Pertumbuhan dan Produksi Ubikayu dengan Berbagai Ukuran Stek

I

PERTUMBUHANDANPRODUKSIUBIKAYUDENGANBERBAGAIUKURAN
STEK
Suwarto·e , Nunl Khumaida1, Munif Ghulamahdit, Angga Waluya%, dan Emma Fajar Ayu2
1 Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
2Alumni Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
*E-mail:wrtskm@yahoo.com HP:08128004454

ABSTRAK
Kendala penanaman ubi kayu dengan stek berskaia luas untuk industri adalah keterbatasan bibit.
s・エゥセー@
hektar memerlukan bibit 10000-15000 stek batang. Stek batang berukuran 20-25 em dengan 1012 n!mta-tunas-diperoleh dan pertanaman sebelumnya dengan rasio perbanyakan 1:10. Suatu penelitian
untuk meoghemat bahan stek atau meningkatkan rasio perbanyakan telah dilakukan dengan mengkaji
pengaruh berbagai ukuran stek terhadap pertumbuhan dan produbinya. Penelitian berl2DgSung pada
AguStus 2010-Juti 2011 di Kebun Pereobaan Cikabayan IPB, Dannaga, Bogor. Empat varietas ubikayu;
Adira-l, Adira-4, Malang-4 dan UJ-5 digunakan sebagai petak utama dengan stek 4,6,8, dan 10 mata
tunas sebagai anak petak. jオュャーセ@
mata hmas stek tidak berpengaruh nyata terhadap daya tumbuh stek,
tinggi batang pada 14-16 minggu ウ・エセャ。ィ@
tanam (MST) dan saat panen umur 50 MST,jumlah umbi pada

8 MST dan 16 MST, hobot basah umbi pada 16 MST dan saat panen, panjang dan diameter umbi pada
saat panen. Penggunaan stek 4 mata tunas dapat menghemat penggunaan bibit atau meningkatkan rasio
perbanyakan ubi kayu dengan pertumbuhan dan produksi umbi tidak berbeda nyata dengan stek 6, 8, dan
10 mata l'.mas. Rata-rata tiI).ggi tanaman keempat taraf mata tunas pada saat panen 274.5 em, jumlah
オュ「セ@
11.9, diameter umbi 5.7 em, panjang umbi 25. 9 em, diameter umbi 5.8 em dan bobot basah umbi
5.32 kg pertmuunan. Perbedaan pertumbuban dan produksi umbi terjadi hanya oleh pengaruh perbedaan
varietas. Varietas UJ-5 mempunyai batang lebih tinggi, jumlah umbi lebih banyak, dan bobot umbi basah
i・「ゥセ@
berat dari ketiga varietas lainnya.

KaJ kund: bibit, stck., mata tunas, rasio perbacyakan, produksi umbi
PENDAHULUAN

pada ubi kayu merupakan kandungan
substrat yang baik untuk menghasilkan
glukosa sebagai produk antara etanol.
Berbagai
manfaat
tersebut

telah
meningkatkan
perkembangan
llsaha
industri atau pabrik pengolahan berbahan
ubi kayo di Indonesia dalam dekade
terakhir ini. Industri tersebut umwr.nya
dibangun dengan kapasitas besar sehingga
memerlukan bahan baku dalam jumlah
banyak dan kontinyu. Untuk memasok
bahan baku diperlukan pengembimgan
budidaya ubi kayu berskala iuas.
Salah satu faktor kritis dalam
pengembangan ubi kayu berskala luas
adalah ketersediaan bibit. Ubi kayu
diperbanyak dengan bibit berupa stek
batang berukuran panjang 20-25 em
dengan 10-12 mata tunas. Kebutuhan bibit
ubi kayo
untuk budidaya

secara
monokultur adalah 10.000-15.000 stek
perhektar. Dengan ukuran stek tersebut
maka rasio perbanyakan bibit ubi kayu
banya mencapai 6 hingga 10. Artinya dari
tanaman ubi kayu yang dipanen seluas 1

Ubi kayu mempunyai potensi
produktivitas tertinggi, mencapai 71 tonlha
atau 1,045 kJlha (de Vries dalam Alves,
2005), diantara tanaman surnber pangan
lain seperti padi, jagung, kentang, gandum,
sorgbum, dan pisang.
Cock dan EIShahcawy (1988) rnelaporkan bahwa ubi
kayu memiliki suhu optimum yang tinggi
untuk fotosintesis (35 cC), kisaran suhu di
キゥャセケ。ィ@
budidaya antara 25 - 35°C; titik
jenUb cahaya tinggi, fotorespirasi rendah,
dan titik konpensasi C02 rendah. Dengan

suhu optimum untuk fotosintesis yang
tinggi, ubi kayu akan menjadi tanaman
yang diuntungkan ketika sunu bumi
merungkat oleh pemanasan global sebingga
pengembangannya untuk sumber pangan
dan eoergi berpeluang besar akan
berkela.yutan.
:I
Selain sebagai bahan pangan,
menurut Supriyanto (2006) ubi kayu
potensial dan prospektif sebagai bahan
baku bioetanol. Kandungn pati yang tinggi

542

hektJr hanya dapat meneukupi untuk
penanaman bam seluas 6 hingga 10 hektar.
Selairt itu, dengan ukuran stek tersebut
akan Imenyebabkan biaya transportasi bibit
mahal bila hams didatangkan dari luar

wilayah
serta
memerlukan
ruang
penatnpungan bibit yang luas. Salah satu
cara I y.mg diharapkan dapat mengatasi
masalah
tersebut
adalah
dengan
memperpendek
ukuran
litek
atau
menW.ll1mgi jumlah mata tunas. Namun
penghrangan. ukuran stek tersebut harus
tetap mampu menghasilkan pertumbuhan
yang! baik dan produksi yang tinggi.
Berkhitan dengan hal terse but, suatu
ー・」セjゥエ。ョ@

telah
diIakukan
untuk
menget,lhui pengaruh ukuran panjang stek
terhaf.iap pertumbuhan dan produksi empat
varietas ubi kayu.

umur 1 bulan setelah tanam (BST),
sedangkan KCI seluruhnya diberikan pada
umur 2 BST. Pengendalian gulma, hama
dan penyakit diIakukan sesuai keperluan.
Pembumbunan
dilakukan
bersamaan
dengan pengendalian gulma dan pada 4
minggu
setelah
tanam
(MST)
dipertahankan 2 tunas terbaik.

Daya tumbuh stek dihitung tiap
satu minggu, mulai 1 MST sampai 4 MST.
Tinggi dan batang diukur tiap dua minggu, ,
mulai 2 MST sampai panen (50 MST).
Pertumbuhan dan produksi umbi meliputi
jUlI1Jah umbi, bobot umbi basah, panjang
dan umbi diukur pada 16 MST dan saat
panen. Panen ubi kayu dilaksanakan
dengan mencabut tanaQ1an beserta umbi,
membersihkan tanah pada umbi, memotong
umbi dan menimbangnya. Analisis ragam
digunakan untuk mengetahui pengaruh
periakuan, dilanjutkan dengan analisis niIai
tengah dengan DMRT (Duncan's Multiple
Range Test) pada taraf nyata 5% untuk
periakuan yang berpengaruh nyata.

MATERI DAN METODE
!


Penelitian dilaksanakan di Kebun
bulan
Pereobaan Cikabayan IPB ー。、セ@
AguJtus 2010 sampai bulan Februari 2011.
eューセエ@
varietas ubi kayu yakni Adira-l,
Adira-4, UJ-5 dan Malang-4 sebagi petak
utama, ditanam dengan stek bennata tunas
4, 6,18, dan 10 sebagai anak petak. Tiap
periakuan diulang 3 kali sehingga terdapat
Ukuran petak
48 petak percobaan.
percobaan
adalah
4
m
x
5 m dengan
I
populasi 20 tanaman. Budidaya tanaman

dilaksanakan mengaeu kepada teknik
budi?aya ubi kayu yang baik. Tanah diolah
dan dibuat guludan. Stek ditan;im di tengah
guludan dengan jarak:r-ID'-i').. ᄋゥエセ@
Bagian
stek セァ@
dimasukkan ke dalam tanah saat
penahaman adalah 2 mata tunas, sisanya
berada di permukaan tanah. Tanaman
dipupuk Urea, SP-36, dan KC1, dengan
dosh! masing-masing 200, 150, dan 150 kg
ha-! (Suwarto, 2005). Seluruh dosis SP-36
dan 113 dosis Urea diberikan saat
penanaman, 213 dosis Urea diberikan pada

HASH.. DAN PEMBAHASAN

Panjang stek
Panjang stek dari masing-masing
jumlah mata tunas pada tiap varietas tertera

pada Tabel 1. Semakin sedikit jumlah mata
tunas semakin pendek ukuran stek.
Dengan semakin pendek ul'UIaD stek maka
akan terjadi peningkatan rasio perbanyakan
bibit jika dibandingkan dengan ukuran stek
pada umumnya, yakni 25 em. Tampak'
bahwa panjang stek dan peningkatan rasio
perbanyakan dipengaruhi oleh karakteristik
varietas, terutama pada karal1er jarak
antardua mata tunas. Varietas Adira-l
mempunyai jarak antardua mata tunas yang
Iebih dekat dibandingkan ketiga varietas
lainnya. Sebaliknya, varietas Adira-4
mempunyai jarak antardua mata tunas yang
paIingjauh.

I

543


Tabel!. Panjang stek dan peningkatan rasio perbanyakan bibit menurut jumIah mata tunas pada
stek
JumIah mata tunas
Peningkatan rasio perbanyakan
4
10
6
8
4
6
8
10
•••••••••••• CIn•••••••••
........kali lipat ........ .
Adfra-l
Adita-4

4.2
7.3

6.2
11.5

8.2
17.7

lJJ-S

6.2

8.8

MaI1l1lg-4

6.0

9.7

11.2

11.6

22.8
14.5

6.0
3.4
4.1

4.1
2.2
2.8

13.2

17.2

4.2

2.6

3.0

2.2.

1.4
2.2

1.1
1.7

1.9

1.S

I

Kecepatan dan daya tumbuh stek
Stek dengan 4, 6, 8, dan 10 mata
tunas mempunyai kecepatan tumbuh dan
daya tumbuh yang tidak berbeda nyata
unttik keempat varietas. Pada umur 1
MST, hampir seluruh stek telah bertuiias
、・ョセ。@
persentase bertunas 99-100%

(Tabel 2). Keberhasilan stek untuk tumbuh
ditentukan antara lain oleh cadangan
karbohidrat pada bahan stek.
Dengan
demikian stek paling pendek dengan 4 mata
tunas masih memiliki cadangan karbohidrat
yang cukup untuk pertumbuhan tunas dan
akar.

Tabe12. Pengaruh Varietas dan JumIah Mata Tunas terhadap Daya Tumbuh Stek Ubi Kayu
lJmur(MST)
Perlakuan
1
2
3
4

i

Varietas

Adira-l
Adira-4
lJJ-5
Malang-4

99.17
98.75
99.58
100.00
99.38

4
6

98.33
99.58
100
99.58
99.37

Rata-rata

JumIah Mata Tunas
I

8
10

Raut-rata

........... %...............
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
99.58
100.00
100.00
100.00
.99.90
...........%...............
100.00
99.58
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
99.90

100.00
100.00
100.00
99.58
.99.90
99.58
100.00
100.00
100.00
99.90

ubi kayu di awal pertumbuhan hingga umur
24 MST.
Stek dengan 4 mata tunas
menghasilkan tanaman yang lebih pendek
(Tabel 3). Hal ini disebabkan stek dengan
jumlah mata tunas sedikit atau berukuran
lebih pendek memiliki cadangan makanan
untuk awal pertumbuhan yang lebih sedikit
karena cadangan makanan terdapat di.
dalam batang ubi kayu sebagai bahan stek.
24
MST
Setelah
umur
pertumbuhan tinggi tanaman ubi kayu
melambat. Pada akhimya tinggi tanaman

Basil penelitian di atas tidak sesuai
dengan pemyataan Sinthuprama (1980),
bahwa stek yang Iebih pendek mempunyai
persentase daya tumbuh yang lebih kecil.
Effendi (2002) juga menyatakan bahwa
stek i yang lebih pendek mempunyai
persbntase kemampuan tumbuh yang lebih
kecil dibanding dengan stek yang lebih
panjang brena kehilangan bahan makanan
akan lebib cepat.
Tinggi tsnaman
Jumlah mata tunas pada stek
berpengaruh nyata terhadap tinggi batang
544

I

dati stek dengan 4 mata tunas tidak berbeda

Adira-l adalah yang paling pendek (239C

Jumlah Mata Tunas

Umur(MST)
4 Mata Tunas
10.86c
30.43c
67.59b
108.74
140.064b
167.697b
198.583a
214.805a
232.943a
257.250a

4
8
12
16
20
24
28
32
36
40

6 Mata Tt.:uas
13.50b
34.52b
78.31a
116.25
145.909ab
177.008ab
201.807a
217.887a
240.139a
26i.361a

8 Mata Tunas
14.73a
38.55a
75.Bab
115.33

10 Mata Tunas
14.43ah
36.l1ab
77.03a
114.78

149.480a
177. 119al:200.500a·
214.279a
235.250a
256.028a

154.155a
182.478a
201.687a
215.641a
235.944a
254.418a

em),
diikuti
Malan
g-4
(261 h
em),
Adira4 (275h
em),
dan
terting
gi
adalah
varieta

s UJ-5

, 44
273.943a
280.055a
270.973a
273.194a
(323a
em). Hal ini sesuai karakteristik varietas,
nyataldengan stek 6,8, dan 10 mata tunas.
I Sejak
awal
bingga
akhir
oleh Balitkabi (2001) dinyatakan bahwa
pertumbuhall, tinggi tanaman ubi kayu
tinggi tanaman Adira-l adalah 1-2 m,
hanya dipengaruhi secara nyata oleh
Malang-4 adalah > 2m , Adira-4 adalah
varietas (Gambar I). Pada urnur 44 MST,
1.5-2.0 10 dan U1-5 adalah> 2.5 m.
Tabel3. Pengaruh Jumlah Mata Tunas pada Siek i.erhadap Tinggi Tanaman Ubi Kayu
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yag sarna parla kolom yang sarna menunjukkan
tidal berbeda nyata menUr.lt uji DMRT pada taraf 5%.
I

:1:

z-::..:
A";

1

E

ie

5

セNMZB@

t = 1

."

__セN@

150

1iO 100
セ@

i=

.,'

-,'

••セB⦅@

LCセ@
セC@

f-

セ@

.......Lセ@ ...........

.........

..

2SO

200

./

...

..•..

' .'

セ@

....セGB@

jMZNセ^BG@

. . . ..

•. _.__________________
••••••••• Amra-I

- - - - - ----- AdiIa-4

--W-5

.'

KMセ

-.-.- Malang4

o +---.. ---.---...,.--..... - -..ᄋMLセtN@
4

8

U
セ@

W
セN@

u

n

セ@ セ@ セ@

Umur{MSI)

Gambar 1. Pertumbuhan tinggi tanaman empat varietas ubi kayu
umbi, pada 16 MST adalah 13.5 umbi, dan
oada 50 MST adalah 12.1 umbi (fabe14).
セ@
Jumlah umbi ubi kayu hanya
dipengaruhi oleh varietas.
Tabel 5
menunjuld