Faktor-Faktor Penentu Disparitas Prevalensi Stunting Pada Balita Di Berbagai Kabupaten/Kota Di Indonesia.

FAKTOR-FAKTOR PENENTU DISPARITAS PREVALENSI
STUNTING PADA BALITA DI BERBAGAI
KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA

INDAH YULIANA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Faktor-Faktor Penentu
Disparitas Prevalensi Stunting pada Balita di Berbagai Kabupaten/Kota di
Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2015

Indah Yuliana
NIM I151110111

RINGKASAN
INDAH YULIANA. Faktor-Faktor Penentu Disparitas Prevalensi Stunting pada
Balita di Berbagai Kabupaten/Kota di Indonesia. Dibimbing oleh DRAJAT
MARTIANTO dan IKEU TANZIHA.
Beberapa penelitian terkait faktor risiko stunting balita telah dilakukan di
Indonesia baik dalam skala kecil maupun dalam skala besar. Namun, penelitianpenelitian tersebut belum ada yang mengkaji tentang perbedaan stunting antar
wilayah. Prevalensi stunting mengalami peningkatan dari tahun 2007 (36.8%) ke
tahun 2013 (37.2%) dan terjadi disparitas antar provinsi di Indonesia. Disparitas ini
kemungkinan akan lebih besar apabila dilihat ke dalam level wilayah yang lebih
kecil seperti antar kabupaten/kota.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
faktor-faktor yang menentukan disparitas stunting pada balita di berbagai
kabupaten/kota di Indonesia.
Desain penelitian ini adalah studi ekologi dengan unit analisis

kabupaten/kota. Penelitian ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar 2007 dan
data makro sosial ekonomi data lainnya. Sebanyak 352 kabupaten/kota dari total
438 kabupaten/kota dipilih untuk analisis ini. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah prevalensi stunting, asupan gizi dan ASI eksklusif, derajat kesehatan,
karakteristik ibu, akses ekonomi, sosial dan kesehatan masyarakat. Determinan
faktor dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Disparitas prevalensi
stunting adalah selisih prevalensi stunting balita di suatu kabupaten/kota terhadap
batas masalah kesehatan masyarakat untuk stunting (20%). Disparitas prevalensi
stunting dikatakan tinggi jika >31.4%, sedang jika 15.7-31.4% dan rendah jika
31.4%, moderate if 15.7-31.4% and
was lower if