Image Processing Feature Extraction Citra Biner Proyeksi Citra

7

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang dapat mendukung penelitian, diantaranya image processing, proyeksi, konvolusi, dan feature extraction.

2.1. Image Processing

Secara umum image processing menunjuk pada pemrosesan gambar 2 dimensi menggunakan komputer. Citra digital merupakan sebuah larik array yang berisi nilai-nilai real maupun kompleks yang direpresentasikan dengan deret bit tertentu. Suatu citra dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi fx,y berukuran M garis dan N kolom yang dimana x dan y merupakan koordinat dan f merupakan amplitudo pada koordinat x,y yang dinamakan intensitas atau tingkat keabuan dari citra pada titik koordinat tersebut Putra, 2010, Pengolahan Citra Digital, hal. 19. Citra dapat ditulis dengan matrix sebagai berikut :

2.2. Feature Extraction

Ekstraksi fiturFeature Extraction merupakan bagian fundamental dari analisis citra. Fitur adalah karakteristik unik dari suatu objek citra. Karakteristik fitur yang baik memiliki syarat seperti berikut : 1. Dapat membedakan suatu objek dengan yang lainnya. 2. Memperhatikan kompleksitas komputasi dalam memperoleh fitur. Semakin rendah tingkat kompleksitas komputasi maka akan semakin baik. 3. Tidak terikat dalam arti bersifat invarian terhadap berbagai transformasi. 4. Jumlahnya sedikit, karena fitur yang jumlahnya sedikit akan menghemat waktu komputasi dan ruang penyimpanan untuk proses berikutnya. Ekstraksi Fitur yang digunakan dalam citra terdapat 3 ekstraksi fitur yaitu : - Ekstraksi bentuk shape - Ekstraksi warna color - Ekstraksi tekstur texture

2.3. Citra Biner

Citra biner merupakan citra yang hanya memiliki 2 kemungkinan nilai pixel, 1 dan 0. Nilai 1 merupakan warna putih sedangkan nilai 0 adalah warna hitam. Citra biner biasanya disebut citra BW Black and White atau citra monokrom. Untuk menyimpan data 1 pixel hanya dibutuhkan memori sebesar 1 bit. Citra biner sering muncul sebagai hasil segmentasi, pengambangan, morfologi atau dithering Gambar 2.1. Contoh citra biner

2.4. Proyeksi Citra

Proyeksi citra merupakan teknik pemrosesan citra dimana jumlah level pixel dari sebuah citra dihitung sepanjang baris lebar citra tersebut untuk mendapatkan proyeksi horizontal dan sepanjang kolom tinggi citra tersebut untuk mendapatkan proyeksi vertikal. Proyeksi tersebut digambarkan dalam bentuk histogram. Tinggi histogram akan menunjukkan banyaknya pixel pada baris atau kolom tertentu. Gambar 2.2 Contoh histogram horizontal-vertical sumber : Burger. 2008. Digital Image Processing. Dengan rumus perhitungan sebagai berikut : ∑ = = M j v j i S i P 1 ] , [ ] [ ∑ = = N j h j i S i P 1 ] , [ ] [ Berikut merupakan penjelasan mengenai cara kerja proyeksi beserta segmentasi terhadap citra biner potongan partitur not balok. Gambar 2.3. Contoh citra potongan partitur Gambar 2.4. Hasil proyeksi vertikalbawah dan horizontal kanan Untuk membentuk matrix citra seperti diatas bukan hanya membuat citra biner, namun citra tersebut harus dinegasikan, agar objek diwakili dengan angka 1 dan background diwakili angka 0 Hasil proyeksi vertikal digunakan untuk melakukan proses segmentasi, yang dimana akan melakukan pemotongan dengan nilai ambang adalah 5 jumlah garis. Gambar 2.5. Proses segmentasi Gambar 2.6. Hasil segmentasi didapatkan 2 objek gambar

2.5. Konvolusi