang boleh dipergunakan menurut sesuka hati pemiliknya.
77
Beberapa contoh ayat Al-Quran yang mengakui adanya hak milik pribadi dalam islam, antara lain:
“Hartaku
sekali-kali tidak
memberi manfaat
kepadaku” Al-
Haqqah69:28”
“Hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.” Al-Lail92:11 Jadi sangat jelas bahwa konsep pemilikan yang islam ajarkan sangat
bertentangan dengan sistem monopoli ihtikar. Karena monopoli merupakan tindakan menyimpan harta, manfaat, atau jasa, dan enggan menjual dan
memberikannya kepada orang lain yang mengakibatkan melonjaknya harga pasar secara drastis disebabkan persediaan terbatas atau stok barang hilang sama sekali
76
. Abdussalam Daud Abbadi, Al-Milkiyah fi al-Syariah al-Islamiyah, Jilid I. Amman: Maktabah al-aqsa, 1974, hal. 150
77
. Abdoeraoef, Al-Quran dan Ilmu Hukum, Jakarta: Bulan Bintang, 1986, hal. 125
88 dari pasar, sementara masyarakat, negara maupun hewan amat membutuhkan
produk, manfaat, atau jasa tersebut. Mencintai harta adalah tabiat manusia. Al-Quran mengakui hak individu
memiliki kekayaan. Dengan memiliki harta manusia dapat memenuhi segala kebutuhan yang diinginkan. Keinginan untuk memiliki harta mendorong adanya
berbagai aktivitas ekonomi dalam masyarakat. Keinginan memiliki harta merupakan sunnatulla. Persoalannya adalah bagaimana cara seseorang
memperoleh harta, dan cara pemanfaatannya. Ini yang harus sesuai dengan aturan yang digariskan oleh ajaran islam.
E. Sebab-sebab Kepemilikan Dalam Islam