Ruang Lingkup TUJUAN Modul GP Sosiologi KK E

3 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 KONFLIK SOSIAL

A. TUJUAN

Setelah mempelajari materi modul Masalah Konflik Sosial peserta diklat diharapkanmampu: 1. Membedakan konsep konflik sosial dengan benar 2. Menjelaskan bentuk-bentuk konflik dengan benar 3. Mengurai masalah konflik sebagai fenomena sosial dengan benar

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Indikator pencapaian kompetensi dalam kegiatan pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu: 1. Menjelaskan konsep dasar konflik sosial 2. Menjelaskan teori konflik sosial 3. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab konflik sosial 4. Membedakan bentuk-bentuk konflik sosial 5. Menemutunjukkan alternatif pemecahan konflik sosial.

C. URAIAN MATERI 1. Latar Belakang

Di manapun keberadaannya, setiap manusia selalu terlibat interaksi dengan orang lain. Hal itu untuk mencukupi kebutuhannya. Agar semuanya berjalan teratur, maka masyarakat manusia memerlukan aturan-aturan guna mencapai tujuan bersama. Namun seiring perkembangan zaman, interaksi sosial yang berjalan teratur dapat berubah sehingga terjadi adanya konflik sosial. Konflik sosial bisa dipicu oleh beberapa hal, antara lain adanya anggota masyarakat yang tidak paham dengan tujuan kelompok atau masyarakat. Misalnya seseorang yang sesekali berbicara dengan kata-kata ‘kotor’ diselingi umpatan, sedangkan di sekitarnya ada beberapa anak yang sedang memperhatikannya. Konflik juga dapat berlangsung karena norma- norma sosial yang ada tidak membantu anggota masyarakat mencapai 4 tujuan. Hal ini terlihat saat didengung-dengungkannya profesionalitas di lingkungan suatu organisasi. Pada saat anggotanya ada yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan seniornya, dia tidak bisa menduduki kepengurusan, karena terbentur oleh aturan atau budaya yang ada di organisasi, dimana senior lebih diutamakan budaya senioritas. Selain hal di atas masih banyak lagi penyebab konflik yang berkembang dalam masyarakat. Konflik yang berlangsung dalam masyarakat dapat terjadi antar individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok. Banyak contoh kasus yang terjadi di masyarakat Indonesia saat ini, apalagi sejak adanya reformasi tahun 19981999, kebebasan berpendapat di depan umum mulai marak bahkan terkadang tidak terkontrol. Misalnya bentuk pertentangan dengan adanya demonstrasi yang berakhir dengan tindakan anarkhi, berupa perusakan pagar, melakukan pelemparan benda ke aparat atau gedung sampai ada yang rusak. Konflik sosial memang tidak bisa hilang dalam masyarakat, namun apakah membiarkan terjadinya konflik berlangsung tanpa aturan dan ditunjukkan begitu saja tanpa kendali? Anggota masyarakat pasti tidak menghendakinya. Maka konflik perlu dikelola, dalam arti disalurkan melalui media yang tepat, misalnya dengan perundingan atau musyawarah, sehingga konflik tidak mengarah pada merusak barang orang lain atau melukai fisik orang lain. Dalam kerangka itulah, setiap anggota masyarakat perlu mengetahui dan mempelajari apa itu konflik, apa penyebabnya, dan saluran apa yang dapat digunakan untuk meredam konflik. Sehingga anggota masyarakat paham bahwa konflik sebagai peristiwa yang biasa terjadi, tidak perlu dihindari dan konflik bisa diselesaikan dengan cara yang baik. Maka sosialisasi tentang konflik sosial perlu diberikan melalui lembaga formal seperti sekolah-sekolah. Untuk tujuan tersebut, maka bahan ajar ini dibuat agar wawasan tentang konflik sosial lebih luas, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat dalam menghadapi konflik yang ada.