3.3.6.1. Ilustrasi
Gambar 3.16. Citra atas dan hasil proyeksi vertikal bawah
3.3.6.2. Algoritma Cara kerja dari proses ini dijelaskan dengan psuedocode berikut
: 1.
[] = ∑ []
′
௦ ௧
ୀ
3.3.7. Proses 4.3. Segmentasi vertikal
Proses ini adalah untuk memotong citra sesuai dengan hasil proyeksi vertikal, dan dengan ambang batas tertentu. Proses ini adalah
untuk mendapatkan bagian-bagian not balok.
3.3.7.1. Ilustrasi
Gambar 3.17. Hasil segmentasi vertikal
3.3.7.2. Algoritma Cara kerja proses ini dijelaskan sebagai berikut :
1. cari index pertama dari hasil proyeksi thres masukan dalam
variable indexAwal 2.
cari index berikutnya dari hasil proyeksi thres masukan dalam variable indexAkhir
3. lakukan copy array dari i = 0 sampai height image, j =
indexAwal sampai indexAkhir – 1 : citra bagian baru[i] [j-indexAwal] = citra biner partitur[i][j];
4. citra bagian baru ditambahkan dalam array citra bagian.
5. laku
3.3.8. Proses 4.4. H
Proses ketukan, kare
C. Sedangka penutup.
3.3.8.1. Ilustr
Gambar
3.3.8.2. Algo Cara ke
1. hapu
2. jika
pert 3.
jika terak
3.3.9. Proses 5.1. D
Proses Proses ini m
noise setelah kukan proses 1-3, untuk index sampai width imag
. Hapus kunci, penutup dan jenis ketukan
es ini adalah menghilangkan kunci, penutup arena semua dianggap ketukan 4 dan bermain p
kan penutup merupakan sebuah garis diakhir, seb
strasi
ar 3.18. Penghapusan kunci,dan jenis ketukan
lgoritma kerja proses ini dijelaskan sebagai berikut :
apus bagian pertama setiap baris ka baris merupakan baris pertama maka hap
ertama berikutnya ka baris merupakan baris terakhir maka hapus
rakhir dalam baris tersebut.
. Deteksi garis lurustangkai not
es ini bertujuan mencari posisi sebuah garis luru menggunakan operasi konvolusi dan juga meng
lah dikenai operasi konvolusi. 32
age.
p dan jenis n pada kunci
ebagai tanda
apus bagian
us 2 bagian
urus vertikal. enghilangkan
3.3.9.1. Mendapatkan matrix konvolusi deteksi garis lurus. Pada penelitian ini untuk mendapatkan matrix konvolusi
deteksi garis lurus, adalah sebagai berikut : 1.
Tentukan dimensi matrix. Karena titik-titik penyusun garis lurus memiliki susunan matrix
0 1 0 maka dapat ditentukan bahwa matrixnya akan berdimensi 1 x 3
2. Karena titik tersebut tidak memiliki pixel baik di kanan
maupun disebelah kiri, maka jika terdapat pixel harus dapat merubah nilai tengah. Contoh perhitungan kemungkinan I :
0 1 1 ∗ = 0 + = 0
= − Contoh perhitungan kemungkinan II :
1 1 0 ∗ = 0 + = 0
= − Dari kedua persamaan diatas jika diambil suatu nilai
konstanta untuk y adalah 1, maka z dan x adalah -1. Sehingga didapatkanlah matrix
−1 1 −1.
3.3.9.2. Ilustrasi
Gambar 3.19. Contoh citra not balok
Contoh diatas dikenai dengan operasi konvolusi [-1 1 - 1]. Maka akan menghasilkan garis-garis lurus.
Gambar 3.20. Hasil operasi konvolusi gambar 3.19.
3.3.9.3. Algoritma Cara kerja proses ini dijelaskan sebagai berikut :
1. kenai citra bagian not balok dengan operasi konvolusi
menggunakan matrix konvolusi 1 x 3. [−1
1 −1]
2. lakukan penghilangan noise untuk citra bagian not balok, jika
terdapat matrix berikut dalam citra tersebut maka akan dianggap noise dan akan dihapus.
1 3.
lakukan proyeksi vertical untuk mendapatkan posisi garis lurus.
4. Untuk setiap hasil proyeksi 0, maka akan disimpan sebagai
posisi garis lurus.
3.3.10. Proses 5.2. Pengenalan jenis bagian