Gambar 2. 3 Representasi Citra RGB 2.2. Binarisasi
Binarisasi adalah proses untuk membuat warna citra menjadi hitam dan putih. Binarisasi yang baik adalah proses binarisasi yang mampu membedakan antara
background dengan foreground. Pemisahan background dan foreground tersebut didapatkan dari hasil pencarian nilai ambang thresholding.
Ada 3 kemungkinan ketika mengenakan proses threshold kepada citra, yaitu : a.
Nilai Threshold terlalu tinggi, akibatnya citra yang terpisah menjadi tergabung.
b. Nilai Threshold terlalu rendah, akibatnya sebuah citra menjadi terpotong –
potong. c.
Nilai Threshold sesuai dengan kebutuhan.
2.3. Thinning
Thinning adalah proses menghapus titik hitam dan mentransformasikannya menjadi garis tipis yang disebut sebagai skeleton Wang dan Zhang, 1988. Seperti
yang sudah dibahas dalam bab I, bahwa proses thinning merupakan salah satu proses yang penting dalam pemrosesan citra. Thinning berperan dalam membantu mengenali
inti dari pattern dan mengurangi memori yang tidak perlu sehingga dalam pemrosesan citra menjadi lebih ringan. Dimulai pada tahun 1950-an keinginan untuk
meminimumkan informasi yang penting untuk diproses, sehingga muncullah ide untuk membuat algoritma thinning. Dan sampai sekarang sudah banyak berkembang
algoritma yang serial maupun parallel.
2.4. Metode Thinning A Fast and Flexible Thinning
Sebelum menggunakan A Fast and Flexible Thinning, berikut adalah istilah dan peraturan dalam algoritma A Fast and Flexible Thinning :
1 Neighbours
Untuk setiap pixel yang memenuhi syarat, memiliki masing – masing 8 tetangga.
Syarat urutan untuk setiap tetangga adalah mulai dari pixel yang akan dihapus tersebut, kemudian ke pixel yang berada diatasnya lalu mengikuti arah jarum jam.
Pixel yang akan dihapus dilambangkan dengan qi,j, citra yang akan menjadi input adalah citra biner. Dengan kata lain, qi,j hanya akan bernilai 0 atau 1.
Gambar 2. 4 Pixel dan Neighbours
Gambar 2. 5 Digit pattern
huruf ‘Y’ menurut Wang-Zhang 1988 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Contour Point
Contour point adalah pixel yang memiliki paling sedikit 1 pixel tetangga yang berwarna putih, dengan kata lain pixel yang berada di pinggir dari pattern
tersebut. Bedasarkan Gambar 2.5. yang menjadi contour point adalah a, b, c, d,
dan seterusnya. 3
Contour Loop Contour loop adalah serangkaian contour point yang berkesinambungan
membentuk sebuah pola. Dalam Gambar 2.5. terlihat bahwa jumlah contour loop
pada pola ‘Y’ adalah 1, sedangkan pada kasus – kasus tertentu jumlah contour loop bisa lebih dari satu.
4 Sucessor dan Previous point
Dalam Gambar 2.5. misalkan kita mengambil contoh point k, maka sucessor-nya
adalah j, dan k. Sebaliknya, maka previous point-nya adalah l jika menghitung
dari pixel n. Sucessor adalah pixel yang ada setelah pixel yang sudah ditentukan
untuk dihapus, sedangkan previous adalah pixel sebelum mengenai pixel target. 5
Sucessor function Misalkan saja p menjadi pixel yang diproses, maka x adalah previous point, dan z
menjadi sucessor point dari p. Kemudian sucessor function-nya menjadi z = sx,p.
6 Syarat – syarat penghapusan
a
1 Bp 7, dimana Bp adalah jumlah pixel yang nilainya taknol
b
Ap = 1, Ap adalah jumlah transisi dari 1 ke 0 mulai dari p sampai p7.
c
p[2] + p[4]p[0]p[6] =0 atau p[0] + p[6]p[2]p[4] =0
Gambar 2. 6 Pseudocode A Fast and Flexible Thinning Algorithm
Wang dan Zhang, 1988
2.5. One Pixel- Thickness