Pendugaan Potensi Tegakan Shorea sp Menggunakan Metode Tree Sampling dan Circular Plot di KHDTK Haurbentes, Kabupaten Bogor

PENDUGAAN POTENSI TEGAKAN SHOREA sp
MENGGUNAKAN METODE TREE SAMPLING DAN CIRCULAR
PLOT DI KHDTK HAURBENTES, KABUPATEN BOGOR

FATIH MULIA UTAMA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pendugaan Potensi
Tegakan Shorea sp Menggunakan Metode Tree Sampling dan Circular Plot di
KHDTK Haurbentes, Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Fatih Mulia Utama
NIM E14090030

ABSTRAK
FATIH MULIA UTAMA. Pendugaan Potensi Tegakan Shorea sp Menggunakan
Metode Tree Sampling dan Circular Plot di KHDTK Haurbentes, Kabupaten
Bogor. Dibimbing oleh SRI RAHAJU.
Penelitian ini bertujuan untuk menduga potensi tegakan Shorea sp di
KHDTK Haurbentes dengan menggunakan metode Tree sampling dan Circular
plot, dimana metode Tree Sampling terdiri dari Six Tree Sampling, Eight Tree
Sampling, dan Ten Tree Sampling dan ingin mengetahui tingkat ketelitian dari
keempat unit contoh tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan dari keempat unit
contoh diketahui bahwa unit contoh Six Tree Sampling memiliki nilai tengah yang
paling tinggi yaitu volume total 724.710 m3/ha, volume bebas cabang 563.705
m3/ha dan luas bidang dasar 50.854 m2/ha, untuk Sampling Error volume total
sebesar 25.304%, volume bebas cabang 22.748%, dan luas bidang dasar 22.017%.
Unit contoh Six Tree Sampling memiliki waktu kerja yang lebih cepat yaitu
memiliki waktu total 153.57 menit, atau 6.31 menit per plot. Sehingga Six Tree

Sampling merupakan metode pendugaan potensi yang paling cocok digunakan di
KHDTK Haurbentes jika dibandingkan dengan ketiga unit contoh lainnya.
Kata kunci: Shorea sp, Haurbentes, Tree Sampling, Circular Plot

ABSTRACT
FATIH MULIA UTAMA. Estimation of the Shorea sp. Standing Stock by using
Tree Sampling and Circular Plot in KHDTK Haurbentes, Bogor Regency.
Supervised by SRI RAHAJU.
This study aims to estimate the potential Shorea sp. standing stock in
KHDTK Haurbentes by using tree sampling and circular plot method, which is
Tree Sampling method consists of Six Tree Sampling, Eight Tree Sampling, and
Ten Tree Sampling then to know the level of accuracy of both four sample units.
The calculation result of the four sample units shows that Six Tree Sampling
sample unit has the highest median value for total volume that is 724 710 m3/ha,
bole volume is 563.705 m3/ha and basal area is 50.842 m2/ha, which is Sampling
Error for total volume is 25.304%, 22.748% for bole volume, and 22.017% for
basal area. Six Tree Sampling sample unit has faster working time which is
153.57 minutes for total time, or 6.31 minutes per plot. So Six Tree Sampling is
standing stock estimation method that is most suitable to use in KHDTK
Haurbentes compared than three other sample units.

Keywords: Shorea sp, Haurbentes, Tree Sampling, Circular Plot

PENDUGAAN POTENSI TEGAKAN SHOREA sp
MENGGUNAKAN METODE TREE SAMPLING DAN CIRCULAR
PLOT DI KHDTK HAURBENTES, KABUPATEN BOGOR

FATIH MULIA UTAMA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014


Judul Skripsi : Pendugaan Potensi Tegakan Shorea sp Menggunakan Metode Tree
Sampling dan Circular Plot di KHDTK Haurbentes, Kabupaten
Bogor
Nama
: Fatih Mulia Utama
NIM
: E14090030

Disetujui oleh

Dra. Sri Rahaju, MSi
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Ahmad Budiaman MScF.Trop
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:


PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan studi program Sarjana di Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor dengan judul ”Pendugaan Potensi Tegakan Shorea sp
Menggunakan Metode Tree Sampling dan Circular Plot di KHDTK Haurbentes,
Kabupaten Bogor”
Terima kasih kepada Ibu Dra. Sri Rahaju, MSi, selaku Dosen Pembimbing
yang telah memberikan arahan, bimbingan dan saran dalam penyusunan karya
ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada kepada ayah, ibu serta
seluruh keluarga atas doa dan kasih sayangnya dan juga kepada staf Departemen
Manajemen Hutan, Pusat
Penelitian
dan
Pengembangan Peningkatan
Produktivitas Hutan (P3PPH) yang telah memberikan kesempatan untuk
melakukan penelitian di KHDTK Haurbentes, serta rekan-rekan mahasiswa
Manajemen Hutan angkatan 46 Fakultas Kehutanan IPB.
Penulis berharap semoga penelitian ini dapat diterima dan bermanfaat.


Bogor, September 2014
Fatih Mulia Utama

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

METODE

2


Bahan

3

Alat

3

Prosedur Analisis Data

3

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi

9
9

Penentuan Unit Contoh dan Waktu Kerja


10

Luas Rata-Rata Unit Contoh

12

Pendugaan Potensi Tegakan Shorea Sp

12

Analisis Ragam

16

SIMPULAN DAN SARAN

17

Simpulan


17

Saran

17

DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN

19

RIWAYAT HIDUP

24

DAFTAR TABEL
1

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Hasil Pengukuran Volume rata-rata per hektar
Analisis Ragam
Waktu kerja pada setiap unit contoh
Waktu kerja per pohon
Luas rata – rata dan jari- jari pada setiap unit contoh
Dugaan Nilai Tengah
Penduga Ragam rata-rata
Simpangan Baku rata-rata
Selang Kepercayaan
Sampling Error (%)
Tingkat Efisiensi (%)
Hasil analisis ragam pengaruh perbedaan bentuk unit contoh terhadap
keragaman volume total rata-rata tegakan
13 Hasil analisis ragam pengaruh perbedaan bentuk unit contoh terhadap
keragaman volume bebas cabang rata-rata tegakan
14 Hasil analisis ragam pengaruh perbedaan bentuk unit contoh terhadap
keragaman lbds rata-rata tegakan

8
8
11
11
12
13
13
14
14
14
15
16
16
16

DAFTAR GAMBAR
1 Ilustrasi petak berubah tree sampling contoh 6 pohon
2 Histogram waktu kerja pada setiap unit contoh
3 Histogram waktu kerja per pohon

4
11
12

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7

Peta Wilayah KHDTK Haurbentes
Peta Sebaran Plot Pengukuran Potensi Shorea sp
Tabel Jenis dan Jumlah Pohon yang ditemukan
Tally Sheet Pengukuran Circular Plot
Tally Sheet Pengukuran 6 Tree Sampling
Tally Sheet Pengukuran 8 Tree Sampling
Tally Sheet Pengukuran 10 Tree Sampling

19
20
21
21
22
22
23

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan,
yang dimaksud dengan hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan
lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan. Menurut Suhendang (2002) dilihat dari cara hutan terbentuk terbagi
menjadi hutan alam (natural forest) yang disusun oleh pohon-pohon asli/tumbuh
secara alami, hutan tanaman atau buatan (planted forest), hutan terubusan
(coppice forest) yang berasal dari terubusan/tumbuh melalui cara-cara vegetatif,
dan tegakan hutan tinggi (high forest) yang berasal dari anakan yang tumbuh
secara normal dan memiliki tajuk yang tinggi dan tertutup.
Suatu kegiatan pengelolaan hutan memerlukan berbagai informasi dan
data mengenai sumberdaya hutan. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui
kegiatan inventarisasi. Menurut Permenhut No.67/Menhut-II/2006 Inventarisasi
Hutan adalah rangkaian kegiatan pengumpulan data untuk mengetahui keadaan
dan potensi sumber daya hutan serta lingkungannya secara lengkap. Menurut
Sutarahardja (1999b) kegiatan inventarisasi hutan cenderung untuk mencari suatu
cara yang praktis yaitu cepat, mudah, murah dalam pelaksanaannya dan dengan
ketelitian yang dapat dipertanggung jawabkan serta efisiensi yang cukup tinggi.
Untuk tujuan tersebut, telah banyak ditemukan berbagai cara penarikan contoh,
masalah bentuk, dan luas satuan contoh maupun dalam perhitungan volume kayu
dalam tegakan hutan.
KHDTK Hutan Penelitian Haurbentes merupakan suatu kawasan hutan
dengan tujuan khusus yang dibangun pada tahun 1940 dengan luas 100 ha. Hutan
ini adalah salah satu jenis hutan tanaman. Penanaman pohon di hutan ini
dilakukan sejak tahun 1940 hingga 2003 sebanyak 73 jenis yang terdiri dari 51
jenis pohon yang didominasi oleh suku Dipterocarpaceae dan 22 jenis rotan.
Dasar hukum berdirinya KHDTK hutan penelitian Haurbentes ini adalah SK
Menhut No.288/Kpts-II/2003 tanggal 26 Agustus 2003. Berdasarkan keputusan
Kepala
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kehutanan
No.SK.90/Kpts/VIII/2007 KHDTK Haurbentes ini berada dibawah tanggung
jawab Puslibang Peningkatan Produktivitas Hutan.
Berdasarkan jenis tanaman yang ditanam di hutan penelitian Haurbentes
yang didominasi tanaman jenis Shorea sp, perlu suatu kegiatan inventarisasi guna
memperoleh serta mengetahui data potensi dari tanaman jenis Shorea sp tersebut.
Teknik inventarisasi dalam penelitian ini yang digunakan adalah metode
systematic sampling with random start dengan unit contoh Six tree sampling,
Eight tree sampling, Ten tree sampling dan Circular plot dimana jumlah masingmasing plot tersebut ditentukan dengan menggunakan rumus yang telah
ditentukan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketelitian dan
efisiensi dari keempat unit contoh tersebut dalam menduga potensi tegakan.

2
Perumusan Masalah
Dalam suatu sistem pengelolaan hutan kegiatan inventarisasi hutan
merupakan suatu kegiatan yang sangat penting, hal ini dilakukan agar kita dapat
mengetahui berbagai informasi mengenai potensi yang ada pada suatu wilayah
hutan agar dapat dikelola dengan baik dan lestari. Pendugaan potensi suatu
tegakan dilakukan menggunakan beberapa metode inventarisasi, salah satunya
adalah dengan melakukan sampling.
Metode sampling banyak digunakan karena memiliki beberapa keunggulan
diantaranya metode ini memiliki tingkat ketepatan tinggi yang tidak kalah dengan
metode sensus, memiliki waktu kerja yang relatif singkat, tidak memerlukan
banyak biaya, dan tidak memerlukan banyak tenaga kerja. Sedangkan metode
sensus memiliki waktu kerja yang lebih lama, memerlukan banyak biaya, dan
memerlukan banyak tenaga kerja. Menurut Simon (1987) Metode Circular Plot
merupakan salah satu dari metode sampling yang memiliki keuntungan yaitu :
a. Keliling minimum untuk luas tertentu dari lingkaran dibandingkan dengan
bentuk geometri sederhana lainnya, yang berarti menyangkut jumlah
minimum pohon-pohon batas
b. Memberikan gambaran isotropic dari hutan di sekitar pusat yang diberikan
oleh unit sampling lingkaran.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menduga potensi tegakan Shorea sp
menggunakan metode systematic sampling with random start dengan unit contoh
berbentuk tree sampling (six tree sampling, eight tree sampling, ten tree
sampling) dan membandingkannya dengan circular plot serta untuk mengetahui
tingkat ketelitian dan efisiensi dari kedua metode dalam menduga potensi tegakan
Shorea Sp.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam
penyusunan rencana pengelolaan hutan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan di KHDTK Haurbentes.

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014 di KHDTK Haurbentes pada
areal blok penelitian Dipterocarpaceae.

3
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa tegakan meranti (Shorea
sp) dengan luas 66.4 ha.

Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: alat tulis, stopwatch,tally
sheet, phi band, kalkulator, tag number, haga hypsometer, tambang dan Notebook
dengan Software Microsoft Excel 2010, Arcgis 9.3 .
Prosedur Analisis Data
Jenis Data
Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder.
Metode Pengumpulan Data Primer
Data primer merupakan jenis data yang diperoleh melalui kegiatan
pengukuran langsung di lapangan yang terdiri dari data diameter, tinggi pohon
(tinggi bebas cabang dan tinggi total pohon), jarak pohon terjauh (khusus untuk
unit tree sampling). Dan lamanya waktu penyelesaian setiap unit contoh.
Untuk mengetahui potensi tegakan Shorea sp ini dilakukan dengan
menggunakan metode systematic sampling with random start dengan unit contoh
berupa six tree sampling, eight tree sampling, ten tree sampling dan circular plots
(lingkaran) dengan luas petak ukur lingkaran 0.1 ha.
Jumlah unit contoh pada masing-masing plot six tree sampling, eight tree
sampling, ten tree sampling dan circular plot dapat kita tentukan dengan
menggunakan rumus :
N
=

Keterangan :
N
=
Jumlah unit populasi (plot)
A
=
Luas areal yang diamati (ha)
b
=
Luas petak ukur yang digunakan (0.1 ha)
Untuk menentukan jumlah unit contoh yang akan diukur di lapangan
ditentukan dapat ditentukan menggunakan intensitas sampling yang telah
ditetapkan melalui pendekatan N, yaitu :
n
=
IS x N
Keterangan :
n
=
Jumlah plot (unit contoh)
N
=
Jumlah unit populasi (plot)
IS
=
Intensitas Sampling (5%)
Penentuan lokasi dan pengambilan unit contoh / plot dilapangan pertama
dilakukan secara random sedangkan untuk mengetahui luasan keterwakilan dari
masing-masing plot dapat menggunakan rumus :
⁄n
k
=

4
Keterangan
k
A
n

:
=
=
=

Areal keterwakilan plot
Luas areal yang diamati (ha)
Jumlah plot (unit contoh)

Prosedur dalam penentuan lokasi dari masing-masing plot terlebih dahulu
kita harus mengetahui luas total wilayah area yang diamati, kemudian membagi
wilayah yang ingin kita amati dengan menggunakan software Arcgis, hal ini
dilakukan dengan harapan data dari plot yang akan dibuat dapat mewakili seluruh
potensi yang ada di wilayah pengamatan.
Metoda tree sampling (pohon contoh) adalah suatu metoda yang ditentukan
bukan berdasarkan atas luasan tertentu dari unit contohnya, melainkan
berdasarkan atas suatu jumlah pohon tertentu yang berada dalam unit contoh yang
umumnya berbentuk lingkaran (Sutarahardja 1999c). Sutarahardja (1999a)
menjelaskan bahwa salah satu cara pengukuran dalam kegiatan inventarisasi hutan
yang sederhana, mudah, dan cepat dalam pelaksanaannya adalah dengan cara
menggunakan satuan contoh petak berubah (tree sampling). Metode ini
merupakan pengembangan dari metode jarak (Distance Methods).

R
D

Gambar 1 Ilustrasi petak berubah (tree sampling) contoh 6 pohon
Besarnya jari-jari lingkaran titik ukur adalah :
R=D+½d
Li = �R2
Keterangan :
R
= Jari-jari lingkaran titik ukur (m)
D
= Jarak antara titik pusat pengukuran dengan jarak pohon terjauh (m)
½d
= 0.5 x Diameter pohon (Dbh) terjauh dari titik pusat
Li
= Luas lingkaran

= Konstanta sebesar 3.14
Data yang diambil dalam kegiatan inventarisasi yang dilakukan diantaranya
diameter pohon (dbh), tinggi total (tt) dan tinggi bebas cabang pohon (tbc), serta
luas unit contoh pada six tree sampling, eight tree sampling dan ten tree sampling
serta mencatat waktu dalam pembuatan masing-masing unit contoh kemudian
data-data tersebut dicatat kedalam tally sheet yang telah di siapkan.
Metode Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari lokasi penelitian,
mencakup kondisi umum lokasi penelitian KHDTK Haurbentes dan berbagai
sumber literatur

5
Pengolahan dan Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Unit contoh Six Tree Sampling, Eight Tree Sampling, dan Ten Tree
Sampling
Six Tree Sampling, Eight Tree Sampling dan Ten Tree Sampling masingmasing memiliki luas yang tidak sama satu sama lainnya, sehingga dalam
melakukan pengolahan data dapat menggunakan nilai karakteristik rata-rata
untuk setiap hektarnya dalam Okto (2012). yaitu :
1. Pendugaan Volume (m3)
a. Volume tegakan per hektar pada setiap petak ukur dapat diketahui dengan
menggunakan rumus :
∑ki

jt =

k

ijt

b. Rata-rata volume tegakan per hektar diduga dengan rumus:
∑n
̅ t = j n jt jt
∑j

jt

2

2 Pendugaan Luas Bidang Dasar (m )
a. Pendugaan Lbds pada suatu areal petak ukur ke-i dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
⁄ π d 2 + d22 + d32 +......+1/2 di2)
b. Lbds tegakan per hektar pada petak ukur ke-i adalah :
k
gj
gj jt ∑i
c. Rata-rata Lbds per Ha diperoleh dengan rumus :
n
̅ t =∑i n jt jt

3.

4.

∑j

=

5.

jt

Penduga nilai tengah/ rata-rata ( ̅ ) :
∑ni
̅
n
Ragam dugaan rata-rata contoh ( ̅ ) :
̅

=

∑in

i

-

i

∑ni

n

Selang kepercayaan rata-rata populasi :
̂
̅ ̅ t


̅

6.

Penduga total populasi

7.

Selang kepercayaan bagi total populasi :

8.

̂ = N. ̅
t

̅



=√

̅

̅

n

̂

n

i

n-

n

̅

Kesalahan penarikan contoh / sampling error (SE) :
SE =

t⁄
̅
(n- )
̅

x 100%

6
Keterangan :
= Volume tegakan per hektar petak ukur ke-j
jt
= Volume pohon ke-i
i
=
Luas unit contoh ke-j (ha)
jt
k
= Jumlah pohon contoh (6, 8, 10)
̅t
= Rata-rata volume per ha untuk seluruh tegakan
n
= Jumlah unit contoh (j=1, 2, 3, ... n)
gj
= Luas bidang dasar petak ukur ke-j
di
= Diameter pohon ke-i dari pohon yang diamati
i
= Jumlah pohon (6,8,10)
=
Luas bidang dasar pohon per ha untuk petak ukur ke-j
jt
= Luas petak ukur ke-j (ha)
jt
̅t
= Rata-rata luas bidang dasar per ha
xi
= Nilai karakteristik yang diukur pada unit contoh ke-i
= Simpangan baku rata-rata contoh
̅
̂
̅
= Selang kepercayaan rata-rata populasi

B.

Unit contoh Lingkaran (Circular Plot)
Untuk menghitung volume tegakan dengan menggunakan unit contoh
lingkaran (circular plot) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
1. Penduga Volume (m3)
a. Volume tegakan (Vi lk)(m3/ha)

∑ni

=

i
a

n

∑i vi lk
=
b. Volume rata-rata per ha ( ̅ i lk)
n
2. Pendugaan Luas Bidang Dasar (m2)
a. Lbds tegakan dalam petak ukur ke-i besarnya dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
gi lk ⁄ π d 2 + d22 + d32 +......+ di2)
b. Lbds per hektar per unit contoh :
gi lk

i lk

c. Rata-rata Lbds per hektar :

3.
4.

n

=

5.

̅

gi lk

̅ lk = ∑i

n

∑in

∑ni

Penduga nilai tengah/ rata-rata ( ̅)
Ragam dugaan rata-rata contoh ( ̅ )
i

-

a

n

Selang kepercayaan rata-rata populasi ( ̅̂ ) :
̅ t⁄
̅

Penduga total populasi

n

i

n-

n

6.

∑ni i
n

=
:

̂ = N. ̅

̅

=√

̅

7

7.

8.

Selang kepercayaan bagi total populasi :
̂



n

̅

Kesalahan penarikan contoh / sampling error (SE) :
t⁄
̅
(n- )

SE =

C.

t

̅

̅

x 100%

Keterangan :
= Volume tegakan per hektar petak ukur ke-i
i lk
= Volume pohon ke-i
i
̅ i lk
= Rata-rata volume per ha untuk seluruh tegakan
n
= Jumlah unit contoh (j=1, 2, 3, ... n)
gj lk
= Luas bidang dasar petak ukur ke-i
= Luas bidang dasar pohon per ha untuk petak ukur ke-i
i lk
̅ lk
= Rata-rata luas bidang dasar per ha
xi
= Nilai karakteristik yang diukur pada unit contoh ke-i
=
Simpangan baku rata-rata contoh
̅
̂
̅
= Selang kepercayaan rata-rata populasi

Efisiensi relatif
Ukuran ketelitian suatu metode jika dibandingkan dengan metode lainnya
dapat dilihat dari nilai efisiensi relatif. Efisiensi relatif merupakan ukuran untuk
membandingkan suatu metode dengan metode lainnya yang nilainya berbanding
terbalik dengan ragamnya dan dinyatakan dalam persen (%) (Sutarahardja 1999b)
Efisiensi relatif (RE) b-a =

a

x 100% , S2 = ragam

a. Bila RE (b-a) > 100% maka metode b lebih efisien dibanding dengan
metode a
b. Bila RE (b-a) < 100% maka metode a lebih efisien dibanding dengan
metode b
c. Bila RE (1-2) = 100% maka kedua metode sama-sama efisien.
Efisiensi relatif dapat pula diukur dengan memperhitungkan waktu kerja
ataupun biaya yang digunakan. (Sutarahardja 1999b). Dalam penelitian ini hanya
waktu kerja yang diperhitungkan.

D.

RE (b-a)= (

), dimana t = waktu

Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Setelah didapatkan hasil pengukuran berupa volume rata-rata per hektar
selanjutnya dilakukan pengujian menggunakan Rancangan Acak Lengkap atau
RAL. RAL ini digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya perbedaan yang nyata
atas penggunaan metode yang berbeda dalam melakukan pendugaan potensi
tegakan tersebut. Dalam hal ini metode yang diuji adalah metode systematic
sampling with random start dengan menggunakan unit contoh tree sampling (six
tree, eight tree, ten tree), dan metode circular plot. Berikut adalah tabel hasil
pengukuran volume rata-rata per hektar.

8
Tabel 1 Hasil Pengukuran Volume Rata-rata per Hektar
Volume rata-rata per hektar dari keempat unit contoh
Ulangan
X1
X2
X3
X4
1
X11
X21
X31
X41
2
X12
X22
X32
X42
3
X13
X23
X33
X43
4
X14
X24
X34
X44





Jumlah
J1
J2
J3
J4
Jumlah Pengamatan
n1
n2
n3
n4
Rata-rata
J/n1
J/n2
J/n3
J/n4

Keterangan

Jumlah
Total1
Total2
Total3
Total4

Jtotal
N
Jtotal/N

: X1 = Circular Plot
X2 = Six tree sampling
X3 = Eight tree sampling
X4 = Ten tree sampling

Untuk melakukan analisa keragaman, maka dihitung :
a. Jumlah Kuadrat Total (JKT) dengan menggunakan rumus :
total

∑ ij –
=∑ -C
JKT =
b. Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) dengan rumus sebagai berikut :
JKP

=

∑ i
ni



total

=(

i

n +

n )-C

c. Jumlah Kuadrat Sisa (JKS)= JKT-JKP
Dimana C merupakan faktor koreksi yang dihitung menggunakan rumus
C

=

total

Tabel 2 Analisis Ragam
Sumber

Derajat

Jumlah

Kuadrat

Keragaman

Bebas

Kuadrat

Tengah

Perlakuan

t-1

JKP

JKP/(t-1)

Sisa

∑ ni-1)

JKS

Total

N-1

JKT

K

∑ ni-1))

F Hitung

KTP/KTS

JKT/(N-1)

Adapun hipotesa yang diuji adalah :
H0
=
=
= =
H1
=
Sekurangnya ada satu ≠ lainnya.
Dimana :
=
Perlakuan dengan unit contoh berbentuk circular plot
=
Perlakuan dengan unit contoh six tree,
=
Perlakuan dengan unit contoh eight tree
=
Perlakuan dengan unit contoh ten tree
Kriteria pengujian dari hipotesa yang diuji adalah sebagai berikut :

9
a. Jika Fhitung
Ftabel maka H0 diterima, Fhitung tidak nyata, artinya
berdasarkan contoh yang diukur belum menunjukkan adanya perbedaan
antar perlakuan
b. Jika Fhitung Ftabel maka H1 diterima, nilai Fhitung nyata, artinya sekurangkurangnya ada satu nilai perlakuan yang berbeda.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi
Lokasi Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Haurbentes
memiliki luas 100 ha. Sedangkan luas wilayah yang digunakan sebagai blok
penelitian Dipterocarpaceae ±66.4 ha. Jumlah spesies Dipterocarpaceae yang
berada di KHDTK ini berjumlah 33 jenis yang terdiri dari 21 pohon jenis Shorea
sp dan 12 jenis lainnya non Shorea sp. KHDTK Haurbentes secara geografis
terletak pada 6º3 ’-6º33’
dan
6º 6’ BT. Secara administrasi pemerintah
termasuk kedalam kampung Haurbentes, Desa Jugalajaya, Kecamatan Jasinga,
Kabupaten Bogor sedangkan menurut administrasi kehutanan masuk kedalam
Resort Polisi Hutan (RPH), Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jasinga,
Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor. Jarak dari Bogor-Jasinga 60 km
arah Rangkasbitung.
Berdasarkan data keadaan iklim dari Status Klimatologi Hutan Penelitian
Haurbentes, rata-rata suhu tertinggi jatuh pada bulan September yaitu 280C dan
terendah berada pada bulan Februari yaitu 230C. Curah hujan tertinggi yaitu 465
mm jatuh pada bulan April dan terendah 199 mm jatuh pada bulan Agustus,
sedangkan rata-rata curah hujan tahunan sebesar 4276 mm. Berdasarkan
klasifikasi Schmidt dan Ferguson tipe curah hujan di wilayah KHDTK ini adalah
tipe A tidak memiliki bulan kering.
Jenis tanah di KHDTK Haurbentes terdiri dari tiga jenis tanah yaitu
podsolik merah kuning, regosol dan brown forest soil. Sifat dan ciri-ciri umum
dari ketiga jenis tanah tersebut umumnya adalah permeabilitas lambat. Lapisan
tanah atas sampai bawah bersifat masam dengan pH 4.6. Secara makro keadaan
topografinya berbukit-bukit dengan kemiringan lereng rata-rata >16% dengan
ketinggian
250 mdpl. Di dalam areal KHDTK ini terdapat dua buah bangunan
yang berfungsi sebagai mess dan tempat tinggal kepala kebun yang telah
dilengkapi berbagai fasilitas yang menunjang. Selain itu juga terdapat papan
interpretasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan Haurbentes,
penangkaran burung, stasiun pengamatan cuaca dan iklim yang sudah tidak
berfungsi, petak non penelitian, pal batas kawasan, pal petak, jembatan dan
musholla (P3PPH 2011).
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Haurbentes ini
berbatasan langsung dengan empat wilayah perkampungan yaitu Kampung
Haurbentes, Kampung Cibentang, Kampung Cikeusal, dan Kampung Kembang
Kuning. Dari keempat kampung tersebut, kampung Haurbentes merupakan
kampung terdekat dengan KHDTK Haurbentes, masyarakat kampung Haurbentes
banyak memanfaatkan hutan KHDTK ini sebagai tempat untuk mencari kayu
bakar, selain itu masyarakat diperbolehkan untuk menanam berbagai jenis buah-

10
buahan dan tidak memiliki lahannya, sedangkan kampung Kembang Kuning
merupakan kampung paling jauh aksesnya dengan KHDTK ini. Namun menurut
surat edaran dari Litbang sekitar 70% dari warga yang merambah dan berladang
di KHDTK adalah merupakan warga dari Kampung Kuning.
Terdapat beberapa jenis Fauna yang berada pada KHDTK Haurbentes ini
diantaranya terdapat 6 jenis mamalia dari 5 suku yaitu lutung hitam, surili, owa
jawa, bajing kelapa, musang luwak, babi hutan dan pelanduk kancil. Tercatat pula
± 55 jenis burung dari 25 famili berada di KHDTK seluas 100 ha ini seperti Elang
ular bido, Elang hitam, Alap-alap sapi, Ayam Hutan Merah, Betet dan berbagai
jenis burung lainnya.
Penentuan Unit Contoh dan Waktu Kerja
Kegiatan inventarisasi ini dilakukan di blok penelitian Dipterocarpaceae
dengan luas ±66.4 ha menggunakan dua metode sampling yaitu tree sampling
(6,8,dan 10) dan circular plot untuk mengetahui berapa besar potensi pohon jenis
Shorea sp yang berada pada tegakan Dipterocarpaceae. Shorea sp termasuk
kedalam famili Dipterocarpaceae yang banyak terdapat di Indonesia dan memiliki
wilayah penyebaran utama berada di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan
Maluku. Shorea sp pada umumnya adalah pohon-pohon besar dengan tinggi total
sampai 60 m, memiliki tinggi bebas cabang (tbc) sampai 45 m, diameter sampai
1.8 m dan ada yang berbanir sampai setinggi 5 m. Kebanyakan pohon ini
menduduki lapisan tajuk teratas (stratum A), tetapi ada pula yang menduduki
lapisan tajuk kedua (stratum B) (Mukhamadun 1994).
Intensitas sampling yang digunakan dalam inventarisasi ini adalah 5%.
Untuk mengetahui jarak/interval antar plot digunakan rumus :

Keterangan : K
IS

K √

ua Plot

: Interval antar plot
: Intensitas Sampling (5%)

Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan dari 36 plot yang telah dibuat
sebelumnya, hanya terdapat 26 plot yang didominasi oleh pohon jenis Shorea sp.
Jenis Shorea sp yang ditemukan ada 8 jenis Shorea sp, yaitu Shorea stenoptera
(Tengkawang Tungkul), Shorea mecistopteryx (Tengkawang Pelekpek), Shorea
pinanga (Tengkawang Layar), Shorea selanica (Kayu Bapa), Shorea seminis
(Terindak), Shorea leprosula (Meranti Tembaga), Shorea compressa
(Tengkawang Rombai), Shorea palembanica (Tengkawang Majau).
Pengukuran waktu kerja dalam kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan
stopwatch. Waktu kerja ini dihitung berdasarkan 3 tenaga kerja yang melakukan
pengukuran didalam plot baik itu tree sampling ataupun circular plot. Orang
pertama bertugas sebagai penunjuk pohon yang masuk ke dalam petak ukur dan
pencatat data. Orang kedua bertugas sebagai pengukur diameter dan pengukur
jarak pohon terjauh dari titik pusat sedangkan orang ketiga bertugas sebagai
pengukur tinggi pohon.

11
Perhitungan waktu kerja untuk tree sampling dimulai dari saat penentuan
titik pusat plot tree sampling, kemudian pengukuran jarak pohon contoh terjauh
dari titik pusat, serta pengukuran diameter dan tinggi pohon terdekat sampai
pohon terjauh dari titik pusat tree sampling. Untuk circular plot waktu kerja
dimulai dari penarikan jarak 17.84 m dari titik pusat, pengukuran diameter dan
tinggi pohon yang pertama sampai pohon yang terjauh dalam petak ukur. Waktu
kerja rata-rata dan jumlah rata-rata pohon yang diukur pada setiap unit contoh
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3 Waktu kerja pada setiap unit contoh
Unit Contoh
6 Tree Sampling
8 Tree Sampling
10 Tree Sampling
Circular Plot

Waktu Total (menit)
153.57
211.13
275.8
729.58

800

Waktu rata-rata (menit/plot)
5.91
8.13
10.56
27.2

729.58

700
600

Menit

500
400

200
100

Waktu Total (menit)

275.8

300

Waktu rata-rata (menit/plot)

211.13
153.57
6.31

8.13

10.56

27.2

10 Tree
Sampling

Circular
Plot

0
6 Tree
Sampling

8 Tree
Sampling

Gambar 2 Histogram waktu kerja pada setiap unit contoh
Tabel 4 Waktu kerja/pohon
Unit Contoh
6 Tree Sampling
8 Tree Sampling
10 Tree Sampling
Circular Plot

Waktu Kerja/Pohon (menit/pohon)
0.984
1.016
1.056
1.533

Menit/pohon

12
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0

1.533

1.016

0.984

1.056
Waktu Kerja/Pohon
(menit/pohon)

6 Tree
Sampling

8 Tree
Sampling

10 Tree
Sampling

Circular Plot

Gambar 3 Histogram waktu kerja/pohon
Dari gambar 2 dan 3 dapat kita lihat bahwa untuk waktu kerja pada setiap
unit contoh, metode 6 tree sampling memiliki waktu kerja yang lebih cepat yaitu
6.31 menit/plot atau 0.984 menit/pohon dan paling lama dengan menggunakan
metode circular plot yaitu 27.2 menit/plot atau 1.533 menit/pohon. Hasil ini
didapatkan berdasarkan hasil pengukuran menggunakan 3 orang tenaga kerja.
Selain faktor jumlah tenaga kerja, banyaknya jumlah pohon yang diukur pada
setiap unit contoh, kondisi tegakan dan kondisi lingkungan juga mempengaruhi
lamanya waktu kerja.
Luas Rata-Rata Unit Contoh
Luas rata-rata unit contoh yang digunakan dalam kegiatan inventarisasi ini
didapatkan dari jumlah total luas setiap unit contoh dibagi dengan luas setiap unit
contoh. Untuk luas unit contoh tree sampling, memiliki luas unit contoh yang
berubah hal ini dikarenakan tree sampling sangat tergantung dengan jarak tanam
masing-masing plot unit contoh,untuk menghitung luas plot tree sampling dapat
kita peroleh dari perhitungan luas lingkaran dengan jari-jari merupakan jarak
pohon ke terakhir dari titik pusat ditambah setengah diameter pohon ke terakhir.
Sedangkan untuk circular plot sudah memiliki luasan unit contoh yang sudah
ditetapkan. Menurut Sutarahardja (1999b), bahwa ukuran satuan contoh
dinyatakan dalam luasan tertentu dalam satuan hektar, seperti untuk bentuk
circular dan rectangular plot besarnya adalah 0.02 ha, 0.04 ha, 0.05 ha, 0.10 ha
dsb.
Tabel 5 Luas rata – rata dan jari- jari pada setiap unit contoh
Petak Ukur
6 Tree Sampling
8 Tree Sampling
10 Tree Sampling
Circular Plot

Luas (ha)
0.018
0.029
0.049
0.1

Jari-jari (m)
7.332
9.468
12.199
17.84

Dari Tabel 5 dapat kita lihat bahwa untuk tree sampling semakin banyak
jumlah pohon contoh yang di ukur, maka luas plot serta jari-jari lingkaran yang

13
terbentuk akan semakin luas. Sedangkan untuk ukuran plot contoh circular plot
sudah menggunakan ketentuan yang sudah ada yaitu memiliki luas 0.1 ha dan jarijarinya 17.84 m. Untuk jarak tanam di KHDTK Haurbentes ini tidak memiliki
jarak tanam yang tidak sama hal ini diketahui dari jarak antar satu pohon dengan
pohon lain yang berbeda-beda sehingga hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anakkan Shorea sp.

Pendugaan Potensi Tegakan Shorea sp
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan 2 jenis
metode yaitu tree sampling (6,8,10 pohon contoh) dan circular plot dapat dilihat
bahwa nilai dugaan potensi total untuk setiap bentuk unit contoh yang digunakan
mempunyai hasil yang berbeda hasil tersebut dapat kita lihat pada tabel berikut
Tabel 6 Dugaan nilai tengah
Unit Contoh
6 Tree Sampling
8 Tree Sampling
10 Tree Sampling
Circular Plot

Volume Total
(m3/ha)
724.710
653.259
550.739
448.765

Nilai Tengah/rata-rata
Volume Komersil
Luas Bidang Dasar
3
(m /ha)
(m2/ha)
563.705
50.854
504.073
43.660
426.033
36.156
359.348
29.273

Pada Tabel 6 perhitungan nilai tengah/rata-rata (m3/ha) pada masing-masing
unit contoh, dapat kita lihat bahwa nilai penduga potensi rata-rata per ha yang
terbesar untuk pendugaan volume tegakan Shorea sp adalah 6 Tree Sampling
yaitu untuk volume total 724.710 (m3/ha), volume bebas cabang 563.705 (m3/ha),
dan luas bidang dasar 50.854 (m2/ha). Sedangkan terkecil adalah pendugaan
dengan menggunakan metode Circular Plot.
Tingkat ketelitian dari suatu unit contoh, dapat diketahui dari besarnya nilai
Sampling Error yang dihasilkan dari masing-masing unit contoh tersebut.
Besarnya nilai Sampling Error diperoleh dari nilai ragam dan simpangan baku
masing-masing unit contoh seperti yang kita lihat pada tabel berikut.
Tabel 7 Penduga ragam rata-rata
Unit Contoh
6 Tree Sampling
8 Tree Sampling
10 Tree Sampling
Circular Plot

Volume Total
(m3/ha)2
223 666.675
250 932.711
235 073.075
147 332.061

Ragam rata-rata
Volume Komersil
(m3/ha)2
109 363.460
125 787.686
126 192.441
87 041.760

Luas Bidang
Dasar (m2/ha)2
833.774
755.692
741.097
466.320

14
Tabel 8 Simpangan baku rata-rata
Unit Contoh
6 Tree Sampling
8 Tree Sampling
10 Tree Sampling
Circular Plot

Volume Total
(m3/ha)
89.040
94.311
91.282
72.266

Simpangan Baku rata-rata
Volume Komersil
(m3/ha)
62.262
66.773
66.881
55.545

Luas Bidang
Dasar (m2/ha)
5.436
5.176
5.125
4.066

Pada Tabel 7 dan 8 dapat dilihat nilai penduga ragam rata-rata dan
simpangan baku dari masing-masing unit contoh, unit contoh 8 tree sampling
memiliki nilai paling tinggi untuk volume total, volume bebas cabang,dan lbds.
Sedangkan yang paling rendah ada pada unit contoh circular plot untuk volume
total (vt), volume bebas cabang (vbc),dan luas bidang dasar (lbds).

Unit Contoh
6 Tree
Sampling
8 Tree
Sampling
10 Tree
Sampling
Circular Plot

Tabel 9 Selang kepercayaan
Selang Kepercayaan
3
Vt (m /ha)
Vbc (m3/ha)
Lbds (m2/ha)
5 3 9≤µ≤
35 75 ≤ µ ≤
39 658 ≤ µ ≤
908.092
691.935
62.051
59
≤µ≤
847.496

366 55 ≤ µ ≤
641.595

33
≤µ≤
54.320

36 7 ≤ µ ≤
738.738

88 9 ≤ µ ≤
563.776

56 ≤µ≤
46.712

99 93 ≤ µ ≤
597.600

95 ≤ µ ≤
473.746

899 ≤ µ ≤
37.646

Tingkat ketelitian suatu metode sangat ditentukan dari besaran Sampling
Error yang diperoleh. Semakin kecil sampling error yang diperoleh, semakin
besar tingkat ketelitian yang diperoleh dari suatu pengukuran atau unit contoh.
Nilai sampling error pada masing-masing unit contoh dapat dilihat pada tabel
berikut
Tabel 10 Sampling Error pada masing-masing unit contoh
Unit Contoh
6 Tree Sampling
8 Tree Sampling
10 Tree Sampling
Circular Plot

Volume Total
25.304
29.734
34.136
33.165

Sampling Error (%)
Volume Komersil
22.748
27.282
32.332
31.835

Luas Bidang Dasar
22.017
24.414
29.195
28.604

15
Pada tabel 10 dapat dilihat bahwa unit contoh yang menggunakan 6 tree
sampling memiliki tingkat sampling error paling rendah dibandingkan dengan
unit contoh lainnya, yaitu untuk volume total 25.304%, volume bebas cabang
22.748%, dan luas bidang dasar 22.017%. Nilai sampling error paling tinggi
dimiliki unit contoh 10 tree sampling yaitu untuk volume total 34.136%, volume
bebas cabang 32.332%, dan luas bidang dasar 28.604%. Hal ini menunjukkan
bahwa unit contoh 6 tree sampling paling cocok digunakan untuk menduga
potensi Shorea sp jika dibandingkan dengan unit contoh lainnya yang berada di
wilayah KHDTK Haurbentes ini.
Sampling Error (SE) merupakan perbandingan yang mungkin antara nilai
taksiran dengan nilai sebenarnya di dalam populasi. Dengan demikian semakin
kecil nilai perbedaan tersebut, maka penarikan contoh yang dilakukan semakinn
teliti. (Husch 1987 dalam Aryanto 2006). Dalam penarikan contoh, kesalahan
sampling masih dianggap tepat dalam pendugaan adalah tidak lebih dari 10%,
sedangkan besarnya kesalahan sampling yang memenuhi syarat ketelitian yang
diterapkan oleh Perum Perhutani berkisar antara 10-15% (Direrktorat Jenderal
Kehutanan 1974 dalam Muhammad 2004). Adapun hal-hal yang mempengaruhi
besar kecilnya tingkat sampling error pada setiap unit contoh diantaranya adalah
jarak tanam dari jenis Shorea sp yang berada di KHDTK Haurbentes ini yang
tidak sama antar pohonnya, sehingga mempengaruhi luas dari plot tree sampling
yang terbentuk. Selain itu umur tanam pohon yang berbeda-beda, banyaknya
jumlah pohon yang tidak tersebar merata pada masing-masing unit contoh serta
kondisi topografi yang dapat mempengaruhi sampling error ini semakin tinggi.
Untuk dapat mengetahui ukuran ketelitian suatu metode terhadap metode
lainnya, dapat dilihat dari tingkat efisiensi relatif. Efisiensi relatif ditentukan
menggunakan nilai ragam kedua metode tersebut dan waktu maupun nilai
kesalahan sampling kedua metode dan waktu. Berikut tabel hasil efisiensi relatif
dari masing-masing unit contoh
Tabel 11 Tingkat efisiensi relatif (%)
Efisiensi Relatif (%)
Unit Contoh
6 Tree Sampling
8 Tree Sampling
10 Tree Sampling
Circular Plot

Volume Total
303.164
196.435
161.436
100.000

Volume Komersil
366.300
231.509
177.664
100.000

Luas Bidang
Dasar
257.405
206.451
162.074
100.000

Pada tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai efisiensi relatif dari masing-masing
unit contoh,unit contoh tree sampling secara keseluruhan memiliki tingkat
efisiensi yang paling baik jika dibandingkan dengan unit contoh circular plot,hal
ini terbukti dari tingkat efisiensi masing-masing unit contoh tree sampling berada
diatas 100% (>100%). Unit contoh 6 tree sampling memiliki tingkat efisiensi
relatif yang paling tinggi diantara unit contoh lainnya yaitu untuk volume total
303,164%, volume bebas cabang 366,300% dan luas bidang dasar 257,405%. Hal
ini menunjukkan bahwa metode 6 tree sampling lebih efisien jika dibandingkan
dengan unit contoh tree sampling lainnya dan unit contoh circular plot.

16
Analisis Ragam
Analisis ragam dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antar
perlakuan, dalam hal ini berbagai bentuk unit contoh yang diterapkan. Analisis
ragam yang dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) hal ini
disebabkan oleh kondisi lingkungan penelitian yang seragam, Kegiatan penelitian
ini dilakukan di wilayah KHDTK Haurbentes yang terbagi-bagi kedalam plot-plot
yang tersebar dimana kondisi lingkungan tempat tumbuh dari masing-masing plot
sama (homogen). Analisis ragam dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 12 Hasil analisis ragam pengaruh perbedaan bentuk unit contoh terhadap
keragaman volume total rata-rata tegakan
Sumber
Keragama
n
Perlakuan
Sisa
Total

Derajat
Bebas
3
100
103

Jumlah Kuadrat
1 132 583.060
21 425 113.051
22 557 696.112

Kuadrat
Tengah

Fhitung

377 527.687
214 251.131

1.762

F-tabel
5%
2.696

1%
3.984

Tabel 13 Hasil analisis ragam pengaruh perbedaan bentuk unit contoh terhadap
keragaman volume bebas cabang rata-rata tegakan
Sumber
Keragaman
Perlakuan
Sisa
Total

Derajat
Bebas
3
100
103

Jumlah Kuadrat
622 399.046
11 209 633.673
11 832 032.719

Kuadrat
Tengah
207 466.349
112 096.337

Fhitung
1.851

F-tabel
5%
1%
2.696
3.984

Tabel 14 Hasil analisis ragam pengaruh perbedaan bentuk unit contoh terhadap
keragaman luas bidang dasar rata-rata tegakan
Sumber
Keragaman
Perlakuan
Sisa
Total

Derajat
Bebas

Jumlah
Kuadrat

Kuadrat
Tengah

3
100
103

6 787.758
69 922.091
76 709.849

2 262.586
699.221

Fhitung
3.236

F-tabel
5%
1%
2.696
3.984

Dari hasil analisis ragam pada tabel 12, 13 dan 14 berdasarkan jumlah unit
contoh yang diukur menunjukkan bahwa untuk volume total dan volume bebas
cabang tidak adanya perbedaan hasil yang nyata untuk perbedaan antar perlakuan
terhadap keragaman volume total dan volume bebas cabang rata-rata. Hal ini
dapat dilihat dari nilai Fhitung < Ftabel ,artinya dengan adanya perbedaan bentuk unit
contoh yang diterapkan, akan menghasilkan nilai dugaan yang tidak berbeda pula
untuk volume total dan volume bebas cabang (terima H0, tolak H1). Sedangkan
untuk hasil analisis ragam luas bidang dasar rata-rata tegakan menunjukkan
adanya perbedaan hasil yang nyata untuk perbedaan antar perlakuan terhadap
keragaman luas bidang dasar rata-rata. Hal ini dapat dilihat dari nilai nilai Fhitung >
Ftabel, artinya sekurangnya ada satu unit contoh yang diterapkan akan

17
menghasilkan nilai dugaan yang berbeda terhadap luas bidang dasar (tolak H0,
terima H1).

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan nilai tengah/rata-rata potensi tegakan unit
contoh Six Tree Sampling memiliki nilai tengah/rata-rata potensi tegakan paling
besar yaitu untuk volume total 724.710 m3/ha, volume bebas cabang 563.705
m3/ha dan luas bidang dasar 50.854 m2/ha. Sedangkan Circular Plot memiliki
nilai tengah/rata-rata potensi paling kecil yaitu untuk volume total 448.765 m3/ha,
volume bebas cabang 359.348 m3/ha dan luas bidang dasar 29.273 m2/ha. Melihat
dari tingkat ketelitian dan efisiensi, unit contoh Six Tree Sampling merupakan
unit contoh yang paling teliti dan efisien dari keempat unit contoh yang digunakan.
Hal ini dikarenakan Six Tree Sampling memiliki nilai Sampling Error paling
rendah, memiliki waktu kerja paling cepat dan tingkat efisiensi relatif paling
tinggi. Dengan demikian unit contoh Six Tree Sampling merupakan unit contoh
yang paling tepat untuk digunakan dalam menduga potensi tegakan Shorea sp
yang berada di KHDTK Haurbentes jika dibandingkan dengan ketiga unit contoh
lainnya.
Saran
1.

2.

Perlu adanya penelitian pada lokasi yang sama dengan metode yang berbeda
untuk dapat mengetahui persamaan dan perbedaan hasil yang diperoleh,
sebagai bahan masukan dalam pemilihan metode inventarisasi yang sesuai.
Perlu dilakukannya penelitian dengan metode yang sama pada jenis
pohon/tegakan yang lain untuk mengetahui tingkat keakuratan dari keempat
unit contoh tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Aryanto Y.K. 2006. Efisiensi metode unit contoh non konvensional (tree
sampling) dan konvensional (circular plot) untuk menduga potensi tegakan
mahoni (Swietenia macrophylla King) kelas umur V dan keatas di RPH
Kadupandak BKPH Tanggeung KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III Jawa
Barat dan Banten [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Manajemen Hutan.
Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Budi P, Muhdin. 2006. Metode Statistika. Bogor (ID): Departemen Manajemen
Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Endang S. 2002. Pengantar Ilmu Kehutanan. Bogor (ID): Yayasan Penerbit
Fakultas Kehutanan, Fakultas Kehutanan IPB.

18
Muhammad S. 2004. Studi Penerapan Metode Pohon Contoh (Tree Sampling)
dalam Pendugaan Potensi Tegakan Akasia (Acacia Mangium Willd.) di
BKPH Parung Panjang KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat
Mukhamadun. 1994. Evaluasi pertumbuhan tanaman berbagai jenis Shorea spp. di
Haurbentes, BKPH Jasinga, KPH Bogor [skripsi]. Bogor (ID). Fakultas
Kehutanan, Jurusan Manjemen Hutan, Institut Pertanian Bogor..
Okto P.S, Siti Latifah, Yunus Afifudin 2012. Perbandingan Unit Contoh
Lingkaran dan Tree Sampling Dalam Menduga Potensi Tegakan Hutan
Tanaman Rakyat Pinus (Studi Kasus Desa Pondok Buluh, Kecamatan Dolok
Panribuan, Kabupaten Simalungun). Medan (ID). Program Studi Kehutanan.
Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
[P3PPH] Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan
(ID). 2011. Penyusunan Rancang Bangun [Engineering Design] Kawasan
Hutan Dengan Tujuan Khusus [KHDTK] Haurbentes, Jasinga. Bogor.
Sastrosupadi, A. 1995. Rancangan Percobaan Praktis Untuk Bidang Pertanian.
Yogyakarta (ID). Kanisius.
Silvia, A. 2007. Pendugaan Potensi Tegakan Agathis (Agathis loranthifolia
Salisb) Menggunakan Metode Two Stage Sampling Dengan Unit Contoh Six
Tree Sampling (6-Contoh Plot) dan Circular Plots ( Lingkaran) [skripsi].
Bogor (ID). Departemen Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut
Pertanian Bogor.
Simon, H. 1987. Manual Inventore Hutan. Jakarta (ID). UI-Press.
Sutarahardja, S. 1999a. Metode Petak Berubah [Tree Sampling] dalam Penduga
Volume Tegakan Hutan Tanaman (Kerjasama antara Perum Perhutani
dengan Fakultas Kehutanan IPB). Bogor (ID). Fakultas Kehutanan IPB.
Sutarahardja, S. 1999b. Metode Sampling dalam Inventarisasi Hutan.
Laboratorium Inventarisasi Hutan. Bogor (ID). Jurusan Manajemen Hutan.
Fakultas Kehutanan IPB.
Sutarahardja, S. 1999c. Prosedur Pembuatan Petak Ukur Pohon [Tree Sampling]
dalam Penduga Volume Tegakan Hutan Tanaman (Kerjasama antara Perum
Perhutani dengan Fakultas Kehutanan IPB). Bogor (ID). Fakultas
Kehutanan IPB. Bogor
Undang-Undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999

19
Lampiran 1. Peta Wilayah KHDTK Haurbentes

Sumber: Pusprohut Balitbang (2011)

20
Lampiran 2 Peta Sebaran Plot Pengukuran Potensi Shorea Sp

21
Lampiran 3 Tabel Jenis dan Jumlah Pohon yang ditemukan
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Jenis Pohon
Shorea stenoptera Burck
Shorea mecistopteryx Riedl
Shorea pinanga Scheff
Shorea seminis V.SI
Shorea selanica BI
Shorea leprosula Miq
Shorea compressa Burck
Shorea palembanica Miq
Total

6 Tree
Sampling
5
36
27
3
42
35
6
2
156

Jumlah Pohon
8 Tree
10 Tree
Circular
Sampling Sampling Plot
9
13
16
48
59
91
34
41
72
5
7
21
56
72
156
45
53
112
8
10
10
3
5
8
208
260
486

Lampiran 4 Tally Sheet unit contoh Circular Plot
Diameter
Tinggi Total
Plot
Jenis
(cm)
(m)

Tinggi Bebas Cabang
(m)

22
Lampiran 5 Tally Sheet unit contoh 6 Tree Sampling
Diameter Tinggi
Tinggi Bebas
Plot
Jenis
(cm)
Total (m) Cabang (m)

Diameter Jarak
Terjauh
Terjauh (m)

Lampiran 6 Tally Sheet unit contoh 8 Tree Sampling
Diameter
Tinggi
Tinggi Bebas Diameter Jarak Pohon
Plot
Jenis
(cm)
Total (m) Cabang (m)
Terjauh Terjauh (m)

23
Lampiran 6 Tally Sheet unit contoh 10 Tree Sampling
Diameter
Tinggi
Tinggi Bebas
Plot Jenis
(cm)
Total (m) Cabang (m)

Diameter
Terjauh

Jarak Pohon
Terjauh (m)

24

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 16 Juni 1991. Penulis adalah
anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Indar Andi Mulyana dan Sri
Khayatun (alm). Penulis memulai pendidikan di SDN Mekar Mukti 06 Cikarang
Baru pada tahun 1997, SMPN 04 Cikarang Utara pada tahun 2003, dan
SMAN 1 Cikarang Pusat pada tahun 2006. Penulis menyelesaikan SMA pada
tahun 2009. Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian
Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI).
Penulis diterima di Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor.
Selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Kehutanan IPB, penulis
telah melaksanakan Praktek Pengelolaan Ekosistem Hutan (P2EH) di Gunung
Sawal Pangandaran tahun 2011, Praktek Pengelolaan Hutan (P2H) di Hutan
Pendidikan Gunung Walat, KPH Cianjur dan Taman Nasional Gunung Halimun
Salak (TNGHS) pada tahun 2012, dan Praktek Kerja Lapang (PKL) di IUPHHKHA CV Pangkar Begili Kalimantan Barat tahun 2013. Selama menjadi
mahasiswa, penulis juga aktif menjadi pengurus Forest Management Student Club
(FMSC) sebagai anggota Informasi dan Komunikasi (Infokom) dan anggota
Kelompok Studi Pemanfaatan (KS Pemanfaatan) serta ikut kepanitian dalam
berbagai acara di Fakultas Kehutanan IPB.
Untuk menyelesaikan gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis
menyelesaikan skripsi dengan judul Pendugaan Potensi Tegakan Shorea sp
Menggunakan Metode Tree Sampling dan Circular Plot di KHDTK Haurbentes,
Kabupaten Bogor dibimbing oleh Dra. Sri Rahaju,MSi

Dokumen yang terkait

Studi Penerapan Metode Pohon Contoh (Tree Sampling) Dalam Pendugaan Potensi Tegakan Akasia (Acacia mangium Willd.) di BKPH Parung Panjang KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

0 9 84

Efisiensi metode unit contoh non konvensional(Tree sampling) dan konvensional(Circular plot) untuk menduga potensi tegakan mahoni, Swietenia macrophylla King) kelas umut V dan keatas di RPH Kadupandak BKPH Tanggeung KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III Ja

5 70 71

Studi Tehnik Pendugaan Potensi Tegakan Hutan Puspa (Schima waliichii) dengan Simple Systematic Sampling with Random Start dengan Unit Contoh Six Tree Sampling dan Circular Plot (Studi Kasus di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi)

0 12 50

Pendugaan Potensi Tegakan Agathis ( Agathis loranthifolia Salisb ) Menggunakan Metode Two Stage Sampling Dengan Unit Contoh Six Trees Sampling ( 6- Contoh Pohon ) dan Circular Plots ( Lingkaran ) Studi Kasus di Hutan Pendidikan IPB Gunung Walat Sukabumi

0 13 54

Potensi Simpanan Karbon di Atas Permukaan Tanah pada Tegakan Meranti (Shorea spp.) di KHDTK Haurbentes, Kabupaten Bogor

1 4 30

Struktur dan Potensi Tegakan Hutan Tanaman Meranti (Shorea spp.) di KHDTK Haurbentes Kabupaten Bogor

3 7 41

Ektomikoriza pada Shorea spp. di Kawasan Hutan Haurbentes Jasinga Bogor

1 12 38

Pemanfaatan Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Kampung Sekitar Kawasan KHDTK Haurbentes Jasinga Bogor

0 3 38

Pendugaan Potensi Biomassa Tegakan di Areal Rehabilitasi Hutan Pendidikan Gunung Walat Menggunakan Metode Tree Sampling

0 4 26

Perbandingan Efisiensi Metode Tree Sampling dan Metode Konvensional dalam Pendugaan Potensi Tegakan Agathis (Agathis toranthifolia) di hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi

0 2 54