Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Pencemaran Di Sekitar Kawasan Industri Baja (Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon).

i

ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI MASYARAKAT
AKIBAT PENCEMARAN DI SEKITAR KAWASAN
INDUSTRI BAJA
(Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon)

RAYYAN FIRDAUS

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Estimasi Nilai Kerugian
Ekonomi Masyarakat Akibat Pencemaran di Sekitar Kawasan Industri Baja
(Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon) adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2015

Rayyan Firdaus
H44110063

iv

v


ABSTRAK

RAYYAN FIRDAUS. Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat
Pencemaran di Sekitar Kawasan Industri Baja (Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan
Ciwandan, Kota Cilegon). Dibimbing oleh EKA INTAN KUMALA PUTRI.
Industri baja telah berkembang pesat di Indonesia salah satunya di Kelurahan
Tegal Ratu. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi eksternalitas positif
dan negatif yang dirasakan masyarakat akibat aktivitas industri baja menggunakan
metode analisis deskriptif kualitatif, mengestimasi nilai kerugian ekonomi yang
ditanggung oleh masyarakat menggunakan metode cost of illness dan loss of
earnings, mengestimasi nilai dana kompensasi yang bersedia diterima oleh
masyarakat menggunakan Contingent Valuation Method (CVM), dan
mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi besarnya kesediaan masyarakat
dalam menerima dana kompensasi menggunakan analisis regresi linier berganda.
Eksternalitas dirasakan oleh responden di RW 01 dan RW 06 Kelurahan Tegal
Ratu, Kecamatan Ciwandan. Hasil yang diperoleh yaitu eksternalitas positif yang
terjadi yaitu peningkatan lapangan pekerjaan dan peningkatan usaha mikro.
Eksternalitas negatif yang terjadi yaitu pencemaran udara dan debu, kebisingan,
serta terganggunya kenyamanan. Rata-rata kerugian setiap rumah tangga akibat
pencemaran oleh industri baja yaitu sebesar Rp217 767.48/rumah tangga/tahun.

Nilai dugaan rata-rata Willingness to Accept (WTA) responden yaitu sebesar Rp515
769.24/rumah tangga/tahun. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada besarnya
nilai WTA responden adalah usia, tingkat pendidikan, jarak tempat tinggal ke
industri, dan dummy udara menyesakkan.
Kata kunci : eksternalitas, industri baja, kerugian ekonomi, pencemaran udara,
Willingness to Accept (WTA)

vi

ABSTRACT

RAYYAN FIRDAUS. Value Estimation of Public Loss Caused by Pollution in
Steel Industry Area (Tegal Ratu Village, Ciwandan Sub district, Cilegon City).
Supervised by EKA INTAN KUMALA PUTRI.
The steel industry has been growing rapidly in Indonesia, one of them in the
Tegal Ratu Village. The objectives of this study are to identify positive externalities
and negative externalities which felt by society from activity of the steel industry
using qualitative descriptive analysis, estimate the value of economic losses
acquired by the society using the cost of illness and loss of earnings, estimate the
value of the compensation received by the society using Contingent Valuation

Method (CVM), and identify factors that affect value of the compensation society's
using multiple linear regression analysis. Externalities felt by respondents of RW
01 and RW 06 Tegal Ratu Village, Ciwandan Sub district. The results of this study
showed positive externalities that happen are an increasing the number of
employment and improvement of micro enterprises. Negative externalities which
happened are air pollution, dust, noise, and uncomfortable. The average loss per
household due to pollution caused by the steel industry was amounted to IDR217
767.48 /household/year. The estimated average value Willingness to Accept (WTA)
of respondents in the amount of IDR515 769.24/household/year. Factors that has
real effect on the value of the WTA respondents are age, education level, residence
distance to the industry, and dummy of tighten air.
Keywords: externalities, the steel industry, economic losses, air pollution
Willingness to Accept (WTA)

vii

ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI MASYARAKAT
AKIBAT PENCEMARAN DI SEKITAR KAWASAN
INDUSTRI BAJA
(Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon)


RAYYAN FIRDAUS

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

viii

ix

x


xi

PRAKATA
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis
menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan
banyak pihak. Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1.

Kedua orang tua (Bapak: Agus Achsanu dan Ibu: almarhumah Rela
Widiastuti/Durotul Komariah), Adik (Shella, Salma, Abil, Eshan) dan
segenap keluarga besar di Cilegon, Serang, dan Sukabumi atas segala
dukungan, doa, dan kasih sayang yang diberikan.

2.

Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, M.S selaku dosen pembimbing atas
bimbingan, bantuan, dan waktu yang telah diberikan.


3.

Dr. Ir. Achyar Ismail, M.Agr selaku penguji utama dan Asti Istiqomah, S.P,
M.S selaku penguji wakil departemen yang telah memberikan berbagai
masukan dan saran yang berguna bagi penulis.

4.

Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, M.A selaku dosen pembimbing akademik
selama penulis menjalani masa perkuliahan.

5.

BLH, Dinas Kesehatan, dan BPS Kota Cilegon, Puskesmas Ciwandan, Bapak
Lurah Tegal Ratu yang telah membantu selama pengumpulan data.

6.

Ketua RT dan Ketua RW serta masyarakat Kelurahan Tegal Ratu yang telah
meluangkan waktu dalam memberikan data-data terkait dalam skripsi ini.


7.

Staf, dosen, mahasiswa dan seluruh civitas akademika Departemen Ekonomi
Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajeman IPB atas
ilmu, arahan dan motivasi yang telah diberikan selama masa perkuliahan.

8.

Rekan satu bimbingan (Kiki, Rinda, Eva, Aisha, Vidia, Panji, dan Farda).

9.

Rekan Cilegooners (Ryan, Panji, Diah, Pipit, Try, Ferid, Rahma).

10.

BPH ESL 48 (Aji, Deanty, Eva, Sefi, Didah, Wildan).

11.


Rekan-rekan keluarga besar ESL 48 yang sangat luar biasa.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, sehingga kritik

dan saran yang membangun sangat diharapkan. Penulis juga memohon maaf
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
menghasilkan laporan yang bermanfaat bagi banyak pihak.

xii

xiii

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
I. PENDAHULUAN

1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Perumusan Masalah
3
1.3 Tujuan Penelitian
9
1.4 Manfaat Penelitian
9
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
11
2.1 Eksternalitas
11
2.2 Industri Baja
14
2.4 Pencemaran Udara
15
2.5 Dampak Pencemaran oleh Industri Baja

16
2.6 Contingent Valuation Method (CVM)
18
2.7 Analisis Willingness to Accept (WTA)
19
2.8 Pendekatan Modal Manusia (Human Capital Approach)
21
2.9 Model Regresi Linier Berganda
21
2.10 Penelitian Terdahulu
22
III KERANGKA PEMIKIRAN
25
IV METODE PENELITIAN
27
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
27
4.2 Jenis dan Sumber Data
27
4.3 Metode Pengambilan Contoh
28
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
28
4.4.1 Identifikasi Eksternalitas Positif dan Negatif yang Dirasakan
Responden Akibat Aktivitas Industri Baja
29
4.4.2 Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Akibat Pencemaran
30
4.4.3 Analisis Nilai Willingness to Accept (WTA) Masyarakat
Terhadap Pencemaran Akibat Aktivitas Industri Baja
31
4.4.4 Analisis Fungsi Willingness to Accept (WTA)
34
4.4.5 Pengujian Parameter Regresi
37
V GAMBARAN UMUM PENELITIAN
41
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
41
5.2 Kondisi Responden Sekitar Kawasan Industri Baja
42
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
47
6.1 Identifikasi Eksternalitas Positif dan Negatif yang Timbul Akibat
Aktivitas Industri Baja
47
6.2 Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat
50
6.2.1 Biaya Berobat (Cost of Illness)
50
6.2.2 Nilai Pendapatan yang Hilang (Loss of Earnings)
52
6.2.3 Rata-rata Kerugian Masyarakat Akibat Pencemaran Industri Baja 53
6.2.4 Estimasi Nilai Total Kerugian Masyarakat Akibat Pencemaran
Industri Baja
54
6.3 Analisis Willingness to Accept (WTA)
54
6.3.1 Analisis Kesediaan Responden Menerima Kompensasi
54

xiv

6.3.2 Estimasi Nilai Dana Kompensasi (WTA)
6.4 Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Besarnya WTA
6.5 Implikasi dan Rekomendasi
VII. SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
7.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

56
58
62
65
65
65
67
73

DAFTAR TABEL
1 Jumlah industri besar dan sedang menurut klasifikasi di Kota Cilegon
(persen) tahun 2012
2 Jumlah industri di Kecamatan Ciwandan tahun 2013
3 Laporan 10 besar penyakit di Puskesmas Ciwandan, Desember 2014
4 Hasil pengujian kualitas udara di masyarakat sekitar kawasan industri baja,
Oktober–Desember tahun 2014
5 Hasil pengujian tingkat kebisingan di masyarakat sekitar kawasan
industri baja, Oktober–Desember tahun 2014
6 Sumber utama pencemaran partikel
8 Penelitian terdahulu
7 Matriks metode analisis data
9 Indikator pengukuran nilai WTA
10 Mata pencaharian masyarakat Kelurahan Tegal Ratu
11 Jenis kelamin responden
12 Usia responden
13 Tingkat pendidikan responden
14 Jenis pekerjaan responden
15 Tingkat pendapatan responden
16 Jumlah tanggungan keluarga responden
17 Jarak tempat tinggal dengan lokasi industri
18 Lama tinggal responden
19 Eksternalitas positif yang dirasakan responden
20 Eksternalitas negatif yang dirasakan responden
21 Kualitas udara yang dirasakan esponden
22 Kualitas kebisingan yang dirasakan responden
23 Biaya kesehatan yang dikeluarkan responden tahun 2014
24 Nilai pendapatan responden yang hilang tahun 2014
25 Rata-rata kerugian masyarakat akibat industri baja tahun 2014
26 Nilai total kerugian masyarakat akibat kegiatan industri baja tahun 2014
27 Kesediaan responden menerima ganti rugi
28 Rencana alokasi penggunaan dana kompensasi responden
29 Sebaran bentuk kompensasi selain dana
30 Distribusi WTA responden di Kelurahan Tegal Ratu tahun 2015
31 Nilai total WTA responden tahun 2015
32 Faktor-faktor yang memengaruhi nilai WTA responden

1
2
4
7
8
16
24
29
37
41
42
43
43
44
44
45
45
46
47
48
49
50
51
53
53
54
55
55
55
56
57
60

xv

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Kurva eksternalitas produksi negatif
Kurva eksternalitas produksi positif
Diagram alur kerangka berpikir
Dugaan kurva penawaran WTA

12
13
26
57

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8

Uji normalitas
Uji multikolinieritas
Uji autokolerasi
Uji heteroskedastisitas
Lokasi penelitian
Kasus Posco tahun 2014
Kuesioner
Dokumentasi

73
73
74
75
76
77
78
84

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang berdampak pada
keadaan lingkungan dan masyarakat. Keadaan lingkungan yang berubah akan
memengaruhi kondisi masyarakat yang berada di sekitar kawasan industri.
Keadaan lingkungan yang semakin baik menyebabkan kesejahteraan masyarakat
akan semakin baik pula dan begitupun sebaliknya.
Sektor industri merupakan primadona perekonomian di Kota Cilegon. Kota
Cilegon adalah sebuah kota yang berlokasi di Provinsi Banten, Indonesia. Kota
ini berada di ujung barat laut Pulau Jawa dan berada di tepi Selat Sunda. Kota
Cilegon merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Jawa dan
Sumatera serta menghubungkan jalan tol Jakarta–Merak, sehingga kota ini sangat
strategis bagi aktivitas ekonomi terutama sektor industri. Data mengenai jumlah
industri besar dan sedang menurut klasifikasi di Kota Cilegon tahun 2012 dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Jumlah industri besar dan sedang menurut klasifikasi di Kota Cilegon
(persen) tahun 2012
No
1
2
3
4

Industri
Kimia dan barang-barang dari bahan kimia
Logam dasar dan barang-barang logam
Barang galian bukan logam
Lainnya

Persentase (%)
36.36
25.97
7.79
29.87

Sumber: BPS Kota Cilegon (2014)

Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah industri besar dan sedang menurut
klasifikasi di Kota Cilegon pada tahun 2012 didominasi oleh industri kimia dan
barang-barang dari bahan kimia sebesar 36.36%, lalu diikuti oleh industri logam
dasar dan barang-barang logam sebesar 25.97%. Industri barang galian bukan
logam sebesar 7.79%, sedangkan industri lainnya sebesar 29.87%.
Keberadaan industri logam salah satunya berupa industri baja memegang
peranan vital dalam proses pembangunan suatu daerah dan negara, terutama untuk
Kota Cilegon. Industri baja merupakan salah satu bagian dari industri logam dasar
yang termasuk dalam industri hulu. Industri baja memiliki peran utama dalam
memasok bahan-bahan baku vital untuk pembangunan di berbagai bidang mulai

2

dari penyediaan infrastruktur (gedung, jalan, jembatan, jaringan listrik dan
telekomunikasi), produksi barang modal (mesin pabrik dan material pendukung
serta suku cadangnya), alat transportasi (kapal laut, kereta api beserta relnya, dan
otomotif) dan persenjataan. Peningkatan pembangunan sektor industri dan
semakin intensifnya pembangunan suatu daerah serta negara menyebabkan
kebutuhan akan produk baja terus mengalami peningkatan.
Kota Cilegon dikenal sebagai kota baja karena di wilayah ini berdiri PT. KS
yang merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai
penghasil baja terbesar di Indonesia dan berdiri pada tanggal 31 Agustus 1970.
Selain PT. KS, terdapat juga PT. KP yang merupakan perusahaan patungan antara
PT. KS yang dimiliki oleh Indonesia dan PT. P yang dimiliki oleh Korea Selatan.
PT. KP resmi berdiri pada tanggal 1 Agustus 2011. PT. KP berlokasi di Kelurahan
Tegal Ratu dan Kelurahan Kubang Sari, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon. PT.
KP ini merupakan salah satu pabrik baja yang berlokasi dalam satu kawasan yang
dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga akan menyebabkan berbagai
macam eksternalitas, baik itu eksternalitas positif maupun eksternalitas negatif.
Kecamatan Ciwandan merupakan salah satu kecamatan yang menjadi pusat
perkembangan industri paling berpengaruh di Kota Cilegon. Data mengenai
jumlah industri di Kecamatan Ciwandan tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Jumlah industri di Kecamatan Ciwandan tahun 2013
No
1
2
3
4
5
6

Kelurahan
Gunung Sugih
Kepuh
Randakari
Tegal Ratu
Banjar Negara
Kubang Sari
Total

Besar
11
12
5
12
3
43

Sedang

Kecil
5
7
4
4
1
21

13
6
7
9
3
5
43

Rumah tangga
21
23
25
23
79
49
220

Sumber: BPS Kota Cilegon (2014)

Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah industri besar di Kecamatan Ciwandan
pada tahun 2013 sebanyak 43 industri, industri sedang sebanyak 21 industri,
industri kecil sebanyak 43 industri. Industri yang ada di Kecamatan Ciwandan
didominasi oleh industri rumah tangga sebanyak 220 industri. Kelurahan Tegal
Ratu terdapat 12 industri besar, 4 industri sedang, 9 industri kecil, dan 23 industri

3

rumah tangga yang menyebabkan masyarakat di kelurahan ini rentan terhadap
berbagai macam eksternalitas.
Eksternalitas yang terjadi di Kelurahan Tegal Ratu berupa eksternalitas
positif dan eksternalitas negatif. Eksternalitas positif hanya sedikit dirasakan oleh
masyarakat Kelurahan Tegal Ratu mengingat industri baja PT. KP baru
berproduksi pada tahun 2014. Eksternalitas negatif sangat dirasakan oleh
masyarakat Kelurahan Tegal Ratu, sehingga membutuhkan penanganan yang
cepat, tepat, dan serius. Eksternalitas negatif yang terjadi berupa penurunan
kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat akibat pencemaran oleh industri
baja. Hal tersebut menjadi penyebab terjadinya konflik antara masyarakat
Kelurahan Tegal Ratu dan pihak industri baja. Kondisi lingkungan yang sudah
tidak mendukung untuk keperluan kegiatan sehari-hari, berbagai macam penyakit
telah dirasakan oleh masyarakat, dan terjadi peningkatan biaya masyarakat akibat
pencemaran tersebut.
Pihak industri baja telah memberikan kompensasi dalam bentuk kegiatan
Corporate Social Responsibility (CSR) kepada masyarakat sekitar. Kegiatan CSR
tersebut seperti pengecatan dan pembersihan musala serta masjid, donor darah,
pelayanan kesehatan gratis, kelas inspirasi, pembersihan kampung dan sekolah
(PT. KP 2014). Kompensasi tersebut menurut masyarakat belum dapat mengatasi
eksternalitas negatif yang berasal dari kegiatan industri baja.
Penelitian ini diperlukan untuk mengetahui eksternalitas positif dan negatif
yang dirasakan oleh masyarakat, mengestimasi nilai kerugian ekonomi yang harus
ditanggung oleh masyarakat akibat pencemaran oleh industri baja, mengestimasi
nilai dana kompensasi yang bersedia diterima oleh masyarakat akibat pencemaran
oleh industri baja, dan juga faktor-faktor yang memengaruhi kesediaan
masyarakat Kelurahan Tegal Ratu dalam menerima dana kompensasi.
1.2 Perumusan Masalah
Keberadaan industri-industri di Kecamatan Ciwandan dapat memengaruhi
kesejahteraan masyarakat dan kondisi lingkungan sekitar. Keberadaan industri
tersebut akan menimbulkan eksternalitas positif dan eksternalitas negatif.
Eksternalitas negatif yang terjadi berupa pencemaran lingkungan.

4

Pencemaran oleh industri-industri di Kecamatan Ciwandan telah
menyebabkan sebagian besar masyarakat di Kecamatan Ciwandan dan sekitarnya
terjangkit berbagai penyakit. Data mengenai laporan 10 besar penyakit di
Puskesmas Ciwandan, Desember 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Laporan 10 besar penyakit di Puskesmas Ciwandan, Desember 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Jenis Penyakit
ISPA
Hipertensi Essensial
Dermatitis lainnya
Sakit Kepala
Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
Gastritis dan duodenitis
Demam yang sebabnya tidak diketahui
Penyakit pulpa dan periapikal
Artritis lainnya
Tuberkulosis paru BTA (+)

Jumlah (Orang)
449
292
221
146
176
154
121
119
106
103

Sumber: Puskesmas Kecamatan Ciwandan (2014)

Tabel 3 menunjukkan bahwa penyakit yang diderita oleh sebagian besar
masyarakat di Kecamatan Ciwandan dan sekitarnya disebabkan oleh perubahan
kualitas lingkungan. Perubahan ini diakibatkan oleh banyaknya pencemaran yang
dilakukan oleh industri-industri di Kecamatan Ciwandan dan sekitarnya. Penyakit
yang paling sering diderita oleh masyarakat yaitu ISPA sebanyak 449 orang dan
paling sedikit yaitu tuberkulosis paru BTA (+) sebanyak 103 orang.
Keberadaan industri baja PT. KP di Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan
Ciwandan dapat mengancam kehidupan manusia dan ekosistem jika limbah yang
dihasilkan tidak dikelola dengan baik. Masyarakat sekitar industri baja merasakan
berbagai perubahan dan gangguan antara lain pencemaran udara dan kebisingan.
[Berita acara pemantauan oleh Badan Lingkungan Hidup Pemkot Cilegon
di Kelurahan Tegal Ratu, tanggal 20 Maret 2014, hasil pemantauan sebagai
berikut (lampiran 7):
1. Berdasarkan keterangan warga masih terdapat debu mengkilap di sekitar
perumahan warga.
2. Kadang terdengar suara bising dan suara seperi ledakan pada malam hari.
3. Bantuan dari perusahaan belum dirasakan secara merata oleh warga].
[Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemkot Cilegon memperingatkan PT
Krakatau Posco untuk segera membereskan persoalan polusi debu besi di tiga

5

kelurahan di Kecamatan Ciwandan. Penanganan secara cepat dan terpadu harus
segera dilakukan perusahaan lantaran polusi debu besi dapat berdampak serius
terhadap kesehatan masyarakat setempat. BLH menegaskan bila debu besi masuk
dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B-3). Selama beberapa
pekan terakhir debu besi menyebar di tiga kelurahan, yakni Kelurahan
Samangraya, Kubangsari, dan Tegal Ratu. BLH pun telah merespons munculnya
pencemaran limbah B-3 sejak awal Maret. Sejumlah petugas lapangan dikerahkan
untuk memastikan adanya pencemaran. Mendapatkan kepastian adanya
pencemaran limbah B-3 dari Krakatau Posco, BLH memanggil manajemen
perusahaan untuk meminta penjelasan. Corporate Secretary PT Krakatau Posco
Christiawaty Ferania Keseger membenarkan debu besi merupakan limbah B-3.
Namun jenis limbah yang dihasilkan pabrik tidak berbentuk gas dan efek debu
besi tidak langsung terjadi. Sejumlah persoalan melatarbelakangi penyebab
munculnya polusi debu besi ini. Salah satunya minimnya Steel Mile Plat (SMP)
dan alat penyemprot (spray) di lokasi penghancuran besi beku yang dimiliki
perusahaaan tersebut].1
Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh kegiatan industri baja akan
menyebabkan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan industri baja jika
menghirup udara dalam jangka panjang maka dapat menimbulkan penyakit
pernapasan yang fatal dan merusak paru-paru. Udara yang tercemar tersebut dapat
memengaruhi kesehatan masyarakat dengan cara pemaparan melalui kulit, masuk
melalui saluran pernapasan, dan pembuluh darah.
[Limbah debu besi berasal dari proses pembuatan baja. Awalnya besi tua
dicampur dengan biji batu bara masak (spons coke) + sinter besi (batuan besi) +
alloy + kapur yang dilebur di tungku tanur tinggi (blast furnace) agar didapatkan
besi cair murni. Hasil dari proses tersebut kemudian dibawa ke bagian steel
making plant buat ditambah alloy lagi dan dilebur ulang supaya menjadi baja yang
sesuai dengan permintaan pasar. Bagian steel making plant menggunakan sistem
blowing sehingga memungkinkan masih ada debu besi yang belum terserap oleh
alat penangkap debu. Pihak industri baja PT. KP sudah berupaya untuk mengatasi
masalah ini dengan berbagai cara, salah satunya yaitu menambah mesin penghisap
1

Anonim. 2014. BLH Peringatkan PT Krakatau Posco. Indopos [Internet]. [diunduh 2015 Maret
02]. Tersedia pada: http://www.indopos.co.id/2014/03/blh-peringatkan-pt-krakatau-posco.html

6

debu besi yang bisa lebih maksimal dalam menyerap debu besi tersebut, akan
tetapi masih belum menghasilkan perubahan yang signifikan. Limbah debu besi
tersebut terbawa angin dan terbang ke arah pemukiman warga yang berada di
sekitar kawasan industri baja serta menempel ke rumah-rumah atau pakaian
warga. Limbah debu besi seringkali terhirup oleh warga karena bentuknya yang
tergolong kecil dan mudah terbang. Limbah debu besi tersebut tergolong
berbahaya bagi kehidupan manusia karena masih mengandung zat kimia. Lokasi
PT. KP berada di dekat pemukiman penduduk membuat masyarakat mengalami
berbagai macam eksternalitas positif dan negatif. Pihak perusahaan sudah
memberikan kompensasi berupa program Corporate Social Responsibility (CSR)
dan bantuan untuk masyarakat di sekitar kawasan industri baja].2
Bentuk pencemaran yang ditimbulkan industri baja berupa limbah debu besi
yang memasuki rumah-rumah warga yang mengakibatkan warga terserang
berbagai penyakit karena menghirup udara dari debu besi terutama ketika di
musim kemarau dan arah angin sedang menuju ke pemukiman penduduk.
[Banyak warga Ciwandan Kota Cilegon terkena penyakit kulit seperti bintik
merah dan gatal, penyakit tersebut di duga di sebabkan oleh debu besi PT. KS
Posco. Penyakit kulit ini telah menyerang 2 balita, kedua balita ini bernama
Azzahran (13 bukan) dan Kayla Renata (15 bulan). Tubuh para balita terdapat
bercak merah di seluruh kulitnya. Mereka juga mengalami ISPA dan batuk-batuk.
Sebelum adanya debu besi, kedua balita tersebut tidak mengalami apa-apa.
Namun, sejak adanya debu malah keluar bercak merah dan batuk-batuk yang
cukup lama. Kejadian ini juga bukan dialami balita itu saja, tapi banyak orang
yang mengalami penyakit gatal seperti ini. Kordinator Bidang Pengobatas
Puskesmas Ciwandan dr. Isnawati mengatakan pihaknya belum memastikan
penyebab gatal-gatal berasal dari polusi debu besi. Menurut informasi, debu besi
bisa menyebabkan gatal. Isna mengaku pihaknya tengah mengkaji partikel debu
besi di labotarium].3

2

Karyawan PT. KP. 2015. Testimony karyawan PT. KP tentang limbah industri baja. Cilegon:
(ID).
3
Anonim. 2014. 2 Balita Terjangkit Gatal-Gatal, di Duga Akibat Debu Besi PT. KS Posco. Detak
Serang
[Internet].
[diunduh
2015
Maret
02].
Tersedia
pada:
http://www.detakserang.com/cilegon/item/2974-2-balita-terjangkit-gatal-gatal-di-duga-akibatdebu-besi-pt-ks-posco.html

7

Masyarakat juga merasakan pencemaran udara berupa debu dan asap yang
diakibatkan oleh kendaraan bermotor dan alat berat yang digunakan oleh pihak
industri baja. Data mengenai hasil pengujian kualitas udara di masyarakat sekitar
kawasan industri baja pada bulan Oktober–Desember 2014 dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4 Hasil pengujian kualitas udara di masyarakat sekitar kawasan industri
baja, Oktober–Desember tahun 2014
No

1
2
3
4
5
6
7
8

Parameter

SO2
CO
NO2
O3
Debu
PB
CH4
F

Standar
Baku Mutu*

900 / 1H
30000 / 1H
400 / 1H
235 / 1H
230/24H
2/24H
160 / 3H
3/24H

Unit

μg/Nm3
μg/Nm3
μg/Nm3
μg/Nm3
μg/Nm3
μg/Nm3
μg/Nm3
μg/Nm3

Hasil Pengukuran (Lokasi)
Tegal
Ratu, RT
16 RW 6
55.00
2 236.00
87.00
61.00
72.00