38
konflik lingkungan. Namun dalam kenyataannya konflik tidak selalu berdiri sendiri berdasarkan akar masalahnya. Konflik dapat berdimensi luas yang
berakar dari berbagai sumber. Alternatif pemecahan konflik dapat dilakukan dengan berbagai cara,
konflik horisontal biasanya mengedepankan penyelesaian dengan jalan damai melalui kompromi, mediasi, maupun arbitrasi. Sedangkan konflik
vertikal memerlukan bangunan rekonsiliasi yang berpihak pada rakyat.
G. UMPAN BALIK
Setelah membaca kegiatan pembelajaran dalam modul ini apakah Anda memperoleh pengetahuan baru, yang sebelumnya belum pernah Anda
pahami, apakah materi yang diuraikan mempunyai manfaat dalam mengembangkan materi sosiologi, khususnya masalah sosial? Setelah Anda
membaca kegiatan pembelajaran dalam modul ini rencana tindak lanjut apa yang akan Anda lakukan?
39
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
KEKERASAN SOSIAL
A. TUJUAN
Setelah mempelajari materi modul Kekerasan Sosial peserta diklat diharapkan mampu:
1. Membedakan konsep kekerasan sosial dengan benar 2. Menjelaskan bentuk-bentuk kekerasan sosial dengan benar
3. Mengurai masalah kekerasan sebagai fenomena sosial dengan benar
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Indikator pencapaian kompetensi dalam kegiatan pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu:
1. Menjelaskan konsep kekerasan sosial 2. Menjelaskan tipologi kekerasan sosial
3. Mengidentifikasi faktor-faktor pedorong tindak kekerasan sosial
C. URAIAN MATERI 1. Konsep Kekerasan Sosial
Istilah kekerasan berasal dari bahasa Latin ’violentus’, yang berarti
keganasan, kebengisan,
kadahsyatan, kegarangan,
aniaya, dan
pemerkosaan Fromm, 2000. Tindak kekerasan, menunjuk kepada tindakan yang dapat merugikan orang lain, misalnya: pembunuhan,
penjarahan, pemukulan, dan lain-lain. Soerjono Soekanto 2002: 98, mengartikan kekerasan violence
sebagai penggunaan kekuatan fisik secara paksa terhadap orang atau benda. Selain penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, kekerasan juga
bisa berupa ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat yang mengakibatkan trauma,
kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau perampasan hak Narwoko dan Suyanto, 2000: 70. Berdasarkan pengertian tersebut,
dapat diperoleh pemahaman bahwa tindak kekerasan merupakan perilaku sengaja maupun tidak sengaja yang ditunjukan untuk merusak orang atau